7 • Impian Yeosang
Setelah tiga bulan berada di sini , aku baru dikhabarkan bahawa Jongho menghantarku ke sini supaya aku berpeluang menempuh hari-hariku dengan normal sehingga hujung bulan depan .
Empat bulan . Tempoh dia perlu ke negara jiran untuk melaksanakan tugasan mustahak berhubung perusahaannya itu .
Haih ..
Yeosang mengeluh .
Semestinya kehidupanku di sini lebih baik daripada masa-masa yang dihabiskan di rumah Jongho .
Bebalkah dia jika dia mengaku bahawa ..
Dia merindukan Encik Choi ?
Mungkin kerana sudah lama tidak bertemu , disebabkan itulah dia sering teringatkan Encik Choi .
Fikirannya terkenangkan perbualannya dengan Seonghwa kelmarin ;
" Yeo .. Kamu-- kamu betul-betul ke ni ?
Kamu serius , kamu sayangkan Encik Choi ? " , soal Seonghwa .
" Hyung . Maaf , maafkan Yeo . Yeo tak sepatutnya sukakan dia kan ? "
" Yeo , hyung tak nak kamu terluka nanti .
Kamu sendiri nampak kan yang kamu dan Encik Choi memang tak ada harapan ?
Bukan hyung nak jadi jahat , tapi kamu sendiri tahu sikap dia tak sebaik kamu .
Tak padanlah kamu dengan dia .
Kalau boleh .. Lupakan dia , Yeo mula hidup baru , okay ? "
" Kalau boleh . " , mimik Yeosang sendiri .
Bekerja sebagai seorang part-timer bartender tidaklah begitu teruk . Aku hanya perlu menyiapkan pesanan mereka dan mengisi semula stok bahan-bahan dan peralatan bar .
Pemilik bar menawarkan aku untuk menjadi pekerja tetap di sini namun aku terpaksa menolak kerana aku masih sibuk dengan pengajianku di siang hari .
Berdasarkan kehidupanku kini , aku sudah berangan-angan untuk memiliki kerja yang elegan dan memuaskan hatiku sendiri .
Persekitaran di sini juga elok jika dikecualikan pemabuk-pemabuk yang membuat onar apabila toleransi mereka pada alkohol sudah mencapai limit .
Seronok .
Semoga suatu hari nanti impianku tercapai , untu memiliki kerja yang stabil .
" Why bother to further degree then ended up being just a bartender here ? " , cemuh seorang pelanggan sebelum ini .
Sejak itu , Yeosang tidak mahu menjadi begitu ramah dan begitu terbuka dengan kehidupan peribadinya kepada mana-mana pelanggan langsung .
Kelulusan akedemikku tiada kaitan sama sekali dengan dirimu , manusia tiada akal .
" Hi , there .
Could you get me some soft cocktail with any fruits as the topping , please . " , pinta seorang pelanggan memecahkan lamunan Yeosang .
Ah , pelanggan yang sopan .
Aku suka .
Bukankah lebih baik jika wujud lebih ramai pelanggan yang sopan dan berbudi pekerti seperti encik ini di Malaysia ?
" Sure , please wait a minute , sir . "
" Here you go . " , balas Yeosang dengan membawa minuman manis itu .
" Oh , kau . " , kata Yeosang lagi setelah menyedari siapa insan di depannya ini .
" Ya , saya datang bukan nak cari masalah . Tapi nak berjumpa dengan Seonghwa . "
Tangannya dihulurkan kepada Yeosang .
" Hongjoong . " , dia memperkenalkan diri .
" Hmm . Seonghwa hyung tiada . Off day . " , balas Yeosang ringkas .
" Please , help me so I can reach him .
You are the only one who can bring me to him . "
" Kau terdesak ? Pelayan lain kan ada dekat kelab sana tu . " , balas Yeosang .
" Itu bukan isunya . Kali ni biar saya dekati dia secara baik .
You never know how messed up I was once I realized I've done a really huge mistake for hurting someone as kind as him .
Beri saya peluang untuk tebus kesalahan saya . Saya menyesal . Sangat . "
" Lepas tiga bulan , baru menyesal ? Kononnyalah . " , balas Yeosang sarkas .
Tak sempat Hongjoong bersuara , Yeosang menoleh ke belakang ketika terdengar namanya dipanggil oleh seseorang ;
" Yeosangie , hyung balik awal hari ni !
Kamu sorang je kan shift sekarang , mari hyung tolong . " , kata Seonghwa .
Namun langkahnya terhenti sebaik sahaja dia terlihat Hongjoong .
Tanpa berkata apa-apa , Seonghwa terus memalingkan tubuhnya — bersedia untuk pergi dari situ .
Hongjoong terus menahan Seonghwa daripada meninggalkannya .
" Beri aku peluang untuk tebus kesilapan aku , Seonghwa . "
Mendengarkan namanya disebut oleh jejaka itu , jantung Seonghwa mula berdegup laju daripada yang biasa .
" Tak , aku tak percaya . Kenapa lepas tiga bulan ? Nampak sangat menipu . "
" Seonghwa .. Kalau aku beritahu yang sepanjang tiga bulan tu aku resah dan berusaha untuk cari kau , kau percaya ?
Hari aku berjumpa kau di mall , sejak itu aku mula berani muncul di hadapan kau , ingin bersua muka dan berbicara secara baik dengan kau .
Tapi sering saja , kau lari dan menolak pelawaan aku .
Kali ini saja , beri aku peluang untuk memohon maaf secara baik . " , pinta Hongjoong .
Seonghwa kemudiannya menepis tangan Hongjoong secara kasar .
" Pergi . Anggap saja kita tak pernah berjumpa . Teruskan kehidupan kau yang serba mewah itu , jangan cari aku lagi . " , katanya .
Sewaktu meninggalkan Hongjoong , Seonghwa langsung tidak menoleh ke belakang .
Meninggalkan Hongjoong yang remuk hatinya . Membuktikan bahawa kini dia sudah tiada harapan untuk menghampiri Seonghwa , pemuda tampan yang kebelakangan ini tidak mampu dia lupakan .
" Pulanglah . " , kata Yeosang yang sedari tadi berdiam diri menyaksikan mereka berdua .
" Tidak , biar aku baiki keadaan . "
" Jika kau masih ada cara lain , silakan . " ,
balas Yeosang acuh tak acuh kerana malas hendak melayan lelaki itu .
" Ada . Bagaimanakah caranya untuk menempah dia malam ini ? "
Papp !
Lagi sekali wajah Hongjoong ditampar kasar oleh Yeosang mengakibatkan lehernya terteleng .
" Itu cara kau baiki keadaan ?
Diri kau tak layak untuk Seonghwa hyung .
Berhambus . " , katanya lalu menekan interkom — memanggil pengawal bar untuk mengusir Hongjoong dari situ .
.
.
.
Sebaik sahaja kerjanya di bar tamat , dia terus pulang ke biliknya .
" Hello ? " , tutur Yeosang sebaik sahaja menjawab panggilan telefon dari nombor yang tak dikenali itu .
" Apa khabarmu sayang ?
Baik-baik sahajakah kau di sana ? "
Yeosang terkedu . Sudah tiga bulan lamanya dia tidak mendengar suara ini .
Tanpa sedar , air mata jernihnya mengalir .
" Encik Choi-- aku rindu .. " , bersusah payah dia cuba melafazkan kata itu dalam esakannya yang mula memburuk itu .
" Sayang , sebulan lagi .
Tempuhi hidup kau dengan gembira .
Seusai kerjaku di sini selesai , aku akan mengambil kau semula dan peranan kau masih sama .
Orang gaji apartmenku . " , kata Jongho di talian sebelah sana .
' Orang gaji ?
Tiada harapankah buatku ? '
" Encik Choi .. " , panggil Yeosang .
" Hmm . " , balasnya ringkas .
" Memang aku tiada peluangkah untuk bersama dengan Encik Choi ?
Beri aku apa saja tugasan , arahan , akan aku turuti .
Perasaan ini , walau berapa jauh cubaku campakkan , namun tiada hasilnya .
Encik Choi ..
Maafkan aku kerana mencintaimu Encik Choi ..
Aku sanggup berada di sisimu walau apa jua keadaannya .
Encik Choi , ibu bapaku sudah tiada , ketika bersama kau seolah-olah aku disayangi dan dilindungi .
Walau ada ketikanya kau menyakitiku , aku tahu kerana aku yang ingkar dengan peraturanmu .
Bawa aku pulang . " , luah Yeosang tersedu-tersedu .
" Kang , berhenti .
Tidak waraskah kau ?
Aku ini lelaki bekerjaya .
Mana mungkin kau dan aku layak bersama .
Aku ini lelaki . Jika aku bersamamu , legasi keturunanku tak akan berkembang-biak .
Aku bosan dengan pengakuan cinta palsumu itu , Kang .
Sememangnya kau masih ingin bersamaku kerana kemewahan yang aku sediakan kepadamu .
Sebulan lagi , nikmati hidupmu .
Kemudian akan aku bawa kau kembali ke rumah tangga bahagia milik kita berdua . "
Kemudian , panggilan diputuskan .
Yeosang terus menangis semahu-mahunya , menyembamkan wajah merah nan anggun itu ke atas cadar tilamnya.
" Encik Choi .. Percaya kataku bila aku kata yang aku ingin bersamamu . Bukan kerana duitmu ..
Mengapa ..
Yeosang bebal !
Campak perasaan kau padanya jauh-jauh !
Kau tak siuman kerana ingin bersamanya . " ;
Marahnya pada diri sendiri .
Dia terus merebahkan dirinya dan menyelubungi tubuhnya di atas katil .
Tiba-tiba dia merasakan tilam di sampingnya tenggelam menandakan ada seseorang yang berbaring di sana .
" Yeosangie .. " , panggilnya dengan suara yang sungguh lembut .
Bagaimana dia boleh terlupa keberadaan Seonghwa di bilik perkongsian mereka itu ?
Malam itu , Yeosang tertidur dalam dakapan Seonghwa .
Dan malam itu juga dia sedar , impiannya bukan sahaja ingin menjadi bartender berjaya namun dia juga ingin Encik Choi menerimanya , seadanya .
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro