Perennial sticks
Setelah seminggu penuh murid-murid tingkat pertama menghabiskan waktu mereka dengan mengikuti ujian.
Hari ini, mereka dikumpulkan di Aula sekolah karena akan ada pengumuman dari kepala sekolah mereka.
" Selamat Pagi, terimakasih karena kalian pergi ke Aula ini untuk mendengar pengumuman dari saya.
untuk sekarang, kalian boleh libur selama tiga hari karena kalian semua telah mengikuti ujian. Nanti, hasil ujian kalian akan di digabung yaitu ujian fisik maupun non fisik. Dan akan di nilai, jika sudah di nilai. Para guru akan melihat, dua orang diantara kalian semua yang mendapat nilai tertinggi. Akan menjadi perwakilan untuk murid tingkat pertama. Sampai disini, apakah ada yang ingin ditanyakan? " ucap Ibu Violina pada murid murid tingkat pertama.
Tak berapa lama, seorang Siswa berdiri dari tempat duduknya dan bertanya " selama tiga hari itu, apakah kita boleh pergi dan menginap di luar asrama? "
Ucapnya dengan suara sedikit keras Lalu kembali duduk ke tempat duduk nya.
Walaupun, siswa itu duduk di barisan belakang. Tetapi Ibu Violina bisa mendengarnya.
" Boleh, kalian bebas memilih untuk pergi menginap kemana saja selama itu di daerah kota ini. kalian hanya diperbolehkan untuk pergi ke rumah keluarga kalian. Namun, jika ada yang ingin tinggal di asrama dan hanya menghabiskan waktu liburannya dengan berjalan - jalan tidak apa - apa. " ucap Ibu Violina panjang lebar.
" baiklah, cukup sampai disini pertemuan kita. Saya ucapkan terimakasih pada Murid murid yang sudah datang kesini. Selamat Pagi. " ucap Ibu Violina lalu berjalan menuju belakang panggung yang juga di iringi banyak suara tepuk tangan.
Tak berapa lama, Semua Murid Murid sudah diperbolehkan untuk keluar dari Aula.
Semua murid satu per satu keluar dari Aula. Ada yang langsung pergi menuju asrama mereka, pergi menuju Ruang makan dan sebagainya.
Calestia dan teman-temannya sekarang pergi menuju perpustakaan dan menuju ruang rahasia untuk bertemu Suvdan dan Dalain.
Ditengah perjalanan, semuanya berhenti berjalan kecuali Leia. Mereka seperti merencanakan sesuatu.
" hei, kalian tahu. Hari ini adalah hari ulang tahun Leia " ujar Yuna sambil Tersenyum penuh arti
" benarkah? Kenapa kamu tidak memberitahu ku? " ucap Edward serius.
" bagaimana jika kita menyiapkan hadiah nya mulai dari sekarang? " ucap Yuna yang tidak menanggapi pertanyaan Edward. Sementara Edward hanya mengomel dalam hati.
" bukankah sekarang kita ingin bertemu Suvdan dan Dalain? " ucap Fiorenza datar.
" benar juga ya. Oh, atau begini saja..." ucap Yuna mengantungkan kata - kata nya saat melihat Leia yang berjalan kearah mereka. " apa yang kalian bicarakan? " tanya Leia
" ah..itu... bagaimana ya, oh tentang Sejarah. iya, iya betul " ucap Yuna sambil tersenyum lebar yang memperlihatkan deretan gigi nya.
" kenapa kalian tidak mengajakku? " tanya Leia lagi.
" karena... karena... ah sudahlah, kenapa kita tidak bertemu Suvdan dan Dalain sekarang? " ucap Yuna berusaha mengalihkan topik.
" baiklah. Ayo " ucap Leia mendahului yang lain.
Semua temannya bernafas lega dan menyusul Leia.
Suara geseran dari pintu rahasia perpustakaan terdengar. Dan akhirnya menemukan dua orang didalamnya.
" halo semuanya. Aku merindukan kalian " ucap Dalain girang dan itu membuat William sedikit merona. Lalu Kennard? Dia hanya tersenyum tipis menanggapi nya. Bukan dengan rona di pipinya lagi.
" kami hanya tidak bertemu kalian selama satu minggu. Jadi, kenapa kalian harus rindu? " tanya Kennard. " hei, bukan aku yang merindukan kalian. Tetapi Hanya Dalain kau tahu itu " balas Suvdan yang berusaha menahan emosinya.
" baiklah, baiklah. Oh ya jadi, kalian mendapatkan sesuatu? " ucap William kepada Suvdan dan Dalain.
Dalain menggangguk " iya, kami mendapatkan petunjuk lain dari Perennial sticks. Yaitu sebuah surat yang menunjukkan dimana tempat disimpan nya Perennial sticks yang sebenarnya. Tetapi, kita harus menyelesaikan teka - teki nya. " ucap Dalain panjang lebar dan menunjukkan surat yang Dia temukan di taman sekolah.
" sebaiknya kita duduk terlebih dahulu. Lalu, mencoba menjawab Teka - teki nya " ucap Calestia yang disetujui oleh teman-teman nya.
Mereka semua pun duduk di tempat yang kosong. Sebagian laki - laki ada yang berdiri.
Setelah itu, semua orang mencoba membaca Tulisan di surat itu dengan baik dan tenang.
Sampai Yuna menjawab sesuatu
" jika tidak salah, sepertinya tempat yang dimaksud adalah Danau "
" menurut ku, itu sebuah sungai " tebak William
" bukan, sepertinya itu sebuah pantai " kali ini Edward
" mungkin sebuah Akuarium " ucap Kennard santai.
Seketika semua diam lalu langsung tertawa lepas. Kennard yang melihatnya tampak bingung.
" kenapa kalian tertawa? Apakah ada yang lucu? "
" ppft Kennard, di surat ini mengatakan jika kita akan mengambil Perennial sticks. Mana mungkin sebuah tongkat bisa ada dalam Akuarium-ppft " ucap Edward yang berusaha menahan tawa nya.
" sepertinya aku butuh air minum. Karena aku kurang fokus " ucap Kennard lesu.
" ah sudahlah, sekarang aku ingin bertanya. Di kota ini apakah ada Danau yang tersembunyi? Atau sebuah perairan yang memang jarang dikunjungi banyak orang? " tanya Suvdan serius.
" hmm... sepertinya ada. kalau tidak salah dikota ini ada sebuah Rawa yang mungkin jarang dikunjungi banyak orang. Padahal kata orang yang pernah kesana pemandangan nya indah. " ucap Calestia yang sedang berpikir keras.
" Calestia benar. Jadi, bagaimana jika kita kesana? " tanya Nylon. Lalu memanggil semua temannya kecuali Leia.
" dan kita bisa merayakan Ulang Tahun Leia disana. Walaupun hanya membawa kue dan beberapa hadiah " tambah Nylon dengan nada berbisik.
" benar, lalu kita akan melumuri muka Leia dengan krim di kue. Lalu selanjutnya yang lain. Mungkin yang paling lucu adalah Jeremmy " ucap Kennard sambil tertawa kecil.
Disisi lain semua temannya kecuali Leia dan William menatap Kennard dengan tatapan yang mungkin menyeramkan. Terlebih lagi Jeremmy yang memperlihatkan tatapan mematikan dari balik kacamata nya.
Merasakan Aura yang tidak mengenakan, Kennard melihat. Kearah teman teman dan langsung ngidik ngeri. Sementara William bergumam " akhirnya, kau bisa merasakan apa yang aku rasakan Kennard. Ditatap dengan tatapan yang menyeramkan "
" Tolong hentikan tatapan itu. Aku hanya bercanda " ucap Kennard memelas. Akhirnya semua temannya kecuali Leia dan William menghentikan tatapan mengerikan mereka.
" bagaimana jika kita bersiap - siap sekarang? " Usul Kennard ragu.
Semuanya setuju dengan usul Kennard.
Merasa kesepian, Leia berjalan kearah yang lain.
" kalian ini, jika sedang berdiskusi kenapa tidak mengajakku juga? Aku merasa di pojokkan disini. " omel Leia.
" eh, maaf Leia. Tetapi, kami tadi mendiskusikan tentang tempat penyimpanan Perennial sticks. Benar kan? " ucap Melody seraya menatap satu per satu teman-teman nya.
" bukan, ini tentang- " ucapan Kennard terhenti karena kakinya diinjak oleh Jeremmy ditambah lagi tatapan mematikan yang berusaha disembunyikan dari teman-teman nya kecuali Leia.
" maaf, Sepertinya Kennard memang membutuhkan air minum sekarang " ujar Jeremmy dengan muka seperti tidak berdosa. Padahal dia sudah menginjak kaki Kennard.
" Oh begitu, baiklah sekarang ayo kita siap - siap. Dan, kita berkumpul di taman sekolah. Setuju? " kata Leia yang disetujui oleh semua temannya.
Semuanya pun keluar dari ruang rahasia. Kecuali Suvdan dan Dalain.
__________________
Di taman sekolah
Setelah Semua sudah melakukan kegiatan masing-masing, mereka berkumpul Di taman sekolah dengan memakai baju bebas.
Tak lupa masing - masing dari mereka membawa tas yang isinya adalah Hadiah kecil dan keperluan lain dan ditambah satu kota sedang berisi kue, lilin dan pisau plastik. Yang sedang di bawa oleh Yuna.
Sejak tadi, Leia terus bertanya apa isi kotak itu. Teman - teman nya hanya mengatakan jika itu Rahasia.
Kenapa mereka harus merahasiakan ini dari Leia?.
Karena ini adalah sebagian dari rencana mereka. Membuat Leia Penasaran dan akhirnya mengetahui apa isinya Di waktu yang tepat.
Sudah 20 menit mereka menunggu. Tetapi, mereka belum bisa menemukan Dalain dan Suvdan.
" kenapa mereka berdua selalu datang paling terakhir " ucap Melody yang sekarang memakai Sweater dan celana panjang. Dan juga membawa tas Biolanya. Entahlah, tetapi Calestia menyuruhnya untuk membawa biola Untuk berjaga - jaga.
Tak lama, datang dua orang anak seusia mereka dengan baju bebas.
Namun, melihat rambut mereka berdua. Calestia dan teman-temannya merasa familier.
" hai semua! Maaf telah menunggu lama " ucap perempuan berambut biru laut yang di gerai bebas.
" apakah kau Dalain dan Suvdan? " tanya Melody memastikan.
" tentu saja! Kami hanya menganti baju kami. Apa itu salah? " ucap Dalain.
" tidak... kami hanya terkejut walaupun sedikit. karena perubahan kalian " ucap Melody datar.
" Baiklah, apa kalian sudah mendapatkan izin untuk pergi dari kepala sekolah kalian? " tanya Suvdan
Jeremmy mengangguk " kami diberi Izin. Dan sebaiknya kita harus cepat "
Semua pun setuju dan mereka pun pergi Keluar Sekolah dan berjalan kaki menuju tempat yang akan di tuju.
Mereka memilih berjalan kaki karena jarak dari sekolah ke Rawa itu tidak jauh. Dan mereka tidak akan menemukan kereta yang memiliki tujuan Ke sebuah Rawa.
Setengah jam mereka berjalan. Walaupun tadi mereka istirahat sejenak.
Akhirnya mereka sampai di depan depan sebuah Rawa.
" Akhirnya kita sampai disini " ucap William Gembira.
" tetapi, dimana tempat sembunyi nya? Kita hanya menjawab satu teka - teki. Sementara masih ada satu teka - teki lagi " ucap Fiorenza dengan wajah datarnya.
Tak jauh dari tempat mereka berdiri, ada sebuah perahu dayung yang sepertinya terseret ke tanah.
Karena penasaran, Leia berjalan menuju perahu itu dan saat sudah didekat perahu, Dia mendapatkan sebuah surat yang digulung.
Leia pun mengambil surat itu dan memanggil teman-temannya untuk pergi ke sana. Semua temannya pun berjalan di dekat Leia dengan tatapan penasaran.
" aku mendapatkan sebuah surat dari perahu itu, siapa tahu kita bisa menjawab Teka - teki yang kedua itu. " ucap Leia.
Semua temannya pun setuju dan meminta Leia membukanya.
Leia pun membuka Surat itu.
Ikutilah aliran air ini, maka kalian akan mendapatkan sebuah tempat para patung menyeramkan tinggal.
Dan kalian akan mendapatkan apa yang kalian mau.
" itu berarti, kita harus mengarungi Rawa ini. Tetapi, kita naik apa? " Tanya Edward yang tampak berpikir keras.
" kenapa kita tidak menaiki perahu ini saja? " ucap Nylon sambil menunjuk perahu didepannya.
" oh iya. Kenapa tidak terpikirkan oleh ku " ucap Edward.
" tunggu, tetapi perahu ini hanya bisa dinaiki empat orang. Berarti kita membutuhkan Dua perahu lagi " ucap Kennard.
" kalian tenang saja, biar aku yang mengurus ini " ucap Suvdan sambil menyeringai.
" sekarang aku membutuhkan dua benda yang sama besarnya seperti perahu itu " ujar Suvdan sambil melihat ke kanan dan ke kiri.
Tak jauh dari sana, ada dua buah kayu berukuran sedang yang sudah di potong rantingnya dan akarnya.
Alih alih Suvdan ingin mengambil kayu itu satu per satu, teman teman nya yang laki - laki maju dan Mengusulkan untuk membawa kayu itu bersama - sama.
" biarkan kami membantumu, karena akan sangat membosankan jika hanya melihat mu bekerja keras sendirian sementara kami tidak melakukan apa - apa " ucap William Mewakili teman-teman laki-laki nya. Yang mungkin menurut Kennard bisa di namai dengan Model ' Sekumpulan lelaki sejati '.
Sementara Suvdan hanya tersenyum tipis lalu mengangguk setuju. Dengan semangat, Nylon dan teman laki - laki saling membantu untuk mengangkat kedua kayu itu.
Sampai akhirnya kedua kayu sudah dipindahkan ke depan Suvdan. Terlihat bahwa Nylon dan teman-teman nya yang mengangkat kayu sekarang sedang duduk karena lelah. Sementara teman-teman perempuan memberikan mereka minuman. Model ini dinamai oleh Kennard Dengan nama ' Dewi - Dewi dari Khayangan '. Karena gerakan para perempuan yang begitu anggun dan murah senyum.
Walaupun tidak semua teman perempuan mereka murah senyum. Bahkan ada yang sampai tidak pernah berekspresi dan datar.
Di sisi lain, Suvdan merapalkan sebuah mantra pengubah benda di depan dua Kayu. Sampai mantra Suvdan selesai, dua kayu itu bersinar terang Dan tak berapa lama cahayanya meredup dan dua kayu itu berubah menjadi dua perahu beserta dayung nya.
" akhirnya selesai, ayo sekarang kita pergi! " seru Suvdan. Semua pun yang sedang menikmati masa - masa indahnya (?) langsung beranjak dan pergi ke dekat Suvdan. " baiklah, bagaimana jika aku, Melody, Nylon dan Calestia akan naik perahu pertama. William, Yuna, Leia dan Edward akan naik perahu kedua dan Fiorenza, Kennard, Dalain dan Suvdan naik di perahu ke tiga. Apa kalian setuju? " ucap Jeremmy panjang lebar.
Semua temannya pun setuju dan menaiki perahu masing - masing.
Setelah perahu perahu itu sudah berada di atas air, mereka pun mulai mendayung dan mendayung. di sepanjang Rawa, terdapat tanaman tanaman Air dan pohon pohon besar. Namun, disini sinar matahari masih bisa masuk ke dalam Rawa.
Sampai Akhirnya setengah jam Mereka lalui dan menemukan sebuah Gua yang besar di tepian Rawa itu. Jeremmy pun mengusulkan untuk pergi ke Gua itu. Semua Setuju dan menepikan perahu mereka secara sejajar.
Setelah mereka turun, mereka mulai berjalan masuk ke dalam Gua. Di dalam Gua tersebut ada sebuah lubang di atas Gua jadi, disana tidak terlalu gelap.
Semuanya segera mencari keberadaan Perennial sticks. Sampai Mata Melody tertuju pada sebuah benda panjang berwarna coklat dengan sedikit berwarna merah dan tanaman rambat yang mengelilingi benda itu.
' sepertinya itu Perennial sticks ' batin Melody.
" hei, sepertinya kita sudah mendapatkan Apa yang kita inginkan. " ucap Melody sambil menunjuk tempat Perennial sticks berada.
" wah... benar. itu Perennial sticks! " ucap William semangat.
" Baiklah, sekarang kita ambil tongkat itu. " ucap Nylon yang ditanggapi Anggukan setuju dari teman-teman nya.
Nylon pun maju dan tangan kanannya sudah mulai bergerak maju mengambil tongkat. Namun Belum sampai Nylon menyentuh tongkat nya, ada suara yang mengejutkan Nylon. Bahkan teman - teman nya pun ikut terkejut.
" seharusnya kalian tidak boleh kesini! Dan juga, tongkat itu milik kami. Jadi, jangan coba - coba menyentuhnya " ucap seorang dengan suara datar. Dan menampakkan wujudnya dari dalam kegelapan Gua Yang tidak terkena matahari.
Jika kalian mengira bahwa yang muncul adalah seorang manusia, itu salah besar. Karena sekarang bukan manusia wujud asli dari suara itu, melainkan sebuah patung berwajah menyeramkan dan disusul oleh patung lain Di belakangnya yang sama menyeramkan nya.
" oh, halo Bung! Lama tak berjumpa. Aku lupa namamu siapa " ucap William yang berusaha menutupi rasa takutnya dengan berkata layaknya dia sudah mengenal dua patung itu sejak lama.
" namaku " ucap patung yang tadi berbicara. " Eve "
Kelihatannya William sekarang terkejut. Sama dengan William, teman-teman nya kecuali Fiorenza dan Suvdan juga terkejut. " kenapa kalian terkejut? Kami tahu jika kami hanya sebuah patung berwajah menyeramkan. " ucap Eve datar.
William berdeham " jangan berkata seperti itu, aku mengatakan ' Bung ' kepada semua orang. Walaupun dia laki - laki, perempuan, patung Laki - laki, dan patung Perempuan. "
" tunggu, lalu siapa patung yang ada di belakangmu?" tanya Melody. " dia Phill " balas Eve singkat.
Setelah itu, semua berkumpul kecuali Eve dan Phill.
" bagaimana ini? Kita harus merayu nya agar dia bisa memberikan tongkat nya. " ucap Calestia. Tiba - tiba Kennard mendapatkan sebuah ide. " biarkan aku mencoba ' sihirku ' "
Ucap Kennard yang membuat semuanya heran.
Kennard pun maju di depan Eve
" kau tahu, kau adalah patung paling indah sepanjang sejarah. Bahkan tongkat itu pun juga mengakuinya sampai dia harus berada paling jauh dengan mu. " ucap Kennard sambil menunjukkan beberapa Pose nya yaitu 'ucapan rambut kejutan', ' si pelaut muda ' dan ' tukang kayu yang tersesat '.
" maaf, aku tidak akan terpengaruh dengan itu " ujar Eve dingin. Membuat Kennard terkejut " padahal aku sudah berlatih selama ber minggu - minggu untuk ini " ucap Kennard Frustasi. Sementara William hanya menepuk pundak temannya itu dan berkata " sudahlah, jangan sedih. Lagipula memang kenyataan bahwa hati sebuah patung akan sekeras batu." . Tiba - tiba sebuah ide muncul di benak William.
William pun maju dan berlutut dengan satu kaki sambil mengulurkan tangan " Eve, bisakah kau berdansa dengan ku walau sebentar saja?. Walaupun setelah itu kami akan pergi jauh dari sini ". Dan itu membuat teman-teman nya terhenyak.
Wajah Eve yang menyeramkan sekarang tampak melunak. " aku belum pernah diajak berdansa oleh siapapun, dan aku tidak tahu harus bilang apa ". Tangan Eve menggenggam tangan William. William pun berdiri dan bersiap untuk berdansa.
William menoleh ke arah Melody lalu menganguk pelan seperti mengatakan mainkan-biolamu.
Dan sepertinya Melody bisa mengetahuinya. Dia pun mengeluarkan biolanya dan alat alat nya.
Entah kenapa, Yuna tidak Suka melihat hal ini. Sampai akhirnya kakinya bergerak menuju depan Phill. " Phill, bisakah kau menari bersama ku. Itu pun jika kau mau " ucap Yuna tersipu.
Jika sebuah batu tidak bisa merona, Mungkin Phill bisa.
" tentu saja bisa. Sekarang genggam tangan batu ku ini " ucap Phill sambil mengulurkan tangan nya yang keras. Dengan senang hati Yuna menerima uluran Tangan Phill.
" mainkan musik nya " perintah William yang disetujui oleh Melody. Melody Pun mulai memainkan Biola nya dengan anggun. Jika didengar lagi, nada yang dimainkan Melody seperti yang pernah dimainkan nya saat bermain Truth Or Dare Bersama yang lain.
Kedua pasangan itu pun menarik sesuai irama. Sementara teman-teman mereka yang lain hanya melihat teman mereka berdua yang sedang berdansa. Lebih tepatnya pada batu.
Tiba - tiba William menoleh sedikit kearah yang lain lalu mengisyaratkan sesuatu dari tatapan nya. Bola mata William bergerak dari tempat temannya berdiri ke tempat penyimpanan Tongkat ajaib ini.
Teman - teman William mencoba mencoba menebak apa yang dimaksud William. " sepertinya William ingin kita mengambil tongkat itu selagi dia masih mengalihkan perhatian kedua Patung itu. " ucap Calestia Sambil membawa kotak yang tadi dibawa Yuna. karena Yuna ingin Berdansa. Jadi Ia menitipkannya pada Calestia.
" mungkin begitu. Baiklah, sekarang kita harus mengambil tongkat itu tanpa sepengetahuan kedua patung itu " ujar Leia yang disetujui oleh teman-teman nya. Yang tidak berdansa sekarang.
Semua pun mengendap - endap dan setelah sampai, Jeremmy mengambil tongkat itu Dan menyembunyikan nya dibalik punggung nya.
Tak lama, permainan Biola Melody selesai begitu juga dengan dansaan dua pasangan itu.
Melody pun membereskan alat Biola nya ke dalam tas Biolanya.
William dan Yuna juga sudah melepas genggaman kedua patung itu dan pamit untuk pulang
Saat mereka sudah hampir sampai di pertengahan Gua, Eve seperti mengatakan sesuatu.
" apakah kalian akan datang lagi ke sini? " tanya Eve.
" mungkin tidak akan pernah " balas William sambil menjulurkan lidahnya.
" jangan pergi! " Phill menggeram. Sepasang gigi menyerupai Sabit muncul di langit langit mulutnya.
Begitu juga dengan Eve yang memperlihatkan wajah menyeramkan dan seperti berlari kearah William dan yang lain.
" lari ! " perintah William yang melihat Eve dan Phill sudah berlari mendekati mereka.
Semua Setuju lalu berlari sekencang - kencangnya. Tetapi yang paling susah berlari adalah Calestia dan Yuna. Karena mereka sedang memegang kotak yang isi nya kue.
Terlihat Eve dan Phill juga berlari. Untungnya mereka semua sampai duluan dan langsung menaiki perahu masing masing. Setelah semua naik, mereka langsung mendayung sekuat tenaga dan berusaha berjauhan dari kejaran Eve dan Phill. Namun, Kedua patung itu berhenti tepat di tepian Rawa, Kennard yang melihatnya berpikir Ternyata Dia baru menyadari jika patung tidak bisa mengambang di atas air.
Setelah sampai, mereka langsung berjalan lagi menuju stasiun. Padahal dari tadi mereka belum beristirahat. Mereka juga tidak jadi merayakan ulang tahun Leia di Rawa itu, dan memilih di sebuah cafe.
Setelah sampai di cafe, mereka langsung menempati tempat yang kosong dan memesan minuman.
Tak lama, seorang Pramusaji datang membawa beberapa minuman ke meja mereka.
" ini pesanannya, selamat menikmati " Ucap Pramusaji itu dan juga dengan senyuman ramah. Lalu pergi meninggalkan meja tersebut.
" tadi itu membuatku lelah sekaligus menyenangkan " ucap William yang setelah itu langsung meminum minuman nya.
" jika kau tidak berkata seperti itu, pasti kita tidak akan kelelahan seperti ini " ucap Melody yang juga sedang menyesap teh yang Dia pesan.
Setelah itu, mereka menikmati Minuman masing - masing. Jika Suvdan dan Dalain membawa minuman sendiri.
Sampai tiba - tiba seruan Edward membuat Semua menatapnya heran " oh aku lupa ingin ke toko bunga! . Kalian jangan membuka kotak itu dulu sebelum aku kembali. ! " lalu beranjak dari tempat duduknya dan berlari keluar cafe dan pergi menuju toko bunga.
________________
Kring
Suara lonceng yang berbunyi menandakan bahwa ada pembeli yang masuk. Saat masuk, Edward disambut berbagai aroma bunga yang sangat menenangkan.
" Selamat Siang, selamat datang di toko bunga kami. Anda ingin membeli bunga apa? " ucap Penjual bunga itu dengan senyum ramah.
" hmm... bisakah kau membantuku untuk mencari bunga yang cocok untuk diberikan saat Ulang tahun " ucap Edward sambil menggaruk tekuk lehernya. Yang pastinya tidak gatal itu.
" oh, memangnya kepada siapa kau akan memberi kan bunga itu? " ucap Penjual Bunga itu kepada Edward.
" Se-sebenarnya, aku akan memberikannya kepada seorang gadis bernama Leia " ujar Edward dengan sedikit rona merah di pipinya.
_______________
" kau kenapa Leia? " tanya Yuna yang melihat Leia yang sedari tadi hanya diam dan tak pernah berbicara. Karena biasanya Leia lah yang paling sering berbicara dan paling ceria di antara semua.
" aku tak sengaja menggigit ujung lidah ku, dan itu sakit " ucap Leia pelan. Yuna hanya tersenyum menggoda " wah~ sepertinya ada seorang laki - laki yang sedang membicarakan mu "
Belum sempat Leia bertanya lebih, suara pintu cafe terbuka dan menampilkan Edward dengan membawa sebucket Bunga berukuran kecil.
Tak lama, Edward pun duduk Ditempat duduk nya sambil mengatur nafasnya yang tadi ter engah - engah karena berlari.
" sekarang, mari kita mulai! " seru Calestia semangat. Namun tidak dengan Leia, dia masih bingung dengan keadaan ini.
" sebenarnya ada apa ini? " tanya Leia heran. Saat melihat teman - teman nya ada yang membuka kotak yang sedari tadi mereka bawa, ada yang membagikan piring kecil beserta sendok ke teman - teman yang lain.
Alih - alih ingin menjawab, Yuna menunjukkan Sebuah kue Red velvet berukuran sedang, dan ditambah beberapa lilin yang sudah menyala.
" untuk Leia Aurelia Oriana. Selamat Ulang Tahun!! " seru semua temannya dengan semangat. Ya... kalian bisa menebak dua diantara mereka hanya mengatakannya dengan suara datar.
" maaf ya, sejak tadi kami jarang berbicara denganmu karena ingin merencanakan ini semua dan ingin membuat kejutan. Walaupun ini tidak terlalu mewah." jelas Melody sambil menggaruk pipinya yang padahal tidak gatal.
Sementara Leia hanya diam dan menatap mereka tidak percaya. Namun, itu tidak berlangsung lama, dan digantikan dengan senyuman paling manis dari seorang Leia.
" nah, sekarang kau boleh meniup lilin ya dan jangan lupa untuk membuat permintaan " ucap Calestia Yang disusul senyuman manis nya.
Leia pun setuju dan mulai membuat permintaan nya dalam hati. Lalu meniup lilin yang ada di kue itu sampai padam.
Semua orang yang ada di cafe itu bertepuk tangan dengan meriah. Sementara Leia hanya menanggapi nya dengan senyum.
" terima kasih semuanya, kalian adalah sahabat terbaik ku " ucap Leia yang bersyukur karena Ia telah dipertemukan oleh orang - orang yang menyayangi nya dan peduli terhadapnya.
Semua temannya hanya menanggapinya dengan senyuman terbaik mereka. Begitu juga dengan Fiorenza dan Suvdan.
Setelah itu, pembagian kue dimulai. Semua memakan kue dengan tenang dan menikmati
Sampai kue nya pun habis.
" baiklah, sekarang saatnya memberikan hadiah " ujar Kennard. Semua nya pun mengambil hadiah mereka dari tas masing - masing dan memberikan kepada Leia.
Jumlah hadiah ini terlalu banyak sehingga dia tidak sanggup membawanya. Sampai akhirnya ada tempat yang bisa ditempati untuk menaruh hadiah - hadiahnya.
Berbeda dengan yang lain, sekarang Edward sedang di goda oleh teman temannya selain Leia.
Terlihat bahwa Edward sedang menyembunyikan sesuatu dari balik punggungnya.
" ayolah Edward, kau pasti bisa Memberikan nya pada Leia " ujar Nylon menyemangati Edward.
" ta-tapi aku masih belum siap" ucap Edward yang sekarang muka nya sudah merah padam.
" baiklah, jika kau belum siap biarkan kau yang membantumu " ucap Kennard Tersenyum licik.
Lalu seperti mendorong pundak Edward Pelan. Dan membuat Edward dan Leia sekarang berhadapan. " hmm.... ini untukmu " ucap Edward sambil menyerahkan sebucket Bunga yang tadi Dia Beli dan sambil menunduk untuk menyembunyikan muka nya yang sudah merah padam.
Begitu juga dengan Leia, sekarang dia bisa merasakan pipinya menghangat.
Perlahan tapi pasti, Leia mengambil bunga itu dan tersenyum bahagia. Semua orang hanya menggoda mereka berdua yang membuat mereka berdua semakin tersipu malu.
Belum selesai sampai situ, satu kejutan yang tak terduga dilakukan oleh Edward. " maaf, bisakah kau menutup mata mu sebentar?" ucap Edward yang ditanggapi Anggukan oleh Leia dan Leia pun menutup mata, dengan Gugup Edward mengambil Pin rambut dengan gaya bunga. Walaupun itu tidak besar.
Edward pun memasang pin rambut itu di rambut Bagian kanan Leia untuk merapikan poni Leia yang sedikit berantakan. Dan saat sudah memasang pin rambut itu, Edward mulai mundur beberapa langkah " sekarang, kau boleh membuka mata mu " Ucap Edward dan Leia pun membuka matanya.
" wah... pin rambut itu sangat indah walaupun kecil. " puji Calestia Dengan Mata berbinar binar.
" dari mana kau mendapatkan nya Edward? " tanya Calestia semangat.
" aku mendapatkannya saat aku membeli bunga itu, katanya itu bonus karena sudah membeli bunga disana " ucap Edward.
" terima kasih Edward " ucap Leia tiba - tiba. " sama - sama " balas Edward sambil tersenyum .
" oh ya, sekarang kita pergi ke sekolah saja. Hari sudah semakin sore " ucap Nylon yang disetujui oleh teman-teman nya.
Mereka pun membayar minuman mereka dan yang lain. Setelah itu pergi menuju stasiun. Membeli tiket kereta dan segera naik kereta. Terkadang mereka bersenda gurau bersama di kereta sampai akhirnya kereta pun sampai di stasiun dekat sekolah.
Mereka pun berjalan keluar kereta dan masuk ke sekolah mereka. saat sudah sampai di sekolah, mereka ke perpustakaan dan memberikan tongkat ajaib itu ke Suvdan dan Dalain.
Setelah itu mereka pergi ke kamar masing-masing untuk melakukan Aktivitas mereka sendiri.
Disisi lain, ada empat orang anak yang sepertinya tingkat kedua menatap sinis Calestia dan teman-temannya yang sudah keluar dari Perpustakaan.
" lihatlah mereka, yang selalu datang ke Perpustakaan tetapi tidak pernah membaca buku. " ucap salah satu dari mereka.
" aku semakin curiga dengan mereka, apa jangan jangan mereka menyembunyikan sesuatu? " ucap yang satu lagi dengan datar.
Sementara teman mereka yang lain hanya tersenyum miring " Ini akan semakin menarik "
____________________________________
Hello
Kembali lagi bersama saya.
Author yang mungkin jarang Update karena krisis Kuota.
Bagaimana ceritanya? Bagus, membosankan, atau apalah :v
Maafkan jika dalam penulisan ada Typo.
Baiklah cukup sekian dari Author.
Have a nice day all!!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro