4 • Salah-silah Yeosang
• Sudut Pandangan Choi San
.
.
.
Setelah kerjaku di Usaha Sama Choi & Kang selesai , aku segera ke rumah kekasihku , Wooyoung .
Kata Wooyoung , Yeosang baru sahaja pulang . Baru sahaja dirinya menghantar Yeosang ke perhentian bas .
Oh , Yeosang ke sini lagi untuk menemani kekasihku ?
Ternyata , sangkaanku meleset .
Wooyoung yang mempelawa Yeosang ke mari supaya dirinya boleh bertenang dengan situasinya sekarang .
Dasar Choi Jongho , anak iblis !
Setelah berbual ringkas dengan Wooyoung , dia mula mengantuk .
Aku biarkan dia tidur terlebih dahulu .
Beberapa minit setelah dia tidur , nada dering telefonnya kedengaran .
Kubaca nama pemanggilnya .
• Yeosang^^
Aku mula risau , ada apa-apakah yang terjadi pada Yeosang sehingga dia menelefon selewat ini ?
.
.
.
" Maaf kerana mengganggu tidurmu Woo . Tolong aku-- dia-- hah hah--
Dia mengamuk lagi .
Bawa aku lari dari sini Woo.
Tolong aku. " , katanya tercungap-cungap sambil terus berlari .
" Yeosang , keluar dari daerah situ .
Tunggu aku di bus stop berwarna kuning di daerah sebelah . Aku akan menjemput engkau . " , arahku .
Dapat aku dengar ketakutannya dari getaran suaranya . Semestinya dia tidak sedar bahawa ini aku , San yang menjawab panggilan , bukannya Wooyoung .
Aku segera bergegas mengambil kunci kereta dan jaket . Sebelum aku keluar , sempat kukucup dahi Wooyoung sambil berkata perlahan ;
" Woo , aku keluar sekejap ya . "
Sepanjang perjalanan , hatiku tidak henti-henti menyumpah seranah Jongho , adik angkatku .
Setibanya aku di sana , Yeosang tidak ada .
Mungkin dia belum sampai lagi ?
10 minit menunggu , dia masih belum tiba .
Diriku mula risau , adakah Jongho telah menjumpainya terlebih dahulu ?
Aku mula meronda di sektiar situ , mencari Yeosang .
Lama meronda , masih belum ada orang yang kutunggu .
Aku mula menelefon Yeosang .
Angkat panggilan , Yeosang .
Aku mahu kau selamat .
Akhirnya , panggilanku diangkat .
" Yeosang , mana kau ? Kau baik-baik je ? Jongho masih kejar kau ? " , soalku .
" Huh , San hyung . Jangan masuk campur urusanku . "
Jongho ?
" Lepaskan Yeosang ! Dia bukannya hamba kau ! Jongho , dia tetap manusia ! "
" Dia bukan hambaku , ya .
Tapi dia hamba kepada duitku .
Tidak , dia pemuja duitku .
Hyung lupa ? Kami sudah berkahwin ?
Jadi sekarang , dia hak milikku . "
" Perkahwinan kau hanya palsu !
Jangan pura-pura kau sayangkan dia ! "
Tanpa aku sedar , Jongho sudah memutuskan talian .
' Yeosang , aku harap kau selamat .
Jongho , aku tahu nak cari kau di mana . '
Kata San sendiri .
.
.
.
.
" Kau , adik tak kenang budi ! " , jerkah San sebaik sahaja menapak masuk ke rumah agam milik Jongho .
Sebuah penumbuk dilayangkan kepada Jongho secara keras .
Jongho tumbang , tidak menyangka bahawa San akan berjumpanya terlebih dahulu sebelum mencari keberadaan Yeosang .
Jongho ingin berdiri namun hampa .
San terus meninjunya bertubi-tubi sehingga rahangnya terasa sengal dan pipinya mula mengeras .
Choi San . Abang angkatnya yang disanjungi dan dikagumi oleh seluruh pekerja Usaha Sama Choi & Kang
Sememangnya , setiap serangannya amat kuat sehingga Jongho sendiri tidak dapat melawannya secara berlebihan .
Lemah . Itu keadaan Jongho kini .
Jongho berusaha untuk bangun namun San menyerangnya lagi secara terus-terusan .
San duduk di atas tubuh Jongho , melarangnya untuk bangun .
Sehingga salah seorang pekerja di rumah Jongho menarik lengan San kuat sambil menjerit ;
" Sudah , San ! Sedarlah , adik kamu dah tak bermaya dah tu ! " , jerit orang gaji Jongho .
" Ibu Kang , Jongho ni dah melampau !
Biar dia rasa betapa sakitnya kena seksa , kena dera , kena belasah !
Sesuka hati je dia layan orang macam anjing kurap ! " , marah San .
" San .... " , panggil ibu tiri San lemah .
Lengan San ditarik perlahan ke sofa berdekatan .
" Duduk , sayang . Seburuk mana pun Jongho , dia tetap adik kamu . " , kata Puan Yena perlahan .
Puan Yena kemudiannya melangkah ke arah Jongho di lantai sambil berusaha menolongnya bangun .
" Adik angkat . " , kata San dan Jongho serentak .
" Tak kisahlah adik betul atau tidak , kamu berdua kena kuat dan terus ada toleransi antara satu sama lain .
Kamu berdua hanya ada antara satu sama lain sahaja .
Ibu pun hanya ibu tiri kamu , San .
Dan saya hanya ibu kepada abang angkat Encik Jongho . "
Kata Ibu Kang kemudian menjeda sebelum meneruskan lagi bicaranya ;
" Selaku orang gaji di rumah ni , saya nampak Encik Jongho sangat kuat bekerja dan tak sempat ada masa untuk diri sendiri .
Sama juga macam San , anak tiri ibu yang selalu balik kerja lewat , semata-mata nak uruskan perusahaan mendiang ayah kamu berdua .
Maafkan ibu , San .
Semua ni tak kan jadi kalau ibu tak kahwin dengan ayah kamu dulu .
Ibu memang tamak .
Tengok kamu berdua mengingatkan ibu kepada anak kandung ibu , Yeosang .
Mendiang Yeosang ..
Ibu .. Menyesal ..
Kalau ibu tahu , ibu bawa dia sekali dengan ibu untuk tinggal dengan ayah kamu dulu , San .
Tindakan ibu meninggalkan dia dengan ayah kandung dia ialah keputusan yang sangat salah .
Yeosang akhirnya terus didera oleh ayah kandungnya sendiri ..
Ibu .. Ibu tak .. " , kata-kata Puan Yena tersekat .
Dia mula menangis dalam dakapan San .
San , anak tiri yang sanggup menerima dirinya walaupun sebelum ini dia merosakkan hubungan ibu kandung San dengan mendiang suami baharunya dahulu .
Jongho kekal diam .
" Maaf .. Saya meluah panjang pula .
Sekejap ya Encik Jongho , saya ambilkan first aid . Biar saya rawat luka Encik . " , kata Puan Yena lalu terus berlalu meninggalkan dua jejaka itu di sofa .
" Sampai bila kau nak tipu ibu Kang ?
Sampai bila nak sembunyikan tentang Yeosang pada ibu Kang ?
Yang paling aku tak boleh terima ,
mana perginya waras dan rasa hormat kau ?
Jadikan Ibu Kang , ibu tiri kau sendiri sebagai orang gaji ? " , soal San tegas .
Dia mengepal penumbuknya kuat , cuba mengawal emosinya supaya tidak memulakan semula pergaduhan dengan adik angkatnya itu .
" Rasakan , itu karma dia .
Dia buang Yeosang dulu , hyung .
Dia curangi suami dia sendiri .
Dia lukakan hati emak , dia rampas ayah .
Dia tamak , dia hanya mahukan harta ayah .
Lepas ayah mati , dia sibuk nak kan bahagian harta dia .
Bila dia tahu yang Yeosang kena dera , kena pukul teruk dengan bekas suami dia , dia hanya buat tak tahu .
Tapi bila dia dengar khabar yang Yeosang dah mati , mula lah dia pura-pura sedih . Dengan harapan yang pihak polis akan tangkap suami lama dia dan terus dia boleh kaut harta bekas suami dia tu pula . " , terang Jongho panjang lebar .
Sebelum San berbicara , Jongho menambah ;
" Biar dia rasa akibat perbuatan dia sendiri dulu hyung . Lagipun dia kerja sini bukannya jadi hamba .
Dia dapat gaji dan aku sendiri tanggung kos perubatan diabetes dia tiap-tiap bulan dekat hospital swasta , hyung .
Biarkan dulu . Dia tak boleh tahu yang Yeosang masih hidup . "
" Dia tahu kau dah kahwin kan ?
Macam mana dia tak tahu tentang Yeosang ? "
" Kang Yeona .
Nama Yeosang dalam sijil kami .
Identiti palsu tu tampak lebih rasional .
Kang Yeosang , seorang mahasiswa biasa di hari-hari normalnya .
Kang Yeona , isteriku . " , kata Jongho .
San hanya mendengus kecil
" Bukan kisah aku dan Yeosang yang perlu kau sibuk .
Kisah kau dan Wooyoung itu lagi utama . Bagaimana ingin kau mengahwininya sedangkan agama dan negara kita melarangnya ?
Dan ya , tidak risaukah Wooyoung jika melihat engkau tiada di sampingnya apabila dia terbangun di jam-jam sebegini seperti kebiasaannya ? " , sengaja Jongho ingin mengenakan abangnya itu .
San mula menilik jam sekilas .
Jam 4:30 pagi .
Wooyoung memang selalu terjaga pada detik ini .
Sebelum sempat San ingin memancing telefon pintarnya dari poket untuk memberi pesanan ringkas kepada Wooyoung , Jongho sekali lagi bersuara ;
" Jangan risau , Yeosang selamat .
Percayakan ku , hyung .
Pulanglah , kekasihmu mesti merindukanmu .
Maklumlah , baru semalam kau pulang dari outstation yang berbulan itu . " , sambung Jongho .
Sebelum San ingin bangkit , Jongho mencapai pergelangan tangan abang angkatnya itu untuk bersalaman dengan San .
" Tentang ibu Kang juga , usahlah kau risaukan .
Aku hanya ingin memainkan emosinya .
Aku bukan seperti kau hyung , yang mampu menerima dia sebagai ibu tiri kita .
Yeosang pun tak tahu bahawa ibunya bekerja di sini .
Aku ingin dia menyesal semahunya dengan perbuatan kejinya kepada Yeosang . "
" Ah , jadi perbuatan kau pada Yeosang pula tak keji ? Oh ya perbuatan kau tak boleh dikatakan keji , tapi kejam !
Sekali lagi aku tahu kau sakitkan adik tiriku , Yeosang , aku tak akan teragak-agak untuk melayangkan penumbuk lagi kepadamu . " , kata San sambil berlalu keluar .
Biarlah masa menentukan segalanya .
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro