Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Luka

"Key, kenapa kamu bisa suka sama aku?" tanya Mina dengan nada manja.

Dagunya bertumpu pada bahu kanan lelaki pucat itu. Sementara netra madunya tak lepas menatap rahang tegas Key.

Ditanya demikian, Key pun berpura-pura berpikir. Ia sengaja tidak langsung menjawab pertanyaan sederhana itu.

"Aku ..." ucap Key sambil menatap langit-langit ruang tengahnya yang putih polos.

Sedetik kemudian, ia pun menghela napas. Jika ingin jujur, sebenarnya ia tertarik pada gadis manja di sampingnya ini karena wajah Mina mirip sekali dengan Putri, cinta monyetnya saat masih di bangku SMA.

Saat itu Key yang berstatus sebagai panitia MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah) sedang berjalan menuju parkiran. MPLS dan rapat OSIS yang diikutinya telah selesai.

Namun langkahnya cepatnya menuju motornya tiba-tiba terhenti. Ia melihat anak kelas X tak jauh dari matic putihnya sambil memegang lutut. Darah segar menetes hingga mengenai kamus kakinya yang panjang.

Melihat gadis itu meringis kesakitan, Key pun sedikit berlari untuk memberi pertolongan.

"Kamu kenapa?" tanya Key sambil berjongkok di depan gadis itu.

Mendengar suara Key yang tiba-tiba berada di dekatnya, anak berkamus putih khas siswa baru yang sedang mengikuti MPLS itu pun terkejut. Terlebih saat mengetahui bahwa orang itu adalah kakak kelas yang tadi sempat mencuri perhatiannya.

Di saat panitia MPLS lain sibuk memberikan instruksi atau mengomel, Key justru lebih fokus pada kameranya. Entah mengapa, pemandang ini terasa menarik bagi Putri sehingga ia terus memperhatikan lelaki kurus itu. Namun sayang, karena Key bukan kakak pendamping di kelasnya, Putri tidak tahu nama dari panitia MPLS yang selalu membawa kamera itu.

"Aku jatuh, Kak," jawabnya singkat sambil mendongak.

"Kok darahnya bisa sampai kayak gini?" tanya Key bingung.

Pasalnya jika tidak sengaja terjatuh, kemungkinan adik kelasnya itu hanya lecet ringan. Tidak sampai mengeluarkan banyak darah seperti ini.

"A-aku jatuh dari pohon terus kena beling, Kak," terangnya.

"Astaga ya ampun. Ayo kita ke UKS sekarang. Kamu perlu diobatin," ajak Key sambil membantunya berdiri.

"G-gak usah, Kak. Ini gak apa-apa, kok. Aku juga mau pulang," tolak Putri, nama yang Key baca dari name tag yang tersemat di baju gadis itu.

"Gak apa-apa gimana? Lagian kamu ngapain naik ke pohon pas sekolah sudah sepi gini?" Alis kiri Key pun reflek terangkat karena bingung.

"Bukannya pulang malah manjat-manjat!" omel lelaki tujuh belas tahun itu.

Putri pun kembali meringis. Kali ini bukan karena lututnya yang sakit, tetapi karena ternyata Key sama saja seperti panitia MPLS yang lain. Suka ngomel!

"Aku mau ambil buah mangga, Kak. Kayaknya seger banget. Lagipula kalau masih ada orang, malu, Kak," jelasnya. Namun, ringisan masih keluar dari bibir tipisnya, membuat Key tidak percaya. "Beneran, Kak, aku gak apa-apa."

"Kamu gak akan bisa pulang kalau kakimu kayak gini. Kita obatin kakinya, terus aku anter pulang."

Kini Key membantu Putri berdiri dan telah melingkarkan tangan gadis itu di bahunya sebagai tumpuan agar ia bisa berjalan.

Jarak mereka yang begitu dekat membuat Putri bisa membaca nama yang tersemat di name tag seragam kakak kelasnya itu. Keylian Hermawan.

Mengingat momen pertemuan pertamanya dengan Putri membuat Key menggeleng. Tidak seharusnya ia mengingat wanita lain saat bersama Mina. Namun sesekali, bayangan Putri masih mampir di benaknya.

Hingga terkadang, Key meragukan perasaannya. Apakah ia benar-benar mencintai Mina?

Ia pun menatap gadis itu. Hatinya berdesir setiap kali melihat Mina dengan tatapannya yang polos. Tatapan itu seakan menyiratkan bahwa Key tidak ingin melihat gadisnya terluka. Ia ingin selalu menjaga Mina dan memastikannya baik-baik saja.

Lelaki berkemeja biru itu meraih tangan Mina dan meletakkannya di dadanya. Kini ia benar-benar bisa merasakan detak jantungnya yang tidak beraturan karena gadis itu.

"Aku suka kamu karena kamu Mina. Karena kamu bisa buat perasaan aku gak karuan kayak gini," jawab Key sambil memandang lurus gadisnya tepat di kedua matanya.

"Aku sayang kamu, Key," ucap Mina.

"Aku juga sayang kamu," balas Key sambil mendaratkan bibirnya di bibir gadis itu. Ia merasakan sentuhan lembut Mina selalu bisa membuatnya gila.

Key pun meraih leher gadisnya untuk lebih menekan pertemuan bibir mereka. Sementara Mina seolah siap memberikan segalanya bagi lelaki yang berstatus sebagai tunangannya.

___

Kediaman Alvin Permana dan Karina Putri Salsabila masih sama seperti saat terakhir kali Key datang. Sofa hitam dengan bantal merah tersusun melingkar di sudut ruangan. Di tengahnya terdapat meja bulat dengan warna kelam.

Netra pekat Key menyisir sekeliling. Foto-foto Alvin dan Karina dalam figura kecil, berderet di meja dekat tembok kuning gading. Mereka benar-benar serasi, pikir Key. Aroma stroberi masih mendominasi rumah sahabatnya. Alvin memang sangat menyukai buah yang satu itu. Hingga pengharum ruangannya pun beraroma stroberi.

"Maaf membuatmu menunggu." Alvin tiba-tiba datang dan membuat kepala Key berputar cepat ke arah sumber suara.

Karina menyusul setelahnya. Dan juga ... seorang gadis berbaju biru langit. Key merasa seperti pernah melihat gadis itu.

"Duduklah. Aku akan mengambilkan minum untuk kalian," ujar Karina setelah mengantar Rene ke hadapan Key.

"Key, ini temanku dan Karina, Rene. Rene, ini Key," ujar Alvin mengenalkan mereka satu sama lain.

Melihat Key yang dimaksud Alvin dan Karina adalah Key-nya, membuat Rene mematung di tempat. Setelah sepuluh tahun, kini takdir akhirnya mempertemukan mereka kembali.

"Key!" sapa Rene.

"Kamu kenal aku?" tanya Key masih dengan wajah bingung. Ia masih berusaha mengingat-ngingat siapa sosok yang kini sedang menjabat tangannya.

"Kamu kenal dia?" beo Alvin ikut merasa kaget.

"Dia Keylian Permana, kan? Kakak kelas aku pas SMA," jawab Rene.

"Kamu?!" ucap Key sedikit berteriak. Ingatannya kini telah kembali.

Gadis bergaun biru ini adalah Putri-nya, cinta monyetnya. Melihat Putri yang sekarang membuat Key tidak mengenainya.

Mungkin benar kata orang, dunia ini memang sempit. Baik Key maupun Rene, mereka sama sekali tidak menyangka akhirnya akan bertemu kembali di Seoul.

Penampilan Putri sudah benar-benar berubah. Putri yang ia kenal dulu sedikit tomboy, sering manjat pohon mangga di dekat parkiran sekolah, dan jarang memakai gaun. Namun, lihatlah ia sekarang.

Ia mengenakan gaun cantik selutut. Rambutnya yang biasanya ia ikat satu juga terurai hingga menutupi punggung. Tak lupa pula bando manis yang menjadi aksesorisnya. Lalu cat kuku yang menimbulkan kesan girly. Putri yang dulu ia kenal tidak pernah berdandan seperti ini.

Selain itu, warna kulit Rene saat ini jauh lebih cerah. Berbanding terbalik dengan Putri yang ia kenal saat SMA yang memiliki kulit eksotis khas Indonesia.

"Kamu beda banget sekarang. Terus kenapa Alvin manggil kamu Rene?" tanya Key.

"Eh duduk dulu yuk. Biar enak ngobrolnya," ajak Alvin sebagai tuan rumah.

Mereka bertiga pun duduk di sofa saat Karina datang membawa minuman.

"Ternyata mereka sudah saling kenal," ucap Alvin girang pada Karina.

"Beneran? Wah cocok deh kalau gitu!" balas Karina tak kalah senang. Ia berharap sahabatnya itu bisa segera menyusulnya ke jenjang yang lebih serius.

"Kenapa mereka manggil kamu Rene?" Key mengulangi pertanyaannya yang belum sempat dijawab oleh Putri.

"Aku rasa nama Rene lebih keren. Kalau Putri, sudah banyak cewek yang Namanya Putri. Jadi sejak datang ke Seoul, semua teman-temanku kenal aku dengan nama Rene," jelas gadis itu.

Key pun manggut-manggut seolah paham. Ia telah membaca nama gadis itu di balik foto yang disodorkan Alvin, tetapi mengapa ia tidak sadar bahwa Rene adalah Putri-nya, cinta monyetnya.

Namun, melihat penampilan Putri yang sekarang, Key memang benar-benar pangling. Datang ke kota yang menjadi pusat operasi plastik dan skin care di dunia memang membuat Putri banyak berubah. Key tidak mengatakan bahwa Putri melakukan operasi plastik, tetapi, ia benar-benar seperti sosok yang berbeda dari yang ia kenal saat SMA dulu.

Seakan mengerti kebingungan Key, Karina pun menyahut, "Rene memang banyak berubah. Dulu pas dia baru datang ke Seoul dia dekil, sekarang sudah lebih bening lah ya."

Ucapan Karina itu membuat Rene mencubit pinggang sahabatnya. Bisa-bisanya ia mengucapkan hal memalukan itu!

"Tapi sejak di sini. Aku memang ngajak dia untuk lebih peduli sama penampilan. Tenang, dia gak oplas, kok," imbuh Karina agar suasan menjadi lebih santai.

"Lagipula, oplas atau gak, kalau cewek kita cantik, yang seneng ngeliatnya kan kita juga," imbuh Alvin.

"Dasar pasangan blak-blakan!" ucap Rene dalam hati, tetapi ia ikut membenarkan.

Mana ada cowok yang gak suka lihat cewek cantik?

Mendengar penjelasan Karina, Key kini paham mengapa Putri tampak sangat berbeda. Namun, baik dulu maupun sekarang, tatapan teduh itu tetap sama. Tetap membuatnya merasa nyaman dan aman.

___

Setelah obrolan santai mereka di apartemen Alvin dan Karina, pasangan ini pun mengajak Key dan Rene santap siang bersama di luar. Kebetulan, cuaca Seoul hari ini sedang sangat cerah, sangat cocok untuk keluar.

Karena Karina sedang ingin makan es krim, di siang yang panas ini ia pun mengajak Alvin, Key, dan Rene ke Ice Joy, kedai es krim yang cukup terkenal di dekat apartemennya. Selain es krim, tempat ini juga memiliki menu lain yang semuanya enak.

"Key, Rene ini sangat pintar melukis. Kamu bisa melihat lukisan wajahku dan Karina itu," ucap Alvin sambil menunjuk salah satu foto yang tadi Key perhatikan di apartemennya. "Itu hasil karya Rene!"

"Kamu terlalu memuji. Semua pelukis pasti bisa melukis seperti itu," kilah Rene merendah.

"Tidak!" Alvin dan Key memprotes bersamaan. Kedua pun saling tatap karena terkejut.

"Aku sering mengunjungi pameran seni. Dan lukisanmu, tidak bisa dikategorikan lukisan biasa," puji Key tulus.

Ia sekarang tau, lukisan yang selalu ia puji setiap kali berkunjung ke rumah Alvin ternyata hasil karya gadis itu. Ternyata, ia sudah sering melihat langsung lukisan Rene sebelum Alvin memamerkannya kemarin. Key memang menyukai lukisan. Dan ia kemarin tidak salah memuji bakat gadis itu.

Kekagumannya pada gadis itu pun bertambah. Dulu saat masih SMA, Putri memang mengikuti ekskul melukis. Karyanya pun sering dipajang di ruang seni. Namun setelah sepuluh tahun, kemampuan gadis itu telah jauh melesat dan membuat Key semakin terpesona.

"Nah! Kamu dengar sendiri, kan? Jangan terlalu merendah." Alvin menaik turunnya matanya menggoda Rene.

"Kalian sedang ngobrol apa? Kedengarannya seru sekali," ucap Karina sambil membawa empat gelas es krim di tangannya.

Es krim stroberi untuk Alvin, es krim coklat alpukat untuk Rene dan dirinya sendiri, dan es krim coklat untuk Key.

Mereka pun mengambil es krim masing-masing dan langsung memakannya. Udara panas langsung teralihkan saat es krim lembut masuk ke tenggorokan. Ini benar-benar lezat.

"Rene kamu tahu? Key kemarin habis dari Dubai. Kamu pengen banget pergi ke Dubai kan?" tanya Karina sambil kembali menyendok es krim ke mulutnya.

"Aku pernah ke luar negeri, salah satunya Dubai," sahut Key.

"Waktu itu harusnya aku ikut," sahut Alvin.

"Yak, Alvin Permana. Kamu tidak boleh meninggalkanku sendirian di sini. Aku tentu harus ikut." Karina tak ingin kalah.

"Aku pernah melihat salah satu boyband Korea lagi konser di sana. Mereka boyband pertama yang lagunya diputar di air mancur The Dubai Fountain Show. Mereka benar-benar keren," puji Key tulus.

"Awalnya aku gak suka sama boygrup Korea. Lagunya gak cocok di telingaku. Tapi, ternyata lagu-lagu mereka beda. Gak berisik kayak kebanyakan lagu Korea yang biasa kita dengar," imbuhnya.

"Apalagi kalau kamu bertemu langsung sama mereka. Kamu jadi tau kenapa mengapa Peterpan punya banyak banget fans kayak gini," ucap Key.

"Kamu pernah lihat mereka langsung?!" Rene dan Karina histeris bersamaan.

Pasalnya, mereka berdua sama-sama mengagumi Peterpan. Memang belum lama, baru lima tahun tetapi mereka sudah menjadi barisan terdepan dari fans boyband beranggotakan 9 orang tersebut.

Meski sama-sama tinggal di Korea Selatan, tetapi Rene dan Karina belum satu kali pun mereka bertemu dengan idolanya itu.

"Aku pernah bertemu mereka secara tidak sengaja. Aku harap, suatu saat nanti aku bisa menjadi fotografer mereka," harap Key.

"Aku juga sangat ingin menjadi penata rias mereka," timpal Karina.

Ini adalah impian terbesar Karina. Ia tidak pernah menginginkan sesuatu sebesar ini sebelumnya.

"Semoga saja," kata Alvin sebelum menyendok es krim stroberinya yang terakhir.

~~~

Key menatap pemandangan kota Seoul dari balkon apartemennya. Malam ini cukup gerah, sehingga ia memilih untuk duduk-duduk di balkon dibanding menikmati pendingin ruangan di kamarnya.

Ia memikirkan pertemuannya dengan Rene tadi siang di apartemen Alvin dan Karina. Di antara semua gadis yang pernah Alvin sodorkan padanya, sepertinya ia harus mengakui kalau Rene adalah kandidat yang terbaik.

Mereka memiliki ketertarikan yang sama dan yang paling penting, Rene adalah cinta monyet yang selalu membayanginya hingga sebelum mengenal Mina.

Mengingat hal itu membuat sudut bibir Key tertarik ke atas. Senyumnya terbit begitu saja membayangkan ia akan lebih mudah bertemu Putri setelah ini.

Jika melihat Alvin dan Karina, kedua sahabatnya itu juga mudah akrab karena sama-sama bergelut di dunia pemotretan meski dengan profesi yang berbeda. Apalagi jika mereka telah saling mengenal sebelumnya, ini akan menjadi semakin mudah.

Alvin pun telah menyuruh mereka untuk saling bertukar ID KakaoTalk. Nomor ponsel masing-masing juga telah tersimpan.

Biasanya, gadis-gadis lain yang mendekatinya atau yang Alvin kenalkan padanya, selalu agresif dalam menarik perhatiannya. Key tidak menyukai hal itu.

Namun, Rene berbeda. Dari dulu ia tidak pernah berubah. Ia selalu bersikap natural yang justru membuat Key ingin selalu memperhatikannya.

Namun, Key sedikit kaget saat mengetahui bahwa Rene menjadi salah satu fans boygrup Korea. Setahunya, dulu Rene sama sekali tidak menyukai boygrup manapun. Bahkan, Rene pernah mengeluh padanya karena temannya mengejeknya 'katrok' karena tidak mengenal anggota boygrup yang sedang naik daun.

Namun, waktu telah membuatnya banyak berubah. Tidak hanya dari penampilan, tetapi juga selera.

Namun bagi Key, Rene tetaplah gadis yang unik. Di saat gadis lain sibuk mencari perhatiaan saat mengetahui profesinya sebagai fotografer dan nominal gaji bulanannya, tetapi Rene justru lebih tertarik saat Key mengaku pernah bertemu Peterpan.

Gadis yang unik.

Rene juga tampak begitu menurut pada Karina. Ia tak ada bedanya dengan Alvin. Padahal, Karina itu cukup cerewet dan menyusahkan bagi sang fotografer.

Ia jadi ingat sesuatu, saat itu Alvin mengerjakan projek. Ia benar-benar sangat sibuk hingga tidak sempat menjemput Karina di bandara. Key lupa gadis itu baru pulang dari mana, karena Karina memang sering bepergian.

Yang jelas, keabsenan Alvin saat itu membuat Key terpaksa menjemput Karina. Namun, karena Alvin memberitahunya sangat mendadak, Key jadi terlambat datang.

Karina pun mengoceh sepanjang perjalanan karena Key datang terlambat hari itu hingga membuat telinganya berdenging. Key mendesah. Lagi-lagi, ia teringat Rene yang jauh lebih kalem dan sabar. Seingatnya, Rene tidak pernah mengomel seperti Karina.

Ketika sedang asyik melamun, ponsel canggih Key pun berbunyi dan menampilkan pesan pop up.

Rene09

Hai, Key. Maaf menghubungimu tiba-tiba. Tapi, aku penasaran banget Peterpan. Aku mau denger ceritamu yang pernah ketemu langsung sama mereka.

Dering KakaoTalk-nya, membuat Key buru-buru mengecek pemberitahuan yang muncul di layar. Ia selalu tidak ingin orang lain menunggunya terlalu lama, kecuali ia benar-benar tidak bisa membalas.

Key pun terkekeh melihat pesan Rene di ruang obrolan. Baru kali ini ada gadis yang menghubunginya duluan tetapi tidak menyeretnya keluar untuk minum-minum. Rene memang berbeda. Jari-jari Key pun menari di atas papan keyboard ponselnya. Mengetik balasan.

Keylian23

Seperti yang kamu tau, Peterpan terdiri dari sembilan orang dan pas di Dubai, aku cuma ketemu langsung sama Hyunmin. Kalau kamu ketemu langsung sama dia, kamu pasti histeris banget.

Dia lebih imut dibanding yang difoto. Suaranya juga lebih lembut, bahkan pas ngomong sekalipun, suaranya bener-bener enak didengar. Rambutnya juga berkilau. Kayaknya, semua pasti jatuh cinta sama dia kalau liat dia secara langsung.

Rene09

Aku memang gak salah pilih bias. Aku juga suka banget sama Hyunmin di antara member Peterpan yang lain. Terima kasih, Key. Ceritamu membuatku semangat untuk melukis. Aku akan melukis sekarang :)

Keylian23

Kamu mau melukis sekarang? Boleh gak aku lihat kamu melukis. Tentunya gak sekarang. Hanya kalau kamu punya waktu luang aja.

~~~

Hafsah Azzahra

22 Juni 2021

Edited: 26-03-23



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro