Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

• Tamat 💐

.
.

Hari ini Jongho dan Yeosang cuti .

Mereka bersarapan bersama-sama di ruang makan .

Jongho baru saja ingin menyuapkan makanan ke dalam mulutnya sebelum sepasang tangan kecil menyentuh permukaan ribanya .

" Dada ! ", jerit kecil anak itu

Tangannya diangkat tinggi-tinggi | minta untuk didukung .

" Aip , Helena sayang . Jangan kacau Dada tengah makan .

Ke mari , pada Papa saja . " , kata Yeosang .

" Noo " , jawabnya pelat

Tak menunggu masa yang lama, Jongho terus mengangkat anak kecil itu .

Didudukkan Helena di atas ribanya . Sebelah tangannya memeluk kemas tubuh rapuh itu dan sebelah lagi tangannya mencarik sedikit roti bakar dan menyuapkannya pada Helena .

" Eaak hmm huwwe " , bunyi kanak-kanak itu .

Jongho tetap beriak biasa , tenang .

Dia meneruskan sesi sarapannya seperti biasa sambil membiarkan Helena yang di ribanya itu menepuk-nepuk meja makan dan terkadang menduselkan wajahnya ke dada bidang milik Jongho .

Yeosang memandang anak kecil dan kekasihnya itu tanpa sebarang kata melainkan senyuman manis yang dia ukirkan buat Helena yang sedang berceloteh kepadanya .

" Papa abburuga jubwaa Papa ! "

Jangan salahkan bahasa asing bayi itu . Dia baru berusia setahun lebih dan masih belajar bercakap .

Namun Yeosang menyambut pertuturan anaknya itu dengan ceria .

" Oh , iya ?

Nak main ya ?

Okay, boleh . Nanti kita main ya sayang.

Biar Papa dan Dada habis makan dulu boleh ? "

" Eungg eumm " , jawab bayi itu tak kalah semangat .

Dia kini sibuk bermain dengan sudu dan piring kosong yang Jongho hulurkan padanya .

Puas dia melaga-lagakan sudu dan piring itu bersama sehingga terhasilnya bunyi-bunyi bingit .

" Helena .

Give that to Papa .

Don't play with those . " , kata Yeosang sambil menghulurkan tangannya ke hadapan | ingin mencapai objek yang disebutkan itu tadi .

Belum sempat tangannya mencapai , Jongho sudah memegang tangannya terlebih dahulu .

" Biarkan , sayang .

Tak mengapa .

Lagipun dia kelihatan begitu comel dan polos ketika bermain .

Jika kau risau bunyi-bunyian itu bakal mengganggu aku , maka kau silap .

Aku senang melihatnya. "

Ada benar kata Jongho.

Helena bukanlah kanak-kanak tipikal yang degil , nakal atau suka berbuat sepah .

Dia lebih teratur dan akan begitu asyik dalam sesuatu perkara tanpa menjahili perkara itu .

" Dada Dada . "

" Ya sayang ? Mengapa ? "

" Ma'an "

" Makan ? Kau mahu Dada suapkan lagi . Boleh . " , balasnya .

Jongho yang berada di belakang Helena itu membungkukkan sikit dirinya bagi mencium pucuk kepala Helena .

Anak kecil itu bergerak dan berbunyi suka .

Kemudian barulah Jongho menyuapkan bubur bayi yang baru saja Yeosang sediakan tadi .

Bayi polos itu menerima bubur itu dengan girang .

" Sayang ? Hari ini kau ada rancangan ? " , soal Jongho kepada Yeosang

Yeosang hanya mengangkat kening tanda ingin tahu apa sebenarnya yang Jongho fikirkan

" Let's have a date ? "

" Can we bring Helena too ? "

"Of course , love . She's mine too . ", balas Jongho

Yeosang kemudiannya melangkah ke arah Jongho dan menarik lembut dagu Jongho lalu mengucupnya seketika .

" Terima kasih . "

" Annyow woo Ena ! " , sampuk si kecil yang ada di antara mereka

" Helena want some kisses too ?

Sure ! " , balas Yeosang lalu mendukung Helena sebelum memberinya ciuman penuh kasih dan geram

.

.

.

Memandangkan mereka membawa anak kecil bersama jadi tempat yang mereka tuju ialah Shopping Mall .

Di mana di tingkat bawah sekali ada tapak bermain kanak-kanak .

Tapi sebelum itu , mereka pergi membeli-belah terlebih dahulu .

Dibelinya beberapa pakaian baharu , kelengkapan membesar Helena dan sebagainya .

Oh , plan mereka untuk bercuti tempoh hari ditunda dan akan diteruskan sekitar bulan depan kerana tiba-tiba sahaja Helana demam panas sebelum ini .

Syukur , Helana kembali sihat dan aktif seperti semula kini .

Mereka hanya take-away makanan tengahari nanti dan akan membawanya ke tasik berdekatan atas permintaan Jongho yang ingin piknik dan mengambil angin luar .

Helena yang berada dalam kereta bayi hanya ketawa riang . Matanya bersinar-sinar memandang ke sana dan sini .

Dia juga merupakan seorang bayi yang ceria . Kaki kecilnya menendang-nendang udara di depannya | tanda dia ingin berjalan .

Sesampai sahaja di kawasan riadah kanak-kanak indoor itu , Yeosang memakaikan kasut kepada anaknya itu dan menemaninya berjalan .

Pantas . Lincah .

Itu saja perkataan yang mampu menggambarkan ketangkasan Helana berjalan .

Ini antara sebab Yeosang membeli tali spring besar dan panjang yang dipasangkan di seluar bahagian pinggang Helena ke tangan Yeosang .

Supaya apabila tali spring itu menegang dan tertatik sepenuhnya , Helana sendiri tahu dan sudah didisplinkan untuk berjalan undur atau berhenti seketika supaya Yeosang boleh mengejarnya .

" Hi hik hik bwa hahaa "

" Papa ! Cpattt ! " , jeritnya teruja | meminta papanya berjalan cepat ke arahnya .

" Sayang , Papa penatlah .

Perlahan sikit jalan ya , sayang ? " , ucap Yeosang yang termengah kecil

" Hurry , Papa , leggo ! "

Ditarik-tarik tali spring itu supaya papanya faham isi hatinya yang inginkannya terus berlari ke hadapan .

Amboi , anaknya .

"Aip , Helena .

Don't do that .

I'll be mad ." , tidak perlu leteran yang panjang dan Helena sudah bertenang semula .

Ya , itu suara Jongho .

Dia agak tegas dalam mendidik Helena .

" Okiee Pa , take yo timwee ~ " , kata bayi itu meleret .

Bijak .

" Dada , c'mere .. " , bunyi bayi itu memanggil Jongho pula .

Jongho yang berada di hadapan Helena itu lantas mengejar Helana sambil membuat bunyi dinosaur mengejar .

" Garrrrrr "

" Layiiiii " , jerit Helena

Secara tak langsung , bayi itu berlari semula all the way ke arah Yeosang yang sepatutnya mengejar Helena di depan tadi .

Yeosang tersenyum girang sebaik sahaja Helena melompat ke arahnya dan merangkulnya erat .

Terjerit-jerit anak itu ketika melihat Dadanya telah mendekati dirinya dan Papa .

" Aaaarrrrghhh " , lolong Jongho ketika dia turut mendakap erat tubuh Helena yang diapit olehnya dan Yeosang .

" Hihihikhik Papa ! " , tawanya girang .

Biarlah mereka berpelukan seketika .

Hari itu mereka meluangkan masa berkualiti bersama .

.

.

.

.


" Helena dah pandai bercakap dengan jelas ! " , teriak Yeosang gembira .

" Sayang papa . Sini .

My lil princess , how are you ? "

" Good ! "

" Wah , bijaknya anak Dada !
Mesti Papa yang ajar ni . " , sampuk Jongho .

Dia yang baru pulang dari pejabat itu terus membuka coat kerjanya dan mendakap erat Helena yang bertatih menuju ke arahnya .

" Dada , Dada balik ! " , ucap si anak kecil itu .

Lantas Helena dibawa ke dalam pelukan hangat milik Jongho dan dikucup lembut dahinya .

" I love you Dada ! "

" Love you more , our lil princess . " , jawab Jongho .

Tiba-tiba Yeosang memisahkan Helena daripada Jongho .

" Sudahlah tu .

Awak belum mandi lagi ya , Encik Choi .

Suka-suka saja peluk Helena .

Puan Lee , tolong jagakan Helena .

Saya nak sambut Jongho balik kerja sekejap ya. Terima kasih . " , katanya sambil mendorong tubuh Helena kepada Puan Lee , pembantu rumah .

Puan Lee mengangguk lalu mendukung Helena menuju bilik bermain .

" Encik Choi ? Again ?

How many times do I need to tell you Kang ?

Kenapa denganmu ?

Sengaja ?

Kau suka bila kumarah ? " , soal Jongho .

Yeosang hanya diam .

Dia mengiringi kekasihnya itu menuju bathtub yang sudah dipenuhi air  .

Kamar mandi itu cukup luas .

Ada sinki , langsir mandi , ruangan tandas duduk , ruangan shower tak lupa juga kabinet dan rak kecil yang terpasang . Amat mewah .

Di sisi tub mandi itu pula bukanlah dibentengi oleh dinding mozek sebaliknya dihiasi oleh jendela luas lut sinar ditutupi birai .

Yeosang kemudiannya menyalakan lilin terapi aroma lalu melangkah keluar bagi menyediakan pakaian tidur yang sesuai dipakai oleh Jongho .

Jongho balik agak lewat malam ini kerana dia baru pulang dari jamuan makan malam bertempatan 20km jauhnya dari rumahnya .

Dia memilih untuk pulang ke rumah kerana baginya , komitmennya di sini lebih penting dan perlu didahulukan.

" Kang , kau tahu sendiri bahawa aku tidak suka bila kau tidak menjawab soalanku . " , ucapnya sebaik sahaja melihat Yeosang kembali ke kamar mandi .

Jongho kini sudah selesa berendam dalam tub yang diisi dengan sabun cecair dan bom mandi beraroma vanila dan sakura .

" Encik Choi .

Sepertinya kau memarahiku ? " , sengaja nadanya dibuat mengejek .

Tak menunggu masa yang lama , Yeosang terekekeh .

" Lihatlah wajah cemberutmu , Encik Choi ! Comel sekali ! Seakan-akan beruang . "

Sekali lagi sengaja Yeosang menggugurkan gelaran-gelaran manja mereka dan nada perbicaraan kasualnya dengan kekasihnya itu .

Jongho hanya membuat muka tidak suka .

Yeosang yang masih dengan sisa-sisa tawa itu kemudiannya turut menanggalkan pakaian dan menyertai Jongho masuk ke dalam tub .

Dia merangkul tubuh kekar kekasihnya itu dan menyelesaikan dirinya ke dalam dakapan milik Jongho yang bersandar di hujung tub .

Jendela di sebelah mereka yang terbuka  membenarkan angin sejuk malam menyapa pasangan yang dilamun cinta itu .

Sekilas , Jongho menempelkan ulas bibirnya dengan bibir Yeosang.

" Hanya tempelan ? " , soal Yeosang tak suka .

" Beritahu motifmu mengusikku seperti tadi terlebih dahulu . Hanya setelah kau lakukan itu , apa pun permintaanmu akan kuanggap sebagai arahan yang mesti aku laksanakan . " , rangkulannya dieratkan lagi .

" Sengaja .

Untuk melihat reaksi unggul itu .

Di mana awak tampak sangat garang , ditakuti , berkuasa , terlalu mendominasi .

Membuatkan saya teringat betapa tegas dan kasarnya awak dulu , Encik Choi.

Encik Choi .

Nama yang sering saya ucap dulu  ketika lelah , sedih dan kecewa .

Ibarat mantera sekali gus lucky charm  saya .

Terkadang , saya juga tak mengerti .

Mengapa ? Kenapa Encik Choi juga yang saya cinta ?

Sehingga kini , saya tetap tak faham awak .

Benarlah ya bahawa cinta itu buta ? " , Yeosang menyandarkan belakang kepalanya di dada bidang milik Jongho

Mereka saling menggenggam tangan dan merelakskan tubuh mereka menikmati suasana romantik itu .

Terdengar sayup muzik damai yang Yeosang pasang melalui speaker kecil di atas kabinet di kamar mandi itu

" Kenapa ? " , soal Jongho memecahkan kesunyian mereka berdua .

" Kerana tadi sempat saya terfikir kalau bukan awak yang bela saya dulu , entah apa jadi pada saya kan ?

Bapa mungkin akan menjualku kepada orang yang tak berhati perut . "

Yeosang menarik belakang telapak tangan Jongho dan meletaknnya di pipinya .

" Entah bagaimana akan kubayar segala hutang ibu bapaku selama ini sendiri ?

Akankah aku berjumpa hyung sebaik Seonghwa hyung ? Yang menjaga dan menyayangiku penuh kasih .

Kerana awak juga , Seonghwa hyung kembali berjumpa adik-adik tirinya .

Awak juga melepaskan Seonghwa hyung dari tempat terkutuk itu .

Betapa baiknya awak kerana kembali membawa saya pulang setelah terkontang-kanting di bar itu dulu .

I just .. Well , love the way how I was so in love with you before . Even at that moment , you didn't admire me as much as I did to you .

Entah kenapa .

I just ,

Love you so much . " , kata Yeosang .

Belakang telapak tangan Jongho yang di pipinya itu diiring menuju bibirnya dan dikucup lama .

.. Terima kasih

Belum sempat Yeosang ingin melafazkan kata itu ; Jongho sudah mengucapkannya terlebih dahulu .

" Terima kasih banyak , Yeosangie . "

Jongho bukanlah seorang yang pandai meluahkan isi hati dan rasa kasihnya dengan timbunan madah-madah nan indah .

Disebabkan itulah , tidak hairanlah jika dia terus mendakap erat Yeosang dan mengucup leher belakang Yeosang .

Meninggalkan sensasi dingin kepada si empunya .

" Aku amat mencintaimu , Kang Yeosang . I really do . " , ucap Jongho

Tangan kirinya mengusap halus alur tengah punggung milik kekasihnya .

Sensitif , reflaks Yeosang menguatkan lagi genggaman tangannya dengan tangan Jongho .

" Darling , tell me .

Apa yang kau mahuku lakukan ? " , katanya perlahan tepat di telinga kanan Yeosang.

Kini mereka duduk saling berhadapan

" Kiss . "

Lantas , Jongho memperbetul kedudukan mereka dan mencium kekasihnya itu rakus .

Kalau tadi hanya tempelan sehingga menyebabkan Yeosang tidak berpuas hati , kali ini Yeosang pasti kecanduan , ketagih dengan kehangatan penyatuan bibir mereka .

Masing-masing mula merasakan libido yang mula menyapa mereka .

Digesek perlahan milik mereka berdua bersama .

Jongho menggeram perlahan.

Tangannya tidak tinggal duduk diam , sibuk mengusik dan mengusap punggung Yeosang yang dia rindukan .

" Sayang, I love you . " , katanya sebelum maju membiarkan aset mereka berdua saling berlaga dengan lebih . Tangannya turut liar menjelajahi tubuh sang kekasih .

Jarinya kini sudah menyapa permukaan lubang birahi sang belahan jiwanya .

Ciuman kembali ditautkan namun semestinya ianya lebih hangat dan lebih menuntut .

Tak lama kemudian , perlahan yang lebih muda menurunkan dirinya membiarkan jari pasangannya yang sudah diselaputi lendir cecair pelincir itu masuk

Jongho menggeram rendah .

.
.

Entah bagaimana Jongho boleh terlupa satu fakta penting bahawa terkadang Yeosang mampu mengambil alih kegiatan hangat mereka .

" You know what to do with this little buddy here , right , Mr Choi ? " , katanya sambil menghadapkan kejantanan besar nan beruratnya yang mengacung itu tepat di hadapan wajah lawan bicara .

Jongho mengangguk perlahan , gemuruh.

Sepanjang dia bersama Yeosang , hanya sekali itu sahaja Yeosang pernah bersikap mendominasi begini.

Itu pun ketika Yeosang mengikatnya dan mengugutnya menggunakan pisau sewaktu Yeosang masih lagi menjadi orang gajinya .

Tidak dinafikan tenaga lelaki milik Yeosang terkadang mampu melebihi tenaga Jongho .

Dengan perlahan , dia menggeselkan batang keras itu ke pipinya . Sengaja hendak merasa sensasi dari benda hangat itu .

" Pretty . " , kata Jongho sambil mendongak memandang Yeosang.

Kegiatan itu ..

Akan mereka nikmati sendiri .

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro