Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 01

SMA KELAS 2

Free Class, tentu saja hal yang sangat disenangi oleh seluruh siswa kelas XI-IPS D.

Disaat anak-anak lain berlomba-lomba keluar kelas untuk pergi ke kantin. Berbeda dengan Ataya dan Ghina yang justru lebih memilih koperasi sekolah sebagai tujuan mereka.

"Hayo ngebolos lagi, ya?" ucap bu Endin saat melihat dua curut yang sedang  mengendap-ngendap lewat pintu belakang.

"Kata siapa kita bolos?! hari ini Bu Ratna gak masuk, jadi lagi free class," jawab Ataya.

Bu Endin hanya mengangguk saja, dirinya sudah terbiasa dengan kehadiran dua curut yang biasanya kemari hanya untuk mendapatkan sinyal wifi.

"Yess dapet!" Ghina merasa senang, karena handphonenya telah tersambung ke wifi sekolah.

Berbeda dari Ghina, Ataya justru tak juga mendapatkan sinyal wifi di handphonenya.

"Ih ... nih hp kenapa si?! masa sinyalnya gak masuk-masuk?!" dumel Ataya sambil terus mengoprek handphonenya.

⏱⏱⏱

Kurang lebih sepuluh menit Ataya mencari, dan akhirnya handphonenya bisa juga mendapatkan sinyal wifi.

"Yes dapet!" Ataya benar-benar sangat senang sekali.

Hari ini ada suatu aplikasi yang ingin ia download. Beberapa waktu lalu Amel bilang kalau ada sebuah aplikasi yang bisa membuat ia berteman dengan banyak orang di luaran sana. Sebenarnya yang lebih penting adalah kalimat "Siapa tau lo bisa ketemu dengan cowok ganteng!"

Rasa penasaran Ataya sudah tidak bisa ditahan lagi. Ataya dengan cepat langsung mencari aplikasi yang dimaksud Amel di play store.

"Apa ya?" gumam Ataya yang kebingungan karena ternyata banyak sekali aplikasi semacam itu di play store.

Ataya terus saja mencari sampai akhirnya ketemu satu aplikasi yang entah itu benar atau tidak, tapi Aplikasi itu seperti menarik perhatiannya.

PENA PLOP
45,2 Mb

Setelah membaca seluruh keterangan yang sebenarnya tidak ia mengerti sama sekali karena berbahasa Inggris, Ataya yang merasa penasaran langsung mengklik download.

"BAGI SELURUH SISWA-SIWI KELAS SEBELAS IPS D, DIMOHON UNTUK SEGERA KEMBALI KE KELAS KALIAN! INI BUKAN JAMNYA ISTIRAHAT!" Suara Pak Felix yang berasal  dari spiker sekolah. 

Mendengar itu, semua siswa kelas XI-IPS D yang tadinya berlomba-lomba menuju kantin, sekarang menjadi sebaliknya, mereka berlomba-lomba agar cepat sampai di kelas. Tapi masih juga ada beberapa siswa yang justru memilih mengumpat sama seperti Ataya dan Ghina saat ini, lagipula mereka berdua memang sudah langganan kabur.

"Gak ke kelas?" tanya bu Endin.

"Males bu di kelas juga, mau ngapain coba? kalau ketauan nonton dimarahin, tidur juga masih suka ditegur, padahal kita emang gak dikasih tugas apa-apa sama guru," jelas Ataya.

Bu Endin hanya dapat menangguk saja sebagai tanda kalau ia sudah mengerti maksud Ataya. Iya kedua curut tersebut memang selalu ada saja alasannya. 

⏱⏱⏱

Setelah hampir setengah jam, akhirnya Ataya selesai juga mendownload aplikasi tesebut.

Dengan cepat Ataya langsung mengklik buka pada handphonennya. 

Welcome to Pena Plop
Log-in
Sign-in

language (english)

Hal yang pertama ia lakukan adalah mengubah bahasa, dari bahasa inggris menjadi bahasa Indonesia agar lebih mudah dimengerti olehnya. 

Selamat datang di Pena Plop
Masuk
Mendaftar

Bahasa (Indonesia)

Untuk dapat lanjut ke halaman selanjutnya, Ataya diharuskan untuk mendaftarkan diri terlebih dahulu, dengan begitu ia bisa lanjut ke halaman berikutnya. 

Selesai mendaftar, akhirnya Ataya dapat masuk ke aplikasi tersebut.

Akun saya
Tulis surat
Surat keluar
Surat masuk
Pesan pribadi
Tidak terkirim
Teman saya

Ataya masih belum terlalu mengerti cara menggunakan aplikasi tersebut. Jadi ia terus saja mencoba memahami cara kerja aplikasi tersebut. 

Tulis surat

Setelah itu Ataya dibawa ke halaman yang berisikan secari kertas kosong dengan gambar sebuah tinta dan juga bulu angsa.

Tulis suratmu di sini 👇🏻

Ataya mengikuti arahan dari aplikasi tersebut. Karena masih baru awal, jadi Ataya hanya mencoba menulis "Hai" dan ia langsung mengklik tanda kirim surat.

Akhirnya surat itu terkirim kepada salah satu pengguna aplikasi Pena Plop lainnya. Jika si penerima surat merespon, maka Ataya pasti akan mendapatkan pesan lewat fitur Chat, tapi kalau si penerima surat tidak tertarik, maka surat itu akan ia lempar kepada pengguna lainnya.

Setelah kembali ke menu awal, Ataya melihat ada perubahan di dalamnya.

Surat keluar (1 surat)

Sekarang Ataya mengerti bagaimana cara kerja Aplikasi tersebut. Ia merasa senang karena bisa menguasainya secepat itu.

"Haha ... akhirnya, gua bisa jadi pinter juga," gumamnya memuji diri sendiri.

Tak puas dengan satu surat, Ataya terus saja mengirim beberapa surat, keduanya terlalu asik dengan handphone masing-masing sampai tidak menyadari kalau sedari tadi, ada sepasang mata seseorang yang sedang memperhatikan mereka berdua. 

Siapa lagi dia, kalau bukan Pak Felix?

⏱⏱⏱

"Berdiri yang tegap!" titah pak Felix setelah membawa Ataya dan Ghina ke ruang BK.

"Kalian pikir, berhasil bersembunyi itu adalah hal yang hebat? Kalian itu perempuan! harusnya menjadi contoh yang baik, perempuan itu terkesan feminim dan tidak bandel, ngerti!" tegasnya sambil terus mengawasi kedua curut tersebut.

"Yaampun pak kaya gak pernah muda aja," ucap Ataya mencoba mengalihkan suasana tegang saat ini.

"Justru karena bapak pernah muda! jadi bapak sudah tau apa akibat dari kelakuan buruk itu akan jadi seperti apa." Tegasnya pada Ataya.

"Terus ini apa, ini?! baju kok dipendek-pendekin?!

"Namanya di crop pak, soalnya kegedean," jelas Ghina merasa jengkel.

"Kegedean?" pak Felix mengangguk-anggukkan kepalanya. "Terus kamu nyaman begitu pakai baju begini? bahkan kalau kamu angkat tangan aja puser kamu tuh bisa dilihat sama orang-orang.

Pak Felix memang terlihat garang kalau sudah marah, matanya juga jeli dalam memeriksa kerapihan.

"Ini lagi, sudah berapa kali bapak suruh kalian untuk tidak pakai rok diatas mata kaki?! tapi masih juga gak nurut. Pak Felix langsung memukul kedua kaki mereka dengan kayu penggaris.

"Aduh bapak sakit," keluh keduanya sambil mengelus-ngelus bagian kakinya yang tadi dipukul.

"Kalau kalian begini terus, bapak akan kasih kalian Sp satu atau bapak sekalian panggil orang tua kalian."

Pak Felix memang terlalu berlebihan. Jika sudah berkaitan dengan kedua orang tua, Ataya dan Ghina selalu saja berhasil dibuat diam olehnya. 

"Jangan dong, pak!" ucap mereka secara bersamaan.

"Jangan pak, ibu sama ayah saya, kan kerjanya di Jepang, ongkos ke sini aja udah berapa pak? masa iya gara-gara rok sama baju, ibu sama ayah saya harus izin dari kantornya di Jepang?" keluh Ghina.

Sekarang ini Ghina memang hanya tinggal bersama kakeknya, tapi tidak mungkin juga ia meminta kakeknya yang sudah kesulitan berjalan itu datang ke sekolah hanya untuk dinasehati oleh pak Felix.

"Iya pak jangan dong, orang tua saya juga sedang gak ada di Jakarta, kakak saya juga sedang di rumah sakit persiapan lahiran, masa harus datang ke sini? tar kalau berojol di sini gimana pak?" keluh Ataya.

Pak Felix langsung menghela napas. "Kalian ini. Kalau dibilangin pasti ada aja alasannya? kapan kalian mau berubah?!" tegasnya. "Bapak kasih kalian satu kesempatan lagi, kalau bapak lihat kalian berpenampilan seperti ini lagi! gak peduli orang tua kalian ada di mana, bapak akan panggil mereka kemari, ngerti?!"

Ataya dan Ghina hanya mengangguk saja.

"Dan satu lagi, kalau bapak liat kalian kabur lagi dari kelas, entah itu free class, apalagi tidak! ... maka toilet akan senang hati menerima jasa kalian berdua, mengerti?!

Lagi-lagi Ataya dan Ghina hanya mengangguk saja. Mereka sudah tidak tau harus jawab apa, karena di depan Pak Felix, apapun yang mereka berdua katakan pasti salah. 

⏱⏱⏱

Setelah diceramahi panjang lebar, akhirnya Ataya dan Ghina dapat kembali ke kelasnya dengan selamat.

Jangan pernah harap kalau kedua curut itu akan berubah, karena mereka bukan power rangers atau powerpuff girls yang bisa berubah begitu saja.

TBC 🗒

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro