Chapter 09
Kesokkan hari, Ataya mulai mengikuti pelatihan petugas pengibar bendera. Awalnya biasa saja smapai akhirnya Ataya memilih untuk mundur dari posisinya.
"Tay, tolonglah ... kenapa lo berubah pikiran?" protes Tommy.
"Gua gak minta pelatih, apalagi kalau pelatihnya anak paskib, kalau memang mau pake pelatih, kenapa harus milih gua?!"
Ataya berniat untuk pergi dari lapangan, tapi ...
"Urusan lo sama gua Tay, bukan sama temen sekelas lo, kalau lu dendam sama gua itu gak jadi masalah, tapi jangan sampai lo dendam sama temen-temen lo hanya karena mereka memilih gua sebagai pelatih kalian," ucap Patrick mencoba meluruskan keadaan.
Ataya tak mengubrisnya, dirinya justru semakin mempercepat langkah kakinya untuk meninggalkan teman-temannya.
"Ta ..."
"Gak usah lo kejar!" teriak Ghina.
Semuanya langsung diam sambil melihat Ghina.
"Lo mau nyusul diapun gak akan menyelesaikan masalah, ngerti!" tegas Ghina pada Patrick.
Ghina langsung pergi menyusul Ataya.
Masalah terjadi setelahnya, suasana menjadi tidak terkendali.
"Lo urus dulu yang lain, untuk pengibar bendera biar gua yang urus," ujar Patrick.
Di koperasi, seperti biasa Ataya memojok agar tidak ketahuan siapapun, hanya satu yang bisa dan dia adalah Ghina.
"Udah gua duga lo pasti di sini, kenapa si lo ngindar terus dari si Patrick?" tanya Ghina.
Ataya hanya diam saja, untuk saat ini topik tersebut sangatlah sensitif untuk dibahas.
"Kalau lo ke sini cuma untuk bahas itu, mending lo pergi aja!" jawab Ataya.
"Ok ... mari kita lupakan topik ini, jadi gimana traktiran gua? Jadikah?" balas Ghina berusaha membujuk Ataya secara tidak langsung.
"Jadi. Tapi tunggu uang jajan gua turun dulu dari bokap, kalau gini caranya ... gua gak mau jadi pengibar bendera."
Ataya memiliki alasan tersendiri mengapa ia sampai memilih menjauh dari Patrick.
"Lo tuh terlalu memanjakan Ataya Pat! Lo gak tau seberapa berharganya lomba ini untuk kita?! Ini penting banget Pat!"
"Hanya karena lo punya rasa sama adik kelas lo, jangan sampai lo mengorbankan teman-teman lo demi cinta buta, ngerti!"
Dua perkataan tersebut selalu saja terngiang di telinga Ataya jika ia harus berhadapan dengan Patrick.
👱🏻♂️- 📲 - 🏨
Setelah curhat ke Canavaro, akhirnya Ataya memiliki minat meski hanya 0,01% untuk menjadi petugas upacara.
"Ok gua mau, tapi posisi gua tetap ada di tengah," ucap Ataya pada Tommy.
Dirinya setuju saja, apapun kemauan Ataya yang terpenting adalah kelas XI-IPS D bisa mengerjakan tugas dengan benar.
Pelatihan pun berjalan dengan lancar, meskipun Ataya tampak sangat dingin sekali kepada Patrick.
"Hari ini kita selesai dulu, nanti kamis kita latihan lagi, ok!" teriak Tommy merasa senang karena latihan pertama berjalan lancar.
Saat akan kembali ke kelas, tiba-tiba saja Patrick menarik tangan Ataya dan membawanya ke sebuah tempat yang mungkin hanya akan ada mereka berdua.
"Apaan, si lo?!" Ataya mencoba melepaskan tangannya, tapi genggaman Patrick sangatlah kuat.
Patrick membawanya ke gudang olahraga, dirinya segera mendorong Ataya dan menahannya agar tidak lari.
"Mau apa lo?!" teriak Ataya.
"Denger ... niat gua gak jahat, gua cuma mau ngomong empat mata sama lo," ucap Patrick yang terus saja menatap mata Ataya.
"Gua rasa gak perlu ada yang diomongin. Memangnya lo siapa?" Ataya segera melangkah, tapi jalannya dihalangi oleh Patrick.
"Denger ya, lo memang kakak kelas gua, sebelum gua bertingkah tidak sopan pada kakak kelas, lebih baik lo biarin gua pergi, ngerti?!"
"Kenapa lo benci sama gua?" tanya Patrick yang tidak menghiraukan perkataan Ataya. "Memang apa salah gua? kalau gua pernah buat salah, tolong bilang ke gua dan gua minta maaf untuk itu," lanjutnya.
"Apaan, si gak jelas!"
"Lo yang gak jelas, setelah kejadian itu lo terus aja ngejaga jarak dari gua!" Patrick sudah tidak bisa menahan emosinya. "Gua terima lo pergi dari ekskul paskib, tapi gua gak bisa nerima kalau lo pergi gitu aja ninggalin gua tanpa penjelasan," jelasnya.
Ataya langsung menghela napasnya. "Pergi tanpa penjelasan? Memang lo siapa gua?! denger ya ... hubungan kita cuma sebatas senior dan junior gak lebih dan gak akan lebih!" tegas Ataya.
Perkataan tersebut sangat menampar perasaan Patrick, selama ini segala cara ia lakukan agar bisa berbicara baik-baik pada Ataya, sampai akhirnya ia harus melakukan hal seperti ini pada Ataya.
"Gua masih ada jam pelajaran, kalau sampai gua telat ... gua gak segan-segan akan membenci lo lebih dari ini, ngerti!"
Ataya langsung melangkah pergi. Patrick hanya bisa terdiam, sebelum ia lulus ... hanya satu yang ia inginkan yaitu agar Ataya bisa menjadi miliknya.
Patrick langsung menarik dan memaksa Ataya untuk tetap berada di dalam pelukkannya. "Lo gak bisa—"
"Apaan, si?!" Ataya mencoba melepaskan diri, sayangnya pelukkanya sangatlah kuat.
"Gua suka sama lo, tapi kenapa lo terus ngejauh dari gua?!" Patrick terus saja memeluk kuat Ataya agar tidak lepas sebelum ia selesai berbicara.
"Denger ... apapun hal akan gua lakuin asalkan lo maafin gua dan nerima perasaan gua. Gua gak perlu balasan, tapi gua gak bisa ngelepas lo Tay ... plis." Suara Patrick benar-benar terdengar sendu.
Gua gak bisa Pat, gak bisa ... entahlah sejak kejadian itu gua bener-bener ingin jauh dari lo dan anak-anak lainnya, gua ingin jalanin hidup gua dengan damai di sekolah, tanpa tekanan apapun. Ataya sendiri merasa tidak enak pada Patrick.
Dan lagi, sekarang gua udah punya pacar ... gua gak mau jadi penghianat, meskipun gua gak pernah tau siapa Varo, tapi dia selalu ada untuk gua.
"Sekarang gua udah tau perasaan lo, dan jawaban gua ... gua gak bisa nerima perasaan lo, karena gua udah ada yang punya!" tegas Ataya "Dan lo ... selama lo masih bersikeras ngejar gua, maka gua hanya akan semakin menyimpan kebencian untuk lo," jelas Ataya. "Sekarang satu-satunya hal yang harus lo lakuin ... bersikaplah seperti biasa di depan gua sebagai seorang kakak kelas."
Ataya langsung melepaskan diri saat merasa pelukan Patrick mulai melemah.
"Gua masih ada jam pelajaran, gua gak mau telat hanya karena hal kaya gini." Ataya langsung pergi meninggalkan Patrick yang masih mencoba menerima kenyataan pahit yang ia terima.
TBC ... 🏃🏿♀️
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro