Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Black and White mask

'15 januari

Sudah empat hari aku tidak menulis di diary ini. Banyak kendala yang aku alami sekarang. Seperti tempat untuk istirahat dan bahkan monster-monster yang menyerang aku dan Kevin. Dan baru-baru ini, kami mendapatkan sebuah topeng hitam putih. Tadi, Kevin memakai topeng itu. Dan entah kenapa setelah memakai itu, sifat Kevin berubah dari biasanya yang selalu dingin sekarang menjadi sangat periang. Aku jadi bingung, mengapa jadi seperti ini? Jika boleh jujur, aku lebih menyukai Kevin yang bersifat dingin daripada yang seperti ini. Entah apa yang terjadi padaku sekarang. Apakah aku menyukainya? Ah, tidak mungkin.
Akhirnya aku berusaha melepaskan topeng itu. Butuh sedikit tenaga untuk melepaskannya karena topeng itu seperti menempel di wajah Kevin. Untungnya, sekarang topeng itu sudah lepas dari wajah Kevin. Dia bilang, saat memakai topeng itu, dia tidak merasakan apa-apa. Ini aneh, apakah topeng itu benda ajaib? mungkin saja iya. Dan setelah itu aku pun menyimpan topeng itu, siapa tahu benda itu dapat berguna'

"Hmm...disini tidak dikatakan jika monster apa yang dihadapinya. Baiklah, itu berarti kita harus mencari tahu sendiri monster atau makhluk apa yang akan kita hadapi" sahut William. "Kau benar William. Sepertinya dia merahasiakannya." Ucap Melody.

"Aku jadi semakin penasaran. Sebaiknya kita pergi sekarang saja!" Ucap Leia semangat. "Sepertinya kau terlalu bersemangat sampai lupa untuk bersiap-siap terlebih dahulu." Ucap Edward sambil menggeleng pelan. sementara Leia hanya tertawa pelan menanggapinya. "Baiklah, sekarang kita bersiap-siap. Kita berkumpul di depan perpustakaan nanti" ucap Jeremmy. Semua menyetujui ucapan Jeremmy dan kembali ke kamar masing-masing untuk bersiap.

Satu jam telah berlalu, mereka akhirnya telah selesai bersiap. Setelah mereka berkumpul, mereka pun menaiki kereta dengan tujuan menuju tengah kota. Karena mereka sendiri belum mengetahui letak opera tua itu.

Setelah sampai di tengah kota. Mereka segera mencari letak opera tua itu. "Permisi, paman boleh aku bertanya?" Tanya Calestia pada seorang laki-laki tua yang sedang duduk sambil membaca sebuah surat kabar. Laki-laki tua itu melipat surat kabarnya lalu menyimpannya di sebelahnya. "Tentu saja nak. Kau ingin bertanya apa?" Ucap laki-laki itu tersenyum ramah.

"Begini...kami ingin pergi menuju sebuah opera tua di kota ini. Apakah paman mengetahui letaknya?" Ucap Calestia gugup. " kenapa kalian ingin kesana? Bukankah opera itu sudah tak terpakai lagi?" Balas laki-laki tua itu. Calestia tersentak kecil lalu mencari jawaban yang tepat untuk hal ini. Tetapi Bagaimana jika yang ia katakan tidak masuk akal? Atau terdengar aneh dan itu akan membuat paman ini curiga. Sungguh, ini membuat Calestia pusing.
"Kami kesana karena ingin melihat-lihat saja paman. Hari ini, hari terakhir kami berlibur. Jadi, kami ingin mendapatkan tempat yang seru dan jarang dikunjungi orang. Kami ini bisa dibilang penyuka misteri dan berbau mistis" sahut Nylon. Calestia menoleh kearah Nylon yang sedang tersenyum.

'Penyuka misteri dan berbau mistis katanya?' Batin Yuna dan William datar. "Oh, jadi seperti itu. Baiklah, akan ku beritahu letaknya." Ucap paman itu. Jeremmy pun mengeluarkan buku kecilnya dan penanya untuk menulis letaknya. "Jika dari sini, kalian naik bis ke taman kota. Setelah itu kalian berjalan ke belakang taman kota. Disana terdapat sebuah bangunan kuno. Dan di sanalah operanya" ucap paman itu panjang lebar.

"Terima kasih paman. Kalau begitu kami pergi dahulu" ucap Edward pada paman itu. "Tak masalah. Kalian ini anak-anak yang baik dan sopan. Aku menyukainya. Baiklah, semoga hari kalian menyenangkan." Ucap paman itu sambil melambai saat Edward dan yang lain sudah pamit untuk pergi.

Mereka pergi sesuai petunjuk paman tadi dengan cepat.

______________________

Mereka semua akhirnya sampai didepan gedung besar yang kondisinya sudah tidak layak. "yah... kurasa tempat ini butuh banyak perbaikan didepannya. Entahlah bagaimana kondisi didalamnya, lebih parah atau diluar dugaan?" William berkomentar saat melihat beberapa tumbuhan liar sudah tumbuh dibeberapa tempat. "kurasa didalamnya akan membuat kita tersanjung" sahut Edward. "baiklah, mari kita masuk. Dan segera ambil topeng itu lalu pergi." Ucap Jeremmy yang disetujui semua. Mereka pun berjalan menuju depan pintu masuk opera tua itu.

"kurasa aku punya perasaan tak enak tentang ini" gumam Fiorenza yang sedikit terdengar oleh Melody "tadi kau bilang perasaan tidak enak, Fiorenza?" tanya Melody menoleh sedikit kearah Fiorenza. Sementara Fiorenza hanya mengangguk sebagai jawaban. Disisi lain, Jeremmy tampak ragu untuk membuka pintu itu. "kenapa kau tidak membuka pintu itu? kau takut jika ada hantu yang muncul nanti? Itu tidak akan ada, dasar payah" ucap William dengan nada mengejek pada Jeremmy. "aku tidak takut pada hantu. Hanya saja aku ragu jika pintu ini terkunci dan aku akan terus berpikir dimana kita mendapatkan kuncinya. Bukankah itu alasan yang logis?" ucap Jeremmy menatap William dengan tatapan tajam. "kau bilang tidak takut pada hantu? Jika kau tak sadarkan diri setelah menaiki kereta rumah hantu itu apa? Sepertinya kau berusaha menyembunyikan rasa takutmu. TUAN JEREMMY YANG TERHORMAT" ucap William lalu maju selangkah kedepan Jeremmy sambil tersenyum licik. Jeremmy dan William saling melempar tatapan tajam.

"kenapa kalian berdua tidak pernah akur? Jika seperti ini kita tidak akan mendapatkan topeng itu dan... jika topeng itu sudah diambil lebih dulu oleh pihak yang jahat, maka kami menyalahkan kalian berdua." ucap Yuna dengan nada mengancam. Yang lainnya setuju dengan pendapat Yuna kecuali Jeremmy dan William sendiri. "jangan menyalahkan aku, salahkan si kutu buku dan orang berkacamata ini! dia sudah membuang banyak waktu!" seru William menunjuk Jeremmy. "seharusnya bukan aku yang disalahkan, tetapi kau! orang yang seenaknya berbicara sembarangan" Ucap Jeremmy membetulkan kacamatanya.

"hei, enak saja kau mengatakan diriku ini orang yang seenaknya berbicara sembarangan! Aku ini selalu mengatakan sebuah kebenaran. Kau saja yang salah mengira!"

"sebuah kebenaran? Kurasa kau sangat jarang untuk mengatakan sebuah kebenaran. Selain sebuah lelucon tak berarti"

"aku masih lebih baik daripada dirimu yang kutu buku dan takut kepada hantu. Dan, si kacamata payah"

"enak saja kau mengatakan aku payah! akan kupatahkan lehermu!"

"wah...aku ketakutan! Tidak, tidak, aku bercanda. Hahaha"

"lihat? Kau mencoba membuat lelucon yang padahal tidak lucu sama sekali"

Sementara kedua laki-laki itu sedang berargumen, yang lain hanya bisa pasrah. "kurasa, caramu untuk melerai mereka tidak berhasil Yuna. Bersabarlah" ucap Leia menghela napas berat. Sementara itu, Keempat laki-laki sedang berdiskusi sebentar, para perempuan hanya melihat mereka heran. Setelah berdiskusi, para laki-laki berjalan kearah yang berbeda.

Nylon berdiri disamping William, Edward berdiri disamping Jeremmy, Kennard berdiri di tengah-tengah William dan Jeremmy dan Suvdan berada di depan pintu. Setelah menempati posisi masing-masing, keempat orang itu memberi petunjuk untuk melanjutkan. "hei kawan, tidak baik jika seperti ini terus. Sebaiknya kalian berbaikan sekarang" ujar Edward merangkul Jeremmy. "itu benar, sebaiknya kalian berbaikan saja. Tidak baik jika seperti ini terus menerus" ucap Nylon ikut merangkul William. "tidak, aku tidak akan memaafkan dia!" seru William dan Jeremmy lalu membuang muka. Kini giliran Kennard yang melakukan sesuatu. Ia berdeham "kalian tidak boleh seperti itu, bukankah kita ini sahabat? Dan, sahabat itu saling memaafkan. Tidak boleh ada dendam diantara kita. Aku tahu, sahabat itu tidak bisa dikatakan sahabat jika belum ada konflik atau perkelahaian didalamnya. Ya... seperti yang kita alami sekarang, kalian berdua sedang adu mulut. Apakah kalian tidak lelah saling mengejek satu sama lain dan membuat hati orang itu sakit? Apakah kalian ingin terus seperti ini? apakah kalian ingin kisah persahabatan kita ini selalu diisi dengan konflik atau perkelahian bukan tentang kebersamaan kita dalam suka maupun duka? Maka dari itu, jadikan kisah persahabatan kita ini menjadi kisah yang bagus untuk kita ceritakan kepada anak dan cucu kita dan bisa mencontoh yang baik. Bukankah itu bagus?" ucap Kennard panjang lebar sambil tersenyum.

"Kennard, kau membuat diriku terharu" ucap William menyeka sedikit air matanya yang keluar. Sangat sedikit. "hei, mengapa kau sudah memikirkan anak dan cucu? Kita tamat sekolah pun belum" ujar Jeremmy. "itu hanya sebuah ungkapan Jeremmyku" ucap Kennard yang membuat semua terkejut. "Jeremmy...ku? ja-jadi selama ini kalian..." ucap Melody tidak percaya. "penyuka sesama jenis" ucap Fiorenza datar. "teganya kalian berdua meninggalkan Melody dan Fiorenza. Lalu setelah itu kalian akan menjadi sepasang kekasih sesama jenis?!" ucap Calstia asal. "tentu saja tidak!" bantah Jeremmy dan Kennard bersamaan. "oh...syukurlah, kukira itu benar-benar terjadi" ucap Dalain bernapas lega.

"jadi bagaimana? Kalian sudah mau saling memaafkan?" tanya Suvdan menatap William dan Jeremmy bergilir. Mereka pun menganguk setuju lalu saling menjabat tangan namun masih memalingkan mukanya. "sebenarnya, kalian ini iklas untuk memaafkan atau tidak?" ucap Calestia. Nylon dan Edward pun menggerakkan kepala Jeremmy dan William secara bersamaan sampai membuat mereka saling bertatap muka. "jadi, apa yang harus kalian katakan?" ucap Nylon pada Jeremmy dan William. "maafkan aku." Ucap Jeremmy dan William serempak. "baiklah, sekarang kalian berpelukan" ujar Calestia tersenyum. Jeremmy pun memeluk William dengan agak kaku. "ayo usap atau pukul pelan punggung William!" seru Nylon bersemangat. Jeremmy pun memukul dengan sedikit keras sampai William mengomel. Kedua orang irau masih mengingat kejadian saat bermain Truth or Dare yang hampir sama dengan ini. Tetapi sekarang yang memeluk Jeremmy. Sementara semua hanya tersenyum menanggapinya.

"Kennard, pidato dan puisimu itu berhasil membuat mereka berbaikan lagi! Terimakasih. Kau memang seorang siswa yang berbakat" ucap Yuna mengajungkan jempolnya pada Kennard. "mmm...itu tadi...bukan pidato dan puisi Yuna. Itu hanya kata-kata asal yang kurangkai sendiri. Dan, terimakasih karena sudah memujiku" ujar Kennard tersenyum canggung kepada Yuna.

"baiklah, kembali menuju tugas, Tadi aku sudah memeriksa pintu ini. pintu ini tidak terkunci, hanya saja ada benda berat dibelakang pintu sampai membuat pintu ini tak bisa terbuka. Hmm...aku mengusulkan agar Dalain masuk kedalam dengan mengubah dirinya." Ucap Suvdan menunjuk Dalain. "kalau dipikir-pikir, dengan keadaan pintu yang seperti ini, hanya hewan seperti kucing yang bisa masuk. Baiklah aku akan berubah menjadi kucing saja lalu mendorong benda itu menjauhi pintu" Ujar Dalain lalu mengubah dirinya menjadi kucing mengemaskan dengan bulu berwarna biru tua yang setelah itu masuk kedalam dia mengubah dirinya lagi menjadi semula. Terlihat didepannya ada patung manusia yang sedikt lebih tinggi dari Dalain "baiklah Dalain, kau pasti bisa mendorong patung itu. semangat!" ucap Dalain menyemangati dirinya sendiri. Setelah itu mencoba mendorong dengan keras, akhirnya patung itu perlahan bergerak kesamping dan memudahkan untuk membuka pintu itu.

Setelah pintu terbuka, semuanya masuk kedalam opera. Semua menatap ke berbagai arah, patung berbentuk manusia tersebar dimana-mana dan itu membuat semua terkagum sekaligus mengidik. "ternyata dugaan mu benar, Edward. Di dalamnya akan membuat kita tersanjung, Walaupun hawa disini kurang mengenakan." William berkomentar lagi. "aku tidak yakin akan menemukan topeng itu di tempat sebesar ini" gumam Calestia melihat kesekeliling. "untuk itu, kita bepencar saja. Pilihlah satu teman untuk membantu. Jika salah satu dari kita menemukan topeng itu, kembali kesini dan beritahu yang lain." Ucap Suvdan mengarahkan, Semua pun berjalan berbeda arah.

kebetulan Melody dan Fiorenza satu kelompok. Mereka pun pergi menuju tempat duduk penonton Opera itu, siapa tahu benda yang mereka cari ada disana. namun alih-alih sebuah topeng yang mereka dapat, sekarang ada seseorang yang memegang pundak mereka yang membuat keduanya tersentak dan langsung menoleh kearah belakang. Terlihat seorang wanita tua dengan penampilan yang berantakan dan wajah ketakutan "kalian harus menolongku! Suami dan anak-anakku yang malang sudah diubah menjadi patung oleh seorang wanita berambut ular!" ucap wanita itu yang setelah itu menarik Fiorenza dan Melody tanpa persetujuan mereka sendiri.

____________________

Nylon dan Suvdan berjalan menuju tempat penyimpanan gudang. Disana terdapat banyak sekali patung yang tersusun berbaris. "untuk apa semua patung ini disimpan di dalam Opera tua? Seharusnya patung-patung ini di simpan di dalam museum lalu diberi nama seperti Billy, Gilly, Philly, dan Tilly." Gumam Nylon tak jelas. Suvdan tidak mendengar apa yang dikatakan Nylon, karena merasakan ada sesuatu yang aneh di salah satu patung. dia pun terhenti didepan patung itu sambil meniliti. "ada apa sobat? Apakah ada masalah dari patung ini" tanya Nylon. "entahlah, aku rasa...patung ini mirip sekali dengan temanku yang bernama Kuro. Tetapi...itu tidak mungkin, Kuro disihir menjadi batu. Lihatlah, di kepalanya ada rambut yang menculang seperti mahkota dan mata yang sipit. Sepertinya ini memang Kuro. ....Tunggu, apa?! Ja-jadi dia Kuro? Itu berarti dia disihir di dalam Opera ini. jangan-jangan...." ucap Suvdan mundur. "disini ada medusa. Nylon! Kita harus pergi dari sini dan beritahu yang lain" lanjut Suvdan lalu berlari secepat mungkin diikuti Nylon dibelakangnya. "medusa? Bukankah itu makhluk mitologi yang katanya dengan hanya melihat matanya kita akan menjadi patung?" tebak Nylon. "benar! Sekarang kita harus memberi tahu semua jika disini ada medusa agar mereka tidak bertemu dengannya. Atau bahkan lebih parahnya sudah berhadapan dengannya!" seru Suvdan terus berlari.

___________________

"hei, ini sudah terlalu jauh!" ucap Melody yang masih menyeimbangkan larinya dengan wanita didepannya. Wanita itu tidak menghiraukan dan terus berlari sampai akhirnya berhenti di tengah-tengah panggung Opera. Melody dan Fiorenza berusaha mengatur napas mereka yang ter engah-engah. "itu orangnya" sahut Wanita itu sambil menunjuk seorang wanita dengan pakaian serba hitam, memakai penutup kepala dan memakai kacamata hitam.

"oh, sepertinya aku kedatangan tamu kehormatan. Fiorenza Galena Honora, putri tunggal dari Raja Alexander dan Ratu Leilani. Dan juga temannya" Sahut Wanita itu melangkah maju menuju Fiorenza. "bagaimana kau bisa tahu aku?" tanya Fiorenza gugup. "bagaimana aku mengetahuimu? Wajah mu yang cantik dan rambut pirangmu yang indah, yang seharusnya digerai bebas. Bukan di kepang dua seperti ini!... maafkan aku telah membentakmu. Kau pasti tidak suka jika dipanggil dengan embel-embel tuan putri atau yang mulia. Itulah mengapa kau mengepang dua rambutmu agar kau bisa diangkap sebagai warga biasa di kota ini. Bahkan kau meminta raja untuk mengatakan pada rakyatnya agar menganggap kau sebagai orang biasa, apakah aku benar?" ucap Wanita itu membelai rambut Fiorenza lalu membuka kedua ikatan rambut Fiorenza sehingga rambutnya yang bergelombang tergerai sampai punggung. "a-apa yang kau lakukan?! Berani-berani kau membuka ikatan rambutku! Sebenarnya siapa kau ini?!" bentak Fiorenza menatap tajam Wanita itu. "sebelumnya maafkan aku karena telah lancang membuka ikatan rambutmu. Tetapi, untuk sekarang kau semakin cantik Tuan putri Fiorenza. Oh, tadi anda menanya siapa aku? aku adalah makhluk mitologi yang bisa mengubah siapa saja menjadi batu, Hanya dengan menatap mataku yang indah ini. wanita yang dikutuk oleh Dewi Athena." balas wanita itu yang sudah bersiap membuka penutup kepalanya dan kacamatanya. "jangan-jangan kau medusa? Kalian berdua! jangan pernah menatap matanya. Tutup mata kalian!" seru Melody lalu menutup kedua matanya erat. Begitu juga Fiorenza dan juga Wanita malang itu.

_____________________________

Jeremmy dan Kennard berjalan terus melewati belakang panggung. Terus mencari topeng hitam putih itu. "kau mendapatkan sesuatu Jeremmy" sahut Kennard tanpa melihat kearah Jeremmy. Jeremmy menggeleng pelan dan bernapas gusar "kenapa setiap kita mencari benda ajaib lainnya semakin susah untuk-" ucapan Kennard terhenti saat melihat suatu benda yang disinari sinar matahari dan suara seriosa kemenangan (bagi Kennard); seperti memang sengaja untuk diletakan disana agar lebih mudah mendapatkannya. "apakah tadi ada yang menyanyi seriosa? sepertinya Dewi Fortuna bersama kita sekarang! Lihatlah, benda yang kita cari sudah ada di hadapan kita. Tidak ada monster atau pun naga disini yang menggangu. Sepertinya ini adalah pencarian paling mudah bagiku" ucap Kennard girang. "terserah kau saja. Sekarang kita ambil benda itu lalu pergi dari sini" ucap Jeremmy. Kennard pun maju dan mengambil Topeng hitam putih itu dengan hati-hati. Lalu pergi keluar menuju belakang panggung melewati panggung. Namun, saat mendengar desisan ular, mereka langsung bersembunyi di balik salah satu dinding yang memiliki tirai.

"tunggu, siapa gadis cantik yang rambutnya tergerai dengan bebas itu?" tanya Kennard terpesona dengan kecantikan Fiorenza. "siapa lagi kalau bukan Fiorenza! Lihatlah warna rambutnya. Tunggu, sedang apa mereka di depan wanita berambut ular yang sepertinya adalah medusa. Mahluk mitologi yang bisa merubah orang menjadi patung hanya dengan menatapnya" bisik Jeremmy. "jangan-jangan..." ucap Kennard khawatir.

______________________________

"kenapa kalian menutup mata? Ayo buka mata kalian. Lihatlah mataku dan juga ular-ular kesayanganku" ucap Medusa membuka kacamatanya dan penutup kepalanya. Terlihat iris mata medusa berwarna biru tua dengan kepala yang ditumbuhi ular-ular kecil yang sedang mendesis.

Medusa terus berjalan menuju Melody, wanita tadi dan Fiorenza, Secara bergantian. Lalu akhirnya berhenti tengah-tengah mereka bertiga. "ayo buka mata kalian dan tataplah aku..." ucap Medusa yang sepertinya membuat wanita itu perlahan membukan matanya dan akhirnya mata mereka berdua bertemu "dapat!" seru medusa lalu menggunakan sihir yang terdapat dimata dan ular yang ada di kepalanya. Seketika wanita itu menjadi patung dalam sekejap mata. Fiorenza dan Melody tidak bisa kemana-mana karena wanita itu memegang erat tangan mereka. "nah, sekarang giliran tuan putri" ujar medusa lalu maju ke hadapan Fiorenza lalu mencengkram dagu Fiorenza agar menghadapnya. "baiklah, sekarang buka matamu yang cantik itu. atau...jika kau tidak mau membukanya, sebagai gantinya ular-ular inilah yang akan membukakannya untuk ku!" ancam medusa. Fiorenza sendiri dapat merasakan geli sekaligus merinding karena ular-ular itu sudah menyentuh lehernya dan pipinya secara bergantian.

___________________________

"apa yang harus kita lakukan? Fiorenza dalam bahaya!" bisik Kennard Khawatir. "kita juga tidak bisa melawan dengan apa yang kita tidak bisa lihat! Kita butuh cermin jika seperti ini" bisik Jeremmy membetulakan kacamatanya. "cermin? Kurasa aku melihatnya tadi. Itu dia!" ucap Kennard lalu mengambil sebuah potongan cermin yang sudah di tumpulkan ujung-ujungnya. Cermin itu berukuran sama seperti telapak tangan Kennard. "kalau begitu aku akan menolong Fiorenza dan Melody" ucap Kennard menepuk pundak Jeremmy pelan lalu pergi keluar dari tempat persempunyiannya. Sementara Jeremmy masih mencari cara agar semua ini selesai, saat dia mulai gelisah, dia menoleh kearah belakang dan menemukan sekotak besar peti terbuka yang terdapat berbagai benda disana. "sepertinya aku akan menemukan sesuatu disana" ujarnya lalu bergegas menuju peti itu.

"hei, jangan sentuh mereka!" seru Kennard. Medusa lalu menoleh kearah Kennard yang berusaha menghindari kontak mata langsung dengan wanita ular. "Kennard? Apakah itu kau?" tanya Fiorenza yang masih menutup matanya. "ya, ini aku. tenanglah, aku akan menolong kalian!" seru Kennard.

"oh, ada seorang penyelamat datang. Apakah kau teman? Orang yang menyukai Fiorenza? Atau bahkan sahabat?" tanya Medusa yang sekali lagi membelai rambut Fiorenza. "aku adalah sahabat dari kedua orang ini. sekaligus orang yang menyukai Fiorenza. Sekarang lepaskan Fiorenza dan Melody maka akan kuberikan topeng ini." ucap Kennard menunjukkan Black and White mask. "Kennard apa yang kau lakukan? Kau tidak boleh memberikan topeng itu!" ucap Fiorenza tak terima. "aku tidak mau kalian berdua termasuk kau terluka! Maka dari itu... " ucap Kennard yang sudah ingin memberikan topeng itu. saat medusa ingin mengambilnya, tiba-tiba seseorang langsung mendorongnya sehingga dia jatuh tersengkur. "Kennard! Jangan bertindak ceroboh sekarang! Kita harus menyelamatkan dua-duanya karena sama-sama penting!" tanya Jeremmy sambil memengang sebuah pedang. Lalu berjalan menuju belakang Melody. "Melody, jauhkan tubuhmu. Aku akan menghancurkan tangan patung ini agar kau bisa bebas." Tambah Jeremmy. Melody pun menjauhkan tubuhnya dan Jeremmy pun menebas lengan patung itu. setelah itu, Melody berusaha melepaskan tangannya dari tangan patung itu sampai akhirnya terlepas. "Kennard, Fiorenza. Aku akan segera kembali. Kennard! Kau pakailah pedang ini. Ayo Melody" ucap Jeremmy lalu berlari bersama Melody keluar dari panggung. Kennard pun mengambil Pedang itu lalu berdiri diantara patung wanita dan Fiorenza. "sepertinya Jeremmy benar. Kita tidak perlu mengorbakan sesuatu untuk menolong sahabat kita. Baiklah, kali ini aku akan menolongmu, bersiaplah" ucap Kennard lalu menebas sedikit bagian tangan patung itu. Fiorenza pun mencoba melepaskan tangannya dari tangan patung yang mengenggam erat dirinya itu dengan sekuat tenaga. "berani kalian melakukan ini padaku! Sekarang kalian tidak bisa pergi kemana-mana!" ucap medusa bangkit lalu berjalan menuju Kennard dan Fiorenza yang sekarang tidak bisa kemana-mana. Mereka berdua menutup mata dan saling menggenggam tangan erat.

"lihatlah, orang yang menyukai Tuan putri Fiorenza, Berwajah rupawan sama seperti Tuan putri Fiorenza. Dan apakah anda ingin mengetahui lebih banyak tentang laki-laki ini? ....seperti yang terlihat di wajahmu yaitu wajah penasaran, akan aku beritahu. Lelaki yang ada di sebelahmu ini adalah seorang Pangeran yang perilakunya sama sepertimu. Keluarganya terpaksa menyembunyikan identitasnya karena Dia terus memaksa. Tetapi, itu tidak berlaku bagiku. Penyamaran kalian tidak bisa disembunyikan dariku. Aku selalu benar dan akan benar. Aku heran, kenapa kalian merasa lebih baik untuk meninggalkan kemewahan istana dan hidup layaknya orang bisa. Jika aku menjadi kalian, aku tidak akan meninggalkan fasilitas itu dan menikmatinya." Ucap Medusa.

Genggaman tangan mereka berdua mulai merenggang.

"aku tahu kalian ini sudah ditakdirkan bersama. Untuk itu aku akan menjadikan kalian patung yang tak terpisahkan. Sekarang buka mata kalian yang indah itu dan tataplah aku" tambah medusa mengusap pelan pipi mereka berdua ditambah ular-ular kecil yang seenaknya menyentuh wajah mereka berdua. "ayo... bukalah mata kalian..." ucap Medusa. Tak sengaja kaca yang digenggam Kennard terlempar sedikit jauh dari mereka. Medusa lalu pergi kearah cermin itu dan mengambilnya sambil melihat-lihat cermin itu dengan berlebihan. Dan perlahan datang Suvdan dibelakangnya dengan membawa pedangnya. Dan menebas kepala medusa "selesai" ucapnya sambil menghela napas.

Nylon, Calestia dan William pergi ke samping Suvdan dan melihat keadaan medusa "menjijikan" ujar William dengan tatapan jijik. "terpengal" sahut Nylon. "sangat sadis" ucap Calestia dengan tatapan iba.

"nah, sekarang kalian berdua sudah bisa membuka mata kalian. Medusa sudah binasa" ucap Suvdan memainkan pedangnya. Dengan segera, Fiorenza dan Kennard membuka mata mereka dan saling melepaskan genggaman tangan mereka. Para perempuan mulai mengerumuni Fiorenza dan Kennard sambil menanyakan keadaan mereka.

"menyembunyikan jati dirimu, Kennard?" tanya Edward tiba-tiba. "kau mendengar semuanya?" balas Kennard bertanya. "bukan hanya aku, tetapi mereka juga mendengar semuanya." Jawab Edward. "ya, aku memang sengaja menyembunyikan jati diriku yang asli. Aku hanya ingin bebas. Bebas dari peraturan-peraturan di istana dan lain sebagainya. Dan, setelah itu bisa menikmati hidupku yang nyaman. Maafkan aku karena tidak memberi tahu kalian tentang ini" Ucap Kennard menyesal. "tak apa. Jika itu kemauanmu, kami dukung. Kami juga tidak bisa memaksamu bukan?" ucap William tersenyum. Kennard hanya membalasnya dengan senyuman lega. "baiklah, ayo kita pulang. Benda yang kita cari sudah aman" ucap Dalain memasukan topeng itu di tas kecilnya, Semuanya pun setuju. "tunggu, lalu bagaimana tentang patung-patung ini? apakah diantara kalian berdua ada yang bisa mengubah patung menjadi bentuk semula?" tanya Melody kepada Suvdan dan Dalain. Suvdan dan Dalain hanya menggeleng bersamaan. "aku maupun Suvdan tidak bisa melakukan itu. mantra medusa sangat kuat" balas Dalain. "jadi sebaiknya kita tinggalkan saja patung-patung ini." tambah Suvdan.

"patung-patung yang malang" William berkomentar sambil melipat tanganya di bawah dada. Yuna hanya memutar kedua bola matanya dengan malas saat William berkomentar. "Willy, sudah berapa kali kau berkomentar untuk hari ini? rasanya kau seperti seorang kritikus saja" ujar Yuna. "kira-kira hanya lima kali. Aku berkomentar karena memang keadaannya seperti ini. tanggapanmu kuterima dengan berat Hati Yuna. Karena seorang kritikus itu kegiatanyannya selalu mengkritik apa saja dengan kata-kata pedas. Sementara aku hanya berkomentar tentang keadaan yang sebenarnya dan sesuai isi hatiku" Ucap William yang membuat sahabat-sahabatnya menatapnya tak percaya. "sejak kapan kau bisa berbicara berbobot seperti itu? apakah kemarin Ibu Sarah menyihirmu untuk menjadi seperti ini William?" tanya Edward. "ya... sejak kemarin. Saat ibu Sarah menghukumku. mulai saat itu aku mulai sadar ibu Sarah itu sangat mengagumkan. Dan sejak saat itu aku mulai mengikuti gaya bicaranya yang mengesankan" ucap William sambil bergerak dramatis yang membuat semuanya melongo.

Saat William berdiri, gadis berambut ikal kuning itu langsung menangkup kedua pipi William lalu merapatkannya. "kurasa, kau bukan Willy yang kukenal. Yang selalu jahil dan cerewet" ucap Yuna tersenyum jahil. Kini giliran William yang memutar kedua bola matanya malas. "baiklah-baiklah. Sekarang lepasskan... tanganmu. Rasanya aku seperti bebek sekarang" ucap William yang berusaha berbicara. Yuna hanya tertawa ringan lalu melepaskan tangannya dari pipi William. "kau lucu jika seperti itu" ucap Yuna tersenyum kepada William. "kau cantik jika tertawa seperti itu" balas William juga tersenyum.

Berbagai tanggapan muncul dari sahabat-sahabat mereka. Edward dan Kennard bersiul panjang, Suvdan dan Nylon yang sedang minum menjadi tersedak, Melody, Fiorenza, Calestia dan Dalain hanya menatap terkejut mereka berdua. Sementara Leia heboh sendiri. "kalian baru saja mengatakan hal yang kalian belum katakan sebelumnya?! Oh, hal ini sangat langka!" ucap Leia semangat. "Leia, kau berlebihan." Ucap Yuna. "ya, Kau berlebihan Leia. Kami berdua hanya saling memuji. Apakah itu... hal yang langka?" tanya William yang sedikit mendapatkan semburat merah jambu. "itu hal yang langka untuk kalian berdua yang tidak pernah memuji satu sama lain. Begitu juga dengan semburat merah jambu di pipi kalian itu...langka" ucap Edward tersenyum jahil, Begitu juga dengan yang lain.

"ah sudahlah! Kita pergi saja dari sini! Aku juga sudah lapar" ucap Yuna pergi meninggalkan yang lain. "benar! Apakah kalian tidak lapar?" ucap William lalu pergi mengikuti Yuna. "mereka sedang salah tingkah rupanya." Ucap Jeremmy berkacak pinggang. "ya, sepertinya seperti itu Jeremmy" balas Nylon melipat tangan di bawah dada sambil tersenyum.

"aku lapar! Sebaiknya kita pergi dari sini." Ucap Calestia mengusap perutnya. "Calestia, kau sepertinya sedang kelaparan berat. Bagaimana jika kau makan camilan milikku untuk mengganjal perutmu" ucap Kennard mengambil satu bungkus makanan kecil dan memberikannya kepada Calestia. "terimakasih, kau telah menolongku!" ucap Calestia menerima camilan itu lalu segera memakannya. "apakah kalian juga mau? Aku masih punya banyak di dalam tas ini" tawar Kennard pada semua sahabatnya. "tunggu, jadi selama kau bepergian kau hanya membawa camilan saja?" tanya Melody pada Kennard. "tidak juga, aku hanya membawa beberapa camilan dan keperluan yang lain" jawab Kennard mengambil satu bungkus makanannya lalu memakannya. "begitu. Baiklah, aku memintanya satu" ucap Melody lalu diberikan satu bungkus oleh Kennard. Semua juga meminta camilan itu dan diberikan oleh Kennard. Tinggal tersisa dua, Kennard ingin memakannya, tetapi dia baru mengingat William dan Yuna. Akhirnya dia pun menyimpankannya untuk mereka berdua.

"emm... aku ingin bertanya. Apakah camilan itu, makanan rendah kalorimu?" tanya William tiba-tiba muncul yang membuat semua kaget. "William, kau mengagetkanku! Oh, tentang camilan ini? tentu saja bukan! Ini hanya camilan biasa. Semenjak Leia menolak beberapa hadiah tambahanku, disitu aku mulai mengurangi camilan-camilanku di kamar!" Ucap Kennard lalu memakan kembali camilannya. "jangan dipikirkan, Soal beberapa hadiah tambahanmu. Aku ini masih berbaik hati karena sudah memberikan foto-fotomu ke para penggemarmu" ucap Leia. "itu akan semakin buruk Leia! Jika seperti itu, para perempuan itu akan semakin menggila, tahu!" balas Kennard.

"oh yaampun. Aku melupakanmu! Ini. nah, sekarang dimana Yuna? Jika dia tidak datang secepatnya. Akan aku habisi yang terakhir ini!" ucap Kennard memberikan sebungkus camilan kepada William. Tepat setelah itu Yuna berada di belakang Kennard dan mengagetkan Kennard. "Yuna, kau juga mengagetkanku. Baiklah, ini." ucapnya lalu memberikan camilan terakhir kepada Yuna. "baiklah, sebaiknya kita pergi dari sini dan mencari tempat makan." Ucap Nylon yang disetujui semua sahabatnya. Mereka pun akhirnya keluar dari gedung opera tua dan berhasil membawa benda ajaib selanjutnya.
______________________________________
Hallo!

Sekian lama aku...#lupa lirik bro:v
Setelah sekian lama aku kembali update. Ada yang rindu padaku atau pada karakter di cerita ini?

Di mulmed ada Dalain sama Suvdan. Gimana, keren nggak? Yaiyalah orang itu Husbandoku sama karakter favoritku :v #malah nyasar kesitu :v

Hari ini, hari pertama puasa. Maafin diriku ini jika ada salah pada kalian. Jadi, selamat berpuasa!!

satu lagi, kalau misalkan ada kesalahan kata di ceritaku atau ada masalah tentang ceritaku ini. Silahkan komentar. Oh, dan jangan lupa Vote.

Sampai jumpa!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro