"Aku bisa jelaskan." Kuroo menghadang [Y/N] yang baru saja keluar dari perpustakaan.
Gadis itu hanya menunduk, meremas buku yang ia bawa kuat-kuat. "A-aku.."
"Dia memang pernah menjadi pacarku," Kuroo memegang dagu [Y/N], memaksanya mendongak untuk saling menatap.
"Kuroo-san me-"
"Panggil nama depanku." Kuroo memaksa [Y/N] menempelkan punggungnya di tembok dan memenjarakan gadis itu dengan kedua lengannya. [Y/N] kembali menunduk, ia tidak sanggup berhadapan dengan Kuroo yang sedang mengintimidasi seperti ini.
"Hitoka-chan hanya-"
"Jangan," [Y/N] akhirnya bersuara, memotong perkataan Kuroo yang belum terselesaikan.
"Jangan?"
"J-jangan memanggilnya b-begitu. Aku-"
"Kau?" Kuroo mengangkat alisnya masih tidak mengerti.
"I-itu membuatmu seakan terlihat dekat dengannya, a-aku tidak suka."
Dua detik, hening. Kuroo baru menyadari perkataan [Y/N] yang ia yakini jujur dari dalam lubuk hatinya. Cowok itu tertawa keras, dengan telapak tangan yang menepuk-nepuk kepala kekasihnya.
"Jangan tertawa!" [Y/N] mengembungkan pipinya yang sedikit memerah, Kuroo menghentikan tawanya sejenak.
"Jadi kau cemburu?"
"A-aku tahu yachi-san kemarin hanya memberikan titipan dari orang tuanya untuk orang tuamu. S-selebihnya kalian-"
"Oh kau tahu?" Kuroo makin mendekatkan tubuhnya. "Lalu kenapa kau kemarin menjauhiku?"
[Y/N] memalingkan wajahnya, "Aku.."
"Kau?"
[Y/N] memberanikan diri menatap iris Kuroo yang terpampang jelas di hadapannya. "Aku berlatih agar tidak terlalu malu saat bersamamu."
"Eh?" Kuroo terbelalak, "Padahal aku suka [F/N]-chan yang pemalu loh!"
"Jadi kau tidak suka aku-"
"Jadi makin suka!" Kuroo memeluk [Y/N] erat, "Jangan salah faham lagi ya, aku kangen tahu."
[Y/N] tersenyum di bahu Kuroo, "Iya."
%
Date yang seminggu lalu direncanakan akhirnya terjadi. Kuroo bilang ingin menghabiskan akhir pekan dengan pacarnya yang sudah tidak pemalu ini, karena belakangan mereka memang tidak saling berhubungan. Kuroo kangen.
Bukan pergi ke bioskop untuk menonton film atau ke konser untuk menonton idola, acara kencan mereka hanya bermain catur bersama.
Rumah Kuroo yang menjadi tempat utama, orang tua cowok itu sedang pergi untuk urusan bisnis sementara Kuroo dan satu adik laki-lakinya yang tinggal dirumah.
"Checkmate." Kuroo tersenyum miring, "Kau sudah kala tiga kali,"
[Y/N] mendecih sebal, "Kurang hoki!"
Kuroo tertawa, belakangan sifat [Y/N] memang banyak berubah. Gadis itu menjadi lebih hangat dan terbuka, tak lupa kata-kata nyeleneh yang seringkali keluar dari mulutnya.
"Kak," Seorang anak kecil tahu-tahu sudah berdiri disamping kuroo seraya mengucek matanya.
"Astaghfirullah," [Y/N] mengusap dada, dadanya sendiri. "Aku kira tuyul."
Kuroba meludah. "Anak ganteng gini disebut tuyul."
"Kau datang tiba-tiba!"
"Ini 'kan rumahku! Kau tidak akan kuberi restu dengan kak Tetsu!"
"Tapi-"
"Sudah-sudah," Kuroo versi asli tertawa ringan. "Kau kenapa?" Diusapnya rambut sang adik dengan pelan.
Kuroba menarik nafasnya berat, "Aku terkena flu,"
"Wajahmu merah, demam juga ya?" [Y/N] berdiri lalu berjongkok menghampiri Kuroba yang lebih pendek darinya.
Kuroba mengangguk. "Tertular teman, tadi teman sebangku bersin. Lendirnya kemana-mana. Jijik."
[Y/N] terkekeh, gadis itu mencubit pipi Kuroba pelan. "Dasar kau ini,"
"Sakit!" Kuroba mengembungkan pipinya kesal, setelah mengusap-usap pipinya yang agak memerah anak itu merentangkan tangannya di depan [Y/N].
"Gendong."
Mata [Y/N] menyipit, baru sadar sedari tadi Kuroo memperhatikannya dengan senyum yang tidak bisa gadis ity tafsirkan.
"Nanti pacarku tertular, sini." Tetsurou akhirnya bergerak menggendong adiknya.
Kuroba mencibir, "Bentar lagi juga putus."
"Heh!" Tetsurou dan [Y/N] melotot, "Mau kulempar ke kolam?"
Kuroba tidak menjawab, hanya memalingkan wajahnya kasar.
"Akan ku buatkan sesuatu," [Y/N] berjalan kearah dapur. "Sekalian kompres." Kuroba mengingatkan.
"Bocah sepertimu harus dikompres menggunakan belerang, baru tahu rasa." [Y/N] mengacak-acak rambut Kuroba.
Tetsurou hanya mencibir, "Kau lebih perhatian dengan adikku ya? Aku juga dari kemarin kena diare, tahu. Kau cuek-cuek saja."
[Y/N] mengangkat alisnya, "Lalu aku harus apa? Mengompres anusmu?"
Tetsurou menjitak pelipis [Y/N] pelan, "Jangan lama-lama."
[Y/N] meringis, "Iya, sana pergi."
Gadis itu akhirnya membuat sup kacang dan susu hangat untuk diberikan kepada Kuroba, tak lupa kompres yang telah ia siapkan.
Pintu kamar Kuroba ditendang pelan, ia mengintip sebelum akhirnya masuk membawa nampan.
"Kak [F/N], suapi aku." Kuroba mode manja mulai meminta. Tetsurou mendecih tidak terima seakan eksistensinya tidak dianggap.
"Tidak mau disuapi olehku saja?"
"Tidak. Tanganmu bau."
[Y/N] tertawa keras mendengar mulut Kuroba yang berkata sarkas kepada kakaknya sendiri. "Kau juga, kenapa tertawa?" Tetsurou memasang muka masam.
"Maaf," [Y/N] mengusap ujung matanya yang berair. "Kau yang kompres, aku yang suapi. Oke?"
Tetsurou mengangguk lemah, "Terserah kau saja."
Kuroba nyengir. Kemampuan menjilatnya sudah meningkat, kini [Y/N] menyuapinya perlahan. Setelah habis, [Y/N] menyelimuti bocah itu sampai dada. Sementara Tetsurou menempelkan handuk basah pada kening adiknya.
"Cepat sembuh," Kata [Y/N] seraya menepuk-nepuk pipi Kuroba pelan.
Kuroba mengerutkan dahi, "Nggak akan dicium sekalian kak?"
Tetsurou melotot, "Kau benar-benar minta diceburkan ke kolam ya?"
[Y/N] lagi-lagi tertawa. Kuroba nyengir, kali ini kemampuan menjilatnya belum bisa dipakai. Mata bocah itu perlahan terpejam, sementara mulutnya masih mengatakan sesuatu.
"Kak [F/N],"
Alis [Y/N] terangkat, "Kenapa?"
"Aku berubah pikiran," Kuroba menguap, "Kau harus segera menikahi kak Tetsurou."
Wajah [Y/N] memerah, pandangannya ia alihkan. Tetsurou nyengir, "Akhirnya kau mengatakan sesuatu yang berguna."
Kuroba mendecak sebelum akhirnya menutup matanya tertidur.
Tetsurou merangkul bahu [Y/N], sementara sebelah tangannya ia masukan kedalam saku jaket. Puncak kepala [Y/N] dikecup lama, mata [Y/N] terpejam merasa nyaman. Lengan gadis itu pun melingkar di sepanjang pinggang Tetsurou, berbagi kehangatan sementara Kuroba tertidur.
"Aku berharap bisa menghabiskan setiap hari seperti hari ini. Aku benar-benar bersyukur memilikimu."
[Y/N] yang sifat malunya telah kembali buru-buru menenggelamkan wajahnya di dada Tetsurou. "Aku mencintaimu."
[Y/N] mengangguk, "Aku ju-"
"Aku masih belum tidur loh."
"Bocah sialan!"
×
Absurd heu;'
Efek mau push rank tapi temen setim ada yang afk 3 orang eeq. Yang mau req komen sja, yang sudah req ditunggu sja:v
See ya!
Mz kuro punyanya Lianakro :v bonus:
sc: pinterest
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro