Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

• DUA PULUH ENAM •

Delapan Belas Hari Setelah Kematian Karen.

SMA Nusantara, Jakarta.

Ngedate yuk?

Stella memejamkan mata dan menggeleng kuat-kuat di depan pintu kelasnya sekarang, berusaha menepis ingatannya akan ucapan Samuel semalam sebelum bertemu dengan cowok itu. Ia lalu memegang tali totebag berwarna hitam di pundaknya erat-erat dan menarik napas, membulatkan tekadnya untuk berpura-pura bersikap normal di depan teman sebangkunya seolah tidak ada sesuatu yang terjadi tadi malam sebelum akhirnya memberanikan diri untuk masuk ke dalam kelasnya.

Karena tidak bisa tidur semalaman akibat satu kalimat keramat dari Samuel, Stella jadi terlambat bangun pagi ini dan sepertinya ia juga sedikit ketinggalan dibandingkan dengan Samuel yang kini sudah lebih dulu duduk di kursinya. Stella melihat Samuel sudah berada di tempat duduknya dan tampak santai seperti biasa seolah memang tidak terjadi apa-apa semalam.

Namun netra hitam Stella mendapati cowok itu tidak sedang sendirian, karena Clara kini duduk di sampingnya dan mereka tampak mengobrol di sana.


Stella kemudian berpikir mungkin keberadaan Clara bisa menjadi alasan baginya menghindari Samuel--barang sebentar saja--sampai cewek itu melupakan perkataan Samuel tadi malam dan kembali terbiasa dengan keberadaan cowok itu. Cewek berzodiak Capricorn itu lantas menghampiri meja Clara dan duduk tanpa permisi dengan santai hingga membuat sang pemilik kursi dan Samuel langsung menoleh kepadanya dengan ekspresi bingung.

"Stell? Kok duduk di sana?" Clara menggaruk tengkuk lehernya dan beranjak dari kursi milik Stella. "Gue tadi lagi nanyain tugas matematika ke Samuel, tapi sekarang udah selesai. Lo bisa duduk di--"

Stella berbalik dengan cepat dan buru-buru menyela, "Boleh tukeran tempat duduk nggak, La?"  sebelum Clara sempat menyelesaikan kata-katanya.

Kedua alis Clara sempat terangkat naik karena kaget. "Kenapa? Tumben lo mau duduk di depan." lalu melihat Samuel yang sama sekali tidak bergeming dari kursinya, "Kalian nggak lagi berantem, 'kan?" dan bertanya dengan nada curiga.

Stella melirik Samuel yang tampak masih mengamati pembicaraan antara dirinya dan Clara sesaat sebelum akhirnya ia kembali menatap memohon kepada sahabatnya itu dengan sedikit memaksakan senyum di bibirnya. "Anu ... gue harus duduk di sini soalnya mata gue lagi sakit hari ini. Kalau duduk di tengah-tengah, pemandangan gue ketutup sama si Bombom," dalihnya.

Bombom, siswa paling gendut di kelas pun menoleh karena merasa namanya disebut-sebut. Namun Stella langsung membalas tatapan Bombom dengan ekspresi apa-lo-liat-liat-kesini hingga cowok bertubuh tambun itu mendengkus kesal dan membuang pandangannya ke arah lain.

"Boleh 'kan, La?" tanya Stella memastikan.

Clara melihat Samuel yang duduk dengan ekspresi santai--seperti biasa--dan ke Stella bergantian sebelum akhirnya mengangguk mengiyakan. "Oke, nggak apa-apa." Lalu kembali duduk di kursi Stella.

Mereka akhirnya bertukar tempat duduk sampai bel istirahat berbunyi. Clara, Samuel dan Stella kemudian memutuskan untuk pergi ke kantin bersama-sama untuk merayakan kembalinya Clara pada mereka. Namun siapa sangka, mereka justru menemukan Juna dan Dimas sedang duduk bersama di meja pojok--yang biasa digunakan Juna--hingga membuat mereka semua bergabung dan akhirnya bisa berkumpul kembali seperti dahulu.

Karena Dimas sangat antusias dengan kemunculan Clara, cowok bermata sipit itu tiba-tiba saja menarik tubuh Clara untuk duduk di sampingnya dan membuat Stella merasa canggung karena harus duduk di antara Juna serta Samuel pada meja yang sama. Entah karena kedua cowok itu mengatakan sesuatu yang menyangkut 'perasaan' atau sedang terbawa suasana saja, Stella jadi merasa tidak nyaman berada di dekat keduanya sekarang. Jantungnya mendadak berdegup kencang dan tubuhnya terus ingin bereaksi tak normal.

"Mau makan apa, Stell?" tanya Juna.

"Nasi goreng atau bakso?" timpal Samuel.

Stella melihat Juna dan Samuel bergantian dengan bingung. Sejak kapan mereka berdua mau repot-repot nawarin makanan? "Gue pesen--"

"Gue pesenin nasi goreng aja ya," sela Juna, kemudian bangkit dari kursinya.

Namun belum sempat cowok itu melangkah ke meja pemesanan, Samuel sudah ikut berdiri dan berseru, "Enggak, gue beliin bakso aja ya." dengan sangat antusias.

Hingga membuat Stella terperanjat dan membulatkan matanya tak percaya. Ia bukan hanya kaget karena keduanya secara tidak langsung sudah menyatakan perasaan, tapi juga karena kedua cowok itu sudah terang-terangan untuk menunjukkannya di muka publik.

Stella mungkin kaget, tapi bukan hanya dirinya yang terkejut di sana. Dimas dan Clara bahkan saling bertukar pandang karena terheran-heran dengan kelakuan tak biasa yang ditunjukkan secara mendadak oleh Samuel dan Juna. Karena mereka semua tahu bahwa Juna terlalu malas peduli terhadap orang lain dan Samuel selalu asyik dengan urusannya sendiri. Lalu hari ini, kedua makhluk paling antipati di antara mereka berenam itu justru menunjukkan sikap yang berbeda untuk Stella.

"Gue rasa Stella belum bilang dia mau makan apa, deh," ucap Dimas memecah suasana canggung di antara mereka.

Karena sampai Dimas membuka suara, Juna dan Samuel masih berdiri dan saling berpandangan dengan tatapan dingin yang membuat atmosfer di antara mereka justru berubah menjadi tidak nyaman.

"Lo mau makan apa, Stell?" tanya Clara, membantu Dimas.

Yang kemudian ditanggapi baik oleh Stella. Ia tersenyum tipis dan mengedikkan bahunya cepat. "Gue nggak makan apa-apa, lagi diet soalnya," jawabnya tanpa rasa bersalah yang justru membuat Samuel maupun Juna langsung buru-buru kembali ke tempat duduk dengan ekspresi kikuk. "Tapi kapan lagi kita bisa kumpul kaya gini, 'kan?"

Dimas terkekeh geli di tempatnya karena menyaksikan ekspresi kedua temannya yang menahan malu sebab kelakuan mereka sendiri sebelum akhirnya melihat Samuel. "Kok duduk, Sam? Emangnya lo nggak mau makan? Lagi diet juga kaya Stella?"

"Gue makannya ntar aja pas balik bareng Stella," tutur Samuel santai.

"Stella balik bareng gue hari ini."

Semua orang yang duduk di meja itu sontak langsung menoleh ke arah Juna dengan eskpresi kaget hingga membuat cowok bertubuh tinggi itu mengangkat kedua bahunya dan menyilang kedua tangannya di dada. "Emangnya salah kalau Stella balik bareng gue? Dia kan teman gue juga. Lagian, Stella mau bayar utang sama gue."

Tentu saja Stella langsung menoleh tajam ke arah Juna. "Utang? Sejak kapan gue ngutang?"

Samuel pun menimpali, "Gue juga ada perlu sama Stella sore ini."

Melihat kelakuan kedua temannya yang konyol, Clara pun segera menengahi. "Kalian berdua kesambet setan apa, sih? Jadi mendadak care gini sama sahabat kalian? Lagian, emangnya kalian berdua nggak tahu ya kalau hari ini Stella pasti pulang dijemput sama orang tuanya?"

"L--lo tau darimana, La?" tanya Stella berhati-hati.

"Hari ini kan hari ulang tahun pernikahan orang tua lo. Masa gue lupa?" Clara tersenyum lembut. "Terakhir kali kan orang tua lo bikin acara yang gede banget dan untuk pertama kalinya, kita semua naik kapal pesiar mewah seharga jutaan dollar itu. Mana mungkin gue lupa. Lo semua juga masih inget, 'kan?"

"Wah, iya!" sahut Dimas bersemangat. "Kira-kira tahun ini, mereka mau ngerayain hari pernikahan mereka dimana ya, Stell? Kita semua pasti diundang kan kalau ada acara?"

Juna, Samuel, Clara dan Dimas kini menatap Stella penasaran. Namun mendapati tatapan penuh harap yang terselip dari sorot pandangan teman-temannya itu, Stella justru tertawa pahit dan tanpa sadar meneteskan air matanya, lagi. Ia tertawa keras sampai ke empat sahabatnya itu kebingungan dan cemas dalam waktu yang bersamaan.

Lalu, dengan berani, Juna memegang tangan Stella dan menatapnya dalam-dalam hingga cewek itu berhenti tertawa dan menoleh ke arah cowok yang duduk di samping kanannya. "Stell, are you okay?"

***
Halo semuanya...
duh, ku paling sering lupa bikin author note wkwkwk
tapi di part ini, aku mau tahu pendapat kalian tentang cerita ini sekaligus aku mau bikin give away kecil-kecilan.
Syaratnya adalah kalian isi semua pertanyaan di bawah ya.

1. Menurut kalian, siapakah cast yang cocok untuk memerankan Stella, Juna, Samuel, Clara dan Dimas?

2. Menurut kalian, sejauh ini, bagaimana sih ceritanya? Membosankankah? Membingungkan kah? Bikin kesal? Atau justru kalian suka? Alasan kalian suka cerita ini tuh apasih dan tag 3 teman kalian di wattpad ya.

4. Wajib follow akun ini dan tambahkan cerita BESTFRIENDS ke reading list kalian (yg bisa dibaca orang lain atau umum) ya.

Aku mau bagi-bagi pulsa 10k untuk 3 orang pemenang dulu.

Periode give away mulai tanggal 15 Juni - 20 Juni 2020 dan akan diumumkan tanggal 20 Juni 2020 pukul 16:00 WIB ya.

Kalo give away periode 1 rame, kedepannya aku akan lebih sering bikin give away buat pembaca setia cerita ini.
Terima kasih ya.

Salam,
penulis.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro