Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

7 • Impian Yeosang


Setelah tiga bulan berada di sini , aku baru dikhabarkan bahawa Jongho menghantarku ke sini supaya aku berpeluang menempuh hari-hariku dengan normal sehingga hujung bulan depan .

Empat bulan . Tempoh dia perlu ke negara jiran untuk melaksanakan tugasan mustahak berhubung perusahaannya itu .

Haih ..

Yeosang mengeluh .

Semestinya kehidupanku di sini lebih baik daripada masa-masa yang dihabiskan di rumah Jongho .

Bebalkah dia jika dia mengaku bahawa ..

Dia merindukan Encik Choi ?

Mungkin kerana sudah lama tidak bertemu , disebabkan itulah dia sering teringatkan Encik Choi .

Fikirannya terkenangkan perbualannya dengan Seonghwa kelmarin ;

" Yeo .. Kamu-- kamu betul-betul ke ni ?

Kamu serius , kamu sayangkan Encik Choi ? " , soal Seonghwa .

" Hyung . Maaf , maafkan Yeo . Yeo tak sepatutnya sukakan dia kan ? "

" Yeo , hyung tak nak kamu terluka nanti .

Kamu sendiri nampak kan yang kamu dan Encik Choi memang tak ada harapan ?

Bukan hyung nak jadi jahat , tapi kamu sendiri tahu sikap dia tak sebaik kamu .

Tak padanlah kamu dengan dia .

Kalau boleh .. Lupakan dia , Yeo mula hidup baru , okay ? "

" Kalau boleh . " , mimik Yeosang sendiri .

Bekerja sebagai seorang part-timer bartender tidaklah begitu teruk . Aku hanya perlu menyiapkan pesanan mereka dan mengisi semula stok bahan-bahan dan peralatan bar .

Pemilik bar menawarkan aku untuk menjadi pekerja tetap di sini namun aku terpaksa menolak kerana aku masih sibuk dengan pengajianku di siang hari .
Berdasarkan kehidupanku kini , aku sudah berangan-angan untuk memiliki kerja yang elegan dan memuaskan hatiku sendiri .

Persekitaran di sini juga elok jika dikecualikan pemabuk-pemabuk yang membuat onar apabila toleransi mereka pada alkohol sudah mencapai limit .

Seronok .

Semoga suatu hari nanti impianku tercapai , untu memiliki kerja yang stabil .

" Why bother to further degree then ended up being just a bartender here ? " , cemuh seorang pelanggan sebelum ini .

Sejak itu , Yeosang tidak mahu menjadi begitu ramah dan begitu terbuka dengan kehidupan peribadinya kepada mana-mana pelanggan langsung .

Kelulusan akedemikku tiada kaitan sama sekali dengan dirimu , manusia tiada akal .

" Hi , there .

Could you get me some soft cocktail with any fruits as the topping , please . " , pinta seorang pelanggan memecahkan lamunan Yeosang .

Ah , pelanggan yang sopan .

Aku suka .

Bukankah lebih baik jika wujud lebih ramai pelanggan yang sopan dan berbudi pekerti seperti encik ini di Malaysia ?

" Sure , please wait a minute , sir . "

" Here you go . " , balas Yeosang dengan membawa minuman manis itu .

" Oh , kau . " , kata Yeosang lagi setelah menyedari siapa insan di depannya ini .

" Ya , saya datang bukan nak cari masalah . Tapi nak berjumpa dengan Seonghwa . "

Tangannya dihulurkan kepada Yeosang .

" Hongjoong . " , dia memperkenalkan diri .

" Hmm . Seonghwa hyung tiada . Off day . " , balas Yeosang ringkas .

" Please , help me so I can reach him .

You are the only one who can bring me to him . "

" Kau terdesak ? Pelayan lain kan ada dekat kelab sana tu . " , balas Yeosang .

" Itu bukan isunya . Kali ni biar saya dekati dia secara baik .

You never know how messed up I was once I realized I've done a really huge mistake for hurting someone as kind as him .

Beri saya peluang untuk tebus kesalahan saya . Saya menyesal . Sangat . "

" Lepas tiga bulan , baru menyesal ? Kononnyalah . " , balas Yeosang sarkas .

Tak sempat Hongjoong bersuara , Yeosang menoleh ke belakang ketika terdengar namanya dipanggil oleh seseorang ;

" Yeosangie , hyung balik awal hari ni !

Kamu sorang je kan shift sekarang , mari hyung tolong . " , kata Seonghwa .

Namun langkahnya terhenti sebaik sahaja dia terlihat Hongjoong .

Tanpa berkata apa-apa , Seonghwa terus memalingkan tubuhnya — bersedia untuk pergi dari situ .

Hongjoong terus menahan Seonghwa daripada meninggalkannya .

" Beri aku peluang untuk tebus kesilapan aku , Seonghwa . "

Mendengarkan namanya disebut oleh jejaka itu , jantung Seonghwa mula berdegup laju daripada yang biasa .

" Tak , aku tak percaya . Kenapa lepas tiga bulan ? Nampak sangat menipu . "

" Seonghwa .. Kalau aku beritahu yang sepanjang tiga bulan tu aku resah dan berusaha untuk cari kau , kau percaya ?

Hari aku berjumpa kau di mall , sejak itu aku mula berani muncul di hadapan kau , ingin bersua muka dan berbicara secara baik dengan kau .

Tapi sering saja , kau lari dan menolak pelawaan aku .

Kali ini  saja , beri aku peluang untuk memohon maaf secara baik . " , pinta Hongjoong .

Seonghwa kemudiannya menepis tangan Hongjoong secara kasar .

" Pergi . Anggap saja kita tak pernah berjumpa . Teruskan kehidupan kau yang serba mewah itu , jangan cari aku lagi . " , katanya .

Sewaktu meninggalkan Hongjoong , Seonghwa langsung tidak menoleh ke belakang .

Meninggalkan Hongjoong yang remuk hatinya . Membuktikan bahawa kini dia sudah tiada harapan untuk menghampiri Seonghwa , pemuda tampan yang kebelakangan ini tidak mampu dia lupakan .

" Pulanglah . " , kata Yeosang yang sedari tadi berdiam diri menyaksikan mereka berdua .

" Tidak , biar aku baiki keadaan . "

" Jika kau masih ada cara lain , silakan . " ,
balas Yeosang acuh tak acuh kerana malas hendak melayan lelaki itu .

" Ada . Bagaimanakah caranya untuk menempah dia malam ini ? "

Papp !

Lagi sekali wajah Hongjoong ditampar kasar oleh Yeosang mengakibatkan lehernya terteleng .

" Itu cara kau baiki keadaan ?

Diri kau tak layak untuk Seonghwa hyung .

Berhambus . " , katanya lalu menekan interkom — memanggil pengawal bar untuk mengusir Hongjoong dari situ .

.

.

.

Sebaik sahaja kerjanya di bar tamat , dia terus pulang ke biliknya .

" Hello ? " , tutur Yeosang sebaik sahaja menjawab panggilan telefon dari nombor yang tak dikenali itu .

" Apa khabarmu sayang ?

Baik-baik sahajakah kau di sana ? "

Yeosang terkedu . Sudah tiga bulan lamanya dia tidak mendengar suara ini .

Tanpa sedar , air mata jernihnya mengalir .

" Encik Choi-- aku rindu .. " , bersusah payah dia cuba melafazkan kata itu dalam esakannya yang mula memburuk itu .

" Sayang , sebulan lagi .

Tempuhi hidup kau dengan gembira .

Seusai kerjaku di sini selesai , aku akan mengambil kau semula dan peranan kau masih sama .

Orang gaji apartmenku . " , kata Jongho di talian sebelah sana .

' Orang gaji ?
Tiada harapankah buatku ? '

" Encik Choi .. " , panggil Yeosang .

" Hmm . " , balasnya ringkas .

" Memang aku tiada peluangkah untuk bersama dengan Encik Choi ?

Beri aku apa saja tugasan , arahan , akan aku turuti .

Perasaan ini , walau berapa jauh cubaku campakkan , namun tiada hasilnya .

Encik Choi ..

Maafkan aku kerana mencintaimu Encik Choi ..

Aku sanggup berada di sisimu walau apa jua keadaannya .

Encik Choi , ibu bapaku sudah tiada , ketika bersama kau seolah-olah aku disayangi dan dilindungi .

Walau ada ketikanya kau menyakitiku , aku tahu kerana aku yang ingkar dengan peraturanmu .

Bawa aku pulang . " , luah Yeosang tersedu-tersedu .

" Kang , berhenti .

Tidak waraskah kau ?

Aku ini lelaki bekerjaya .

Mana mungkin kau dan aku layak bersama .

Aku ini lelaki . Jika aku bersamamu  , legasi keturunanku tak akan berkembang-biak .

Aku bosan dengan pengakuan cinta palsumu itu , Kang .

Sememangnya kau masih ingin bersamaku kerana kemewahan yang aku sediakan kepadamu .

Sebulan lagi , nikmati hidupmu .

Kemudian akan aku bawa kau kembali ke rumah tangga bahagia milik kita berdua . "

Kemudian , panggilan diputuskan .

Yeosang terus menangis semahu-mahunya , menyembamkan wajah merah nan anggun itu ke atas cadar tilamnya.

" Encik Choi .. Percaya kataku bila aku kata yang aku ingin bersamamu . Bukan kerana duitmu ..

Mengapa ..

Yeosang bebal !

Campak perasaan kau padanya jauh-jauh !

Kau tak siuman kerana ingin bersamanya . " ;

Marahnya pada diri sendiri .

Dia terus merebahkan dirinya dan menyelubungi tubuhnya di atas katil .

Tiba-tiba dia merasakan tilam di sampingnya tenggelam menandakan ada seseorang yang berbaring di sana .

" Yeosangie .. " , panggilnya dengan suara yang sungguh lembut .

Bagaimana dia boleh terlupa keberadaan Seonghwa di bilik perkongsian mereka itu ?

Malam itu , Yeosang tertidur dalam dakapan Seonghwa .

Dan malam itu juga dia sedar , impiannya bukan sahaja ingin menjadi bartender berjaya namun dia juga ingin Encik Choi menerimanya , seadanya .

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro