Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 8

Triple Update. Yeyy, anggep aja aku bayar utang. Hehe

Selamat Membaca^^




Jungkook merasa dirinya sedang bermimpi.

Atau mungkin memang begitu.

Karena Jungkook bingung kenapa dia bisa berada di tempat asing ini.

Di sebuah pada sabana dengan ilalang panjang. Angin berhembus kencang menerbangkan rambut hitamnya. Jungkook menatap sekeliling.

Tidak ada orang.

Tidak ada siapapun.

Hanya ada Jungkook, rumput dan sebuah pohon besar.

Entah apa yang menariknya, Jungkook mendekati pohon itu. Satu-satunya pohon di padang rumput itu. Hingga langkah sang Alpha terhenti kala mendapati seseorang di sana.

Ah, tidak!

Bukan seseorang, tapi ada dua orang.

Di bawah rimbunnya pohon, dua orang gadis tengah tertidur.

Satu berambut coklat kehitaman tidur dengan bersandar pada batang pohon dan yang satu berambut merah tidur dengan telentang dengan berbantal paha si gadis berambut coklat. Keduanya memakai pakaian yang sama, putih selutut.

Jungkook kembali mendekat—penarasan dengan paras dua gadis berperkaian putih itu. Hingga tanpa sengaja Jungkook menginjak ranting dan membangunkan salah seorang gadis di sana.

Si gadis berambut coklat terbangun dan melihat Jungkook.

Oh? Tunggu. Jungkook kenal mata itu. Hidung itu juga, rambutnya—ah, wajahnya!

"Kim Yerim?"

Gadis itu lantas mengulum senyum tipis—seolah membenarkan panggilan Jungkook padanya. Jungkook tentu terkejut namun tak lama dia beralih pada si rambut merah di pangkuan Yerim. Jungkook tidak melihat wajah sang gadis merah lantaran sebelah lengan gadis itu menutup matanya.

"Yerim. Siapa—"

"Ssstt"

Kim Yerim mendesis pelan seraya meletakkan telunjuknya di depan mulut—memberi isyarat bagi Jungkook untuk tidak berisik. Namun Jungkook malah berpikir Kim Yerim tidak mau bicara dengannya karena setelahnya gadis itu kembali bersandar nyaman pada batang pohon dan memejamkan mata.

Ck! Apa gadis itu sedang mengabaikannya lagi? Tidak akan Jungkook beri ampun kali ini.

'Pergi!'

Lalu suara itu menghentikan segala pergerakan sang Alpha.

"Siapa?"

Mata Jungkook beralih pada dua gadis itu. Kim Yerim terlihat sangat lelap hingga tidak mungkin dia berbicara, apalagi dengan nada tinggi seperti itu. .

'Pergi!'

Dan akhirnya Jungkook menyakini suara itu milik si gadis berambut merah.

"Kau—"

"PERGI! AKU MEMERINTAHKANMU UNTUK MENJAUH DARI KU , ALPHA JEON !!"

Deg

"ARRGGG!!"

"AAAAAAAAA"

Dua orang namja berteriak kompak mengagetkan satu sama lain.

Mereka Jungkook dan Jimin. Dua Alpha beda tinggi itu akhirnya menutup mulut mereka setelah beberapa detik berteriak heboh.

"Jim, berisik!" ketus Jungkook mengusap telinganya.

Tidak terima di ejek demikan, Jimin menjitak kepala Alpha yang sudah di anggap adiknya itu dengan kesal, "Yak! Kau yang mengagetiku. Bangun-bangun malah berteriak, kau kenapa, hahh?"

"Eh? Aku?"

Jungkook lalu sadar dirinya baru saja bangun di tempat tidak ia kenal. Alpha muda itu melihat sekeliling dan mendapati dirinya sedang berada di sebuah ruangan kosong dengan hanya satu fentilasi.

"Kita di mana, Jim?"

Jimin menghela nafas dan menggeleng pelan, "Entah. Yang pasti ayo sekarang kita keluar, Namjoon hyung dan Yoongi hyung sudah di luar, mereka sedang berusaha meyakinkan mereka kalau kita bukan orang jahat atau semacamnya."

"Mereka?" tanya Jungkook masih belum mengerti.

"Sudahlah, cepat keluar dan lihat sendiri."

Tidak membuang waktu Jungkook bergegas merapikan dirinya. Tanpa perlu membasuh wajah atau menggosok gigi, karena Alpha itu yakin ketampanannya tidak mungkin luntur semudah itu, dan keluar dari ruangan entah apa itu.

Yang Jungkook lihat pertama kali setelah ia keluar adalah cahaya terang sang mentari. Tangan Jungkook terangkat melindungi matanya dari cahaya berlebih dan berusaha menyesuaikan dengan retinanya. Dan selanjutnya Alpha itu di buat tercengang.

"OY, KOOK! AYO CEPAT KEMARI!"

"Hihihi~"

Bukan--itu jelas bukan suara Mbak kunti.

Untuk beberapa saat Jungkook pikir dirinya dan beserta hyung-hyung nya terdampar di tempat tak di kenal dengan Tuan rumah yang tak ramah. Namun melihat Jimin—si Alpha Bantet yang suka tebar pesona—tengah di kelilingi gadis-gadis cantik, Jungkook pikir mereka sudah mati dan ada di surga.

"Nah, Nona-nona, dia Jeon Jungkook..." ucap Jimin kepada para gadis cantik yang mengkerubuninya layaknya semut menemukan gula.

"Oh, kau sangat tampan..."

"Tubuh mu juga kekar..."

"Ah! Alpha Jeon, kau seksi sekali..."

Balasan Jungkook untuk pujian-pujian para wanita bidadari surga itu adalah sebuah senyum kaku keterpaksaan. Demi apapun! Jungkook adalah Alpha terbejat di muka bumi yang bisa bermain dengan lima wanita sekaligus untuk memenuhi hasratnya yang kelewat tinggi tapi itu hanya berlaku di malam hari.Layaknya orang yang punya kepribadian ganda, Jungkook di siang hari adalah Jungkook si Alpha muda yang ramah dan berkelakuan seperti bocah. Kini di bawah teriknya matahari, Jungkook mundur teratur karena sebagian para gadis yang mengelilingi Jimin mulai mendekatinya dengan tatapan seperti serigala betina ingin dikawini.

"J-Jim..." bahkan suara Jungkook mendadak bergetar.

Sementara Jimin justru tersenyum lebar serta melambaikan tangannya mengejek. Sial, Park Jimin sedang mengerjainya.

"Silahkan nikmati Kookie sepuas kalian nona-nona, dia akan dengan senang hati bermain dengan kalian."

"YAK, JIMIN BANGSAT! APA-APAAN MAKSUDMU ITU?!" Otak Jungkook langsung berputar cepat.

"Ahhh...suara mu seksi dan indah Alpha."

"Oh tidak, aku basah.."

"Alpha Jeon~"

Tidak peduli ini surga atau bukan—

"KOOK! MAU KEMANA?!"

—Jungkook memutuskan untuk melarikan diri. Gadis-gadis itu menyeramkan.

"AHH~! Kenapa kabur?~"

"Alpha ku Kembali~"

"TIDAK! JANGAN PERGI..."

"JANGAN DIAM !AYO TANGKAP DIA!!!"

See? Mereka menyeramkan nyaris gila. Telinga super Jungkook tidak tuli mendengar teriakan terakhir para pemuja dadakannya lantas segera berlari sejauh mungkin. Asal tahu saja, Jungkook lebih suka menyerang dari pada di serang, diserang masal apalagi. Amit amit deh.

Mengandalkan instingnya, Jungkook berlari ke pepohonan tinggi. Melewati jalan samar rerumputan dan batu hingga jauh dari jangkauan para gadis kurang belaian.

Beruntung Jungkook adalah werewolf, karenanya dia tidak merasa lelah meski telah berlari jauh. Namun ketika mata bulat itu memandang sekitar, Jungkook menemukan masalah baru.

"Shit! Dimana aku sekarang?!"

Jeon Jungkook tersesat. Haha.

"Park Jimin sialan. Aku akan membalasmu. Lihat saja nanti!"

Tak henti-hentinya Jungkook mengumpati si Alpha Park yang ia salahkan atas semua kesialannya ini. Sambil terus berjalan entah kemana. Jungkook tidak punya ide kemana ia pergi. Pria itu hanya berjalan—ya berjalan kemana kakinya kehendaki. Membawanya hingga Jungkook mendengar suara aliran sungai.

Sungai lagi? Yahh...apa yang bisa Jungkook harap dari hutan selain pohon, batu dan sungai? Kalau ini seperti di dalam dongeng, Jungkook beruntung bila bisa bertemu dengan bidadari khayangan yang sedang mandi. Lebih-lebih kalau dia bisa mencuri selendangnya dan menahan si bidadari di bumi untuk jadi istrinya. Hehe. Jungkook terkekeh dengan khayalan gilanya. Memang nya ini cerita Jaka Tarub.

Pada akhirnya Jungkook mendatangi sungai itu. Seperti sebelumnya, sungai itu tidak dalam ataupun lebar. Cenderung dangkal dan banyak batu-batu besar. Sungai yang cocok untuk bermain atau berleha.

Desiran aliran sungai serta cuaca yang cerah, Jungkook yakin tempat ini cocok untuk menenangkan diri sekaligus menyegarkan pikiran.

Seperti orang itu.

Seorang gadis mungil berambut coklat panjang dan menggunakan dress putih.

'Manusia? Tapi aromanya...'

Jungkook langsung tersentak kala angin membawa bau strawberry dan coklat dan memenuhi hidungnya.

Jungkook kenal aroma ini.

"KIM YERIM!!"


End of chapter.



Bagaimana? Apa aku mengecewakan kalian, reader-san?

Tolong vote dan coment kalian ya.^^

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro