
19
»»————- ♔ ————-««
╔══════════════╗
One shot
╚══════════════╝
...
"Hoeekkk... Hoekkk..."
Suara tanggisan itu sudah bergelora
Seorang bayi telah datang ke dunia
"Anaknya lahir dengan selamat, bagitu juga dengan ibunya dengan kondisi yang baik." Kata perawatnya.
Seungwoo tidak henti-hentinya memanjatkan doa kepada Tuhan, mengucap syukur karena semuanya berjalan dengan baik
"Jinhyuk, thank you. I love you." Ucapnya sambil mengecup kening Jinhyuk.
Jinhyuk masih terbalik lemas sehabis proses bersalin, sangat sakit bagi seorang lelaki untuk melakukan proses tersebut
Seungwoo keluar karena anaknya juga akan terlebih dahulu, dia keluar bersama dengan Sunho yang menemani dia daritadi
"Ho, lo gamau pulang aja? Udah jam 2 pagi loh... Kasian lo udah temenin gua dari tadi." Ucap Seungwoo.
"Nggak kok. Gua masih bisa nunggu, gua mau liat anak lo dulu. Hehe lumayan sekarang kan gua bisa punya keponakan."
"Cih, bukan keponakan lo." Ledek Seungwoo.
"Iyedeh serah."
Nampaknya Seungwoo harus berfikir dua kali,
Apakah hal yang bagus untuk memberikan Dongpyo kepada Wooseok?
Tapi percuma kan?
Semua keputusan sudah disetujui
...
Wooseok dan Seungyeon dengan amat buru-burunya memasuki koridor rumah sakit,
Dongpyo sudah dimandikan dan lain sebagainya, jadi mereka rasa sudah waktu yang tepat untuk melihat anak itu
Setelah melihat Wooseok dan Seungyeon, Seungwoo langsung berkata "Masuk, Dongpyo lagi didalem sama Jinhyuk."
Seperti kata-kata Seungwoo, mereka berdua memasuki ruangan bersalin Jinhyuk itu
Jinhyuk sedang menggendong Dongpyo, dengan wajah senangnya dia melihat bayi kecil itu
Dia bahagia sekali
Tapi tidak sampai saat Wooseok masuk...
"Dongpyooo!" Teriak Wooseok dengan gemasnya kemudian langsung menarik anak itu dari tangan Jinhyuk
Otomatis si bayi langsung menanggis karena tarikan yang cukup kuat dari Wooseok
"Bisa nggak sih lo jangan ganggu kebahagiaan gua dulu? Gua belum sampe satu jam temenin anak gua disini." Sewot Jinhyuk.
"Ya ya ya. Ini anak gua. Inget ya, habis masa menyusui Dongpyo sepenuhnya jadi anak gua so please lo diem aja."
Wooseok kemudian menggendong Dongpyo sambil menenangkan anak itu agar tidak menanggis lagi
Tapi Dongpyo tidak berhenti menanggis
"Seok, kasih dulu Dongpyo ke Jinhyuk. Dia tuh belum bisa ngapa-ngapain. Dia cuman mau sentuhan ibunya." Ucap Seungyeon.
"Biarinlah, aku kan ibunya." Balas Wooseok.
Jinhyuk naik pitang, tapi sungguh dia masih lemah dan sulit untuk marah-marah sekarang
Dan Seungwoo juga biasa-biasa saja, lebih tepatnya pasrah saja dengan kelakuan Wooseok
"Seok, ayo deh. Kamu mau kerja kan? Dongpyo juga sebentar lagi udah bisa dibawa pulang sama Jinhyuk." Ajak Seungyeon
Wooseok membalas "Haduh, aku kalo perlu cuti dulu deh. Lagi pengen sama Dongpyo."
"Kamu udah banyak cuti pas kaku sakit. Udah ya gaada alasan, ayo sini." Seungyeon menarik tangannya dengan sangat kencang.
"Ih! Sakit tau nggak!" Teriaknya.
Tapi Seungyeon masa bodo dia terus berjalan sambil menyeret Wooseok untuk keluar dari pintu "Makasi ya woo, makasi Jinhyuk. Kita duluan." Ucap Seungyeon.
"Iya sama-sama." Balas Seungwoo dengan senyumnya.
Setelah mereka berdua pergi, Seungwoo berjalan mendekati arah Jinhyuk dan bayi itu
Seungwoo menggendongnya sambil terus mengecupinya "Dongpyo~ anak papa imut banget sih astaga."
"Anak papa? Kamu bilang dia bukan anak kamu. Cih."
"Ya suka-suka aku. Yang penting sekarang si imut ini udah sama kita aku udah seneng banget." Kata Seungwoo
"Jangan terlalu seneng, inget dia bukan anak kamu. Dia bukan anak aku juga, kamu sendiri yang udah nyerahin dia ke Wooseok sama Seungyeon."
"Iya... Tapi selagi kita masih punya waktu sama dia, kita pergunakan sebaik-baiknya nggak masalahkan?"
"Ga masalah sih. Wajar kalau kamu punya pemikiran kek gitu."
"Sorry ya, hyuk. Emang aku yang buat Dongpyo jauh dari kita tapi aku tau kalau kita nggak kasih Dongpyo ke mereka masalahnya bakal tambah parah."
"Gapapa. Aku dukung apapun keputusan kamu. Kita masih bisa punya anak selanjutnya... Lah kalau Wooseok? Kasian dia udah nggak bisa punya anak karena luka jahitnya." Ucap Jinhyuk.
Seungwoo tersenyum "Ya itulah, semuanya ada waktu. Nggak selalu apa yang menurut kita bisa buat kita bahagia akan selalu jadi milik kita. Kadang kasih sesuatu yang bikin kita bahagia dan kasih ke orang lain agar mereka merasakan kebahagiaan itu bener-bener terpuji."
"Iya iya deh. Udah ya aku cape banget. Kamu nggak ada niatan pulang nih?" Tanya Jinhyuk.
"Iya biar aku beresin semuanya dulu, nanti kita pulang."
...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro