Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Hati yang Dipoles

"Kasih, aku mencintaimu?"

Gadis yang mengenakan gaun biru selutut itu menutup mulutnya terkejut. Matanya berkaca-kaca melihat lelaki berlutut di depannya sambil membawakan cincin.

"Ya, aku juga mencintaimu."

Mendapatkan balasan yang ia inginkan. Lelaki itu berdiri hendak memeluk Kasih.

Namun, cubitan yang mendarat di lengan Kasih membangunkannya dari imajinasinya.

"Aw, apa sih."

Teman sebangku Kasih menepuk jidatnya sembari cekikikan sendiri. Kasih hanya memandangnya polos, pikirannya bertanya-tanya kenapa dia tertawa.

"Kasih, lihat itu guru udah datang. Masih pagi dah halu aja."

Kasih hanya membalasnya dengan tertawa. Pelajaran pun berjalan dengan baik sampai sore menjelang pulang. Teman sebangku Kasih buru-buru mengemas barangnya.

"Buru-buru banget. Mau kemana?"

Dia hanya tersenyum setelah meletakkan buku terakhirnya di dalam tas. "Aku mau pulang bareng pacarku. Kasih, aku duluannya."

Dia belalu pergi dengan wajah berseri-seri dan sedikit malu. Sedangkan Kasih dibuatnya berpikir. Di lingkungan Kasih memang banyak orang yang menjalin hubungan asmara antar laki-laki dan perempuan. Berbeda dengan temannya, Kasih tidak pernah pacaran.

Justru itu membuat Kasih bingung. Apakah cinta hanya sebatas mengucapkan "aku cinta kamu" saja? Apakah cinta itu cukup merasa memiliki atau dimiliki oleh seseorang? Apakah status pacaran hanya dijadikan bukti bahwa kau milik seseorang?

Kasih membantah itu semua. Bukan status sebagai pacar orang yang ia inginkan dan merasa memiliki atau dimiliki hanya membuatnya terkekang. Kasih ingin mencintai seseorang dengan bebas.

Kasih memang single, bukan berati dia tidak punya kekasih. Hatinya bahkan penuh akan kenangan dari seseorang yang ia cintai.

Sayangnya bukan seseorang seperti pacar temannya. Kasih selalu mencintai seseorang dan menciptakannya seolah mereka nyata. Seperti dari karakter film ataupun karya fiksi.

Kasih menikmati perasaannya saat memandang tokoh yang ia cintai. Ia tidak mengganggu garis cerita tokoh tersebut. Ia mengaguminya. Seperti alunan musik yang mengalun di pesta dansa. Kasih seperti menari bersama musik ketika ia mulai membayangkan tokoh itu jadi nyata.

Teman-teman Kasih sempat khawatir akan nasib Kasih yang menurut mereka itu miris. Namun, ketika ditanya Kasih selalu menjawab...

"Aku tidak mau merugikan juga tidak mau rugi. Tidak ada yang perlu effort banyak. Tidak ada yang akan tersakiti. Tidak ada harapan juga yang hanya di bibir tanpa adanya tindakan."

Walau sudah dijelaskan demikian teman-teman Kasih tetap khawatir. Mereka tidak setuju pada pendapat Kasih.

Andaikan saja mereka tahu. Kasih menyimpan perasaan pada tokoh fiksi sedalam itu karena ia tidak mau terluka lagi.

Kasih hanya ingin bebas menyampaikan perasaannya pada tokoh yang ia cintai. Sepanjang hari Kasih menghabiskan waktunya untuk membayangkan setiap adegan yang ia lalui bersama tokoh tercintanya. Seolah tokoh itu nyata. Kasih mengajaknya bicara. Membahas banyak hal. Mengikuti setiap berita tentang tokoh itu.

Kasih juga mengabadikan beberapa momen seperti posternya saat melakukan adegan keren. Beberapa foto yang diedit seolah mereka sedang berselfie. Memajang beberapa action figur. Kasih menyukai dunia yang ia ciptakan sendiri.

Terlihat gila sebenarnya.

Namun, jauh di dalam lubuk hatinya Kasih merasa takut. Ia mempoles dirinya sebegitu gila, tapi masih mempertahankan kewarasannya. Itu semua ia lakukan hanya untuk mengubur sakit hatinya pada kesedihan akan realita.

Bagaimana sakitnya ketika kau sudah diberi harapan dan melakukan effort yang begitu besar, tapi endingnya kau yang dikhianati.

. ˚ ⚘ ˏ'୭̥*ೃ

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro