♕-3
»»————- ♔ ————-««
╔══════════════╗
One shot
╚══════════════╝
...
Langit sedang mendung, begitu juga dengan cuaca yang sangat tidak baik.
Wooseok masih melihat ke arah luar jendelanya, sambil meminum secangkir kopi yang dia harap bisa menenangkannya.
Namun, tidak ada sesuatupun yang bisa membuat dirinya tenang.
Sepertinya dia sudah terlalu terlarut dengan alur cerita yang dibuatnya sendiri.
Salahkah Wooseok dalam hal ini?
Apakah adalah hal yang bagus untuk meninggalkan sesorang yang sebenarnya kamu cintai?
Tapi mencintai dengan salah sehingga kamu hanya mempermainkannya?
Itulah yang Wooseok rasakan,
Salahkah dia memutuskan hubungannya dengan Jinhyuk begitu saja?
Jujur hatinya juga sangat kesal ketika dia tahu bahwa Jinhyuk sudah berpacaran dengan Seungwoo.
Dia rasa, karena hubungannya putus nyambung, kalau sedang putus sekarang Jinhyuk tidak akan jadian dengan orang lain karena harusnya Jinhyuk tau hubungan mereka akan nyambung lagi.!
Tapi Jinhyuk benar-benar mau move on dari Wooseok.
"Jinhyuk harus terus jadi milik gua."
Sosok yang ada di depannya hanya menatap Wooseok dengan remeh kemudian berkata "Gila ya lo? Lo udah PHPin Jinhyuk."
"Dengar ya bangsat, gua nggak nyangka Jinhyuk jadian sama orang lain. Harusnya dia tau kalau kita putus nanti ada waktunya kita balikan lagi, bagaimana dia bisa jadian dengan si bajingan Seungwoo itu?"
"Salah lo lah, kenapa lo tinggalin Jinhyuk terus bilang kali ini kalian bener-bener putus?"
Wooseok berdiri kemudian membanting gelas teh yang sedang dia minum "Dia bakalan balik ke gua gimana pun caranya."
...
Pasangan baru itu kini bergandengan tangan, dengan santainya menjadi pusat perhatian di koridor tempat perkuliahan mereka.
Ya siapa lagi kalau bukan pasangan Seungwei?
"Seungwoo, lepas aja. Pada liatin kita, nggak enak tau." Bisik Jinhyuk kepada pasangan barunya, Seungwoo.
"Biarin aja. Biar mereka semua tau kalau aku sekarang punya Jinhyuk." Balasnya.
Sumpah, Jinhyuk rasanya ingin lari karena malu menjadi pusat perhatian seperti ini.
"Mereka berpacaran?"
"Bagaimana dengan Wooseok?"
"Ck, aneh. Harusnya mereka tahu posisi masing-masing."
"Mereka tidak cocok, ewh."
Bisikan itu terdengar sampai ke telinga Jinhyuk,
Itulah yang Jinhyuk dengar dari anak-anak produce lainnya yang sedang memperhatikanya dan Seungwoo.
Jinhyuk meneguk salivanya dengan kasar, dia merasa memang dia akan dibully habis-habisan karena ini.
Sekarang Seungwoo sudah sibuk mendengarkan dosennya, sementara Jinhyuk masih di luar kampus karena kelasnya belum mulai.
Jinhyuk masih berkutat fokus dengan laptop bemerek apel yang digigit, dengan secangkir kopi yang dia beli sebelum dia sibuk dengan kegiatannya sekarang.
"How's life, Hyuk?"
Dia melirik ke arah sebelahnya, setelag tahu siapa asal suara itu Jinhyuk langsung buang muka,
"So far so good."
"Gua denger lo jadian sama Seungwoo? Congrats ya, hyuk. Langgeng-langgeng sama Seungwoo."
Jinhyuk memutar kedua bola matanya, cih benci sekali dia mendengar orang ini bicara.
Siapa lagi kalau bukan Kim Wooseok yang sedang berbicara kepadanya?
"Bisa nggak gausah ganggu gua dulu? Gua sibuk."
"Haha, gausah sok sibuk deh. Lo mau ngehindar dari gua ya? Udahlah, kita gausah kek anak-anak deh. Meskipun udah putus kita tetap harus sahabatan, iya kan?" Tanyanya.
"Ck, basi omongan lo." Jinhyuk menyeruput kopi cappuchino yang sudah dia pesan daritadi.
"Hyuk, gua pengen nanya. Kok lo bisa jadian sama Seungwoo secepat itu? Pas banget lagi Seungwoo juga putus. Kok bisa sih?"
"Kepo." Balas Jinhyuk dengan singkat, si lelaki bermarga kim malah tertawa.
"Yeelah, ketus amat jadi orang. Santai aja kali."
Jinhyuk tidak mau menanggapinya, biarkanlah apapun yang orang itu katakan dia harus menyelesaikan tugasnya sekarang sebelum kelasnya dimulai.
"Wooseok, minggir." Jinhyuk kehilangan kefokusannya kepada laptopnya, dia malah melihat ke arah asal suara.
Itulah teman bobrok Jinhyuk sepanjang masa, Cho Seungyeon.
"Bacod anjir. Suka-suka gua dong." Wooseok nyolot dengan perintah Seungyeon.
Seungyeon hanya menatapnya dengan remeh "Lo siapa si? Pacarnya? Jangan harap, bego."
"Ya lo juga siapa? Lo bukan pacarnya Jinhyuk kan? Gausah ngelarang gua, anjing." Balasnya.
"Weh! Udahlah, lo berdua apaan si? Wooseok, gua minta lo pergi dulu sekarang, gua mau ngomong sama yeon." Tengah Jinhyuk.
"Cih, sialan." Wooseok langsung berjalan dengan cepat, meninggalkan mereka berdua di tempat.
"Untung ada lo." Lega Jinhyuk.
"That's what best friend do. Lagi ngerjain apa bro?" Seungyeon duduk di sebelah Jinhyuk.
"Ini...Tugas dari dosen Suho. Banyak banget anjir, jadi orang kalau ngasih tugas nggak kira-kira." Keluh Jinhyuk.
"Emang gitu orangnya. Lo kelas jam berapa?" Tanya Seungyeon.
"Palingan 2 atau 3 jam lagi."
"Oh iya, gimana jadian sama Seungwoo? Is it good so far?" Seungyeon menyeruput Cappucino yang Jinhyuk beli tadi, bodoamat Jinhyuk nggak akan marah ini.
"Ya baik-baik aja sih. Gua sampe sekarang belum percaya gua bisa jadian sama dia." Ungkap Jinhyuk.
"Jodoh emang gitu. Gua sama Hangyul juga sama, siapa yang nyangka gua bisa jadian sama Hangyul?"
"Lo mau tau sesuatu nggak yeon?"
"Apaan?"
"Sini, gua bisikin."
Seungyeon mendekatkan telinga kanannya ke arah mulut Jinhyuk, kemudian Jinhyuk mengeluarkan kalimatnya,
"Gua berniat untuk jodohin Wooseok sama Byungchan."
"WHAT!?"
...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro