Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

10. Pengejaran

Sang pelaku telah berhasil dibekuk dan langsung dimasukkan ke dalam mobil. Alex dan Markus mendatangi ruang apartemen tuan Gardner untuk menyampaikan kabar gembira ini. Sesampainya, Alex dan Markus langsung masuk dan menghampiri tuan Gardner dan Connor.

"Tuan, pelaku telah tertangkap. Anda aman sekarang," ucap Alex.

"Oh syukurlah!" Tuan Gardner menghela napas panjang. "Terima kasih untuk kalian semua. Tanpa kalian, aku mungkin telah terbaring tak bernyawa di ruangan ini," lanjutnya dengan senang.

"Itu sudah tugas kami sebagai polisi." Alex, Markus, dan Connor pamit untuk kembali ke kantor. "Kami pamit dulu. Kasus ini akan kami selesaikan secepat mungkin. Selamat malam!" Mereka pun bergegas kembali.

Di luar apartemen, beberapa polisi telah bubar dan kembali ke kantor kepolisian. Alex, Markus, dan Connor berjalan menuju mobil yang terparkir di depan apartemen.

"Connor, aku menugaskanmu untuk menginterogasi sang pelaku dan paksa dia untuk bicara bagaimanapun caranya," perintah Alex sembari berjalan.

"Siap, pak!!" jawab Connor tegas.

***

Departemen Kepolisian Detroit
21.57

Alex dan Markus langsung menuju ruangan guna beristirahat sejenak dari tugas mereka. Markus sudah mulai mengantuk dan kelelahan. Alex menyuruh Markus untuk pulang.

"Markus, aku lihat kau sudah mengantuk. Pulanglah dan beristirahatlah!" perintah Alex.

"Rumahku cukup jauh dari sini. Tidak mungkin pulang dan kembali di pagi harinya. Aku akan beristirahat di kantin." Markus pun berjalan keluar ruangan.

Setelah Markus berlalu, Alex menyalakan komputernya dan membuka situs berita Detroit dan data kriminal pertanggal 17 september sampai 20 september. Kemudian ia mulai memasukkan data kriminal dari tanggal tersebut. Setelah selesai, Alex melihat jam. Waktu telah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Ia mematikan komputernya dan pergi ke ruang khusus Andro-Human.

Keesokan paginya, Alex langsung pergi menuju ruangannya. Saat masuk, ia melihat Markus yang sedang menyaksikan siaran televisi. Ia terlihat masih mengenakan pakaian yang ia pakai malam kemarin. Ia langsung menuju mejanya dan mengaktifkan komputernya.

Saat ini, televisi sedang menayangkan berita kedatangan senator Frederick Smith ke pusat kota Detroit, yang akan dilaksanakan pada esok hari pukul sepuluh pagi. Markus langsung mematikan televisinya. Alex merasa heran dan menegurnya. "Markus, mengapa kau mematikan televisinya?"

"Aku tidak tertarik dengan berita saat ini." Markus beranjak dari kursi dan keluar ruangan. Alex tidak menghiraukannya dan terus menatap layar komputer. Alex sedang melihat situs media sosial Metrogram dan sedang melihat akun milik Elisa. Ia menggulir ke bawah dan melihat semua foto Elisa bersama keluarga yang diunggah disana. Saat sedang menggulir, Ia tertarik dengan sebuah foto.

Dalam foto itu, Elisa sedang bersama seorang pria. Pria itu terlihat tidak asing bagi Alex. Alex memindai wajahnya dan hasilnya benar-benar mengejutkan. Alex tidak menyangka hal tersebut. Ia lalu menutup situs dan berjalan keluar ruangan untuk mencari Markus.

Alex berkeliling kantor polisi dan bertanya sana-sini. Alhasil, ia tidak menemukan Markus. Saat berjalan memasuki ruang interogasi, Dia menemukan pria berjanggut putih yang ia cari. Alex pun menghampirinya.

"Markus, jadi kau berada disini? Aku kesulitan menemukanmu," kata Alex.

"Maaf, plastik. Saat ini aku sedang menyaksikan interogasi terhadap Vincent Young. Apa kau ingin bergabung?" tawar Markus.

Alex pun menoleh ke jendela satu arah yang sedang berlangsung interogasi yang dilakukan oleh Connor. Beberapa saat kemudian, interogasi selesai, dan Connor keluar dari ruang. Semua orang yang berada di sisi lain ruang interogasi mulai beranjak keluar. Alex dan Markus memilih tetap berada di sana.

"Apa yang kau dapatkan?" tanya Alex pada seorang polisi.

"Sang pelaku hanya menjelaskan siapa yang membayarnya dan beberapa penjelasan lain," jawab polisi itu.

"Boleh aku mendengar rekaman interogasinya?" tanya Alex.

Polisi itu mengoperasikan komputernya dan memutar ulang perkataan Vincent Young.

"Beliau membayarku untuk membunuh lima orang konglemerat yang menolak keputusannya untuk membangun markas militer rahasia di luar kota. Aku telah membunuh dua orang dan satu orang hampir berhasil kubunuh."

Dari rekaman tersebut, Alex semakin yakin bahwa sang senator adalah tersangka utamanya. Alex mengingat kembali, senator Smith adalah salah satu kaki tangan Mr.X. Alex pun memilih meninggalkan ruang interogasi dan berjalan menuju ruangannya. Markus pun mengikutinya dan singgah sebentar ke kantin.

Sesampainya, Alex langsung duduk di depan komputernya dan berpikir. Markus pun masuk setelah beberapa saat kemudian dengan membawa secangkir kopi. Ia duduk dan mulai menyetel televisi. Alex pun merasa penasaran dengan interogasi tadi dan bertanya ke Markus.

"Markus, apakah tadi kau menyaksikan interogasi dari awal?" tanya Alex.

"Tidak, aku datang dan interogasi sedang berlangsung." Markus mengganti siaran televisi.

"Apa saja yang kau dengar?" tanya Alex.

"Yang kudengar? Dia pernah bekerja di kepolisian Ann Labor sebagai polisi patroli pada tahun 2031. Namun, ia memilih mengundurkan diri pada tahun 2040 dan mulai menjadi pembunuh bayaran pada tahun yang sama." Markus menjelaskan apa yang ia dengar.

"Lalu apa lagi?"

"Selebihnya, sama seperti yang kau dengar tadi," jawab Markus.

Alex mencerna perkataan Markus. Ia mulai mengetik di komputer. Sembari mengetik, Alex berkata, "Seperti dugaanku, senator adalah tersangka utama kita. Dia juga ternyata adalah kaki tangan Mr.X. Kita harus segera membekuknya sebelum rencana besarnya terwujud."

"Kau yakin beliau adalah kaki tangan Mr.X?" Markus meminta penjelasan.

Alex mengetik di papan ketik komputer dan setelahnya ia memutar layar. Markus langsung melihatnya dan terkejut. Alex memutar kembali layar itu. "Aku berpikir, tuan senator membangun markas militer untuk Mr.X. Aku tidak tahu untuk apa, tapi aku yakin untuk mewujudkan rencana Mr.X," jelas Alex. "Kita harus menggagalkan rencana senator ini!"

"Tapi bagaimana caranya? Dia adalah orang terpandang. Kita justru yang akan disalahkan dan dipenjara," ucap Markus yang menyangkal perkataan Alex.

"Kita harus mengumpulkan bukti lebih banyak. Apa kita perlu mendatangi kediamannya?" Alex bertanya.

"Beliau tidak akan menjawab meskipun kita paksa. Kita harus bertanya pada orang terdekatnya," jawab Markus.

"Tapi siapa? Juru bicaranya? Sekretarisnya? Pengawalnya?" tanya Alex.

"Mereka semua sangat dekat, tapi tidak mungkin jika pengawalnya tahu. Yang pasti orang ini selalu bersama senator dan ikut dalam setiap rapatnya." Markus mulai menoleh ke arah Alex.

"Itu berarti jawabannya adalah sekretarisnya. Tunggu sebentar!" Alex mulai mengetik di komputernya. Kemudian ia menunjukkannya ke Markus. "Namanya Sarah Muller, sekretaris di pemerintahan Michigan sejak senator Smith berkuasa. Beralamat di 3600 33th Avenue. Kita mungkin bisa mengunjunginya nanti malam ketika ia pulang," lanjutnya.

"Baiklah, tapi apa yang kita lakukan siang ini? Patroli? Berkeliling kota sampai bosan? Atau menghampiri kedai La Coffee lagi?" tanya Markus.

"Akan lebih baik jika kau mengganti pakaianmu," jawab Alex sembari menunjuk ke arah baju Markus.

Markus melihat bajunya dan langsung sadar. "Baiklah, aku akan menggantinya." Markus berjalan meninggalkan ruangan.

***

Kedai Burger John
21 September 2045
10.43

Cuaca saat ini sedang dingin. Hujan mulai turun dan membasahi jalanan. Mobil-mobil berlalu lalang kesana kemari. Alex dan Markus pun tiba di sebuah kedai kecil bernama Burger John. Alex memarkirkan mobilnya di seberang kedai dan Markus bersiap untuk turun.

"Aku akan turun dan makan sebentar. Apa kau ingin ikut?" ucapnya sembari menawarkan.

"Aku ikut," jawab Alex.

Mereka pun turun dan menyeberang jalan, lalu menghampiri kedai burger yang telah dibuka sejak tahun 2038. Markus mulai memesan makanan dan minuman yang ingin dia santap pagi ini. "John, satu burger keju dengan mayonaise di atas dagingnya dan satu minuman bersoda!" ujar Markus.

"Baik, akan kubuatkan!" balas John sang pemilik kedai.

Ketika sedang menunggu, seorang pria menghampiri Markus. Ia menepuk pundaknya Markus dan Markus pun menoleh. "Eh, Charlie! Apa kabarmu? Aku sudah lama tidak bertemu denganmu," ucap Markus yang senang melihat teman lamanya.

"Baik, Markus. Kita sudah lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu di kepolisian?" ucap pria berkulit coklat gelap itu dengan senang.

"Masih sama seperti dulu. Aku dengar kau dipecat dari petugas kebersihan lingkungan," ucap Markus.

"Iya, ini karena para plastik karbon mengambil pekerjaanku dan kawan-kawanku. Aku benar-benar kesal dengan mereka." Charlie mulai terlihat kesal.

"Hahaha, justru saat ini aku menjadi rekan kerja dari plastik yang kau maksud." Markus menunjuk ke arah Alex.

Charlie menatap wajah Alex dengan sinis dan terlihat mengepalkan tangan dengan kesal. Alex memindai wajah pria berkulit coklat gelap tersebut dan menemukan bahwa ia adalah Charlie Brown, seorang pengangguran. Catatan kriminal yang sangat terkenal dari dirinya adalah perjudian. Charlie pun menoleh ke arah Markus dengan wajahnya yang masih kesal dan berkata, "Kau harus berhati-hati dengannya. Ia bisa saja mengambil pekerjaanmu suatu hari nanti."

"Hahaha, dia tidak akan begitu. Aku yakin sekali," jawab Markus.

"Terserah kau saja." Charlie mendekatkan tubuhnya ke Markus. "Kawan, aku boleh meminjam uang dua puluh lima dolar?" tanyanya.

"Untuk apa?" tanya Markus balik.

"Untuk kepentingan pribadi. Aku akan menggantinya setelah aku memiliki uang," jawab Charlie.

"Bukannya aku tidak mau meminjamkan uang, tapi saat ini hanya ada tiga puluh dolar di kantung. Lima belas untuk membayar burger dan soda," ucap Markus.

"Baiklah, sepuluh dolar saja." Charlie memberi opsi lain.

Markus pun merogoh kantung celananya dan mengeluarkan sepuluh dolar, lalu memberikannya ke Charlie. "Aku tidak tahu apa yang ingin kau lakukan, tapi aku harap itu tidak merugikanku," ujar Markus.

"Terima kasih, Markus." Charlie pun pergi tanpa berkata banyak. Markus tak menghiraukannya dan pesanannya pun selesai. Ia membayar dan mengambil makanannya, lalu membawanya ke meja yang telah disediakan. Alex mengikuti kemana Markus pergi. Markus pun mulai menyantap burger-nya. Sembari melihat Markus makan, Alex melontarkan beberapa ucapan.

"Aku tidak ingin berprasangka buruk, tapi temanmu tadi sepertinya ingin melakukan judi. Aku memindainya dan catatan kriminalnya adalah perjudian," kata Alex.

"Semua orang melakukan itu, hampir semua orang. Selama itu tidak menyakiti orang lain ..., aku tidak merasa terganggu," ucap Markus yang menjawab prasangka Alex.

Alex terdiam sejenak dan berpikir. Markus masih terus mengunyah burger-nya. Alex menoleh ke arah Markus dan bertanya, "Apakah aku boleh bertanya sesuatu secara pribadi?"

Markus menoleh dan menatap wajah Alex. Ia menaikkan kedua alisnya. Alex meneruskan perkataannya. "Mengapa kau begitu membenci Andro-Human?" tanya Alex.

Pertanyaan itu membuat Markus terkejut dan terdiam sejenak. Ia melirik kesana kemari dan sedikit kebingungan. "Mengapa kau bertanya seperti itu?" tanya Markus balik.

"Aku tidak sengaja menemukan sebuah brosur berisi anti Andro-Human pada kantung jaketmu saat memindahkannya dari kursiku," jelas Alex.

"Aku tidak membenci mereka, hanya tidak suka. Aku memiliki alasan sendiri untuk itu," Markus menjelaskan. "Sekarang giliranku, apa yang kau ketahui tentang diriku?" lanjutnya dengan melontarkan pertanyaan.

Alex terdiam dan mencari identitas sang inspektur di data kependudukkan. "Bergabung di kepolisian Lansing pada tahun 2013 dan telah meraih banyak prestasi dalam kurun waktu tiga tahun. Ia diangkat menjadi inspektur pada tahun 2016 dan mendapat predikat sebagai inspektur termuda sepanjang sejarah di kepolisian Lansing." Alex pun mengatakannya selepas identitas Markus ditemukan.

Markus terkesima mendengar penjelasan Alex tentang dirinya. Ia terdiam dan berhenti mengunyah. Ia meminum soda-nya dan mulai berkata, "Aku tidak menyangka kau tahu tentang diriku. Aku bahkan tidak tahu tentang hal itu."

"Sekarang, apa yang kau ketahui tentang diriku?" Alex melempar pertanyaannya Markus tadi.

Markus terlihat melirik kesana kemari dan tangannya mulai melambai. Ia terlihat berpikir untuk menjawab pertanyaan yang ia lontarkan ke Alex. "Hhhmmm ... iya ummm ... bagaimana aku mengatakan ini ..., baiklah, aku menyerah." Markus tidak bisa menjawabnya.

Alex tidak menghiraukan dan melihat PDA-nya. Ia menerima pesan dari Alfred, salah satu anggota Huma-Police.

Aku menemukan lokasi sang Deviant yang aku tangani. Ia berada di apartemen terbengkalai di samping Urban Farm Detroit.

Alex memasukkan PDA ke kantung kemejanya selepas membaca pesan itu dan menoleh ke arah Markus yang masih menyantap burger-nya. "Kita mendapat tugas untuk menangkap Deviant lagi. Aku akan membiarkanmu menghabiskan sarapanmu. Jika kau mencariku, aku ada di mobil." Alex mulai melangkah menuju mobilnya yang terparkir di seberang kedai.

***

Urban Farm Detroit
21 September 2045
11.12

Sebenarnya lokasinya bukan di Urban Farm Detroit, tetapi di apartemen terbengkalai di sampingnya. Apartemen ini dulunya sangat terkenal dan banyak yang tinggal disini. Namun semenjak berdirinya Detroit View Apartment yang berdekatan dengan beberapa tempat menarik, membuat penghuninya pindah dan apartemen ini mulai sepi pengunjung. Akibatnya apartemen ini bangkrut dan akhirnya ditutup. Bangunannya dibiarkan berdiri disana tanpa diurus.

Rumor dari orang-orang mengatakan bahwa bangunan itu digunakan sebagai tempat persembunyian penjahat, termasuk para Deviant. Polisi terus melakukan penyelidikan namun tidak menemukan tanda-tanda mereka.

Alex dan Markus sampai di lokasi dan langsung memasuki bangunan. Mereka pergi menuju lantai tiga dan mencari kamar dari sang Deviant. Lorong di dalam bangunan sangat berantakan dengan bau yang sangat menyengat. Markus pun mulai gelisah karena tidak tahan dengan bau tersebut.

"Tempat ini bahkan lebih berantakan dari gudang kepolisian." Markus menutup hidungnya dengan tangan kiri. "Uugh, bau sekali. Aku tidak tahan!" Markus mulai kesal. "Apa kau yakin dia tinggal disini?" tanyanya dengan nada bicara yang sumbang karena hidungnya dijepit.

"Berdasarkan lokasi yang dikirim oleh Alfred," jawab Alex.

"Mengapa bukan Alfred saja yang menangkap pelaku?! Mengapa harus kita berdua yang menangkapnya?!" tanya Markus kesal, dengan tangan yang masih menjepit hidung.

"Aku tidak tahu, tapi setidaknya ini bagian dari pekerjaan kita," jawab Alex.

Setelah beberapa menit mencari dan mengeluh, akhirnya mereka menemukan kamar dari sang Deviant. Markus bersiap dengan pistolnya dan bersandar pada dinding di samping pintu dan Alex pun mengetuk pintu. "Halo, apakah ada orang?!" seru Alex.

Tidak ada respon dari penghuni kamar. Alex kembali mengetuk dan hasilnya sama saja. Alex pun berpikir sepertinya ia harus mendobrak pintu. Markus pun melipat kedua tangannya di depan dada dan berkata, "Sepertinya kau memerlukan sedikit dorongan untuk membuka pintu itu."

Alex pun memegang gagang pintu dan memutarnya, ternyata tidak terkunci. Alex berpikir mungkin sang Deviant sengaja atau teledor. Pintu pun terbuka dan mereka disambut oleh sekawanan burung-burung yang memenuhi ruangan kamar. Markus agak kesal dan berusaha mengusir mereka dari jalan.

"Husss..., pergi sana!! Jangan menghalangi jalan kami!!" seru Markus kepada burung-burung.

Alex pun memulai investigasi. Ia melihat sebuah poster bertuliskan UFD (Urban Farm Detroit) yang tertempel di dinding. Alex menghampiri dan mengamatinya. Ia merasa curiga dengan poster itu, lalu melepasnya dari dinding dan menemukan sebuah retakan besar dengan beberapa buku di dalamnya. Alex mengambil satu buku dan membacanya, lalu ia meletakkannya kembali.

Markus yang sekilas melihat Alex pun bertanya, "Apa yang kau temukan?"

"Hanya sebuah buku, namun aku tidak bisa membacanya karena terenkripsi," jawab Alex.

"Terenkripsi? Apakah itu buku elektronik?" tanya Markus.

"Bukan, buku itu menggunakan bahasa komputer dan perlu komputer untuk menerjemah kode-kodenya." Alex meneruskan penyelidikan dan menemukan sekotak makanan burung di atas meja dapur. Alex melihatnya sebentar dan diam sejenak. Markus menghampirinya dan bertanya, "Sekotak makanan burung?"

"Iya, aku rasa sang Deviant merawat burung-burung disini." Alex melihat seekor burung yang terbang dan hinggap di atas kepala Markus. Pria berambut abu-abu putih itu mulai kesal dan mengusir burung-burung lagi. "Hei, berhenti menggangguku! Pergilah kalian, makhluk berbulu!!" bentak Markus.

Sementara Markus sibuk dengan burung-burung, Alex meneruskan pencarian ke kamar mandi. Ia kembali melihat tulisan RA6 di dinding, ditulis dengan spidol merah. Alex menemukan satu tulisan yang sepertinya baru saja ditulis, bisa dirasakan dari basahnya tinta spidol itu, lalu ia juga menemukan sebuah kursi kecil yang jatuh.

Alex merekonstruksi kejadian dan menyimpulkan bahwa ketika Alex mengetuk pintu, sang Deviant terkejut dan jatuh dari kursi, lalu ia berlari keluar. Alex menemukan sebuah cincin di washtafel. Ia mengambil dan memindainya. Itu adalah cincin LED, sebuah komponen utama Andro-Human, yang berfungsi untuk menstabilkan emosi. Cincin itu juga berfungsi sebagai alat komunikasi jarah jauh dan pembayaran elektronik.

Alex meletakkan kembali cincin itu dan berjalan keluar. Ia menemui Markus yang masih sibuk dengan burung-burung. Alex melihat jaket Markus yang penuh dengan bulu. Markus pun menghentikan aksinya setelah ia melihat Alex yang memperhatikannya dari tadi.

"Mereka terus menggangguku, aku tidak bisa fokus," ucap Markus yang mencari alasan.

Alex berjalan menuju pintu keluar dan tidak sengaja menendang sebuah sangkar burung. Alex memeriksanya dan menemukan hal yang mencurigakan. Sangkar itu sepertinya baru saja jatuh. Alex kembali merekonstruksi dan ternyata sangkar tersebut jatuh karena sang Deviant tidak sengaja menjatuhkannya saat berlari. Ia berlari dan memanjat langit-langit yang berlubang besar.

Alex pun menghampiri lubang besar tersebut dan berusaha memanjatnya. Tiba-tiba, seorang pria turun dan hampir menimpa Alex. Markus yang melihatnya langsung berseru, "Alex, itu Deviant!!"

Alex sontak mengejar Deviant itu hingga melompat keluar jendela dan mendarat di atas perkebunan Urban Farm Detroit. Alex terus berlari dan memanjat dinding, tak sedikitpun melepaskan mangsanya. Sang Deviant terus berlari hingga mencapai kecepatan maksimalnya. Ia melompat ke atas kereta monorail. Alex pun melakukan hal yang sama dan berusaha mendekat, namun sang Deviant melompat ke sebuah tangga.

Alex pun melompat dan kembali mengejar Deviant. Pengejaran semakin menegangkan. Mereka berlari melalui perkebunan Urban Farm Detroit yang sangat luas. Bahkan Alex harus tersandung oleh seseorang yang jatuh karena sang Deviant menabraknya. Alex sepertinya kurang cepat untuk menangkap Deviant tersebut, namun Alex tidak menyerah.

Tiba-tiba, Markus keluar dari pintu dan menghadang sang Deviant. Di luar perkiraan, tubuh Markus justru dihantam dan terdorong hingga jatuh dari pinggir atap. Beruntung Markus berpegangan agar tidak jatuh terhempas dari gedung setinggi tiga puluh meter itu.

Melihat keadaan Markus saat ini, Alex mulai dihadapkan pada dua pilihan;

Menolong Markus atau mengejar Deviant

****

Kira-kira Alex akan memilih yang mana ya??

Bersambung ...
(Next Chapter: Sang Senator (bagian 1))

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro