Chapter 11
"Kita berada di sisi lain ruang dimensi pulau Jeju. Selamat datang di Emerald Moon Pack, Jeon Jungkook"
"Emerald Moon pack? Pack? Sebuah Pack?" Park Jimin melotot tidak percaya pada pemuda Kim seumuranya itu.
Kim Taehyung mengangguk saja membenarkan. Masih menuai respon kaget, takjud, tidak percaya pada keempat teman dari Seoul.
"Kenapa sih? Kita kan bangsa serigala, tinggal di pack bukan tidak wajar lagi." Akhirnya Taehyung jengah juga.
Kim Namjoon selaku yang punya otak paling besar tentu menyanggah, "Itu kalau kita hidup dua ratus tahun lalu. Werewolf abad 21 tidak lagi berkelompok dalam Pack. Kita serigala modern yang mandiri."
Kurang paham maksudnya tapi Taehyung memilih mengangguk lagi, "Iya terus kenapa?"
Geram, Min Yoongi menggeplak kepala Kim muda karena saking gemasnya, "Tolol. Maksudnya kenapa bisa ada Pack yang masih eksis di zaman ini, idiot."
"Ya mana aku tahu. Tanya sama Alpha pack sana." Sungut Taehyung ketus. Ia mengusap kepalanya yang sakit di pukul Min Yoongi yang memang suka tempramen.
"Yak, bodoh. Pikirmu kita bisa tiba-tiba bertanya 'Kok ada Pack jadul di zaman micin sih? Kapan buatnya?' pada Alpha Pack yang galak itu lalu di bunuh seketika? Yang benar saja Kim Taehyung." Kali ini Park Jimin yang mengomel kesal.
"Terserah deh. Pokoknya kalian sedang berada di dimensi yang leluhur kami buat terpisah dari sisi lain pulau Jeju. Pack ini sudah lama ada, entah kapan jangan tanya aku, dan merupakan satu-satunya Pack yang ada di Jeju. Kata ibu ku, ada kemungkinan Pack lain di pulau lain tapi seperti Emerald Moon pack, keberadaan pack lain sangat tersembuyi." Kata-kata Taehyung beralun keluar dari mulutnya mendapat perhatian dari empat serigala Alpha. Meski dalam hati ingin sekali menyela dan berseru tidak percaya tapi mereka berhasil menahan diri.
"Aku, Yerim dan Hoseok hyung lahir dan besar di sini. Kami belajar menjadi serigala berkelompok yang tetap memegang kuat asas-asas kuno nenek monyang. Hierarki disini tidak sebatas second gender tapi juga pada derajat hidup masing-masing. Aku putra GAMMA—the third command setelah ALPHA dan BETA, jadi sejak kecil aku di didik supaya kelak bisa meneruskan jabatan ayahku atau kalau beruntung aku bisa menjadi Beta ."
Mulut Jimin, Yoongi dan Namjoon terbuka tidak percaya dengan kebenaran background keluarga Taehyung yang cukup berpengaruh. Sedang Jungkook diam bersedekap namun matanya menatap lekat-lekat si pemuda Kim.
"Aku kenal banyak orang disini tapi yang paling akrab ya Hobi hyung. Dia putra kedua Beta pack, kecil kemungkinan menjadi Beta karena sudah ada kakaknya. Untungnya Hobi hyung juga tidak keberatan dan oleh tetua Pack Hobi-hyung sebagai salah satu petarung kuat kami di beri tugas menjaga keturunan Alpha pack." Sampai disini Taehyung berhenti sejenak untuk melihat empat penyusup.
"Siapa?"
Alis Taehyung sedikit naik ke atas. Matanya bertemu dengan mata sang Alpha superior yang akhirnya buka suara.
"Kim Yerim. Dia adalah satu-satunya keturunan Alpha pack sebelumnya yang meninggal. Kursi Alpha akhirnya di berikan kepada Kim Changmin, adik Alpha sebelumnya. Dia tidak punya anak karena mate sejatinya sudah tiada, tidak ada yang tahu sebabnya. Karena itu, kupikir, Alpha Changmin agak keras dan protektif pada Myemi karena dia satu-satunya yang bakal meneruskan kursi Alpha." Taehyung mengakhiri ceritanya.
Respon yang diterima Taehyung kali ini agak tenang.Keempat pria tampan itu secara serempak melempar punggung mereka pada sandaran sofa meski ekspresi masing-masing muka berbeda. Kim Namjoon bersandar dengan satu jari mengusap dagunya sembari matanya tidak lepas menatap Taehyung—seakan sedang menunggu si Kim muda mengatakan 'BERCANDA!EHE' meski Taehyung tidak benar-benar yakin apa yang sedan di pikirkan otak besar pria bernama panggung RM itu.
Beda lagi dengan Min Yoongi. Pria Alpha bertubuh pendek, berkulit susu itu bersandar dengan kepala bersangga pada sandaran sofa seraya memijit pangkal hidungnya. Agaknya hyung satu ini masih antara percaya-tidak percaya.
Jimin? Sudah tidak lagi bersuara menyebalkan, tapi si Alpha bermarga Park masih belum berhenti menatap Taehyung dengan mata melotot dan mulut terbuka. Shock pasti menyerang namja pendek itu berlebihan, Taehyung jadi kasihan.
Yang paling kalem, tentu saja Jeon Jungkook. Meski Taehyung tidak tahu saja, karena walau dari luar tenang begitu, Jungkook sedang berdebat hebat hingga pusing.
"Ughh..." lenguhan sakit itu mendapat perhatian para Hyung.
"Kook?"
Jungkook membuka matanya yang terpejam dan mengatakan dia baik-baik saja.
"Oke, sekarang pindah ke kalian. Bagaimana kalian sampai ke sini? Pintu antar dimensi tidak mungkin bisa dilewati jika bukan anggota pack."
"Kami di culik." Celetuk Min Suga tidak peduli.
"Hahh?" dan tentu saja otak Kim Taehyung tidak akan sampai dengan sepenggal kalimat tidak jelas itu.
Karena itu Kim Namjoon bersedia menjelaskan tidak lebih dan tanpa di kurangi dengan sebaik mungkin yang sesuai porsi otak Taehyung mengerti.
"Ah! Air terjun itu. Kalau kataku kalian sedang sial, para warrior yang membawa kalian kesini hanya ke sana jika sedang membuang mayat saja." Kata Taehyung polos seakan membuang mayat ke sungai adalah sewajar membuang sampah.
"Astaga, mayat? Mayat siapa?" pekik Jimin kaget.
Taehyung menarik seringai main-main, "Kamu tidak akan mau tahu, Jiminie." Katanya.
Benar. Jimin tidak mau tahu. Selama bukan dia tidak masalah.
"Kapan kami bisa pulang?" pertanyaan ini dari Min Suga yang sepertinya tidak suka dengan tempat baru yang dikunjunginya ini.
Sebagai jawaban Taehyung menggelengkan kepalanya, "Aku tidak tahu, keputusan ada di tangan Alpha pack. Alpha Changmin akan berdiskusi dulu dengan tetua pack dan memutuskan apakah kalian akan dilepaskan atau dipenjara."
Semuanya langsung kaget, "APA? PENJARA?"
Jangan lupa Vote dan Coment. Jangan lupa juga follow Author. Dan apabila pembaca suka dengan cerita ini juga bisa Share sehingga semakin ramai yang membaca cerita ini. Terima Kasih^^
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro