Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Hutan Andora

Setelah selesai makan siang. Mereka pergi ke taman kota dan menikmati siang hari.

"Jadi, dihari terakhir kita liburan. Kita akan melakukan apa? Kita masih mempunyai banyak kesempatan sekarang" ucap William menaruh kedua tangannya di belakang kepala. "Benar. Kita masih punya banyak waktu sekarang. Jadi, kemana kita akan pergi? Apa kita harus ke hutan untuk berkelana?" Ucap Melody lalu memasang headphonenya. "Melody...untuk apa kita berkelana? Kita mencari benda ajaib seperti ini saja sudah menyusahkan. Bagaimana dengan berkelana? Aku yakin nanti aku akan seperti paman-paman penjelajah yang mempunyai kumis dan jenggot yang tebal. Jika aku disuruh untuk memilih, Lebih baik aku berkencan dengan buku-buku kesayanganku ini" Balas Jeremmy lalu kembali membaca bukunya. Namun Melody masih tak menghiraukannya. Mungin karena Ia mendengarkan musik terlalu besar.

"Mereka berdua aneh" ucap Calestia menatap Melody dan Jeremmy datar. "Kenapa tidak menjadi pasangan saja? Agar nanti bisa dikatan pasangan yang aneh?" Ucap Nylon datar.

"Aku mendengarnya!" Seru Melody dan Jeremmy yang membuat semua tersentak. Calestia dan Nylon terkekeh pelan secara bersamaan. Melody dan Jeremmy menatap tajam kedua orang itu lalu kembali ke aktivitas biasa.

Suvdan hanya bisa menahan tawa melihat dua pasangan itu. Baginya Melody dan Jeremmy sangatlah cocok dijadikan pasangan. Begitu juga dengan Calestia dan Nylon. Namun tatapannya beralih kearah Leia dan Edward yang hanya terdiam sambil melirik satu sama lain dengan semburat merah di pipi mereka.

Suvdan yang penasaran memanggil Nylon dan Calestia. "Ada apa?" Tanya Calestia. "Aku rasa ada sesuatu yang disembunyikan Edward pada Leia, Begitu pun sebaliknya. Sebaiknya kita tanya lebih lanjut pada orangnya. Calestia dan perempuan yang lain berbicara pada Leia sementara Aku dan laki-laki yang lain berbicara pada Edward." Ucap Suvdan yang disetujui Nylon dan Calestia.

Calestia pun berjalan menuju teman-teman perempuannya dan memberi tahukan tentang percakapannya dengan Suvdan dan Nylon. Setelah itu, mereka segera berkumpul mengitari Leia dengan wajah penasaran.

"A-ada apa?" Tanya Leia gugup. "Leia, jujurlah. Kau pasti menyukai Edward bukan?" Tanya Melody yang sekarang menggantungkan Headphone di lehernya. Calestia memajukan wajah penasaranya ke wajah Leia. "Ah...pasti kalian salah lihat atau salah dengar. Aku tidak menyukai Edward." Balas Leia menundukkan wajahnya yang merona. "Leia, tolong jujur saja. Kami ini sahabatmu. Tetapi kalau memang kau tidak mau jujur. Tak apa, kami tidak bisa memaksamu" ucap Yuna yang duduk disamping Leia sambil memegang pundak kanan Leia. "Baiklah, aku memang menyukai Edward" ucap Leia spontan. Tak lama Ia langsung membekap mulutnya sendiri dan wajahnya langsung merah padam. "Baiklah...aku sekarang jujur. Tetapi jangan beritahu Edward. Tolong!" Bisik Leia membuka bekapan mulutnya.

Sementara itu di kumpulan laki-laki. Semua teman laki-laki mereka mengitari Edward dengan wajah penasaran. Edward menatap semua teman laki-lakinya dengan wajah kebingungan "kenapa kalian menatapku seperti itu? Seperti aku ini saksi mata dalam sebuah kecelakaan saja" ucap Edward. "Edward...katakan dengan jujur. Kau menyukai Leia bukan?" Tanya Jeremmy bertanya layaknya seorang polisi yang sedang mengintrogasi seorang penjahat. Sifat tenang dan santai Edward terganti dengan sifat gugup dan gelagapan "tentu saja tidak! Aku tidak menyukai Leia. kalau memang benar. Memangnya kalian mempunyai bukti? Bu-bukanya aku mau tahu atau apa!" Ucap Edward gugup.

"Kami mempunyai banyak bukti. Edward!"

"Satu, kau selalu berada disamping Leia dimanapun dia berada. Tetapi bukan berarti di kamarnya atau di tempat pribadinya juga"

"Dua, saat Leia Ulang tahun. Kau memberikan sebuah bunga dan pin rambut. Padahal, ada banyak hadiah yang lain bukan?"

"Tiga, selain itu kau juga memasangkan sendiri pin rambut itu di rambut Leia dengan perasaan gugup"

"Empat, sifatmu yang santai dan tenang tergantikan menjadi gugup saat berada di dekat Leia"

"Lima, saat di perpustakaan saat itu. Kalian saling bertatapan dengan wajah merona dan degupan jantung yang cepat. Dan kalian bertatapan selama lebih dari delapan detik! Itu karena aku yang menghitungnya dengan sengaja lalu berdeham"

"Tolong, hentikan! Aku tak tahan lagi dengan ini! Semua itu memang benar! Aku memang menyukai Le-" ucapan Edward terpotong saat dirinya membekap mulutnya sendiri seraya mengumpat pada dirinya sendiri.

"Akhirnya kau mengaku."

"Sudah kubilang aku tidak suka dia!"

"Hmm~ dasar pemalu"

"Arrgg! Kalian ini! Aku bilang tidak!"

"Menyebunyikan perasaanmu Edward...? Jika seperti itu, akan kuambil Leia dari dirimu, hohoho"

"Oh...Tuhan. tolong kuatkan diriku ini. Aku tak tahan lagi dengan cobaan yang Kau berikan!"

"Jujurlah...jangan memendam perasaanmu."

"Baiklah! Aku menyerah! Kalian menang sekarang! Bukan berarti aku menyerah karena aku menyukai Leia tetapi ini karena kalian berisik sekali!" Ucap Edward akhirnya menyerah dengan wajah yang sudah merah padam. Semuanya tersenyum penuh kemenangan dan mengetahui bahwa Edward kalah telak. "Jadi...kapan kau akan menyatakan perasaanmu pada Leia?" Tanya Nylon. "Kalian ini. Sudah kuberitahu rahasiaku, sekarang kalian ingin aku menyatakannya pada Leia? Itu tidak mungkin! Leia itu menyukai Kennard!" Ucap Edward memalingkan wajahnya dengan wajah tak suka. Kennard mengernyit tak percaya dan ingin mengatakan sesuatu. Namun William menyikut lengan Kennard dan menggeleng pelan. "Apakah kau yakin?" Tanya Suvdan. Edward hanya menunduk tak menjawab.

"Hei, kalian. Kami ingin ke hutan Andora. Disana ada pesta lampion. Dan akan mulai malam ini!" Ucap Leia girang. Mata Leia melihat kearah Edward yang sekarang kembali menegakkan kepalanya dan menatap Leia dengan tatapan dingin 'kenapa Edward menatapku seperti itu? Apakah dia membenciku?' batin Leia.

Semua temannya berkumpul meninggalkan Leia dan Edward yang sedang dalam keadaan canggung. "Jadi...apa yang Leia bilang?" Ucap Suvdan pada Calestia. "Dia mengatakan jika dia menyukai Edward. Tetapi dia tidak ingin mengatakan pada Edward. Karena pasti ditolak dan Edward menyukai Melody. Itupun menurut Leia" ucap Calestia.

"Edward juga mengatakan hal yang sama. Tetapi dia tidak ingin mengatakannya pada Leia. Karena pasti akan ditolak dan karena Leia menyukai Kennard. Itupun menurut Edward" balas Nylon.

"Kenapa kita tidak membuat mereka berdua menyatakan perasaannya? Agar permasalahan ini cepat selesai" sahut Fiorenza. Yang lain terdiam sejenak mencerna perkataan Fiorenza. "Kau benar!" Seru yang lain selain Edward dan Leia tentunya.

"Hmm...kita cari tempat yang bagus. Kira-kira dimana?" Tanya Dalain berpikir sejenak. "Ah! Aku tahu! Di hutan Andora ada tempat yang bagus untuk menyatakan perasaan!" Ucap Yuna. "Maksudmu hutan bambu yang yang bambu-bambunya di tata secara rapi oleh alam. Dan ditengahnya ada sebuah jalan setapak yang tak terlalu besar" Ucap Jeremmy membaca bukunya. Yuna mengganguk setuju.

"Baiklah...kita atur rencana sekarang dan setelah itu pergi menuju hutan Andora" ucap William yang disetujui teman-temannya.
___________________

Setelah berdiskusi tentang rencana yang mereka buat untuk Edward dan Leia. Mereka akhirnya pergi bersama-sama menuju stasiun kereta. Setelah naik ke kereta, mereka menjalankan rencana mereka. Para perempuan memberi semangat pada Leia untuk menyatakan perasaannya pada Edward. Begitupun para laki-laki yang juga memberi semangat pada Edward.

'Pemberhentian kedua. Stasiun Andora. Bagi yang ingin keluar, silahkan periksa barang anda kembali dan semoga hari anda menyenangkan'

Sebagian orang mulai berdiri dari tempat duduknya dan bersiap keluar dari kereta. Setelah kereta berhenti, beberapa pintu kereta terbuka dan para penumpang mulai berjalan keluar. Termasuk Calestia dan yang lain.

"Yuna, kenapa Edward menatap dingin diriku? Apakah aku membuat sebuah kesalahan?" Ucap Leia yang berjalan disamping Yuna. "Mungkin kau salah lihat Leia. Edward mana mungkin melakukan itu pada sahabatku yang cantik ini? Awas saja, kalau-kalau dia berbuat jahat padamu akan aku hajar dia!" Ucap Yuna tersenyum pada Leia.

Setelah masuk Hutan Andora. Mereka harus menunggu karena antrean yang panjang. Sampai akhirnya kini giliran mereka yang memesan tiket. Suvdan dan Dalain pun maju "tolong dua tiket dewasa dan sepuluh tiket anak-anak." Ucap Suvdan Datar. Sang penjual tiket terlihat kebingungan saat melihat Suvdan dan yang lain. "Tadi Suvdan bilang apa?" Tanya William pada Jeremmy yang tampaknya sedang akur. "Dia bilang, dia memesan dua tiket dewasa dan sepuluh tiket anak-anak. Dan yang dimaksud anak-anak disini yaitu kita semua kecuali Suvdan dan Dalain." Ucap Jeremmy yang masih berkutik dengan buku kesayangannya. William terdiam sejenak lalu berteriak "hei Suvdan! Kami ini bukan anak-anak! Kami seumuran denganmu tahu!"

"Aku hanya bercanda. Baiklah, duabelas tiket remaja." Ucap Suvdan. "Maaf nak, disini kami hanya menjual tiket untuk anak-anak dan dewasa. Memangnya umur kalian berapa?" ucap Penjual tiket itu. "Dipertengahan antara Anak-anak dan Dewasa" jawab Suvdan santai. "Suvdan! Jawablah dengan bersungguh-sungguh!" Bisik Dalain. "Aku menjawabnya dengan sungguh-sungguh. Memangnya ada candaan tadi? Umur kita 'kan dipertengahan antara anak-anak dan Dewasa. Jadi aku tidak salah apa-apa" balas Suvdan acuh tak acuh.

Sang penjual tiket menghela napas "nak, antrean sudah semakin panjang. Atau begini saja. Kalian aku masukkan kedalam golongan tiket dewasa. Karena itu lebih cocok untuk kalian" usul Penjual tiket sambil melihat antrean di belakang mereka yang semakin panjang. "Tetapi aku ini masih rema- humph!" Ucapan Suvdan berhenti saat Dalain membekap mulut Suvdan. "Kami setuju paman. Benar 'kan teman-teman?" Ucap Dalain tersenyum kearah penjual tiket itu. Sementara Teman-temannya yang lain hanya menyetujuinya dengan anggukan. "Baiklah, duabelas tiket dewasa. Ini. Selamat menikmati pemandangan indah hutan ini" ucap penjual tiket itu lalu memberikan beberapa lembar tiket ke Dalain dan tersenyum ramah.

Setelah itu, Dalain membuka bekapan mulutnya dan terkekeh pelan. Suvdan yang melihatnya langsung menatap Dalain kesal. "Itu wajar jika Dalain membekapmu, Suvdan. Kau tadi cerewet sekali. Aku jadi teringat tentang kejadian di festival waktu itu. Kau melakukan hal yang sama." Ucap Kennard tertawa pelan. Suvdan menatap datar Kennard "terserah kau sajalah. Bukankah kita ini memang masih remaja? Yang menurutku masa-masanya orang sedang jatuh cinta Atau mendapat pelajaran lebih untuk menjadi lebih dewasa. Aku benar 'kan?" Ucap Suvdan. William yang mendengarnya segera bertepuk tangan terpukau. Padahal Suvdan hanya berkata seperti itu. "Suvdan. Kata-katamu hebat sekali! Darimana kau mendapatkan kata-kata itu? Aku ingin mempraktikannya dan memperlihatkannya kepada Ibu Sarah" Tanyanya dengan mata berbinar. Yuna memutar kedua bola matanya malas "dia mulai lagi" gumam Yuna malas. Sambil berjalan mengelilingi hutan William terus meminta kata-kata mutiara dari Suvdan.

Sampai akhirnya mereka tiba ditengah hutan yang terdapat sebuah padang rumput luas. Banyaknya Para pengunjung yang berkumpul membuat hutan ini terlihat lebih ramai. Para pengunjung pun sudah memiliki lampion sendiri.

Mereka akhirnya duduk menikmati matahari tengelam yang indah. Sementara Kennard dan Jeremmy pergi mengambil lampion.

Tak berapa lama, Kennard dan Jeremmy kembali dengan membawa satu lampion. "Aku sudah mendapatkannya!" Ucap Kennard seraya mengatur napasnya yang ter engah-engah. William yang melihat kearah Kennard dan Jeremmy langsung tertawa terbahak-bahak. "Kennard. Rambutmu, rambutmu Lucu sekali! Kau juga! Dimana kacamatamu!" Ucap William mengusap air matanya karena terlalu keras tertawa. "Kacamataku terjatuh dan diinjak oleh orang tak dikenal. Rambutku juga di acak-acak oleh penggemar Kennard yang menyeramkan. Tetapi, Untungnya Desy tidak apa-apa dan juga aku masih bisa melihat walau sedikit samar" ucap Jeremmy yang rambutnya sudah teracak-acak dan tidak memakai kacamata mengambil buku yang ada di tasnya lalu memeluknya. "Kukira Desy itu seseorang. Tetapi...sebuah buku?" Tanya Calestia. "Kurasa Jeremmy sudah tak waras" ucap Nylon. Berbeda dari yang lainnya, Melody mendapatkan semburat merah jambu di pipinya saat melihat penampilan tak terduga dari Jeremmy. 'Di-dia terlihat keren tanpa kacamata. Aku akan menyukainya jika dia berpenampilan seperti ini dari dulu!' batin Melody.

"Rambutmu...berantakan sekali. Apa yang terjadi?" Ucap Fiorenza yang masih mengerai rambutnya. Sampai hampir semua orang mengetahui dirinya dan memberi hormat. Dan itu membuat dirinya terganggu.

Kennard menatap malas William lalu sekarang beralih kearah Fiorenza. "Tadi, para pengunjung berdesak-desakan mengambil Lampion. Dengan tekad kuat aku juga ikut masuk kedalam desakan itu. Aku juga memaksa Jeremny untuk masuk. Saat aku masuk, aku menyadari jika posisiku ada di tengah-tengah. Dan saat itulah terjadi. Rambutku acak-acak oleh orang tak dikenal, rambutku dijambak dan juga kakiku diijak sampai aku berteriak. Apakah kalian tidak mendengarnya? Lalu tak sengaja penggemarku juga ada di sana. Dan mereka pun mulai mendekatiku dan Jeremmy lalu mencubit-cubit pipiku. Untung salah satu dari mereka menyuruh teman-temannya untuk berhenti. Sebagai tanda permintaan maaf, ada yang memberikanku satu lampion. Saat kurasa lampionnya kurang, aku ingin mengambil lagi. Tetapi, melihat pemandangan seperti tadi sudah membuat diriku mundur dan tidak mengambil lampion lagi. Aku dan Jeremmy pun langsung pergi" ucap Kennard Panjang lebar. Dan sekali lagi William tertawa diikuti semua sahabatnya kecuali Jeremmy yang sedang berkencan- maksudnya sedang sibuk dengan bukunya.

Sambil menunggu matahari tenggelam, mereka bersenda gurau bersama. Berbagi cerita dan pengalaman.

Tak terasa hari sudah gelap. Padang rumput yang tadinya disinari sinar matahari berganti menjadi sinar dari ribuan lampion dan lampu yang diletakan di berbagai tempat.

"Baiklah!! Kita akan menerbangkan lampion kita bersama-sama sebentar lagi! Siapkan lampion dan harapan anda!"

"Baiklah, kita harus bersiap-siap. Jeremmy, dimana lampionnya?" Tanya Edward. "Bukannya aku sudah memberikannya kepada William?" Jawab Jeremmy tak acuh. "Hei! Enak saja kau berkata seperti itu! Kau tidak memberikannya padaku! Kau memberikannya kepada Kennard" balas William tak terima. "Tenang, aku sudah memberikannya pada Nylon dan Suvdan." Ucap Kennard santai. "Aku tidak memengangnya" ucap Nylon dan Suvdan serempak. Mereka pun saling menyalahkan atas hilangnya lampion itu. "Mereka itu ceroboh sekali" ucap Melody datar. Yang lain hanya menghela napas panjang.

Akhirnya Fiorenza maju kearah sahabat-sahabatnya yang sedang berperang kata sambil mengambil lampion itu. "Hei kalian. Lampionnya sudah ada disini" ucap Fiorenza. Semua yang berdebat langsung menoleh kearah Fiorenza lalu beralih kearah lampion berbentuk tabung yang didalamnya terdapat sebuah sumbu yang sudah di bakar.
"Ah...ternyata disitu lampionnya!" Ucap Kennard girang.

"Baiklah!! Kita menghitung mundur dari sepuluh lalu kita terbangkan lampion-lampion ini!"

"Sudah cepat! Kita berkumpul!" Ucap William lalu pergi menuju tempat dimana Calestia dan yang lain berdiri.

"Sepuluh!"

Mereka semua pun berkumpul dan membuat lingkaran. "Apa harapan kalian? Cepat katakan!" Ucap Yuna panik. " tenanglah Yuna. masih ada banyak waktu" balas William

"Sembilan!"

"Bagaimana ini?! Waktunya tidak cukup untuk kita yang banyak ini!" Ucap William panik. "Kau yang mengatakan untuk tenang. Tetapi kau sendiri yang panik sekarang" balas Yuna datar.

"Delapan!"

"Sudahlah, jika ada yang ingin mengajukan harapan. Katakan saja." Ucap Calestia yang disetujui semua temannya.

"Tujuh!"

"Baiklah aku duluan. Semoga, para penggemarku tidak tergila-gila lagi padaku. Dan Kita akan baik-baik saja untuk selamanya!" Ucap Kennard. "Untuk apa kau memasukkan para penggemarmu?" Tanya Nylon.

"Enam!"

"selanjutnya aku! Semoga kita akan menjadi sahabat untuk selamanya dan semoga orang yang aku sukai akan menyukaiku " ucap Edward dengan rona merahnya.

"Lima!"

"Giliranku. Semoga diriku ini mendapatkan pasangan agar aku tak kesepian." Ucap Jeremmy. "Kau 'kan sudah memiliki Desy" ucap Melody ragu.

"Empat!"

"Semoga orang yang kusuka akan menyukaiku!" Ucap Leia dengan rona merahnya.

"Tiga!"

"Selanjutnya aku! Hmm...aku ingin mengatakan apa tadi?"

"Dua!"

"Semoga persahabatan kita akan bertahan selamanya. Tidak ada pertengkaran dan perpisahan" ucap Calestia dan Nylon serempak. Mereka tersentak lalu saling menatap.

"Satu!"

Semua orang mulai menerbangkan lampionnya keatas. "Calestia! Nylon! Cepat terbangkan lampionnya. Kita ketinggalan jauh dengan lampion orang lain!" Seru William menghentikan tatapan Calestia dan Nylon. "Benar!" Ucap mereka berdua serempak lalu menerbangkan lampion itu.

"Tadi itu kebetulan sekali! Kita bisa membuat harapan yang sama" ucap Calestia tersenyum kearah Nylon. "Kau benar. Tadi itu kebetulan." Ucap Nylon ikut tersenyum. "Itu tadi bukan kebetulan Nylon, Calestia. Itu sering terjadi pada kalian. Dan ini bisa dibilang sebagai takdir!"

"Ti-tidak! Ini hanya kebetulan! Benarkan Calestia?" Ucap Nylon gelagapan. "Tapi kalau dipikir-pikir, Kita sering mengatakan sesuatu secara bersama-sama. Tunggu, apakah itu disebut takdir? Apakah Nylon takdirku?" Ucap Calestia penasaran. 'Kenapa dia menjadi semangat soal itu?' Batin Nylon menghela napas panjang.

"Lampion sudah diterbangkan!! Semoga harapan kita semua akan terkabul. Namun, jika tidak terkabul, anda harus berusaha untuk menggapainya. Baiklah, untuk acara menerbangkan lampionnya sudah selesai. Silahkan nikmati keindahan lainnya di hutan ini."

"Baiklah. Sekarang kita jalankan rencananya" ucap William tertawa jahat diikuti Yuna lalu Calestia dan Nylon. "Mereka kenapa tertawa seperti itu? Aku jadi curiga" ucap Edward. "Abaikan saja mereka. Semua baik-baik saja" balas Suvdan yang ikut tertawa jahat di dalam hati.
_______________

Mereka pun berjalan menuju tempat yang direncanakan. Untungnya jalan setapak itu sedang kosong. Jadi, mereka bisa menggunakannya. "Ah! Aku baru ingat! Aku ingin membeli makanan dahulu" ucap Kennard. "Aku ikut" ucap Fiorenza. Jeremmy, William, Melody dan Yuna juga ikut dengan Kennard.

"Baiklah, semua sudah pergi untuk membeli makanan. Sebenarnya aku ingin pergi bersama Nylon, Suvdan dan Dalain untuk jalan-jalan. Kalian tidak apa disini sebentar 'kan? Tenang, kami tidak akan lama disana" ucap Calestia dengan sedikit memelas. Dengan berat hati, Edward dan Leia menyetujuinya.

Sebelum pergi, Calestia dan Dalain menoleh dan berkata "semangat!" Sambil tersenyum penuh arti. Edward dan Leia yang melihatnya sedikit kebingungan.

Tak berapa lama setelah itu, suasana menjadi Canggung diantara mereka berdua.

"Oh ayolah! Kapan Edward akan menyatakan perasaannya!" Ucap William tak sabar. Yuna membekap mulut William dengan satu tangan.
"Wily! Jangan berisik! Nanti kita ketahuan!" Bisik Yuna. Mereka semua sedang bersembunyi di ujung jalan setapak itu. Di ujung jalan setapak sebelah kiri ada Kennard, Fiorenza, William, Yuna, Jeremmy dan Melody. Sementara di ujung jalang setapak sebelah kanan ada Nylon, Calestia, Dalain dan Suvdan. Mereka tidak benar-benar pergi untuk jalan-jalan atau membeli makanan. Itu hanya rencana mereka.

'Kenapa suasananya jadi canggung sekali!' Batin Edward. "A-ah ba-bagaimana kalau kita bermain saja. Sambil menunggu yang lain bukan?" Ucap Edward tertawa canggung. "Mungkin kau benar" gumam Leia. "Jadi seperti ini permainannya. Kita akan mengucapkan sebuah kalimat secara serempak. Bagaimana?" Usul Edward yang disetujui Leia.
"Baiklah. Kita mulai. Satu, Dua, Tiga"

"Roti lapis"
"Kue kering"
Mereka tertawa ringan menanggapi jawaban masing-masing. "Ternyata kau suka roti lapis. Aku tak menyadarinya" ucap Leia tertawa kecil. "Benar sekali. Aku menyukainya. Baiklah, kita lanjutkan. Satu, dua, tiga"

"Biru"
"Hijau"
Sekali lagi Mereka tertawa menanggapinya. "Ternyata bermain seperti ini menyenangkan." Ucap Leia tersenyum. "Tentu saja" ucap Edward tersenyum lebar. "Baiklah, ayo kita lanjutkan! Satu, dua, tiga!"

"Aku menyukaimu!"

"Demi camilan sehat! Mereka menyatakannya bersama-sama! Ini sangat hebat!" Bisik Kennard semangat bahkan tak sadar memeluk William dan menguncang-guncangnnya. "Kennard, kau terlalu bersemangat. Tetapi Jangan mengungangku seperti ini juga!" Ucap William datar.

Disisi lain, Edward dan Leia terdiam mematung. "Eh....?!" Seru mereka berdua. "T-tunggu dulu! Kau tadi mengatakan hal yang salah, atau memang pendengaranku yang bermasalah? Cepat beritahu aku!" Ucap Edward menampar pipinya dan mencubitnya dengan keras. 'Ini sakit' batin Edward mengusap pelan pipi kanannya yang sudah memerah karena kesakitan dan juga merona. Tak disangka gadis berambut coklat tua itu langsung memeluk tubuh Edward. Semuanya langsung tersentak kaget melihatnya.

"Demi Dewa. Apa yang Leia lakukan? Bukankah saat itu dia mengatakan jika dia tidak akan memeluk Edward karena masih terlalu muda? Dan tolong ingatkan aku bahwa kemarin dia mengatakannya" Ucap Yuna yang masih dalam keadaan terkejut. Tunggu, sepertinya Yuna mengatakan sesuatu yang salah.

"Setidaknya dia sudah membuat Edward mengeluarkan kupu-kupu dari perutnya. Itu saja sudah cukup" balas Jeremmy tersenyum tipis.

"A-apa yang kau...lakukan?" Tanya Edward sambil menunduk melihat atas kepala Leia. "Bodoh" gumam Leia yang membuat Edward tersentak. "Kalau aku memelukmu berarti aku menyukaimu!" Ucap Leia meyembunyikan wajahnya yang merah padam di pertengahan antara Dada dan perut Edward. Menurut Leia, Edward terlalu tinggi untuknya yang termasuk perempuan bertubuh pendek.

Edward tersenyum senang lalu membalas pelukan Leia dengan erat. "Aku juga menyukai mu Leia. Aku sangat bahagia" ucap Edward. "Kau ini baru menyadirinya!" Ucap Leia menampar pelan pipi kanan Edward. Sementara Edward hanya menutup matanya dan tersenyum lega; seperti ingin ditampar lagi oleh Leia karena keimutan yang Leia punya. Bukan seperti yang lain yang menurutnya benar-benar menampar Edward dengan sungguh-sungguh.

"Mereka sungguh pasangan yang serasi. Oh, sebaiknya kita keluar dari persembunyian. Aku takut Edward melakukan sesuatu yang tidak wajar di tempat umum" ucap Nylon. Suvdan menaikkan sebelah alisnya "melakukan sesuatu yang tidak wajar? Contohnya?" Balas Suvdan. "Maaf, aku tidak bisa menjelaskannya. Kalau aku mengatakannya, bisa-bisa kau melakukannya. Dengan...Dalain mungkin?" Ucap Nylon. Tiba-tiba seseorang memukul kepala Nylon memakai surat kabar dengan keras. "Hei! Ini sakit! Siapa ya melaku-" ucapan Nylon terhenti saat melihat Dalain dengan Aura hitam yang mengelilingi dirinya. "Nylon, kenapa kau sebut namaku di dalam perkataanmu tadi." Ucap Dalain.

"Sudahlah Dalain, maafkan Nylon. Dia hanya bercanda. Tolong maafkan dia" ucap Calestia menenangkan Dalain. "Baiklah, aku memaafkanmu. Ini pun karena Calestia" ucap Dalain. "Baiklah, kita keluar sekarang." Ucap Nylon mengusap pelan kepalanya. Semua setuju dan keluar dari tempat persembunyian mereka. Lalu berjalan seperti tidak terjadi apa-apa kearah Edward dan Leia.

"Eh? Kalian berpelukan? Ada apa ini?" Ucap Suvdan berpura-pura heran. "SEPERTINYA ADA YANG HARUS KELUAR DARI TEMPAT PERSEMBUNYIANNYA!!" Teriak Nylon tiba-tiba. Hanya untuk memberi tanda kepada temannya yang masih bersembunyi. "Tadi kau berteriak pada siapa?" Tanya Edward. "Bukan pada siapa-siapa Edward." Ucap Nylon tersenyum lebar. Edward menatap Semua kecuali Leia dengan curiga.

"Hai! Apakah ada yang aku lewatkan?" Ucap Kennard berjalan kearah mereka dengan santainya. "Tidak ada yang kalian lewatkan. Hanya pernyataan perasaan Edward dan Leia yang dinyatakaan mereka secara bersama. Lalu Leia memeluk Edward; menyatakan bahwa seorang gadis bertubuh pendek yang memeluk laki-laki tinggi yang jika dilihat seperti seorang anak memeluk bapaknya" ucap Suvdan datar. "Kalian melihat semuanya?!" Ucap Leia panik. "Hei! Jangan panggil Leia seorang gadis bertubuh pendek! Dan, aku ini tidak terlalu tinggi tahu!" Sangkal Edward. "Kami melihat semuanya dari awal hingga akhir" balas Melody lalu memasang Headphonenya.

"Apa?!"

_____________________
Disisi tersembunyi Hutan Andora

"Leon, kenapa kau juga ikut kemari? Kembalilah ke istana" ujar seorang laki-laki yang cukup terganggu dengan kehadiran seorang gadis disampingnya.

"Kak...aku sudah terlanjur pergi kesini. Lagipula, pergi ke dunia iblis butuh sedikit tenaga. Aku tidak mau tenagaku terkuras. Dan juga, aku ingin membalas dendamku pada Suvdan dan Dalain" ucap Gadis itu mencabut salah satu bunga di bawahnya seketika bunga itu langsung layu.

"Terserah kau saja. Baiklah, sekarang kita harus mengambil buku diary dan golden chair karena itu kesempatan kita yang terakhir"

______________________________________

Halo semua

Aku kembali lagi '-'
Gimana tentang Part ini. Jujur lho... :v nggak boleh bohong pas bulan puasa gini

Baiklah, kita kedatangan pemeran baru sebut saja namanya Melati dan Mawar #slap

Cie...yang udah nyatain perasaannya semoga kalian bisa makin jauh dan jadi jomblo ngenes kayak aku hahaha #ditabok Edward sama Leia.

Diatas ada seragam untuk laki-laki. Bagus nggak? Paati bagus ya kan :v #ngarep kau

Oh iya, aku ucapkan terima kasih sama pembaca setia BFE. aku jadi terharu. Ternyata cerita yang nggak jelas ini banyak yang suka #nggak juga -_-

Ok, sekian dari Hana. Jangan lupa tinggalkan jejak anda berupa comment dan Vote.

Bye~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro