Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

05. Kota Black-Jack (bagian 2)

"Ingin mengatakannya atau ingin merasakannya lagi?" tanya Markus.

"Baiklah, akan kukatakan!" ucap pria tersebut.

Alex berlutut di samping pria tersebut. Sang pria angkat bicara. "Sebenarnya rahasia yang aku sembunyikan hanya markas persembunyian Black-Jack. Markasnya berada di sebuah bangunan bekas pabrik kimia," jelas pria tersebut.

"Benarkah? Kau bisa mengantar kami kesana?" tanya Alex.

"Tentu, aku akan mengantar kalian," pria tersebut mencoba berdiri, "tapi kalian tidak akan melakukan sesuatu padaku, kan?" tanya pria itu dengan nada cemas.

"Tenang saja, kau akan baik-baik saja jika kau menuruti kata-kata kami," jawab Alex.

Pria tersebut mengangguk setuju dan Alex membantu pria tersebut berdiri dan menaiki mobil. Alex mengemudikan mobil tersebut menuju bangunan bekas pabrik kimia.

***

Bangunan Bekas Pabrik Kimia
10.12

Alex dan Markus sampai di sebuah bangunan bekas pabrik kimia. Keadaan bangunan tersebut sangat memprihatinkan dengan beberapa bagian dinding yang berkarat. Menurut media berita Detroit, pabrik inilah yang menyebabkan kota di sekitarnya terkontaminasi oleh gas beracun yang bersumber dari bocornya salah satu pipa di pabrik tersebut. Alex mengemudikan mobilnya memasuki pabrik tersebut. Tiba-tiba, Alex dikejutkan oleh seruan Markus yang menyuruhnya berhenti. "Alex, hentikan mobilnya!" seru Markus.

Alex menghentikan mobilnya dan menoleh ke arah Markus. "Ada apa, Markus?!" tanya Alex kesal.

Markus melempar sesuatu ke arah Alex dan Alex melihatnya. "Setelan baju dan celana? Untuk apa?" tanya Alex.

Saat Alex menoleh, Markus mendadak sudah berganti penampilan, mirip seperti anak buah Black-Jack. "Kita tidak mungkin masuk ke daerah musuh tanpa penyamaran," ucap Markus.

Alex mengerti maksud perkataan Markus dan langsung berganti pakaian. Kemudian, Alex menunjukkannya ke Markus. "Markus, apa sudah terlihat cocok?" tanya Alex.

Markus memperhatikan penampilan Alex dengan seksama. Lalu dia memasangkan topi pada kepala Alex. "Seperti ini baru cocok," ucapnya.

Alex kembali mengemudikan mobil memasuki kawasan pabrik. Mobil yang ia kemudikan mulai bergerak menuju palang pintu, yang di jaga oleh satu orang bersenjata. Orang tersebut langsung membuka palang pintu saat melihat mobil yang dikemudikan Alex hendak memasuki kawasan pabrik. Sesampainya, Alex memarkirkan mobil tersebut di depan salah satu bangunan pabrik. Markus turun dan membantu pria yang sedang bersama mereka turun dan menopang tubuhnya.

"Bersikaplah seolah kau telah dikalahkan oleh kami. Kami akan memanggil pasukanmu untuk memberi bantuan medis," kata Alex.

Pria tersebut mengangguk. Alex langsung berseru memanggil anak buah Black-Jack untuk menolong pria yang sedang bersamanya. "Hai kalian yang sedang berada disana! Tolong dia!" seru Alex saat melihat beberapa orang yang sedang berdiri di dekat sebuah truk.

Orang-orang tersebut langsung menghampiri Alex. Mereka melihat keadaan teman mereka yang menyedihkan dengan beberapa luka di sekujur tubuhnya.

"Apa yang terjadi padamu?" tanya salah seorang.

"Dia tertembak. Kami hampir mati jika tidak pergi. Semua pasukan kita telah dikalahkan oleh mereka," jawab Markus.

"Baiklah, kami akan mengirim pasukan lagi," ucap orang tersebut.

"Baik, tolong topang dia! Dia membutuhkan pertolongan," kata Alex.

Orang-orang tersebut mulai menopang tubuh pria yang bersama Alex dan Markus tadi, lalu membawanya ke dalam bangunan. Setelahnya, Alex memindai keberadaan kartu Millenium yang disembunyikan Black-Jack. Alex pun menemukannya, berada di bangunan pabrik paling tengah di kawasan tersebut. Alex memberitahukannya ke Markus.

"Markus, aku menemukannya!" bisik Alex.

"Kerja bagus, ayo kita kesana!" ajak Markus.

***

Sesampainya, Alex dan Markus langsung memasuki bangunan pabrik yang terlihat kusam di luar. Mereka berjalan sembari melihat keadaan lorong yang lebih rapih, berbeda dengan luar bangunan. Ketika mereka berjalan, mereka melihat orang-orang yang berlalu lalang. Beberapa orang berjalan ke arah Alex dan Markus. Mereka terlihat berjalan tegap dengan ekspresi wajah yang serius. Alex dan Markus berusaha untuk tidak mencurigakan.

"Hai, kalian ingin pergi kemana?" tegur salah seorang.

Alex berusaha mencari alasan yang tidak mencurigakan. "Eee ... kami ingin pergi ke gudang penyimpanan, memastikan semua perlengkapan aman," jawab Alex.

"Tapi ... bukannya sudah di periksa tadi pagi?" tanya salah seorang yang lain.

Tiba-tiba, Markus berjalan sangat cepat ke hadapan orang-orang. "Perintah Black-Jack!" sahut Markus tegas.

Semua orang mengangguk. "Baiklah, silakan! Nanti jangan lupa, tengah hari nanti kita akan berkumpul di depan bangunan ini. Tuan Black-Jack ingin menyampaikan sesuatu," ucap salah seorang.

"Baik!" sahut Alex tegas.

Orang-orang tersebut berjalan meninggalkan Alex dan Markus. Setelah berjalan cukup lama, Alex dan Markus sampai di depan pintu gudang yang sangat besar. Alex memindai dan menemukan kartu-kartu Millenium di dalamnya. Alex juga menemukan bahwa pintu tersebut diamankan dengan kode akses. Alex menghampiri panel kode akses, diikuti oleh Markus yang penasaran dengan apa yang dihampiri Alex.

"Alex, kau menemukan sesuatu?" tanya Markus.

"Pintu ini diamankan dengan kode akses," jawab Alex.

"Apa?! Bagaimana cara kita masuk?" tanya Markus yang sedikit terkejut.

"Sebentar." Alex memindai panel tersebut untuk menemukan kode akses masuk. Dia menunggu hasil pemindaian dan akhirnya selesai. Kodenya adalah 7538. Alex langsung mengetik kode yang muncul dan pintu pun terbuka. Markus terkesima melihat apa yang dilakukan Alex hingga pintu terbuka.

"Alex, dari mana kau tahu kode akses pintu?" tanya Markus heran.

"Pemindai di mataku dapat memecahkan kode apapun dengan mudah," Alex berjalan memasuki gudang, "Ayo, kita tidak punya banyak waktu!" ajak Alex.

Mereka pun berjalan memasuki ruang penyimpanan yang lebih mirip sebuah gudang besar. Alex memindai keberadaan kartu Millenium dan menemukannya di rak nomor lima dari kanan mereka. Alex dan Markus langsung menghampiri keberadaan kartu dan akhirnya mereka menemukan kartu-kartu millenium, beserta dengan barang-barang milik korban yang di rampok oleh Freddy. Mereka terlihat senang sekali telah menemukan semua barang yang di rampok.

"Akhirnya kita berhasil, Alex!" ujar Markus senang.

"Iya, Markus!" jawab Alex yang juga senang.

Mereka masih memandangi barang-barang yang mereka temukan, tanpa sedikitpun bergerak. Tiba-tiba, keadaan menjadi hening. Alex berbalik badan dan hendak berjalan keluar. Markus merasa heran melihat tingkah Alex. Dia pun menegur, "Alex, kau hendak pergi kemana? Ayo bantu aku membawa barang-barang ini keluar!" tanya Markus sembari meminta bantuan.

Alex sedikit menoleh ke belakang. "Tapi ... bagaimana cara kita membawa barang-barang ini keluar tanpa ketahuan dan mencurigakan?" Alex berbalik badan, menghadap ke arah Markus. "Lagipula tujuan kita ke tempat ini adalah untuk menangkap Black-Jack," lanjutnya.

Markus menyadari sesuatu. "Oh, kau benar. Tidak ada apa-apa yang bisa kita gunakan. Hanya barang-barang rongsokan yang baru saja dibuang," ucap Markus kesal.

"Jika kita ingin membawa barang-barang ini keluar, kita harus menangkap Black-Jack dan semua anak buahnya," jelas Alex.

Markus memegang kepalanya. "Baiklah, sekarang apa yang akan kita lakukan?" tanyanya.

"Kita cari Black-Jack di bangunan ini dan menangkapnya," jawab Alex.

Markus hanya mengangguk, lalu mereka berjalan meninggalkan ruangan. Tanpa mereka sadari, gerak-gerik mereka selama ini tertangkap kamera pengawas yang terpasang di hampir seluruh sudut di sekitar gudang.

***

Di ruang kontrol kamera, beberapa operator sedang mengamati layar-layar yang menampilkan rekaman dari semua kamera pengawas di semua penjuru pabrik. Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka dengan keras dan masuklah seorang pria berbadan besar, berjalan menghampiri operator yang sedang bertugas.

"Apa yang kalian temukan sejauh ini?" tanya pria tersebut.

Salah seorang operator memutar kursinya dan menghadap ke pria tersebut. "Tuan, aku menemukan sesuatu," ucapnya.

"Katakan!" perintah pria tersebut.

Operator tersebut mengoperasikan komputer untuk memunculkan sebuah rekaman. "Saya harap anda akan terhibur dengan menyaksikan rekaman dari kamera nomor tiga," ucap operator.

Pria besar tersebut menyaksikan rekaman dari kamera nomor tiga dengan seksama, lalu dia tersenyum. "Aktifkan mikrofon dan perintahkan dua orang yang baru saja berjalan keluar dari gudang untuk menemuiku di ruang tengah!" pinta pria tersebut.

Sang operator mengaktifkan mikrofon dan mulai memberi pengumuman. "Perhatian! Bagi dua orang yang baru saja keluar dari gudang, harap segera menemui tuan Black-Jack di ruang tengah!" ujar operator di depan mikrofon.

***

Ketika sedang berjalan, Alex dan Markus mendengar suara pengumuman.

"Aku ulangi, bagi dua orang yang baru saja keluar dari gudang, harap segera menemui tuan Black-Jack di ruang tengah!"

Mendengar itu, Alex dan Markus terkejut. "Alex, sepertinya kita telah ketahuan! Apa yang harus kita lakukan?!" ujar Markus yang mulai panik.

"Dengar, ini adalah kesempatan yang bagus! Dengan menemui Black-Jack, kita bisa menangkapnya," kata Alex.

"Tapi kau tidak tahu kau berhadapan dengan siapa?! Lebih baik kita pergi dari sini!" Markus mulai panik.

"Tentu aku tahu, dan aku akan segera menangkapnya!" Alex mulai berlari.

Markus yang melihatnya mulai ikut berlari. Alex dan Markus pun sampai di ruang tengah. Ruang itu terlihat sangat besar, dengan dindingnya yang sedikit berkarat dan barang-barang yang tersusun rapi.

"Apa kau yakin ini ruangnya?" tanya Alex.

Markus mengatur napasnya. "Hosh ..., iya ..., seperti yang dikatakan orang yang kita jumpai tadi," jawab Markus.

Alex mulai memperhatikan sekitar dan mengaktifkan pemindai. Dia melihat banyak orang yang berjalan menuju ruang tengah dengan membawa senjata. Alex memasang posisi siap bertarung. Markus merasa heran dan bertanya, "Apa yang sedang kau lakukan?"

"Orang-orang akan datang ke ruangan ini dengan membawa senjata. Kita harus bersiap!" jawab Alex.

Beberapa saat kemudian, orang-orang mulai memasuki ruangan dan mengepung Alex dan Markus dari seluruh penjuru. Alex dan Markus mulai berdiri saling membelakangi. Mereka bersiap mengantisipasi setiap hal yang akan terjadi.

"Alex, apa kau memiliki rencana untuk masalah ini?" bisik Markus yang bertanya pada Alex.

"Untuk saat ini, kita berdiri seperti ini. Kita tidak bisa berbuat banyak," jawab Alex dengan bisikan.

Tiba-tiba, mereka mendengar suara tawa seorang pria dari lorong di hadapan Alex. Suara ini semakin dekat dan akhirnya, sumber suara menampakkan wujudnya, seorang pria berbadan besar dan atletis, berambut panjang, berkumis dan berjanggut tebal, dan tatapan membunuh, berjalan menghampiri Alex dan Markus. Alex memindainya dan akhirnya dia bertemu dengan targetnya.

Sang pria mengucap salam, "Hahaha, aku sebagai walikota dari kota ini, mengucapkan selamat datang di kota Black-Jack!"

Alex berjalan ke hadapan pria tersebut. "Jack Harrison, penjahat internasional. Kebangsaan Amerika Serikat, berusia tiga puluh lima tahun, penyelundup narkotika dan senjata ilegal, mencuri kartu Millenium untuk kepentingan pribadi." Alex menjelaskan semua hal yang ia tahu tentang Black-Jack.

Pria tersebut, yang Alex panggil Jack Harrison, tertawa mendengar penjelasan tentang dirinya. "Rupanya kau tahu banyak hal tentang diriku, tapi itu tidak akan menyelamatkanmu, pria kecil!" ujar Black-Jack.

"Hai, pria besar! Kami akan segera membawamu ke sel penjara!" sela Markus.

Black-Jack melihat Markus dengan ekspresi heran. "Hai, pria kecil! Mengapa kau membawa orangtua-mu kemari? apa kau mendapat masalah di sekolah?" ejek Black-Jack.

"APA???!!! ORANGTUA??!! Lancang sekali kau berkata seperti itu!! Aku akan segera membuat wajahmu penuh dengan darah!!" Markus tampak marah dan berjalan dengan kepalan kedua tangannya ke hadapan Black-Jack. Namun Alex menghentikan langkahnya dan berusaha menenangkannya.

"Markus, tenangkan dirimu! Dia hanya mencoba menyulut emosimu," Alex mencoba menghibur Markus, "Dengar, cepat atau lambat, kami akan segera menangkapmu!" lanjutnya sembari menghadapkan wajahnya ke wajah Black-Jack.

"Kau berani sekali, pria kecil! Bagaimana jika aku menantangmu bertarung?" ujar Black-Jack sembari mengajak Alex bertarung.

Alex terdiam dan memejamkan matanya. Dia membuka jaket yang ia kenakan dan melemparnya ke kiri. Sekarang Alex hanya berpenampilan baju kemeja putih dan dasi berwarna hitam. Dia membuka matanya dan menatap wajah Black-Jack. "Aku menerima tantanganmu!" ujar Alex tegas.

Black-Jack tersenyum mendengar jawaban Alex yang menerima tantangan bertarung darinya. "Tapi sebelum itu, aku memiliki sebuah perjanjian," ucap Black-Jack.

"Katakan!" sahut Alex.

"Jika kau menang melawanku, kau boleh menangkapku dan semua anak buahku di kota ini. Tapi jika kau kalah, pergilah dan jangan pernah usik keberadaan kami di kota ini, bagaimana?" jelas Black-Jack.

"Setuju!" jawab Alex tegas.

Semua anak buah Black-Jack mulai mundur beberapa langkah, posisi semua orang membentuk arena seperti ring tinju berbentuk lingkaran. Alex dan Black-Jack mulai mempersiapkan diri mereka dengan melenturkan seluruh otot mereka dan memasang posisi bertarung, sembari menunggu bel tanda mulai.

Bell pun berbunyi, tanda bahwa pertarungan telah dimulai. Alex dan Black-Jack mulai bergerak saling menjaga jarak satu sama lain. Belum ada satupun yang memulai serangan awal. Suara riuh penonton mulai bergema di ruang tersebut, menyoraki tuan mereka. Alex mulai memindai tubuh Black-Jack dan menemukan titik kelemahannya. Namun, akan sulit bagi Alex untuk menyerang bagian tersebut mengingat Black-Jack adalah petarung yang hebat. Black-Jack pun memulai serangan awal dengan melayangkan tinjunya ke arah kepala Alex. Alex pun sontak menghindari serangan tersebut. Black-Jack melayangkan serangan lagi dan Alex sanggup mengantisipasi semua serangan. Black-Jack mulai kesal dan melayangkan serangan lagi. Alex kembali menghindarinya, namun Alex tidak menyadari bahwa Black-Jack melancarkan serangan secara tiba-tiba. Alex terpental dan terhempas ke lantai.

Black-Jack tertawa melihat Alex yang telah jatuh. "Hahaha, tidak menyadari itu, pria kecil?" ejek Black-Jack.

Alex mencoba untuk kembali berdiri dan menyusun strategi. Black-Jack langsung melayangkan serangan dan Alex menangkisnya, lalu meninju perut Black-Jack hingga tubuhnya terdorong cukup jauh. Black-Jack memegang perutnya yang sakit. "Hah, kau cukup kuat untuk ukuran pria kecil," ucapnya.

Black-Jack terus melayangkan serangan, namun Alex selalu menangkis dan membalikkan serangan. Hingga akhirnya, Black-Jack tak sanggup lagi untuk bertarung. Tubuhnya telah dipenuhi luka lebam. Alex berjalan menghampiri Black-Jack, bermaksud untuk mengakhiri permainan. Ketika melihat keadaan Black-Jack, Alex menjadi bimbang, apakah dia akan mengakhiri permainan atau membiarkan Black-Jack dalam keadaan seperti itu.

Alex pun langsung mengambil keputusan, dengan meninju rahang bawah Black-Jack, hingga membuatnya terlempar dan terhempas ke lantai dengan cukup keras. Black-Jack pun terbaring tak sadarkan diri. Keadaan menjadi hening, tidak ada satupun orang yang bersuara. Alex memperhatikan orang-orang yang sedang menatapnya. Markus berjalan menghampiri Alex. "Alex, kau berhasil mengalahkannya!" puji Markus.

Alex memandang wajah Markus dengan ekspresi datar. Tiba-tiba, semua orang berjalan menghampiri Alex dan Markus. Alex langsung memasang posisi siap bertarung. Kerumunan orang semakin dekat dan ternyata ...

"Pak, kasihani kami! Kami hanya mengikut perintah tuan Black-Jack," ucap salah seorang, yang berlutut di hadapan Alex, diikuti oleh semua orang.

"Ingat, sesuai perjanjian yang dibuat oleh tuan kalian, kalian semua akan kami tangkap," celetuk Markus.

Alex menengahi masalah ini dengan berkata, "Perhatian, aku ingin meminta maaf, kalian tetap akan kami tangkap karena kalian telah dianggap penjahat. Tapi kalian tidak perlu khawatir. Di penjara, hak asasi kalian akan tetap terjamin. Tidak ada kekerasan yang akan kalian dapatkan. Kalian akan mendapat bimbingan dan penyuluhan agar setelah keluar dari penjara, kalian tidak akan berpikir untuk melakukan kejahatan lagi."

Mendengar perkataan Alex, Semua orang bersorak gembira. Alex dan Markus merasa senang dibuatnya. Markus berpikir sepertinya Alex memiliki kata-kata ajaib yang dapat menyenangkan siapapun.

***

Polisi gabungan pun datang dan langsung membekuk semua orang disana, termasuk Black-Jack, yang tubuhnya masih menyisakan luka lebam akibat serangan Alex. Alex dan Markus langsung mendapatkan pertolongan medis. Tubuh Alex di periksa dan lukanya ditutup kembali. Kapt. Johnson yang melihat keberadaan Alex langsung menghampirinya. "Alex, kau membuatku bangga! Kau telah menyelesaikan sebagian kecil dari misimu," puji Kapt. Johnson.

Alex yang sedang duduk, langsung berdiri dan memberi hormat. Kapt. Johnson membalas hormat Alex. Lalu, Kapt. Johnson memegang pundak kanan Alex dan tersenyum. "Tetap pertahankan semangatmu, prajurit! Kelak kau akan menjadi wajah baru masa depan kepolisian," ucap Kapt. Johnson.

Kapt. Johnson pun berlalu dari hadapan Alex dan menghampiri polisi yang sedang bertugas. Markus berdiri dan menepuk pundak kanan Alex. "Kerja bagus, plastik!" puji Markus.

Setelah kejadian, keadaan mulai kembali tenang. Sebagian polisi telah pergi dari lokasi kejadian dan sebagian lagi masih berada di lokasi, melakukan penyisiran ke seluruh kota. Alex dan Markus bersandar pada dinding di atas sebuah atap bangunan sembari memadang awan. Markus menunjuk ke sebuah awan dan menanyakan bentuk awan itu kepada Alex dan Alex selalu menjawabnya dengan benar. Kemudian, mereka hening dan bersandar santai sembari tetap memandang awan-awan putih kelabu yang melintas di atas mereka.

"Alex, bekerja bersamamu selama sehari semalam membuatku sadar, kau bukan Andro-Human biasa. Kau sangat berbeda dengan semua Andro-Human payah yang aku temui akhir-akhir ini. Kau telah membuktikan padaku, Andro-Human bisa melakukan hal-hal gila yang terkadang tidak logis," ucap Markus yang memecah keheningan.

"Andro-Human bisa melakukan apa saja sesuai sistem yang berjalan pada dirinya. Begitu juga denganku. Aku hanya melakukan apa yang ada pada sistemku," sahut Alex.

Markus tersenyum dan sedikit tertawa mendengar jawaban Alex. Dia kembali memandang langit yang berawan. Alex memandang Markus dengan ekspresi datar dan berkata, "Markus, setelah pulang dari sini, aku akan mengajakmu ke sebuah tempat yang sangat menarik."

"Benarkah? Tempat apa itu?" tanya Markus yang penasaran.

"Nanti kau juga akan tahu," jawab Alex.

"Apa kau tidak ingin memberi bocoran?" Markus semakin penasaran.

"Tidak, akan lebih bagus jika kau menunggu," jawab Alex.

"Baiklah."

***

Bersambung ...
(Next chapter : Kejahatan Deviant (bagian 1))

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro