0 8 - Terkuak ?
"Sat,jangan bengong ah! Bantuin buat rencana biar kita bisa menyusup masuk ke 'sana',"ucap Diana.
Saat ini mereka sedang membuat sebuah rencana tanpa diketahui oleh dua orang mata-mata yang ada di bawah.
"Sat! Woy! Duh,si cowok egois mulai songong dah! Niat ga sih bantu kita?!?!" teriak Vyta di telinga Satria. Satria pun kaget dengan teriakan Vyta. Jika saja mereka sedang tidak dimata-matai, Vyta pastinya sudah ia marahi.
"Hemm,,iyha aku bantu. Asal kalian juga mau bantu aku," ujar Satria.
"Bantu apa?" tanya Diana dan Vyta bersamaan.
"Aku mau," Satria menggantungkan ucapannya, yang berhasil membuat Diana dan Vyta menunggu secara antusias, "Kalian ga usah ikut misi ini. Biar aku aja yang nyelesain masalah ini."
"KOK NGOMONG GITU KAMU?!?!?" teriak Diana, "Kan kamu sendiri yang cerita kalo kamu pasti dibunuh kalo ketauan sama Kepala Sekolah itu!" ucapan Diana pun diikuti anggukan Vyta.
"Karena aku," lagi-lagi Satria menggantungkan ucapannya, "Ga mau kalian terluka seperti aku. Aku ga bisa liat kalian menderita apalagi kehilangan kalian, walau kutahu kalian belum mengenalku lebih. Tapi aku lebih mengenal kalian," ucap Satria dengan suara hanya lebih satu oktaf dari angin.
🎼
Mei 29 '05
Aku rindu...
Pada semua kenangan kita dulu
Tawa duka kita selalu terngiang di kepalaku
Tapi maaf aku belum bisa,
Bertemu denganmu untuk saat ini
Ia menutup halaman buku diarynya. Buku itu hanya terisi satu puisi tentang rindu. Ia menimbang-nimbang apakah akan menulis puisi lagi. Ia beranjak mengambil pena,dan mengambil keputusan untuk menulis puisi keduanya.
Tanggal tidak tertera,karena aku tak tahu saat ini tanggal berapa
Helaan napasnya terdengar. Ia bingung sekali harus memulai dengan kata apa.
Dulu aku terlalu berharap
Bahwa kamu akan selalu mengingatku
Bahwa aku akan bertemu lagi denganmu
Namun,
Pupus sudah harapanku kini
Ketika kau tidak mengenaliku lagi
Padahal kita sudah bertemu saat ini
Aku tau,
Aku ingkar dengan janjiku dulu
Janji bahwa kita akan bertemu lagi
Di satu tahun setelahnya
"Maaf jika aku membohongimu. Aku belum siap untuk cerita sekarang. Aku takut jika kamu akan menjauhi ku setelah aku menceritakan ini," ucapnya dengan pelan.
🎼
"Rina!!!"teriak Zania.
"Ap-pha?" ucap Rina dengan mengantuk. Jika saja ini bukan Zania,sudah kutimpuk kepalanya dengan bantal. Mengganggu saja! Batin Rina
"Siaga satu cuy!"
"Apanya yang siaga satu? Gunungnya? Jauh wey,gunung dari sini!" kata Rina sambil membenarkan posisi tidurnya, hendak tidur kembali.
"Pertahanan kita! Ayo,ah! Bangun,Rin! Ngebo aja kerjaannya!"
Byuurrr...
Rina terbangun karena tumpahan air. Sontak ia pun teriak, "GA USAH PAKE GEBYUR AIR,BISA GA SIH!"
"Sorry,ga bisa! Aku itu kapten, bisa ga sih kata-katamu dihalusin sedikit. Kalaau tidaakk,aaakkk! Jangan dijambak rambutkuu!" teriak Zania.
"Wey! Mentang-mentang kamu kapten, kamu bisa seenaknya gitu? Hah?"
"Hehehe,ya maap! Cus mandi sana, terus kita langsung adain rapat."
"Hmmm, ya, udah sana cepetan keluar dari kamarku!" ucap Rina sambil mendorong Zania ke luar kamarnya.
"Janji lo, ga boleh ngebo lagi!"
"Iyha, Kapten Zania! Ribet aja"
Rina langsung mandi dan mengganti bajunya.Jujur saja sampai detik ini, Rina masih bingung mengapa ia bisa ikut dengan Kepala Sekolah.
🎼
"Hah? Ki-ta pernah kenal kamu?" ucap Vyta dengan penekanan di kata 'kita', "padahal ya,aku aja baru ketemu Diana beberapa hati yang lalu. Gimana kita bisa kenal dari dulu?" lanjut Vyta. Diikuti anggukan kepala Diana.
"Dulu, kita benar-benar pernah kenal. Bahkan mungkin bisa dibilang sahabat. Apakah aku harus menceritakan kejadian lama itu sekarang?" ujar Satria.
"Iya,Sat! Kalau kamu ga berusaha jujur dan cerita sama kita dari awal, kita ga akan bisa ngelakuin misi ini! Dan kebetulan aja kan kita udah buat misinya!"
"Hemm,ya. Jadi gini..."
🎼
Holaa!!! Siapa ya Satria itu? Ya,setau author sih dia itu MANUSIA! wkwkwk ngegas. Oke,btw makasih yg udah baca cerita ini,dan ayolah vote cerita ini karena itu sangat berarti untukku. Merci!
Salam hangat,
timuti :v
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro