Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

37

Dona duduk di kamarnya yang sederhana, menatap papan bicara yang biasa ia gunakan saat tampil sebagai Bella Mooi. Pikirannya berputar, memikirkan permintaan gila Bella. Menikah? Bukan hanya itu ide yang aneh, tapi juga sangat bertentangan dengan prinsip hidupnya. Bagi Dona, pernikahan adalah sesuatu yang sakral, bukan sekadar formalitas atau strategi. Namun, ancaman Bella untuk membongkar identitasnya membuatnya gelisah.

"Apa yang terjadi kalau orang-orang tahu?" gumam Dona, berbicara pada dirinya sendiri.

Ia membayangkan reaksi penggemarnya. Mungkin sebagian akan merasa terkhianati karena selama ini mereka percaya Bella Mooi adalah sosok perempuan sejati. Ada juga yang mungkin akan menganggapnya gay atau transgender, meskipun ia hanya mencintai seni makeup. Yang lebih mengkhawatirkan, kariernya sebagai beauty vlogger bisa hancur dalam sekejap, dan sumber penghasilannya hilang.

Ponselnya tiba-tiba bergetar, menampilkan nama Bella di layar. Dengan ragu, Dona mengangkatnya.

“Halo, Don,” suara Bella terdengar, tegas seperti biasa. “Udah kamu pikirkan tawaranku?”

Dona menarik napas panjang. “Kenapa harus aku? Kalau kamu butuh suami kontrak, kamu bisa cari orang lain. Ada banyak pria di luar sana yang mungkin bersedia.”

Bella terdiam sejenak sebelum menjawab. “Karena aku menyukaimu.”

Dona membeku, tidak yakin apa yang baru saja ia dengar. “Apa?”

Sadar akan ucapannya, Bella buru-buru meralat. “Maksudku, aku menyukaimu... sebagai teman dan partner. Kamu orang yang aku percaya. Lagipula, selain kamu, aku nggak punya orang lain yang dekat. Kamu tahu sendiri aku ini jutek, siapa juga yang mau berteman sama aku?”

Dona tersenyum kecil, merasa sedikit tersentuh, tapi ia tetap skeptis. “Kalau kita menikah, kontraknya berapa lama? Dan gimana kalau selama itu kita bertemu orang yang benar-benar kita sukai?”

Bella terdiam. Ada sesuatu yang menusuk hatinya mendengar pertanyaan itu. Namun, dengan nada datar, ia menjawab, “Mungkin tiga tahun. Setelah itu kita cerai, dan hak asuh bayi itu jatuh padaku. Kalau di tengah jalan kamu bertemu seseorang, kita bisa bicarakan.”

“Kenapa kamu begitu peduli pada bayi itu?” tanya Dona.

Bella menarik napas panjang di ujung telepon. “Aku cuma kasihan, Don. Bayi itu ditinggalkan ibunya begitu saja. Dia nggak punya siapa-siapa. Dan ya... 5% saham P-Farma juga lumayan menggiurkan.”

Dona terdiam, memikirkan bayi yang mirip Bella itu. Ia teringat masa kecilnya, ketika ia ditinggalkan di depan panti asuhan oleh orang tuanya. Ia tahu bagaimana rasanya tidak diinginkan, tidak punya keluarga.

“Oke,” kata Dona akhirnya.

“Apa?” suara Bella terdengar penuh harap.

“Aku setuju nikah sama kamu, Dok,” kata Dona pelan. “Tapi ini untuk bayi itu. Bukan untuk saham, atau ancamanmu.”

Bella tersenyum kecil di ujung telepon, meskipun hati kecilnya tahu ada alasan lain yang membuatnya merasa lega Dona menerima tawarannya.

“Makasih, Don,” jawab Bella singkat, sebelum menutup telepon.

Dona menatap langit-langit kamarnya, bertanya-tanya apa yang baru saja ia setujui. Tapi satu hal yang pasti, ia tahu bahwa ia akan melakukannya demi bayi itu, sama seperti Bella.

***

Votes dan komen ya guys.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro