Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

12 • Kesedaran Jongho

Mengandungi babak yang boleh mengganggu fikiran .

[ Mention of ; self suici*e ]

.
.
.

Sudut Pandangan Yeosang

Sudah tiga hari aku tidak keluar dari rumah langsung .

Dua minggu lepas , aku ke bank untuk mula membayar hutang ibuku secara ansur-ansur melalui duit simpananku .

Atau lebih tepatnya ; upah-upah Jongho .

Tak disangka-sangka bahawa selama ini aku hanya boneka Encik Choi .

Kebenarannya telah aku ketahui .

Sebaik sahaja memberitahu data mendiang ibu , pekerja bank itu mengatakan bahawa hutang ibu telah selesai .

Mujur saja , ketika itu pekerja bank itu menjawab segala persoalan yang aku tanya .

Pada mulanya dia berkeras tidak ingin memberi apa-apa maklumat pun .

Namun , berguna juga ya kad perkahwinan aku dan Encik Choi .

" Ah , Puan Yeona . Mengapa tidak beritahu awal-awal .

Baik , akan saya jawab segala soalan puan . "

Heh .

Aku terkilan .

Tergamak Encik Choi melakukan aku sebegini ?

Selama ini hutang ibu bapaku sudah langsai ?

Ibu juga masih hidup ?

Namun ibu bekerja sebagai orang gaji Encik Choi di rumahnya lagi satu , rumah agam , rumah utamanya ?

Mengapa ?

Tiada siapa memberitahuku hal ini .

Aku sudah cukup menderita dan menyesali keputusanku untuk tinggal kembali bersama Encik Choi .

Gila .

Aku .. Bodoh bukan ?

Semudah itu saja aku menyerahkan diriku dan mencampakkan diri sendiri ke dalam lembah kebinasaan .

Encik Choi , aku benci kau !

Apa gunanya kau simpan lagi aku dan menjadikan aku isteri palsumu ?

Kononnya sebagai ganti melunaskan hutang ibu bapaku namun ini apa ?

Sudah lama engkau menyelesaikan segala hutang mereka dan sejak awal lagi engkaulah yang membeli aku daripada bapa .

Engkau , manusia yang tiada hati .

Encik Choi , ini yang kau suka bukan ?

Aku tersakiti ,

Aku lemah

Aku menangis meratapi semuanya

Kau mahu aku ..

.. mati ?

Lakukan , Yeosang .

Kau sudah tak punya apa di sini .

Kau hanya mainannya .

Ah , tak buruk juga idea itu .

Yeosang seolah-olah mendengar bisikan-bisikan jahat .

Tidak , aku sudah sampai di sini .

Aku cukup kuat untuk menempuhi semua ini !

Aku tak akan mengambil jiwaku sendiri !

Tidak !

.

.

Inilah rutin harian Yeosang selama dua minggu ini .

Meratapi kehidupannya , menyalahkan dirinya dan berlawan dengan kata hati dan bisikan-bisikan yang kedengaran begitu melemahkan pendiriannya .

Setiap kali dia keluar ke ruang tamu , pasti akan dia terlihat kad pengenalan palsunya yang memang Jongho letakkan terpampang di atas meja di hadapan TV .

Kang/Choi Yeona
Perempuan

Hal itu kembali meruntunkan jiwanya .

Begitu mudah dia dipijak-pijak .

Begitu mudah orang-orang ini mengambil rasuah dari pihak Jongho bagi merealisasikan kewujudan isteri Jongho , Kang Yeona ini ya ?

Sekali lagi dia kesal dengan dirinya .

Jongho sudah cukup menyakiti dirinya .

Mengapa dia masih kekal di sini ?

Di samping Jongho .

Sibuk-sibuk dan susah-payah juga ingin mengelabui mata semua orang dengan identiti wanitanya .

Dia memang mahu memiliki Jongho .

Namun bukan dengan identiti ini .

Ini petanda bahawa dia tidak boleh bersama Jongho .

Semestinya .

Jongho itu lelaki , sama sepertinya .

Namun tiba-tiba Yeosang tersedar dari lamunannya .

.

Apa yang ..

Tapi bagaimana ?

" YEOSANGIE !

Sedarlah !

Apa yang kamu nak buat ni ? "

Itu ..

Seonghwa hyung ?

Tiba-tiba saja dia ada di sini .

Mendakap aku dengan begitu kuat .

Apa yang aku nak buat ?

Apa ?

Aku kan tadi hanya berada di ruang tamu sambil memandang kad identiti itu dengan penuh kebencian .

Mengapa tiba-tiba aku berada di beranda ? Terduduk ?

" Jangan Yeosangie !

Jangan akhiri semua ini dengan terjun , ianya tak akan menyelesaikan apa-apa ! " , sambung Seonghwa lagi dengan esakannya .

Aku mengangkat wajahku memandang Seonghwa hyung .

Apa yang ..

Aku masih tak faham .

" Yeo , sini .

Duduk dulu di sofa , hyung bawakan ubat penenang kamu . "

Sebaik sahaja berkata begitu , Seonghwa hyung terus berlari menutup sliding door kaca beranda dan menuju dapur untuk mengambil air dan ubatku .

Aku masih kaku .

Badanku terasa sungguh lemah .

Mulutku sedikit pun tidak dapat kubuka untuk bersuara .

Aku takut .

Seonghwa hyung , Yeo takut .

Yeo tak tahu kenapa Yeo tiba-tiba ada di balkoni sana .

Yeo tak sedar bila hyung masuk rumah Yeo .

Seonghwa hyung ,

tolong Yeo .

Seolah-olah faham dengan apa yang aku ingin sampaikan Seonghwa hyung mendakap aku dengan kemas .

" Yeo sayang , kunyah sikit roti ni .

Kemudian telan ubat ni .

Yeo , kamu baring dulu ya . "

Semuanya Seonghwa hyunglah yang pimpin .

Aku tetap diam seribu bahasa .

Tekakku terasa pedih yang teramat sehingga tiada suara yang mampu aku keluarkan .

" Yeo , hyung tahu kamu mesti tak sedar apa yang terjadi . "

Ya , Yeo tak faham .

" Tadi hyung tak sedap hati dan kebetulan Encik Choi bagi kad dan kunci apartmen ni untuk tengok-tengokkan kamu .

Tapi hyung tak nak ganggu privasi kamu .

Sampailah tadi hyung rasa sunyi ja rumah kamu ni .

Telefon tak angkat , mesej tak balas .

Jadi hyung jenguklah kamu .

Tahu-tahu , kamu dah berdiri atas ampaian balkoni .

Hyung ..

Hyung tak tahu apa akan jadi kalau hyung tak sempat tadi ..

Hyung ..

Maaf ..

Maafkan hyung .

Yeo , baringlah dulu .

Nanti hyung bawa kamu ke klinik ya .

Dah berapa harilah kamu tak makan ni agaknya ?

Kita check keadaan kamu dulu ya ? " , terang Seonghwa hyung .

Ya ?

Benarkah ?

Mengapa aku tidak sedar langsung ?

Aish , nampaknya begitu diselubungi emosi juga tidak bagus ya ?

Tahu-tahu saja nyawaku sudah di hujung tanduk .

Tuhan , ampuni aku .

Bukan , sedikit pun aku tidak berniat untuk menamatkan riwayatku sendiri .

Aku cukup tabah hingga ke tahap ini .

Aku mahu bertemu ibu .

Ibu mesti masih membenci aku kan ?

Tapi tetap aku mahu peluk ibu .

Itulah kejadian sebelum Yeosang akhirnya tiba-tiba pengsan dan Seonghwa menelefon ambulans .

.

.

.

Sudah dua hari setelah kejadian itu , Yeosang masih belum sedarkan diri .

Doktor kata , badannya begitu lemah sehingga akhirnya dia pengsan dalam jangka masa yang panjang .

" Sayang , bangun ya .

Maafkan aku .

Aku ego .

Bangunlah , Yeosangku sayang . "

Seolah-olah kalimah itu magik yang mujarab , Yeosang perlahan-lahan membuka matanya .

" Huh , mati saja kau Encik Choi . " , hambur Yeosang sebelum terbatuk-batuk hebat  .

Jongho yang terkejut kecil itu terus menekan interkom memanggil doktor dan jururawat .

Jongho berpaling dan membiarkan mereka melakukan tugas mereka dan memaklumkan kepada San bahawa Yeosang sudah sedar .

Jongho duduk di sofa di seberang katil Yeosang .

Bibirnya menggariskan senyuman kecil .

Yeosang , kau bangun juga akhirnya .

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro