Chapter 28
Ulang tahun pernikahan Jeno dan Rima pun berjalan sesuai rencana. Walaupun awalnya ada drama besar-besaran sebelumnya, tapi semua itu sudah terlupakan setelah Jeno memberikan kejutan yang berhasil membuat Rima tak bisa berhenti menangis.
"Ka ... ka ... mu bilang ki ... ta cuma mau cari angin, taunya?" ucap Rima yang masih saja terisak.
"Maaf ya honey," ucap Jeno mencoba menenangkan istrinya itu dalam pelukkannya.
Semua yang ada di tempat tersebut ikut merasakan kehangatan yang Rima rasakan saat ini.
"Uh ... so sweet," ucap Ghina yang juga ikut menghadiri acara tersebut.
"Kamu mau juga dipeluk, sini aku peluk," goda Trian.
Tak lama kemudian, terdengar suara jeritan Trian yang ternyata kakinya sengaja diinjak oleh Ataya, setelah ia mendengar gombalan gilanya. "Makan tuh peluk-pelukkan, bahkan Kaya gua pun gak mau dipeluk sama lo!" ucap Ataya
"Sakit! dasar gila!" dumel Trian pada Ataya.
"Makanya lo gak usah so' so'an jadi playgrup!" tegas Ataya.
"Ck ... Taytay, kasian dong calon suami gua, nanti kalau kakinya bermasalah gimana?" ucap Ghina berusaha membela Trian.
"Bahkan sebelum kakinya yang bermasalahpun, otak dia ini udah bermasalah duluan tau, gak?!"
"Yaampun, kejam banget bahasa lo Tay!" ucap Trian.
Ghina langsung mendekati Trian dan melihat keadaan kakinya, alih-alih memeriksa apakah kaki Trian bermasalah atau tidak.
Semua yang melihat kejadian itu hanya bisa tertawa saja. Mereka sudah benar-benar memahami keadaan.
- - -
Acara berjalan lancar sesuai rencana. Rima juga sangat senang dengan hadiah yang diberikan Jeno, tentu saja karena semua hadiah yang dibelikan Jeno adalah hadiah yang direkomendasikan oleh Ataya.
Sejak dulu Rima sangat suka melihat beberapa kerajinan tangan baik dari kayu maupun dari tanah liat. Sejak dulu ada dua benda yang belum sempat ia temukan lagi adalah kacamata yang terbuat dari kayu dan sebuah kalung dengan liontin kayu berbentuk hati yang sudah dipernis.
Dua benda itu adalah benda yang selalu diingikannya sejak saat SMA dulu, tapi dirinya jarang lagi menemukan kedua benda tersebut di daerah tempat tinggalnya. Dan sekarang kedua benda itu berhasil ditemukan oleh Jeno, tentu saja berkat bantuan Ataya juga.
"Makasih, ya semuanya ... Rima seneng banget hari ini," ucap Rima yang tak hentinya menunjukkan senyumannya pada semua yang ada di sana.
Suasana memang sangat mendukung, ditambah Letya juga terus saja tertawa seperti mengikuti alur acara yang sedang berlangsung.
Di tengah kesenangan tersebut, tiba-tiba saja ada sebuah pesan yang terkirim pada Ataya.
Kamu menikmati semuanya dengan tawa honey (Unknow)
Ataya sebenarnya masih tidak mengerti, bagaimana bisa si peneror terus mengetahui di mana dirinya berada, Ataya sangat jarang sekali update status layaknya anak-anak jaman sekarang. Bukankah berarti ada seseorang yang memberitaunya atau mungkinkah si peneror adalah penguntit?
Jangan sekarang Taya, lo gak boleh ngancurin suasana Batin Ataya terus saja berusaha untuk bisa mempertahakan suasana yang ada.
Kamu tidak perlu takut honey, nikmati saja acaranya dengan senyuman (Unknow)
Ataya mulai merasa tak nyaman, ia tau kalau sekarang dirinya sedang diawasi. Tapi untuk kali ini Ataya harus bisa menyembunyikan kekhawatirannya demi kakaknya.
"Taytay! ngapain lo di sana, lo gak mau makan?!" teriak Ghina sambil menunjukkan Ataya setusuk sate ayam kesukaannya.
Ataya langsung mematikan handphonenya dan berusaha untuk menetralkan pikirannya terlebih dahulu.
Sekarang ini ada banyak makanan yang ia suka, jangan sampai dirinya menyia-nyiakan semuanya. Hanya itulah hal yang Ataya pikirkan agar kecemasannya tertutupi.
Walau begitu, Trian tau ada yang tidak beres dengan sepupunya ini, sebenarnya Trian masih penasaran mengapa Ataya menahan semuanya sendirian, tidak seperti biasanya, dirinya kini tidak pernah berbagi lagi pada Trian jika ada masalah.
"Gua tau lo sedang banyak pikiran," ucap Trian berbisik pada Ataya.
"Maksud lo?"
"Gak usah bohong, gua bukan orang bego yang bisa ketipu sama kecemasan yang keliatan di muka lo," ucap Trian langsung meninggalkan Ataya yang berhasil terpaku karena ucapannya.
Terus gua harus apa sekarang?
Sebisa mungkin Ataya tetap pada keputusannya untuk tetap diam. Jika memang ada kesempatan dan waktunya juga tepat, pasti dirinya akan bercerita dan meminta bantuan orang-orang terdekatnya. Sekarang hanya itulah hal yang bisa terpikirkan oleh Ataya.
- - -
Sesampainya di rumah, Ataya kembali menyalakan handphonenya. Ketakutannya masih saja menempel dipikirannya. semoga tadi dia gak ngehubungin Ghina Ataya sangat berharap kalau Ghina takkan pernah terlibat dalam masalahnya.
Setelah handphone menyala, di sana Ataya melihat beberapa notifikasi dari si peneror yang mengirimkan beberapa gambar.
"AH!" teriak Ataya yang berhasil membuat semua orang langsung berlari menuju kamarnya.
Saat dibuka, Hasnah dan Judan langsung mendekati anaknya yang benar-benar terlihat ketakutan entah karena apa.
Rima dan Jeno juga ada di sana, tapi mereka pula tidak tau apa yang terjadi pada adiknya itu.
"Taya, kenapa?" tanya Rima.
Ataya masih tidak bisa menjawab, dirinya benar-benar takut karena gambar yang telah dikirim oleh si peneror.
Hasnah melihat handphone Ataya tergeletak begitu saja di lantai.
Mungkin penyebabnya ada di dari handphonenya Hasnah sangat yakin akan hal tersebut.
Hasnah langsung menggambil handphone putrinya tersebut, tapi ia tidak menemukan apapun, karena handphone menggunakan kata sandi.
Ataya benar-benar merasa lemas, panas dan dingin bergabung menjadi satu dalam tubuhnya.
Sebenarnya siapa dia itu, kenapa dia bisa mengirim gambar yang sama sekali gak mau gua inget!
Judan terus saja memeluk putri bungsunya, entah apa yang terjadi, Judan masih belum bisa bertanya disaat keadaan putrinya sedang tidak memungkinkan untuk menjawab pertanyaannya.
"Gak apa-apa Taya, semuanya baik-baik aja, ya ... ayah, bunda, kak Rima dan kak Jeno ada di sini, jadi Taya jangan takut, ya!" Judan masih terus berusaha menenangkan putrinya.
Ataya sangat merasa tenang berada dalam pelukkan ayahnya, tapi dirinya juga sangat sedih karena tidak bisa mengungkapkan apa yang sebenarnya ingin ia ungkapkan.
TBC ...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro