11] Photo both
Udara segar di pagi nan cerah hari ini. Beruntungnya aku masih dapat menghirupnya. Katanya, Sinar matahari pagi terdapat kandungan vitamin C didalamnya. Banyak orang mengatakan agar membatu dan menjaga kesehatan kulit.
Jogging di pagi hari di bawah sinar matahari yang masih berada di ufuk adalah salah satu rutinitas keluarga kami sebelum melakukan aktivitas normal pada umumnya.
Akan tetapi, tidak berlaku untukku di pagi cerah ini. Mau tidak mau, aku tidak bersama mereka. Aku harus segera stand bye lebih awal di halaman Dreamland University dikarenakan digelarnya acara bulanan kampus, dan aku adalah anggota pengurus! Melelahkan, bukan?
Tak menutup kemungkinan, aku pula akan melakukan rutinitas pagiku berjoging mengelingi taman kampus dengan sepatu ketss. Aku tak akan mengabaikan menghirup udara segar di pagi ini.
Setelah beberapa kali putaran, dan dirasa cukup. Apa yang harus kulakukan? Tidak lain, tidak bukan adalah mengobservasi para stand selagi setidaknya membantu beberapa stan mendirikan tenda.
Semakin siang para murid pun berdatangan hingga acara dilaksanakan. Terdapat berbagai pameran hasil kreativitas dari segala falkultas.
Pameran dari falkultas ilmu komunikasi, sedikit membuatku daya tertarikku teralih. Apalagi tidak jauh dari posisi lelahku saat ini. Bagaimana cara mereka mengumpulkan barang-barang yang ada, menjadi hasil kreativitas. Entah apa yang mereka buat, bagiku itu sungguh menarik. Apalagi di era jaman sekarang, anak-anak jaman sekarang lebih membuang barang bekas daripada mengoleksi dan mendaur ulang.
"Aku menyukai ide kalian," komentarku sambil melepas lelah berkunjung ke stan mereka.
Disana terdapat Elora, menyambut kedatanganku. Jangan dilupakan, bahwa Elora termasuk siswi falkultas ilmu komunikasi.
"Kami mengadakan photo both, dengan tema 'hijau bumiku'. Berasal dari barang bekas menjadikan hasil yang lebih aesthetic," balas teman lainnya dari anggota yang sama.
Aku pun mengangguk mengerti dengan pandangan takjub selagi memperhatikan dekorasi yang mereka buat.
"Kau bisa mencobanya dengan ala instragambel, Belle! Itu jauh lebih menarik dan mengundang para folowers." tawar Elora mengenakan tips pemasaran.
"Ya! Aku dan Belle akan mencobanya!"
Aku reflek menoleh dimana seseorang menyebut namaku dengan lantang mengajuhkan pendapat tanpa persetujuan dariku.
Yang membuatku terdiam lebih lama, orang itu adalah Luke. Rupanya, ia membantu pemeran falkultasnya tanpa aku terlebih dahulu mengetahuinya. Aku kira ia tak akan ikut berpartisipasi, huft!
Seusai perkerjaannya selesai, Luke membayar tiket kami memasuki ruangan photo both. Berpartisipasi sejumlah sepuluh ribu rupiah, dalam sekali memasuki ruangan dengan beragam pose bebas maupun berulang kali.
"Kayaknya, kita harus mengajak Elora, juga!" seruku menghentikan kecanggungan dalam diriku.
Bagaimana hanya berdua--aku dan Luke?
"Bukan lebih baik bersama orang banyak?"
"Kamu kira kita harus mengajak satu tim?" Batinku menolak pernyataanku.
Elora terkekeh kecil. Dengan sipu, ia menjawab, "Tidak! Lebih baik aku menjaga stan!"
"Selamat menikmati bermain di wahana!"
Sesampai di ruangan, bukan hanya sekedar photo both, tetapi aku juga menemukan beraneka ragam barang daur ulang. Dari barang bekas dijadikan barang aesthetic dengan nilai harga jual.
Belum aku mengamati lebih dalam, Luke mengiringku tertuju ke arah photo both berada sesuai dengan tujuan awal kami kemari.
CKREK ...!
Apa-apa dia?
Tanpa kusadari, Luke tiba-tiba menekan tombol dimana ekspresi jelekku belum sepenuhnya fokus dengan keberadaan kamera.
Aku menutup urat maluku memalingkan wajah menghindar dari area kamera. "Aku tidak akan ikut berfoto. Itu jauh lebih baik, daripada ketangkap kamera," sindirku.
"Coba lagi," tuturnya belahan.
Luke yang tiba-tiba memasangkan bandana di rambutku seketika membuat ekspresiku terdiam cukup lama. Apalagi posisi sedekat ini jauh lebih dekat! Apalagi meraih pergelangan tanganku! Ah, rasanya seperti berada di alam dunia mimpi seorang 'beauty acne' yang mengharapkan kedatangan pameran tamvan.
CKREK!
Lagi-lagi suara jepretan kamera itu menginstrupsi pandanganku. Hingga aku tak menyadari apa yang terjadi selanjutnya. Sampai-sampai fokus duniaku teralihkan dengannya.
"Ketiga kalinya, kamu akan mendapatkan piring cantik dariku, Luke!" dengusku kesal.
"Berekspresilah!" serunya tampa berbasa-basi.
Dia kira bagiku, berekspesi di depan kamera jauh lebih muda?
Aku mengingit bibir bawahku dengan mencoba mengenakan rompi. Setidaknya, aku telah membuat pose.
Luke yang kini mengenakan tas sling bag dari daur ulang mereka begitu juga dengan aku, berpose membenarkan rompi yang sedang kukenakan. Setidaknya, wajahku tidak terlalu jelas di hadapan kamera. Tertutup sebagaian rambut panjangku.
Ya. Ya! Nyatanya hasilnya juga tidak terlalu buruk. Sedikit ketagihan, aku mengajaknya berpose sekali lagi. Ah bahagianya, jika foto kita dalam jepretan terbilang bagus! Bukankah begitu, para cewek?
"Sekali lagi! Stay Cheese!"
CKREK ...!
Aku tersenyum di hadapan kamera, seolah lebih percaya diri dari sebelumnya. Meski tidak dipungkuri tidak jarang aku merasa insecure. Tidak apa lah, setidaknya aku mempunyai foto terbaik--menurutku.
***
entah kenapa,
menurut aku ini kurang panjangg,
aku ngerasa flat juga wkwk eh
gt aja semoga suka ehe
👈👉
see you, next chapter✨🙌
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro