12 • Kesedaran Jongho
• Mengandungi babak yang boleh mengganggu fikiran .
[ Mention of ; self suici*e ]
.
.
.
Sudut Pandangan Yeosang
Sudah tiga hari aku tidak keluar dari rumah langsung .
Dua minggu lepas , aku ke bank untuk mula membayar hutang ibuku secara ansur-ansur melalui duit simpananku .
Atau lebih tepatnya ; upah-upah Jongho .
Tak disangka-sangka bahawa selama ini aku hanya boneka Encik Choi .
Kebenarannya telah aku ketahui .
Sebaik sahaja memberitahu data mendiang ibu , pekerja bank itu mengatakan bahawa hutang ibu telah selesai .
Mujur saja , ketika itu pekerja bank itu menjawab segala persoalan yang aku tanya .
Pada mulanya dia berkeras tidak ingin memberi apa-apa maklumat pun .
Namun , berguna juga ya kad perkahwinan aku dan Encik Choi .
" Ah , Puan Yeona . Mengapa tidak beritahu awal-awal .
Baik , akan saya jawab segala soalan puan . "
Heh .
Aku terkilan .
Tergamak Encik Choi melakukan aku sebegini ?
Selama ini hutang ibu bapaku sudah langsai ?
Ibu juga masih hidup ?
Namun ibu bekerja sebagai orang gaji Encik Choi di rumahnya lagi satu , rumah agam , rumah utamanya ?
Mengapa ?
Tiada siapa memberitahuku hal ini .
Aku sudah cukup menderita dan menyesali keputusanku untuk tinggal kembali bersama Encik Choi .
Gila .
Aku .. Bodoh bukan ?
Semudah itu saja aku menyerahkan diriku dan mencampakkan diri sendiri ke dalam lembah kebinasaan .
Encik Choi , aku benci kau !
Apa gunanya kau simpan lagi aku dan menjadikan aku isteri palsumu ?
Kononnya sebagai ganti melunaskan hutang ibu bapaku namun ini apa ?
Sudah lama engkau menyelesaikan segala hutang mereka dan sejak awal lagi engkaulah yang membeli aku daripada bapa .
Engkau , manusia yang tiada hati .
Encik Choi , ini yang kau suka bukan ?
Aku tersakiti ,
Aku lemah
Aku menangis meratapi semuanya
Kau mahu aku ..
.. mati ?
Lakukan , Yeosang .
Kau sudah tak punya apa di sini .
Kau hanya mainannya .
Ah , tak buruk juga idea itu .
Yeosang seolah-olah mendengar bisikan-bisikan jahat .
Tidak , aku sudah sampai di sini .
Aku cukup kuat untuk menempuhi semua ini !
Aku tak akan mengambil jiwaku sendiri !
Tidak !
.
.
Inilah rutin harian Yeosang selama dua minggu ini .
Meratapi kehidupannya , menyalahkan dirinya dan berlawan dengan kata hati dan bisikan-bisikan yang kedengaran begitu melemahkan pendiriannya .
Setiap kali dia keluar ke ruang tamu , pasti akan dia terlihat kad pengenalan palsunya yang memang Jongho letakkan terpampang di atas meja di hadapan TV .
Kang/Choi Yeona
Perempuan
Hal itu kembali meruntunkan jiwanya .
Begitu mudah dia dipijak-pijak .
Begitu mudah orang-orang ini mengambil rasuah dari pihak Jongho bagi merealisasikan kewujudan isteri Jongho , Kang Yeona ini ya ?
Sekali lagi dia kesal dengan dirinya .
Jongho sudah cukup menyakiti dirinya .
Mengapa dia masih kekal di sini ?
Di samping Jongho .
Sibuk-sibuk dan susah-payah juga ingin mengelabui mata semua orang dengan identiti wanitanya .
Dia memang mahu memiliki Jongho .
Namun bukan dengan identiti ini .
Ini petanda bahawa dia tidak boleh bersama Jongho .
Semestinya .
Jongho itu lelaki , sama sepertinya .
Namun tiba-tiba Yeosang tersedar dari lamunannya .
.
Apa yang ..
Tapi bagaimana ?
" YEOSANGIE !
Sedarlah !
Apa yang kamu nak buat ni ? "
Itu ..
Seonghwa hyung ?
Tiba-tiba saja dia ada di sini .
Mendakap aku dengan begitu kuat .
Apa yang aku nak buat ?
Apa ?
Aku kan tadi hanya berada di ruang tamu sambil memandang kad identiti itu dengan penuh kebencian .
Mengapa tiba-tiba aku berada di beranda ? Terduduk ?
" Jangan Yeosangie !
Jangan akhiri semua ini dengan terjun , ianya tak akan menyelesaikan apa-apa ! " , sambung Seonghwa lagi dengan esakannya .
Aku mengangkat wajahku memandang Seonghwa hyung .
Apa yang ..
Aku masih tak faham .
" Yeo , sini .
Duduk dulu di sofa , hyung bawakan ubat penenang kamu . "
Sebaik sahaja berkata begitu , Seonghwa hyung terus berlari menutup sliding door kaca beranda dan menuju dapur untuk mengambil air dan ubatku .
Aku masih kaku .
Badanku terasa sungguh lemah .
Mulutku sedikit pun tidak dapat kubuka untuk bersuara .
Aku takut .
Seonghwa hyung , Yeo takut .
Yeo tak tahu kenapa Yeo tiba-tiba ada di balkoni sana .
Yeo tak sedar bila hyung masuk rumah Yeo .
Seonghwa hyung ,
tolong Yeo .
Seolah-olah faham dengan apa yang aku ingin sampaikan Seonghwa hyung mendakap aku dengan kemas .
" Yeo sayang , kunyah sikit roti ni .
Kemudian telan ubat ni .
Yeo , kamu baring dulu ya . "
Semuanya Seonghwa hyunglah yang pimpin .
Aku tetap diam seribu bahasa .
Tekakku terasa pedih yang teramat sehingga tiada suara yang mampu aku keluarkan .
" Yeo , hyung tahu kamu mesti tak sedar apa yang terjadi . "
Ya , Yeo tak faham .
" Tadi hyung tak sedap hati dan kebetulan Encik Choi bagi kad dan kunci apartmen ni untuk tengok-tengokkan kamu .
Tapi hyung tak nak ganggu privasi kamu .
Sampailah tadi hyung rasa sunyi ja rumah kamu ni .
Telefon tak angkat , mesej tak balas .
Jadi hyung jenguklah kamu .
Tahu-tahu , kamu dah berdiri atas ampaian balkoni .
Hyung ..
Hyung tak tahu apa akan jadi kalau hyung tak sempat tadi ..
Hyung ..
Maaf ..
Maafkan hyung .
Yeo , baringlah dulu .
Nanti hyung bawa kamu ke klinik ya .
Dah berapa harilah kamu tak makan ni agaknya ?
Kita check keadaan kamu dulu ya ? " , terang Seonghwa hyung .
Ya ?
Benarkah ?
Mengapa aku tidak sedar langsung ?
Aish , nampaknya begitu diselubungi emosi juga tidak bagus ya ?
Tahu-tahu saja nyawaku sudah di hujung tanduk .
Tuhan , ampuni aku .
Bukan , sedikit pun aku tidak berniat untuk menamatkan riwayatku sendiri .
Aku cukup tabah hingga ke tahap ini .
Aku mahu bertemu ibu .
Ibu mesti masih membenci aku kan ?
Tapi tetap aku mahu peluk ibu .
Itulah kejadian sebelum Yeosang akhirnya tiba-tiba pengsan dan Seonghwa menelefon ambulans .
.
.
.
Sudah dua hari setelah kejadian itu , Yeosang masih belum sedarkan diri .
Doktor kata , badannya begitu lemah sehingga akhirnya dia pengsan dalam jangka masa yang panjang .
" Sayang , bangun ya .
Maafkan aku .
Aku ego .
Bangunlah , Yeosangku sayang . "
Seolah-olah kalimah itu magik yang mujarab , Yeosang perlahan-lahan membuka matanya .
" Huh , mati saja kau Encik Choi . " , hambur Yeosang sebelum terbatuk-batuk hebat .
Jongho yang terkejut kecil itu terus menekan interkom memanggil doktor dan jururawat .
Jongho berpaling dan membiarkan mereka melakukan tugas mereka dan memaklumkan kepada San bahawa Yeosang sudah sedar .
Jongho duduk di sofa di seberang katil Yeosang .
Bibirnya menggariskan senyuman kecil .
Yeosang , kau bangun juga akhirnya .
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro