Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

20. Kalau ...

Akhir pekan akhirnya datang. Seberkas cahaya masuk melalui celah gorden yang terbuka. Latisha menggeliat di atas tempat tidur layaknya seekor cacing. Tubuhnya diregangkan untuk mengurangi rasa pegal. Semalam, banyak pelanggan yang berdatangan sehingga rasa lelah baru datang pada pagi harinya.

Latisha duduk di bibir tempat tidur untuk mengumpulkan sisa nyawanya yang masih beterbangan.

"Baru bangun lo?" Suara yang sudah tak asing lagi baginya menyadarkan Latisha. Rere berdiri di perbatasan kamarnya. Sambil bersedekap, dia tersenyum melihat wajah Latisha yang kusut bak benang.

"Gue tadi beli nasi uduk buat lo. Ada di dapur. Gue pergi, ya, Tish. Mau ke rumah sakit." Latisha mengangguk mengerti. Setelah Rere pergi meninggalkannya sendiri, Latisha merapikan kamarnya terlebih dahulu. Kemudian, gadis beriris mata cokelat gelap itu mengambil nasi uduk yang telah Rere belikan.

Latisha makan dengan lahap. Dia seperti orang yang tak pernah mencicipi nasi yang dimasak dengan santan itu. Tak membutuhkan waktu yang lama baginya untuk melahap habis makanannya.

Latisha mengambil obat-obatan yang harus dia minum. Empat jenis obat dengan tujuan yang berbeda Latisha minum dengan serentak. Gadis itu menyandarkan punggungnya ke sofa yang terasa empuk.

Knock Knock.

Suara pintu yang diketuk membuat Latisha terburu-buru menyembunyikan obat-obatannya. Dia lekas membuka pintu yang diketuk tak sabaran itu.

"Asyra?" ucap Latisha ketika melihat sosok Asyra yang tersenyum di depannya. Latisha mengajak Asyra untuk duduk terlebih dahulu.

"Ada apa?" tanya Latisha setelah meletakkan secangkir teh hangat untuk Asyra.

"Nggak apa-apa. Pergi, yuk!" Mata Asyra berbinar, berharap Latisha menyetujui ajakannya.

"Iya, boleh. Tapi, gue belum mandi."

"Lo nggak mandi aja cantik. Ya udah, gue tunggu kalau mau mandi dulu." Asyra bersidekap. Senyum di wajahnya meningkatkan tingkat ketampanan cowok itu. Tanpa Asyra ketahui, degup jantung Latisha berdegup lebih cepat dari biasanya. Latisha entah kenapa gerogi di hadapan Asyra. Sebelum Asyra menyadari tingkahnya yang berubah, Latisha pamit untuk bersiap-siap.

Tak berselang lama Latisha datang dengan kemeja putih serta celana jeans yang membaluti kaki jenjangnya. Rambutnya digerai hingga menampilkan kesan feminim.

Asyra yang menyadari kehadiran Latisha terpana melihat penampilan gadis itu. Dia tersenyum tipis.

"Lo cantik," ucapnya yang membuat semburat merah menjalar di wajah Latisha.

"Yuk, berangkat!"

***

Jingga mewarnai langit. Tepat di bawah pohon rindang Latisha dan Asyra duduk di bangku plastik sambil menunggu pesanan mereka siap.

"Keren banget ya, Syra, filmnya." Latisha berkata dengan semangat. Gadis itu tidak dapat melupakan keseruan film yang tadi mereka tonton.

Asyra tertawa kecil melihat wajah Latisha yang berbinar-binar. Obrolan ringan mereka terpaksa berhenti ketika dua piring tahu gejrot yang mereka nanti telah siap.

Latisha makan dengan lahap. Gadis itu mencecapi perpaduan pedas serta manis. Tak membutuhkan waktu lama bagi mereka untuk menghabiskan seporsi tahu gejrot. Latisha menyeruput habis kuah tahu itu sehingga kumis buatan terbentuk di wajah cantiknya.

Lagi-lagi Asyra tertawa melihat wajah Latisha yang belepotan. Tanpa berpikir panjang, dia menghapus jejak kumis itu dengan tisu yang selalu dia bawa.

Perlakuan mendadak Asyra membuat Latisha mematung. Sudah ke sekian kali detak jantung Latisha berdetak tak sesuai ritme yang ada. Gadis itu memalingkan wajahnya berusaha menyembunyikan semburat merah yang menjalar ke pipinya.

"Tish." Latisha menatap Asyra yang memandangnya lekat dirinya. Cowok itu seakan sedang menyelami iris mata cokelat gelap miliknya.

"Kalau gue suka sama lo gimana?"

***
Asik syfrat double update wkwk. Tumben ya? Wkwkwk

Next??

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro