• Tamat 💐
.
.
Hari ini Jongho dan Yeosang cuti .
Mereka bersarapan bersama-sama di ruang makan .
Jongho baru saja ingin menyuapkan makanan ke dalam mulutnya sebelum sepasang tangan kecil menyentuh permukaan ribanya .
" Dada ! ", jerit kecil anak itu
Tangannya diangkat tinggi-tinggi | minta untuk didukung .
" Aip , Helena sayang . Jangan kacau Dada tengah makan .
Ke mari , pada Papa saja . " , kata Yeosang .
" Noo " , jawabnya pelat
Tak menunggu masa yang lama, Jongho terus mengangkat anak kecil itu .
Didudukkan Helena di atas ribanya . Sebelah tangannya memeluk kemas tubuh rapuh itu dan sebelah lagi tangannya mencarik sedikit roti bakar dan menyuapkannya pada Helena .
" Eaak hmm huwwe " , bunyi kanak-kanak itu .
Jongho tetap beriak biasa , tenang .
Dia meneruskan sesi sarapannya seperti biasa sambil membiarkan Helena yang di ribanya itu menepuk-nepuk meja makan dan terkadang menduselkan wajahnya ke dada bidang milik Jongho .
Yeosang memandang anak kecil dan kekasihnya itu tanpa sebarang kata melainkan senyuman manis yang dia ukirkan buat Helena yang sedang berceloteh kepadanya .
" Papa abburuga jubwaa Papa ! "
Jangan salahkan bahasa asing bayi itu . Dia baru berusia setahun lebih dan masih belajar bercakap .
Namun Yeosang menyambut pertuturan anaknya itu dengan ceria .
" Oh , iya ?
Nak main ya ?
Okay, boleh . Nanti kita main ya sayang.
Biar Papa dan Dada habis makan dulu boleh ? "
" Eungg eumm " , jawab bayi itu tak kalah semangat .
Dia kini sibuk bermain dengan sudu dan piring kosong yang Jongho hulurkan padanya .
Puas dia melaga-lagakan sudu dan piring itu bersama sehingga terhasilnya bunyi-bunyi bingit .
" Helena .
Give that to Papa .
Don't play with those . " , kata Yeosang sambil menghulurkan tangannya ke hadapan | ingin mencapai objek yang disebutkan itu tadi .
Belum sempat tangannya mencapai , Jongho sudah memegang tangannya terlebih dahulu .
" Biarkan , sayang .
Tak mengapa .
Lagipun dia kelihatan begitu comel dan polos ketika bermain .
Jika kau risau bunyi-bunyian itu bakal mengganggu aku , maka kau silap .
Aku senang melihatnya. "
Ada benar kata Jongho.
Helena bukanlah kanak-kanak tipikal yang degil , nakal atau suka berbuat sepah .
Dia lebih teratur dan akan begitu asyik dalam sesuatu perkara tanpa menjahili perkara itu .
" Dada Dada . "
" Ya sayang ? Mengapa ? "
" Ma'an "
" Makan ? Kau mahu Dada suapkan lagi . Boleh . " , balasnya .
Jongho yang berada di belakang Helena itu membungkukkan sikit dirinya bagi mencium pucuk kepala Helena .
Anak kecil itu bergerak dan berbunyi suka .
Kemudian barulah Jongho menyuapkan bubur bayi yang baru saja Yeosang sediakan tadi .
Bayi polos itu menerima bubur itu dengan girang .
" Sayang ? Hari ini kau ada rancangan ? " , soal Jongho kepada Yeosang
Yeosang hanya mengangkat kening tanda ingin tahu apa sebenarnya yang Jongho fikirkan
" Let's have a date ? "
" Can we bring Helena too ? "
"Of course , love . She's mine too . ", balas Jongho
Yeosang kemudiannya melangkah ke arah Jongho dan menarik lembut dagu Jongho lalu mengucupnya seketika .
" Terima kasih . "
" Annyow woo Ena ! " , sampuk si kecil yang ada di antara mereka
" Helena want some kisses too ?
Sure ! " , balas Yeosang lalu mendukung Helena sebelum memberinya ciuman penuh kasih dan geram
.
.
.
Memandangkan mereka membawa anak kecil bersama jadi tempat yang mereka tuju ialah Shopping Mall .
Di mana di tingkat bawah sekali ada tapak bermain kanak-kanak .
Tapi sebelum itu , mereka pergi membeli-belah terlebih dahulu .
Dibelinya beberapa pakaian baharu , kelengkapan membesar Helena dan sebagainya .
Oh , plan mereka untuk bercuti tempoh hari ditunda dan akan diteruskan sekitar bulan depan kerana tiba-tiba sahaja Helana demam panas sebelum ini .
Syukur , Helana kembali sihat dan aktif seperti semula kini .
Mereka hanya take-away makanan tengahari nanti dan akan membawanya ke tasik berdekatan atas permintaan Jongho yang ingin piknik dan mengambil angin luar .
Helena yang berada dalam kereta bayi hanya ketawa riang . Matanya bersinar-sinar memandang ke sana dan sini .
Dia juga merupakan seorang bayi yang ceria . Kaki kecilnya menendang-nendang udara di depannya | tanda dia ingin berjalan .
Sesampai sahaja di kawasan riadah kanak-kanak indoor itu , Yeosang memakaikan kasut kepada anaknya itu dan menemaninya berjalan .
Pantas . Lincah .
Itu saja perkataan yang mampu menggambarkan ketangkasan Helana berjalan .
Ini antara sebab Yeosang membeli tali spring besar dan panjang yang dipasangkan di seluar bahagian pinggang Helena ke tangan Yeosang .
Supaya apabila tali spring itu menegang dan tertatik sepenuhnya , Helana sendiri tahu dan sudah didisplinkan untuk berjalan undur atau berhenti seketika supaya Yeosang boleh mengejarnya .
" Hi hik hik bwa hahaa "
" Papa ! Cpattt ! " , jeritnya teruja | meminta papanya berjalan cepat ke arahnya .
" Sayang , Papa penatlah .
Perlahan sikit jalan ya , sayang ? " , ucap Yeosang yang termengah kecil
" Hurry , Papa , leggo ! "
Ditarik-tarik tali spring itu supaya papanya faham isi hatinya yang inginkannya terus berlari ke hadapan .
Amboi , anaknya .
"Aip , Helena .
Don't do that .
I'll be mad ." , tidak perlu leteran yang panjang dan Helena sudah bertenang semula .
Ya , itu suara Jongho .
Dia agak tegas dalam mendidik Helena .
" Okiee Pa , take yo timwee ~ " , kata bayi itu meleret .
Bijak .
" Dada , c'mere .. " , bunyi bayi itu memanggil Jongho pula .
Jongho yang berada di hadapan Helena itu lantas mengejar Helana sambil membuat bunyi dinosaur mengejar .
" Garrrrrr "
" Layiiiii " , jerit Helena
Secara tak langsung , bayi itu berlari semula all the way ke arah Yeosang yang sepatutnya mengejar Helena di depan tadi .
Yeosang tersenyum girang sebaik sahaja Helena melompat ke arahnya dan merangkulnya erat .
Terjerit-jerit anak itu ketika melihat Dadanya telah mendekati dirinya dan Papa .
" Aaaarrrrghhh " , lolong Jongho ketika dia turut mendakap erat tubuh Helena yang diapit olehnya dan Yeosang .
" Hihihikhik Papa ! " , tawanya girang .
Biarlah mereka berpelukan seketika .
Hari itu mereka meluangkan masa berkualiti bersama .
.
.
.
.
" Helena dah pandai bercakap dengan jelas ! " , teriak Yeosang gembira .
" Sayang papa . Sini .
My lil princess , how are you ? "
" Good ! "
" Wah , bijaknya anak Dada !
Mesti Papa yang ajar ni . " , sampuk Jongho .
Dia yang baru pulang dari pejabat itu terus membuka coat kerjanya dan mendakap erat Helena yang bertatih menuju ke arahnya .
" Dada , Dada balik ! " , ucap si anak kecil itu .
Lantas Helena dibawa ke dalam pelukan hangat milik Jongho dan dikucup lembut dahinya .
" I love you Dada ! "
" Love you more , our lil princess . " , jawab Jongho .
Tiba-tiba Yeosang memisahkan Helena daripada Jongho .
" Sudahlah tu .
Awak belum mandi lagi ya , Encik Choi .
Suka-suka saja peluk Helena .
Puan Lee , tolong jagakan Helena .
Saya nak sambut Jongho balik kerja sekejap ya. Terima kasih . " , katanya sambil mendorong tubuh Helena kepada Puan Lee , pembantu rumah .
Puan Lee mengangguk lalu mendukung Helena menuju bilik bermain .
" Encik Choi ? Again ?
How many times do I need to tell you Kang ?
Kenapa denganmu ?
Sengaja ?
Kau suka bila kumarah ? " , soal Jongho .
Yeosang hanya diam .
Dia mengiringi kekasihnya itu menuju bathtub yang sudah dipenuhi air .
Kamar mandi itu cukup luas .
Ada sinki , langsir mandi , ruangan tandas duduk , ruangan shower tak lupa juga kabinet dan rak kecil yang terpasang . Amat mewah .
Di sisi tub mandi itu pula bukanlah dibentengi oleh dinding mozek sebaliknya dihiasi oleh jendela luas lut sinar ditutupi birai .
Yeosang kemudiannya menyalakan lilin terapi aroma lalu melangkah keluar bagi menyediakan pakaian tidur yang sesuai dipakai oleh Jongho .
Jongho balik agak lewat malam ini kerana dia baru pulang dari jamuan makan malam bertempatan 20km jauhnya dari rumahnya .
Dia memilih untuk pulang ke rumah kerana baginya , komitmennya di sini lebih penting dan perlu didahulukan.
" Kang , kau tahu sendiri bahawa aku tidak suka bila kau tidak menjawab soalanku . " , ucapnya sebaik sahaja melihat Yeosang kembali ke kamar mandi .
Jongho kini sudah selesa berendam dalam tub yang diisi dengan sabun cecair dan bom mandi beraroma vanila dan sakura .
" Encik Choi .
Sepertinya kau memarahiku ? " , sengaja nadanya dibuat mengejek .
Tak menunggu masa yang lama , Yeosang terekekeh .
" Lihatlah wajah cemberutmu , Encik Choi ! Comel sekali ! Seakan-akan beruang . "
Sekali lagi sengaja Yeosang menggugurkan gelaran-gelaran manja mereka dan nada perbicaraan kasualnya dengan kekasihnya itu .
Jongho hanya membuat muka tidak suka .
Yeosang yang masih dengan sisa-sisa tawa itu kemudiannya turut menanggalkan pakaian dan menyertai Jongho masuk ke dalam tub .
Dia merangkul tubuh kekar kekasihnya itu dan menyelesaikan dirinya ke dalam dakapan milik Jongho yang bersandar di hujung tub .
Jendela di sebelah mereka yang terbuka membenarkan angin sejuk malam menyapa pasangan yang dilamun cinta itu .
Sekilas , Jongho menempelkan ulas bibirnya dengan bibir Yeosang.
" Hanya tempelan ? " , soal Yeosang tak suka .
" Beritahu motifmu mengusikku seperti tadi terlebih dahulu . Hanya setelah kau lakukan itu , apa pun permintaanmu akan kuanggap sebagai arahan yang mesti aku laksanakan . " , rangkulannya dieratkan lagi .
" Sengaja .
Untuk melihat reaksi unggul itu .
Di mana awak tampak sangat garang , ditakuti , berkuasa , terlalu mendominasi .
Membuatkan saya teringat betapa tegas dan kasarnya awak dulu , Encik Choi.
Encik Choi .
Nama yang sering saya ucap dulu ketika lelah , sedih dan kecewa .
Ibarat mantera sekali gus lucky charm saya .
Terkadang , saya juga tak mengerti .
Mengapa ? Kenapa Encik Choi juga yang saya cinta ?
Sehingga kini , saya tetap tak faham awak .
Benarlah ya bahawa cinta itu buta ? " , Yeosang menyandarkan belakang kepalanya di dada bidang milik Jongho
Mereka saling menggenggam tangan dan merelakskan tubuh mereka menikmati suasana romantik itu .
Terdengar sayup muzik damai yang Yeosang pasang melalui speaker kecil di atas kabinet di kamar mandi itu
" Kenapa ? " , soal Jongho memecahkan kesunyian mereka berdua .
" Kerana tadi sempat saya terfikir kalau bukan awak yang bela saya dulu , entah apa jadi pada saya kan ?
Bapa mungkin akan menjualku kepada orang yang tak berhati perut . "
Yeosang menarik belakang telapak tangan Jongho dan meletaknnya di pipinya .
" Entah bagaimana akan kubayar segala hutang ibu bapaku selama ini sendiri ?
Akankah aku berjumpa hyung sebaik Seonghwa hyung ? Yang menjaga dan menyayangiku penuh kasih .
Kerana awak juga , Seonghwa hyung kembali berjumpa adik-adik tirinya .
Awak juga melepaskan Seonghwa hyung dari tempat terkutuk itu .
Betapa baiknya awak kerana kembali membawa saya pulang setelah terkontang-kanting di bar itu dulu .
I just .. Well , love the way how I was so in love with you before . Even at that moment , you didn't admire me as much as I did to you .
Entah kenapa .
I just ,
Love you so much . " , kata Yeosang .
Belakang telapak tangan Jongho yang di pipinya itu diiring menuju bibirnya dan dikucup lama .
.. Terima kasih
Belum sempat Yeosang ingin melafazkan kata itu ; Jongho sudah mengucapkannya terlebih dahulu .
" Terima kasih banyak , Yeosangie . "
Jongho bukanlah seorang yang pandai meluahkan isi hati dan rasa kasihnya dengan timbunan madah-madah nan indah .
Disebabkan itulah , tidak hairanlah jika dia terus mendakap erat Yeosang dan mengucup leher belakang Yeosang .
Meninggalkan sensasi dingin kepada si empunya .
" Aku amat mencintaimu , Kang Yeosang . I really do . " , ucap Jongho
Tangan kirinya mengusap halus alur tengah punggung milik kekasihnya .
Sensitif , reflaks Yeosang menguatkan lagi genggaman tangannya dengan tangan Jongho .
" Darling , tell me .
Apa yang kau mahuku lakukan ? " , katanya perlahan tepat di telinga kanan Yeosang.
Kini mereka duduk saling berhadapan
" Kiss . "
Lantas , Jongho memperbetul kedudukan mereka dan mencium kekasihnya itu rakus .
Kalau tadi hanya tempelan sehingga menyebabkan Yeosang tidak berpuas hati , kali ini Yeosang pasti kecanduan , ketagih dengan kehangatan penyatuan bibir mereka .
Masing-masing mula merasakan libido yang mula menyapa mereka .
Digesek perlahan milik mereka berdua bersama .
Jongho menggeram perlahan.
Tangannya tidak tinggal duduk diam , sibuk mengusik dan mengusap punggung Yeosang yang dia rindukan .
" Sayang, I love you . " , katanya sebelum maju membiarkan aset mereka berdua saling berlaga dengan lebih . Tangannya turut liar menjelajahi tubuh sang kekasih .
Jarinya kini sudah menyapa permukaan lubang birahi sang belahan jiwanya .
Ciuman kembali ditautkan namun semestinya ianya lebih hangat dan lebih menuntut .
Tak lama kemudian , perlahan yang lebih muda menurunkan dirinya membiarkan jari pasangannya yang sudah diselaputi lendir cecair pelincir itu masuk
Jongho menggeram rendah .
.
.
Entah bagaimana Jongho boleh terlupa satu fakta penting bahawa terkadang Yeosang mampu mengambil alih kegiatan hangat mereka .
" You know what to do with this little buddy here , right , Mr Choi ? " , katanya sambil menghadapkan kejantanan besar nan beruratnya yang mengacung itu tepat di hadapan wajah lawan bicara .
Jongho mengangguk perlahan , gemuruh.
Sepanjang dia bersama Yeosang , hanya sekali itu sahaja Yeosang pernah bersikap mendominasi begini.
Itu pun ketika Yeosang mengikatnya dan mengugutnya menggunakan pisau sewaktu Yeosang masih lagi menjadi orang gajinya .
Tidak dinafikan tenaga lelaki milik Yeosang terkadang mampu melebihi tenaga Jongho .
Dengan perlahan , dia menggeselkan batang keras itu ke pipinya . Sengaja hendak merasa sensasi dari benda hangat itu .
" Pretty . " , kata Jongho sambil mendongak memandang Yeosang.
Kegiatan itu ..
Akan mereka nikmati sendiri .
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro