Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 4

Keyna berjalan menyusuri lapangan volly dengan mengenakan jas dokter berwana putih, memegang data Vyeosick, juga membawa pistol bius serta pelor bius yang tersimpan di kantongnya. Hari ini, ia mendapat giliran periksa Vyeosick di kelas 7---satu area dengan perpustakaan dan parkiran, beberapa kelas berada di samping ruangan Tata Usaha dan laboratorium IPA.

Keyna langsung menganalisa seluruh pasien yang berkeliaran di depan area kelas 7. Gadis itu meringis pelan. Sejak keributan semalam, beberapa target yang berniat dibawa ke aula untuk menjalani terapi besok malah kembali dikendalikan oleh efek serbuk Vyeoflower.

"Baiklah...." Keyna menuliskan laporan dalam data analisa pasien Vyeosick, bahwa semua pasien di lorong yang berhadapan dengan perpustakaan terdata dengan keadaan hilang hasrat beraktivitas dan berjalan lamban tak tentu arah. Tugas kali ini cukup cepat, tapi sesuatu membuat Keyna menyipit bingung. Kolom dengan nama Azky Aldrian belum terisi data.

"Ke mana orang itu?" Kiri-kanan ia mencari batang hidung pemuda itu. Keyna rela cari dia ke setiap ruang kelas 7, tapi sosok itu hilang dalam pandangan. Ia keluar dan berlari kecil menuju kelompok yang berdiri tak jauh dari area kelas 7.

"Untuk sementara laporan di area ini cukup," ujarnya menyerahkan data pada rekannya. "Ada satu orang belum kena data, tapi lewatkan saja. Tolong bawa beberapa rekan untuk menyemprot ruangan-ruangan di area ini dengan minyak sereh segera."

"Siap Key," jawabnya. "Tapi, kamu mau ke mana? Tidak langsung ke aula?"

"Aku ingin berpatroli sebentar," kilah Keyna terkekeh sumbang. "Cepat ke aula, takut mereka berbuat onar."

Mereka menuruti intruksi Keyna, tapi berpecah ke mana-mana. Ia hanya menggeleng seraya tersenyum geli. Setidaknya, dua orang pergi ke aula. Keyna lanjut berkeliling. Namun, bunyi sirine memekik dengan nyaring. Suasana yang tadinya hening berubah menjadi penuh keributan. Banyak orang berlarian menuju aula. Perhatian Vyeosick teralihkan, menutup telinga dan mengerang kesakitan.

Jika sirine berbunyi, para pasien Vyeosick akan bertingkah brutal bahkan sampai mempunyai hasrat untuk menyiksa dan membunuh orang-orang yang dijumpainya. Bagi pasukan relawan, bunyi sirine merupakan alarm peringatan segera memasuki aula untuk berlindung dari para pasien Vyeosick yang sedang tidak dapat dikendalikan.

Tetapi sudah terlambat, beberapa orang pengurus yang sedang berada di luar tertangkap oleh para pasien Vyeosick dan tak dapat melarikan diri. Rekan-rekan pengurus yang masih di luar itu terbunuh setelah mengalami perlakuan mengenaskan oleh pasien Vyeosick. Mau tak mau, Keyna berlari mencari tempat aman, menjauh dari kerumunan Vyeosick yang menggila.

Seorang rekan pria yang berada dalam salah satu ruang kelas 7 di ujung depan masjid yang hendak mencoba menyelamatkan diri tertangkap oleh salah seorang Vyeosick yang sedang menyeret sebuah kursi kayu. Ia melemparkan kursi itu ke arah pria tersebut dan tepat mengenai pelipisnya. Tidak berhenti sampai disitu, pasien Vyeosick itu mematahkan kaki sebuah meja dan kembali menghantamkannya pada pria itu. Paku yang masih tertancap pada potongan kaki meja itu menusuk mata kanan pria tersebut. Percikan darah segar berkali-kali terciprat karena pasien Vyeosick itu mengulang hal yang sama berkali-kali pada pria tang sedah terkapar itu hingga kedua mata pria itu penuh dengan darah. Kini pria itu sudah terkapar tak bernyawa.

Di tempat yang hendak dituju Keyna, seorang pengurus laki-laki yang berusia sekitar 25 tahun dikepung oleh lara pasien Vyeosick. Ia berusaha melawan dengan meluncurkan tinju dan tendangan namun sia-sia karena jumlah mereka lebih banyak sedangkan ia hanya sendirian. Pengurus itu didorong ke arah pintu kemudian pintu dibanting berkali-kali yang membuat kepalanya tercekik karena badannya berada di bagian dalam ruangan sedangkan kepalanya menjulur ke arah luar dan terjepit pintu berkali-kali. Pengurus itu sudah sangat lemas karena tercekik. Pasien Vyeosick itu membanting pintu untuk tetakhir kalinya dengan lebih keras daripada sebelumnya. Setelah pintu itu dibanting dan mengeluarkan bunyi berdebam yang sangat keras, sebuah kepala berlumuran darah menggelinding dari lantai kelas ke depan lab biologi.

Keyna menutup mulutnya dengan sebelah tangan yang gemetar. Bidikan pistol bius dalam genggaman Keyna tak dapat tenang. Sesaat kemudian beberapa pasien Vyeosick menyadari kehadiran Keyna.

Keyna kembali berlari sambil melepaskan banyak pelor bius, melewati parkiran dan menuju ke depan untuk sampai di aula. Namun saat ia hampir sampai di lapangan volly, para pasien Vyeosick memenuhi lapangan, gerbang aula pun mereka serbu. Mereka menatap Keyna seperti hewan buruan dan kemudian mencoba untuk menghampirinya. Tak ada lagi tempat yang aman, lantas pergi ke arah gerbang sekolah sembari menembakkan peluru bius pada pasien Vyeosick yang mengepungnya.

Sampai di jalan raya, Keyna masih dikejar pasien Vyeosick. Ia kehabisan tenaga. Untuk mempertahankan posisinya, Keyna menembaki semuanya dengan pistol berisi peluru bius. Namun mereka masih berkumpul meskipun banyak peluru yang terpakai.

"Kak Zikra, tolong!" pekik Keyna berjalan mundur, menekan handsfree di telinga kiri. "Posisiku terancam! Mereka semua datang padaku!"

"Aku tau itu!" Bentakan Zikra menimbulkan decakan dongkol. "Bertahanlah sebentar lagi. Pasukan pengantar tidur akan segera datang."

"Berapa lama aku harus bertahan?!"

"Hanya mereka dan Tuhan yang tau."

Keyna berteriak berang. "Kau tak tau tentang mereka yang gugur karena harus bertahan dari serangan Vyeosick!" Ia berkata tanpa menekan handsfree, menunggu dengan tangan terus menembaki para Vyeosick. Hanya ini yang mampu Keyna lakukan.

Berlari, menembaki, berlari lagi, menembaki lagi sampai peluru habis. Siklus pertahanan yang ia sendiri tak tahu apakah efektif atau tidak. []

Ayooo, Key. Semangat!
Mari kita doakan supaya pasukan pengantar tidur datang di waktu yang tepat, amiiin.

Regards,
Revina_174 & iNay_3010

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro