Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

02. Penyelidikan (bagian 1)

Pusat kota Detroit, AS
15 September 2045
13.37

Alex meneruskan patrolinya bersama Markus. Alex memberhentikan mobilnya di depan sebuah cafe. Markus turun dari mobil. "Alex, aku ingin singgah dan membeli kopi. Apa kau mau satu?" kata Markus menawarkan.

"Maaf, aku tidak minum," jawab Alex menolak.

"Oh iya, aku baru ingat, kau adalah Andro-Human," kata Markus dengan nada menyindir.

Markus meninggalkan Alex di mobil dan masuk ke dalam cafe. Beberapa saat kemudian, Alex melihat Elisa yang baru saja keluar dari toko roti yang berada di samping kanan cafe. Alex keluar dari mobil dan menghampirinya.

"Nona Woodrow!" seru Alex memanggil Elisa.

Elisa menoleh. "Eh, Alex!" balasnya.

"Apa yang baru saja kau lakukan tadi?" tanya Alex.

"Aku baru saja membeli roti-roti ini untuk ibu dan adikku," jawab Elisa sembari menunjukkan roti-roti yang dibelinya.

"Oh, aku yakin ibumu pasti suka dengan roti-roti yang kau beli," ucap Alex.

"Iya, tentu saja. Ibuku sangat menyukai roti, terutama roti yang di jual di toko roti ini. Toko ini adalah tempat favoritnya dulu," jelas Elisa.

"Oohh, begitu. Apa setelah ini kau langsung pulang?" tanya Alex.

"Iya. Aku tidak ingin membuat ibuku menunggu," jawab Elisa.

"Baiklah, maaf saat ini aku tidak bisa memberimu tumpangan. Aku sedang patroli bersama rekan kerjaku," ucap Alex.

"Tidak apa-apa, teruskan pekerjaanmu. Itu lebih penting," kata Elisa sembari tersenyum.

Elisa pun berbalik badan dan berjalan meninggalkan Alex. Alex masih memperhatikan Elisa dari belakang. Setelahnya, Alex pun kembali dan masuk ke mobilnya. Tak lama, Markus pun datang dan masuk ke mobil sembari membawa segelas kopi dan sebuah roti.

"Apa yang membuatmu lama berada di dalam?" tanya Alex.

Markus meneguk kopinya yang panas. "Kau tahu, pemilik cafe ini sangat ramah. Aku mengobrol bersamanya sampai lupa membayar." Markus meletakkan kopinya di tempat botol. "Oh, tadi siapa wanita yang kau ajak bicara?" tanyanya.

"Kau melihatku tadi?" tanya Alex heran.

"Iya, sesaat setelah aku keluar dari cafe," jawab Markus.

Alex terdiam dan tidak ingin menjawab pertanyaan Markus. Namun, Markus tampak menunggu sembari memakan roti dan meminum kopinya. Akhirnya Alex menjawabnya. "Wanita tadi bernama Elisa Woodrow, Akuntan di bank pusat," jelas Alex.

"Kau terlihat akrab sekali dengan wanita itu. Apa kau punya hubungan dengannya?" tanya Markus penasaran.

"Hubungan apa? dia hanya warga sipil." Alex teringat sesuatu. "Tapi aku merasakan sesuatu yang aneh saat bertemu dengannya," lanjutnya.

"Aneh bagaimana?" tanya Markus.

"Saat aku melihat wajahnya, aku merasa seperti beberapa sistem di mataku mendadak mati. Saat dia tersenyum, aku merasa prosesor-ku berhenti bekerja," jelas Alex.

Markus berpikir. "Hhmm.., mendengar penjelasanmu tadi, aku rasa kau sedang jatuh cinta," kata Markus.

"Jatuh cinta? apa itu?" tanya Alex.

"Kau tidak tahu? Jatuh cinta adalah kejadian di mana seorang manusia menyukai lawan jenisnya," jelas Markus.

"Jadi aku saat ini jatuh cinta dengan nona Woodrow?" tanya Alex.

"Iya, dan aku sangat setuju jika kau pergi berkencan dengannya." Markus menyikut Alex.

"Kencan? apa lagi itu?" Alex merasa bingung.

"Kencan itu saat kau mengajak orang yang kau sukai berjalan-jalan," jelas Markus.

"Aku rasa nanti saja aku berkencan dengannya. Saat ini kita sedang ada misi," kata Alex yang mengakhiri topik pembicaraan.

Markus menghela napas. Alex menyalakan mobilnya dan menjalankannya dengan perlahan.

....

Keadaan kota sedang damai. Lalu lintas kota sedang lengah. Alex mengemudikan perlahan mobilnya sembari mengawasi sekitar. Markus tampak asyik dengan kopinya. Alex memarkirkan mobilnya dan mulai memperhatikan sekitar. Alex melihat seorang wanita sedang berjalan melewati mobilnya. Tiba-tiba, seorang pria datang menghampirinya dan merampas tasnya. Alex langsung keluar mobil dan diikuti oleh Markus yang juga melihatnya. Mereka langsung mengejar perampok itu.

Markus berlari dengan sangat cepat, bahkan lebih cepat daripada Alex. Alex memindai ujung jalan dan menemukan sebuah gang. Alex mendapat ide.

"Markus, aku punya ide. Terus kejar dia dan usahakan dia belok ke kanan. Aku akan mencegatnya dari gang," perintah Alex.

Markus mempercepat larinya. Alex langsung belok ke kanan memasuki gang. Sampai di ujung jalan, perampok itu berbelok ke kanan, seperti rencana Alex. Dia terus berlari, berlari, dan berlari hingga tiba-tiba ...

BRUK !!

Markus menghentikan larinya dan berjalan menghampiri perampok yang telah jatuh tersungkur. "Kerja ... bagus ..., Alex..!" kata Markus dengan napas yang tersengal-sengal.

Alex mengeluarkan borgol. Saat hendak memborgol, Alex tidak sengaja mengaktifkan pemindai sidik jari yang ada pada matanya dan menemukan bahwa perampok itu pernah bersalaman dengan Black-Jack.

....

Polisi pun akhirnya datang. Alex memasukkan perampok tersebut ke dalam mobil. Lalu, dia menghampiri polisi yang duduk di depan. "Terima kasih sudah datang. Tolong bawa dia ke kantor kepolisian pusat!" perintah Alex.

"Baik, Alex!" jawab polisi itu.

Polisi pun pergi meninggalkan Alex. Alex langsung masuk ke dalam mobilnya. Markus merasa heran melihat tingkah Alex. Dia pun mengikutinya. "Ada apa, Alex?" tanya Markus.

"Ayo kita kembali ke kantor pusat!" ajak Alex.

"Untuk apa?" tanya Markus heran.

"Menginterogasi perampok tadi," jawab Alex.

"menginterogasi-nya? untuk apa?" Markus semakin heran.

"Saat aku membekuknya, aku tidak sengaja mengaktifkan pemindai sidik jari pada mataku dan menemukan bahwa perampok tadi pernah bersalaman dengan Black-Jack," jelas Alex.

"Black-Jack? penjahat internasional yang berbahaya itu?" tanya Markus yang tampak terkejut.

"Iya, sekarang kita harus bergegas untuk mendapatkan lebih banyak informasi darinya," Alex mengaktifkan radio jalan mobilnya. "Kepolisian pusat, Ini Alex, tolong siapkan ruang interogasi no.2 dan perintahkan dua orang polisi yang nanti membawa seorang perampok  untuk membawanya ke ruang tersebut!" perintah Alex.

"Baiklah!" jawab seorang polisi.

Alex pun menyalakan mobil dan mengemudikannya ke kantor kepolisian pusat.

¤

Departemen Kepolisian Pusat
Detroit, AS
15 September 2045
14.19

Alex dan Markus sampai di kantor kepolisian pusat. Mereka langsung menuju ruang interogasi no.2. Di dalam, mereka melihat perampok yang telah mereka bekuk tadi, di jaga oleh dua orang polisi. Melihat Alex dan Markus masuk, dua polisi tersebut berinisiatif meninggalkan ruangan.

Alex duduk di hadapan Perampok tersebut dan angkat bicara. "Tahanan no. 11763, dengan nama Freddy Hanson, kebangsaan Amerika Serikat, berusia 25 tahun. Aku datang untuk menanyakan beberapa hal padamu," kata Alex.

Perampok dengan nama Freddy Hanson itu hanya diam dan terus menatap Alex. Alex meneruskan pembicaraannya. "Sudah berapa lama anda menjadi seorang perampok?" tanya Alex.

"Mengapa kau menanyakan hal itu?" tanya Freddy.

"Tidak apa-apa, hanya basa-basi. Meskipun bukan inti dari pembicaraan kita," jawab Alex.

"Sekitar tiga tahun," jawab Freddy.

"Selama tiga tahun menjadi perampok, apakah anda pernah bekerja sama dengan penjahat lain?" tanya Alex.

"Belum pernah," jawab Freddy tegas.

"Benarkah?" tanya Alex untuk memastikan.

"Iya, benar," jawab Freddy dengan sangat yakin.

Alex mengeluarkan tablet dan menunjukkan bukti yang telah di dapat olehnya.

"Lalu bisa anda jelaskan tentang sidik jari milik Jack Harrison yang ada pada tanganmu?" tanya Alex.

"Jack Harrison? siapa dia? aku tidak mengenalnya," jawab Freddy dengan percaya diri.

"Yakin anda tidak mengenalnya? masalahnya sidik jari Jack Harrison bahkan ada pada baju dan jam tangan yang kau kenakan," jelas Alex.

Freddy tampak kebingungan. Matanya melirik kesana kemari. Alex mulai merasa bahwa Freddy berusaha menutupi kebenaran yang sudah terbukti.

"Jawab atau urusannya bisa lebih panjang! Kami bisa melakukan ini sepanjang waktu," ancam Alex.

Markus dengan inisiatifnya mengeluarkan tongkat bertegangan listrik tinggi. Freddy terkejut dan mulai ketakutan. Akhirnya, Freddy menyerah. "Baiklah, akan kujelaskan," ucapnya.

"Dua bulan yang lalu, saat aku sedang berada di sebuah gang di pinggiran kota, tiga orang berbadan besar datang menghampiriku. Seorang pria, yang memperkenalkan dirinya dengan nama Black-Jack memberikan sebuah tugas. Jika aku berhasil menyelesaikan tugas yang ia berikan, dia akan memberiku kekayaan yang tak terhitung banyaknya," jelas Freddy.

"Tugas? Tugas apa itu?" tanya Alex.

"Aku harus merampok semua orang kaya yang ada di Detroit dalam waktu dua bulan," jawab Freddy.

"Jadi orang tadi adalah salah satu mangsamu?" tanya Alex untuk memastikan.

"iya," jawab Freddy singkat.

"Lalu sebelum kau merampok wanita tadi, apakah kau sudah merampok orang kaya yang lain?" tanya Alex.

"Iya, sudah empat orang," jawab Freddy.

"Bagaimana kau bisa tahu, orang yang kau rampok itu adalah targetmu?" Alex meminta penjelasan.

"Jam tangan ini selalu berbunyi jika target berada pada jangkauanku," jelas Freddy.

"Jam tangan itu pemberian Black-Jack?" tanya Alex sembari menunjuk ke jam tangan Freddy.

"Iya, beserta dengan daftar keluarga kaya di detroit," Freddy melirik ke arah celananya, "daftar itu ada di saku kanan celanaku," lanjutnya.

Markus berinisiatif mengambil daftar itu dan menyerahkannya kepada Alex. Alex membacanya dan terkejut bahwa keluarga yang telah Freddy rampok adalah keluarga yang sangat akrab dengan Alex. Alex menutup daftar itu dan meletakkannya di saku kemejanya.

"Lalu setelah merampok, di mana kau menyimpan semua barang curianmu?" tanya Alex.

"Aku tidak menyimpannya. Setiap selesai merampok, dua orang datang kepadaku dan mengambil barang yang kurampok. Lalu mereka memberiku lima ratus dolar," jelas Freddy.

Alex beranjak dari tempat duduknya. "Baik, terima kasih atas semua informasi yang telah kau berikan. Sebentar lagi, dua orang polisi akan membawamu ke penjara pusat," ucap Alex.

Freddy menghela napas. Alex dan Markus berjalan meninggalkan ruangan.

Sambil berjalan di lorong, Markus menepuk bahu kiri Alex. "sekarang kita akan pergi kemana?" tanya Markus.

"Kita akan mendatangi rumah dari keluarga yang telah di rampok berdasarkan daftar ini dan mengumpulkan banyak informasi," kata Alex.

"Baik, pak!" ucap Markus tegas.

¤

Detroit Millenium Residence
Detroit, AS
15 September 2045
16.09

Alex dan Markus sampai di area perumahan elit Detroit Millenium Residence, tempat di mana keluarga pertama tinggal, yaitu keluarga Winchester, pemegang saham dari Detroit View Apartment. Markus takjub melihat rumah-rumah di sana.

"Wow, rumah-rumah di sini mewah sekali, ya!!" Markus melihat-lihat, "aku yakin pasti sangat mahal," lanjutnya.

"benar, Markus. Harga termurah di area perumahan ini adalah delapan ratus sembilan puluh lima ribu dolar, sudah termasuk tanah dan rumah," jelas Alex.

"Uuuhh ..., aku harus bekerja selama ratusan tahun untuk bisa membeli rumah di sini," sindir Markus.

Akhirnya, mereka sampai di rumah keluarga Winchester. Alex bersiap-siap untuk turun. "Markus, apa kau ingin ikut denganku ke dalam?" tanya Alex.

Markus melihat-lihat sekitar. "Aku rasa lebih baik tetap berada di sini, untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu," jawab Markus.

"Baiklah, aku akan masuk. Jika terjadi sesuatu, hubungi aku!" pesan Alex.

"Beres!" sahut Markus.

Alex turun dari mobilnya dan berjalan mendekati gerbang rumah keluarga Winchester yang besar. Alex menekan tombol bel gerbang.

Teng tong ... teng tong  ...

Beberapa saat kemudian, seorang pria keluar dan menghampiri Alex. "Selamat datang di kediaman keluarga Winchester. Ada yang bisa saya bantu?" tanya pria itu.

Alex memindai pria tersebut dan ternyata dia adalah Andro-Human bernama Alfred dengan nomor seri AX500. Alex mengeluarkan tanda pengenal kepolisiannya. "Saya Alex dari kepolisian, ingin bertemu dengan nyonya Winchester," jawab Alex.

"Baiklah, silakan menunggu sebentar! Aku akan segera kembali," ucap Alfred yang langsung berjalan menuju ke dalam.

...

Beberapa saat kemudian, Alfred keluar lagi. "Silakan masuk dan ikuti aku!" perintah Alfred.

Alex melangkah mengikuti Alfred ke dalam. Di dalam, Alex melihat halaman depan rumah yang sangat luas, di penuhi oleh berbagai jenis tumbuhan. Alex juga melihat dua orang tukang kebun yang ternyata adalah Andro-Human dengan nomor seri AC200 dan LX300. Alfred menuntun Alex ke teras depan. "Harap tunggu sebentar di sini! saya akan memanggil nyonya," perintah Alfred.

Alex harus menunggu kembali. Beberapa saat kemudian, sang tuan rumah, nyonya Winchester keluar. "Maaf, ada yang bisa saya bantu?" tanyanya.

Alex mengeluarkan tanda pengenal kepolisiannya. "Saya Alex dari kepolisian, ingin menanyakan perihal kejadian perampokan yang menimpa anda sebulan yang lalu," ucap Alex.

"Oh, boleh, silakan!" Nyonya Winchester mempersilakan Alex. "Oh, sebelumnya, silakan duduk!" lanjutnya sembari mempersilakan Alex duduk.

Alex duduk dan mengeluarkan E-Note (sebuah perangkat khusus untuk menulis catatan). "Tolong jelaskan kronologi perampokan yang menimpa anda saat itu!" pinta Alex.

"Saat itu, saya sedang berdiri di depan sebuah gedung teater, sedang menunggu mobil menjemput saya. Tiba-tiba, seorang pria berlari dan merampas tas saya. Saya terjatuh dan berteriak sekeras mungkin untuk meminta tolong. Semua orang di sana, termasuk seorang polisi, mulai berlari mengejar perampok itu dan berusaha menenangkan saya. Beberapa saat kemudian, beberapa orang kembali dan mengatakan bahwa mereka tidak dapat menangkap pelaku. Aku pun menangis karenanya. Begitulah kronologinya," jelas nyonya Winchester.

Alex menulisnya di E-Note. "Jika boleh saya tahu, apa saja isi tas yang anda bawa saat itu?" tanya Alex.

"Isinya? hanya sebuah dompet yang berisi sejumlah uang, beberapa kertas kuitansi dan tagihan, kartu kredit dan debit, kartu tanda penduduk, dan kartu Millenium," jelas nyonya Winchester.

Alex menulisnya lagi di E-Note. "Sebelum kejadian, apakah anda merasa curiga dengan orang-orang yang berlalu-lalang di sekitar anda saat itu?" tanya Alex.

"Saya sama sekali tidak memperhatikan sekitar. Saya hanya menunduk dan memainkan ponsel saya," jawab nyonya Winchester.

Alex menulisnya lagi di E-Note. Saat hendak bertanya lagi, ny. Winchester memotong pertanyaan Alex. "Bicara tentang perampokan, apakah pelakunya sudah tertangkap?" tanyanya.

"Berita baik untuk anda, pelaku sudah kami bekuk dan di tahan di penjara pusat," jawab Alex.

"Syukurlah," nyonya Winchester bernapas lega. "Lalu bagaimana dengan tas beserta isinya?" lanjutnya bertanya.

"Itu kabar buruknya. Kami belum bisa menemukan di mana pelaku menyembunyikan semua barang curiannya," Alex menutup E-Note-nya, "tetapi anda tidak perlu khawatir, kami akan secepat mungkin mengungkap kasus ini dan menemukan semua barang curian," hibur Alex.

Ny. Winchester tersenyum. "Oh, baiklah. Saya yakin anda akan sanggup menyelesaikan kasus ini," kata nyonya Winchester yang menghibur Alex.

Alex beranjak dari kursi, bermaksud untuk pergi. "Itu saja pertanyaan dari kami. Terima kasih atas informasi yang telah anda berikan. Secapatnya kami akan mengabarkan anda jika telah menemukan tas anda," kata Alex.

"Baiklah, terima kasih, Alex. Semoga berhasil!" balas nyonya Winchester.

...

Alex berjalan menuju mobil dan menyalakannya. Markus yang sedang bersandar langsung bangun. "Alex, kau sudah kembali? apa saja yang kau dapatkan dari mereka?" tanya Markus.

Alex mengemudikan mobilnya. "Tidak banyak, hanya kronologi dan barang yang dia bawa saat itu," jawab Alex.

"Boleh aku melihat catatannya?" tanya Markus.

Alex memberikan E-Note-nya kepada Markus dan Markus langsung membacanya. Saat sedang membaca, Markus menoleh ke arah Alex. "Alex, kartu Millenium itu apa?" tanya Markus.

"Kartu Millenium adalah Kartu khusus yang di keluarkan oleh bank pusat. Kartu ini memiliki saldo dalam jumlah besar dan dapat melakukan transaksi di mana saja dan kapan saja. Kartu ini hanya di miliki oleh orang kaya yang paling kaya saja dan hanya beredar di Detroit," jelas Alex.

Markus mengangguk tanda mengerti. "Sekarang kita akan pergi kemana?" tanyanya.

"Sekarang kita akan menghampiri keluarga kedua, yaitu keluarga Holloway," jawab Alex.

...

Setelah mengunjungi semua keluarga korban yang ada di daftar, Alex dan Markus bergegas menuju Kantor kepolisian pusat. Markus kembali melihat-lihat catatan yang di tulis oleh Alex di E-Note. "Alex, aku merasa janggal dengan barang-barang yang di bawa oleh korban saat di rampok," ucap Markus.

"Janggal bagaimana?" tanya Alex.

"Mengapa semua keluarga korban perampokan memiliki kartu Millenium? Apakah kartu ini ada hubungannya dengan Black-Jack?" tanya Markus.

"Untuk itu, kita bergegas menuju kantor pusat untuk menyelidiki semuanya," jawab Alex.

¤

Bersambung ...
(Next chapter : Penyelidikan (bagian 2))

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro