Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

4 • Salah-silah Yeosang

Sudut Pandangan Choi San

.
.
.

Setelah kerjaku di Usaha Sama Choi & Kang selesai , aku segera ke rumah kekasihku , Wooyoung .

Kata Wooyoung , Yeosang baru sahaja pulang . Baru sahaja dirinya menghantar Yeosang ke perhentian bas .

Oh , Yeosang ke sini lagi untuk menemani kekasihku ?

Ternyata , sangkaanku meleset .

Wooyoung yang mempelawa Yeosang ke mari supaya dirinya boleh bertenang dengan situasinya sekarang .

Dasar Choi Jongho , anak iblis !

Setelah berbual ringkas dengan Wooyoung , dia mula mengantuk .

Aku biarkan dia tidur terlebih dahulu .

Beberapa minit setelah dia tidur , nada dering telefonnya kedengaran .

Kubaca nama pemanggilnya .

Yeosang^^

Aku mula risau , ada apa-apakah yang terjadi pada Yeosang sehingga dia menelefon selewat ini ?

.
.
.

" Maaf kerana mengganggu tidurmu Woo . Tolong aku-- dia-- hah hah--

Dia mengamuk lagi .

Bawa aku lari dari sini Woo.

Tolong aku. " , katanya tercungap-cungap sambil terus berlari .

" Yeosang , keluar dari daerah situ .

Tunggu aku di bus stop berwarna kuning di daerah sebelah . Aku akan menjemput engkau . " , arahku .

Dapat aku dengar ketakutannya dari getaran suaranya . Semestinya dia tidak sedar bahawa ini aku , San yang menjawab panggilan , bukannya Wooyoung .

Aku segera bergegas mengambil kunci kereta dan jaket . Sebelum aku keluar , sempat kukucup dahi Wooyoung sambil berkata perlahan ;

" Woo , aku keluar sekejap ya . "

Sepanjang perjalanan , hatiku tidak henti-henti menyumpah seranah Jongho , adik angkatku .

Setibanya aku di sana , Yeosang tidak ada .

Mungkin dia belum sampai lagi ?

10 minit menunggu , dia masih belum tiba .

Diriku mula risau , adakah Jongho telah menjumpainya terlebih dahulu ?

Aku mula meronda di sektiar situ , mencari Yeosang .

Lama meronda , masih belum ada orang yang kutunggu .

Aku mula menelefon Yeosang .

Angkat panggilan , Yeosang .

Aku mahu kau selamat .

Akhirnya , panggilanku diangkat .

" Yeosang , mana kau ? Kau baik-baik je ? Jongho masih kejar kau ? " , soalku .

" Huh , San hyung . Jangan masuk campur urusanku . "

Jongho ?

" Lepaskan Yeosang ! Dia bukannya hamba kau ! Jongho , dia tetap manusia ! "

" Dia bukan hambaku , ya .
Tapi dia hamba kepada duitku .
Tidak , dia pemuja duitku .

Hyung lupa ? Kami sudah berkahwin ?
Jadi sekarang , dia hak milikku . "

" Perkahwinan kau hanya palsu !

Jangan pura-pura kau sayangkan dia ! "

Tanpa aku sedar , Jongho sudah memutuskan talian .

' Yeosang , aku harap kau selamat .

Jongho , aku tahu nak cari kau di mana . '
Kata San sendiri .

.

.

.

.

" Kau , adik tak kenang budi ! " , jerkah San sebaik sahaja menapak masuk ke rumah agam milik Jongho .

Sebuah penumbuk dilayangkan kepada Jongho secara keras .

Jongho tumbang , tidak menyangka bahawa San akan berjumpanya terlebih dahulu sebelum mencari keberadaan Yeosang .

Jongho ingin berdiri namun hampa .

San terus meninjunya bertubi-tubi sehingga rahangnya terasa sengal dan pipinya mula mengeras .

Choi San . Abang angkatnya yang disanjungi dan dikagumi oleh seluruh pekerja Usaha Sama Choi & Kang

Sememangnya , setiap serangannya amat kuat sehingga Jongho sendiri tidak dapat melawannya secara berlebihan .

Lemah . Itu keadaan Jongho kini .

Jongho berusaha untuk bangun namun San menyerangnya lagi secara terus-terusan .

San duduk di atas tubuh Jongho , melarangnya untuk bangun .

Sehingga salah seorang pekerja di rumah Jongho menarik lengan San kuat sambil menjerit ;

" Sudah , San ! Sedarlah , adik kamu dah tak bermaya dah tu ! " , jerit orang gaji Jongho .

" Ibu Kang , Jongho ni dah melampau !
Biar dia rasa betapa sakitnya kena seksa , kena dera , kena belasah !

Sesuka hati je dia layan orang macam anjing kurap ! " , marah San .

" San .... " , panggil ibu tiri San lemah .

Lengan San ditarik perlahan ke sofa berdekatan .

" Duduk , sayang . Seburuk mana pun Jongho , dia tetap adik kamu . " , kata Puan Yena perlahan .

Puan Yena kemudiannya melangkah ke arah Jongho di lantai sambil berusaha menolongnya bangun .

" Adik angkat . " , kata San dan Jongho serentak .

" Tak kisahlah adik betul atau tidak , kamu berdua kena kuat dan terus ada toleransi antara satu sama lain .

Kamu berdua hanya ada antara satu sama lain sahaja .

Ibu pun hanya ibu tiri kamu , San .

Dan saya hanya ibu kepada abang angkat Encik Jongho . "

Kata Ibu Kang kemudian menjeda sebelum meneruskan lagi bicaranya ;

" Selaku orang gaji di rumah ni , saya nampak Encik Jongho sangat kuat bekerja dan tak sempat ada masa untuk diri sendiri .

Sama juga macam San , anak tiri ibu yang selalu balik kerja lewat , semata-mata nak uruskan perusahaan mendiang ayah kamu berdua .

Maafkan ibu , San .

Semua ni tak kan jadi kalau ibu tak kahwin dengan ayah kamu dulu .

Ibu memang tamak .

Tengok kamu berdua  mengingatkan ibu kepada anak kandung ibu , Yeosang .

Mendiang Yeosang ..

Ibu .. Menyesal ..

Kalau ibu tahu , ibu bawa dia sekali dengan ibu untuk tinggal dengan ayah kamu dulu , San .

Tindakan ibu meninggalkan dia dengan ayah kandung dia ialah keputusan yang sangat salah .

Yeosang akhirnya terus didera oleh ayah kandungnya sendiri ..

Ibu .. Ibu tak .. " , kata-kata Puan Yena tersekat .

Dia mula menangis dalam dakapan San .

San , anak tiri yang sanggup menerima dirinya walaupun sebelum ini dia merosakkan hubungan ibu kandung San dengan mendiang suami baharunya dahulu .

Jongho kekal diam .

" Maaf .. Saya meluah panjang pula .

Sekejap ya Encik Jongho , saya ambilkan first aid . Biar saya rawat luka Encik . " , kata Puan Yena lalu terus berlalu meninggalkan dua jejaka itu di sofa .

" Sampai bila kau nak tipu ibu Kang ?

Sampai bila nak sembunyikan tentang Yeosang pada ibu Kang  ?

Yang paling aku tak boleh terima ,

mana perginya waras dan rasa hormat kau ?

Jadikan Ibu Kang , ibu tiri kau sendiri sebagai orang gaji ? " , soal San tegas .

Dia mengepal penumbuknya kuat , cuba mengawal emosinya supaya tidak memulakan semula pergaduhan dengan adik angkatnya itu .

" Rasakan , itu karma dia .

Dia buang Yeosang dulu , hyung .

Dia curangi suami dia sendiri .

Dia lukakan hati emak , dia rampas ayah .

Dia tamak , dia hanya mahukan harta ayah .

Lepas ayah mati , dia sibuk nak kan bahagian harta dia .

Bila dia tahu yang Yeosang kena dera , kena pukul teruk dengan bekas suami dia , dia hanya buat tak tahu .

Tapi bila dia dengar khabar yang Yeosang dah mati , mula lah dia pura-pura sedih . Dengan harapan yang pihak polis akan tangkap  suami lama dia dan terus dia boleh kaut harta bekas suami dia tu pula . " , terang Jongho panjang lebar .

Sebelum San berbicara , Jongho menambah ;

" Biar dia rasa akibat perbuatan dia sendiri dulu hyung . Lagipun dia kerja sini bukannya jadi hamba .

Dia dapat gaji dan aku sendiri tanggung kos perubatan diabetes dia tiap-tiap bulan dekat hospital swasta , hyung .

Biarkan dulu . Dia tak boleh tahu yang Yeosang masih hidup . "

" Dia tahu kau dah kahwin kan ?

Macam mana dia tak tahu tentang Yeosang ? "

" Kang Yeona .

Nama Yeosang dalam sijil kami .

Identiti palsu tu tampak lebih rasional .

Kang Yeosang , seorang mahasiswa biasa di hari-hari normalnya .

Kang Yeona , isteriku . " , kata Jongho .

San hanya mendengus kecil

" Bukan kisah aku dan Yeosang yang perlu kau sibuk .

Kisah kau dan Wooyoung itu lagi utama . Bagaimana ingin kau mengahwininya sedangkan agama dan negara kita melarangnya ?

Dan ya , tidak risaukah Wooyoung jika melihat engkau tiada di sampingnya apabila dia terbangun di jam-jam sebegini seperti kebiasaannya ? " , sengaja Jongho ingin mengenakan abangnya itu .

San mula menilik jam sekilas .

Jam 4:30 pagi .

Wooyoung memang selalu terjaga pada detik ini .

Sebelum sempat San ingin memancing telefon pintarnya dari poket untuk memberi pesanan ringkas kepada Wooyoung , Jongho sekali lagi bersuara ;

" Jangan risau , Yeosang selamat .

Percayakan ku , hyung .

Pulanglah , kekasihmu mesti merindukanmu .

Maklumlah , baru semalam kau pulang dari outstation yang berbulan itu . " , sambung Jongho .

Sebelum San ingin bangkit , Jongho mencapai pergelangan tangan abang angkatnya itu untuk bersalaman dengan San .

" Tentang ibu Kang juga , usahlah kau risaukan .

Aku hanya ingin memainkan emosinya .

Aku bukan seperti kau hyung , yang mampu menerima dia sebagai ibu tiri kita .

Yeosang pun tak tahu bahawa ibunya bekerja di sini .

Aku ingin dia menyesal semahunya dengan perbuatan kejinya kepada Yeosang . "

" Ah , jadi perbuatan kau pada Yeosang pula tak keji ? Oh ya perbuatan kau tak boleh dikatakan keji , tapi  kejam !

Sekali lagi aku tahu kau sakitkan adik tiriku , Yeosang , aku tak akan teragak-agak untuk melayangkan penumbuk lagi kepadamu . "  , kata San sambil berlalu keluar .

Biarlah masa menentukan segalanya .

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro