Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

01. Tugas Baru

Pusat Kota Detroit
15 September 2045
08.15

Alex sedang bertugas sebagai Polisi yang berpatroli keliling kota untuk mencari para pelanggar aturan. Dengan mobil sedan-nya yang diberikan oleh kepolisian pusat, dia berkeliling dengan santai sembari mengawasi sekitar. Alex pun berhenti di depan sebuah restoran makanan laut. Alex turun dan berjalan menuju ujung jalan. Dia ingin memastikan lampu lalu lintas di sana masih berfungsi atau sudah mati. Saat sedang berjalan, Alex bertabrakan dengan seorang wanita.

Bruk!!
Auww..!!

Alex pun menolong wanita itu. "Maaf, apa anda baik-baik saja?" tanya Alex sembari mengulurkan tangan.

Wanita itu memegang kepalanya, lalu menoleh ke arah Alex. Seketika Alex merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Dia seperti merasakan sesuatu yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Wanita berambut putih itu menerima uluran tangan Alex dan berusaha berdiri. "Maafkan saya, pak. Saya tidak melihat anda tadi," ucap wanita itu.

"Tidak, saya yang seharusnya meminta maaf. Saya juga tidak melihat anda," ucap Alex.

Wanita itu tersenyum. Alex merasa semakin aneh. Wanita itu meneruskan perjalanannya. Alex pun menghentikannya. "Tunggu!!" teriak Alex.

Wanita itu berhenti. Dia mulai merasa takut karena baru saja menabrak seorang polisi yang sedang bertugas. Dia perlahan menoleh ke arah Alex yang sedang menatapnya. Wanita itu semakin takut dan akhirnya ...

"Siapa nama anda?" tanya Alex.

Wanita itu terkejut dan menghela napas lega. "Nama saya Elisa Woodrow," jawab wanita itu.

"Nama saya Alex, dengan kode kepolisian HPC-17904B, Salam kenal!" sapa Alex.

"Senang bertemu dengan anda. saya kira anda akan menangkap saya karena menabrak anda tadi," ucap Elisa dengan sedikit tertawa.

"Tidak ada hukum yang mengatur itu. Anda tidak akan di tahan," sahut Alex.

Elisa tersenyum lega. "Kalau begitu, saya pergi dulu," katanya.

"Pergi kemana?" tanya Alex.

"Saya mau pulang," jawab Elisa.

"saya akan mengantar anda pulang." Alex menawarkan tumpangan.

"Tidak, terima kasih. Saya bisa pulang sendiri." Elisa menolak tumpangan yang ditawarkan Alex.

"Tidak apa-apa. Saat ini saya akan berpatroli lagi," kata Alex memaksa.

Elisa pun menghelas napas. "Baiklah," ucapnya.

¤

Selama perjalanan, Alex dan Elisa saling mengobrol satu sama lain.

"Anda bekerja di bank pusat?" tanya Alex.

"Iya, saya bekerja sebagai akuntan bank," jawab Elisa.

"Saya teringat waktu itu pernah terjadi perampokan di bank pusat. apa anda baik-baik saja saat itu?" Alex bertanya.

"Iya, saya baik-baik saja. Saat itu saya sedang berada di lantai tiga dan untungnya perampok tidak pergi kesana," jelas Elisa.

"Syukurlah, saat itu saya masih menjadi polisi yang mengamankan bagian luar. Saya sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di dalam," jelas Alex.

"Oouh, begitu." Elisa menunjuk ke sebuah jalan. "Oh, nanti kita belok kiri ke 12th street, rumahku tiga blok dari ujung jalan," lanjutnya.

Alex mengemudikan mobilnya belok ke 12th street dan berhenti sesuai permintaan Elisa. Elisa pun turun. "Terima kasih, Alex. Anda sudah mengantar saya. Maaf saya telah mengganggu waktu kerja anda," ucap Elisa.

"Anda tidak perlu meminta maaf. Sudah tugas saya sebagai polisi untuk melayani masyarakat," kata Alex.

Elisa pun berlalu dari hadapan Alex. Tiba-tiba, radio komunikasi mobilnya berbunyi.

"Konfirmasi keberadaanmu!" ucap seorang polisi dari radio.

"12th street," jawab Alex.

"Ada pencurian mobil di jalan utama. Beberapa polisi sedang berusaha mengejarnya. Tolong bantu mengejarnya. Nanti akan kukirimkan lokasi mobil itu," ucap polisi itu memberi perintah.

"Siap, Pak!!" ujar Alex.

¤

Keadaan di jalan utama cukup menegangkan. Beberapa polisi sedang mengejar seorang pencuri yang mengendarai mobil curian. Meskipun polisi sudah berusaha menghentikannya, Pencuri itu sama sekali tidak melambat, justru semakin mempercepat laju mobilnya. Alex pun mempercepat laju mobilnya dan menelusuri jalan untuk menemukan sang pelaku. Akhirnya, Alex menemukan mobil curian beserta beberapa mobil polisi yang mengejarnya. Alex mempercepat laju mobilnya untuk mengejar mobil tersebut. Setelah cukup dekat, Alex mengaktifkan megaphone dari mobilnya.

"BERHENTI!!! KAU TIDAK BISA LARI KEMANA-MANA!!! KAU SUDAH DI KEPUNG!!!"

Pencuri itu tampak tidak peduli dan tetap melaju dengan cepat. Alex tidak punya pilihan. Dia mengeluarkan pistolnya dan menembaki mobil curian itu. Pencuri itu mulai panik. Peluru terus dilesatkan Alex untuk melumpuhkan pelaku. Peluru pistolnya pun habis. Alex mempercepat laju mobilnya dan menabrak bagian bumper belakang mobil tersebut. Pencuri itu terkejut. Mobil Alex bergerak ke sebelah kanan dan menabrak ban belakang kanan hingga mobil tersebut kehilangan kendali dan akhirnya menabrak sebuah tiang rambu.

Alex turun dari mobil dan menghampiri mobil tersebut. Namun, tidak ada orang di sana. Alex mulai memindai sekitar dan menemukan jejak kaki yang mengarah ke sebuah gang, lalu mengikutinya.

Pencuri mobil panik dan terus berlari. Dia menoleh ke belakang dan melihat Alex yang sedang mengejarnya. Pencuri tersebut mempercepat larinya dan berbelok ke kanan. Dia menoleh ke belakang dan masih melihat Alex. Pencuri itu berbelok lagi dan masih saja melihat Alex. Saat pencuri itu belok ke kiri dan menoleh lagi, dia tidak melihat Alex. dia merasa lega karena lepas dari kejaran polisi. Saat hendak berbelok ke kiri, tiba-tiba ...

Bruk!

Pencuri itu menghantam sesuatu. Dia memegang kepalanya yang pusing dan berusaha melihat apa itu. Ternyata itu adalah Alex. Pencuri itu mulai ketakutan. Alex dengan wajah datarnya mendekati pencuri tersebut dan mengeluarkan borgol.

...

Beberapa polisi berkumpul di tempat kejadian dan melakukan identifikasi. Beberapa polisi juga berusaha mencari pelaku. Tak lama, sang pencuri pun keluar dari sebuah gang dengan tangan terborgol. Pencuri itu jatuh tersungkur. Polisi pun membekuknya dan memasukkannya ke mobil. Alex keluar dari gang yang sama. Semua polisi yang melihatnya bertepuk tangan. Salah seorang polisi mendekatinya.

"Terima kasih, Alex. Kau telah membantu kami kali ini. Aku tidak tahu bagaimana cara membalas perbuatanmu saat ini," ucap polisi itu.

"Itu sudah tugasku sebagai polisi. Kau tidak perlu membalasnya, Inspektur Bartlett," balas Alex.

¤

Setelah kejadian, Alex memarkirkan mobilnya tak jauh dari lokasi kejadian. Alex bersandar di kursi mobilnya dan menunggu perintah selanjutnya. Tiba-tiba, radio komunikasi mobilnya berbunyi.

"Konfirmasi keberadaanmu!" ucap polisi yang sama.

"Jalan utama, dekat Detroit View Apartment," jawab Alex.

"Ada perampokan bersenjata di bank pusat. Segeralah menuju ke lokasi!!" perintah polisi itu.

Alex menyalakan mobilnya dan bergerak menuju bank pusat, yang lokasinya cukup jauh dari keberadaannya saat ini.

...

Detroit Central Bank
Detroit, AS
11.07

Keadaannya sangat ricuh. Beberapa polisi telah mengamankan bagian luar bank. Beberapa orang di luar panik karena kerabat atau teman mereka masih berada di dalam. Beberapa perampok mulai menggasak uang dan emas yang berada di brankas bank. Beberapa orang di dalam dijadikan sandera. Pimpinan perampok, yang merupakan seorang wanita angkat bicara.

"Hahaha, gasak semuanya, anak-anak! jangan sisakan sebiji pun!" perintah wanita itu.

Alex sampai di lokasi kejadian dan menghampiri Inspektur Bartlett yang sedang mengintruksi beberapa anggotanya.

"Inspektur, apa yang harus kita lakukan?" tanya Alex.

Inspektur pun menoleh. "Alex, syukurlah kau datang. Aku sudah menghubungi Tim Huma-Police dan mereka akan segera datang," jawab Inspektur Bartlett.

Alex tak tinggal diam. Dia mengambil senjata andalannya, AN-94 di mobil dan mulai bergerak menuju bank. Alex terpaksa harus melintasi batas polisi yang telah di pasang dan bergerak ke samping kiri bangunan. Alex berusaha menemukan jalan masuk lain dan menemukan sebuah jendela yang terbuka. Alex masuk dan bergerak menuju ruang depan.

Alex bersembunyi di balik dinding dan mengintip. Dia memindai ruang depan dan menemukan terdapat sebelas orang perampok dengan senjata AK-74 dan Remington 870. Salah satu perampok adalah seorang wanita yang ternyata adalah Jennifer Warren, pemimpin gerakan perampok di Asia dan Eropa.

Alex bingung harus melakukan apa, mengingat semua perampok menggunakan senjata yang lebih besar darinya. Alex pun dapat ide. Dia menggelindingkan sebuah Flashbomb hingga menyentuh salah seorang perampok. Perampok itu melihatnya dan BOOMM..!!!

Seketika semua orang di sana mulai kehilangan penglihatannya. Alex menggunakan kesempatan ini untuk melumpuhkan semua perampok. Alhasil, Alex berhasil melumpuhkan tujuh orang. Empat orang lainnya termasuk Jennifer Warren berada di sisi ruangan yang cukup jauh dari ledakan. Alex pun harus bersembunyi lagi. Jennifer Warren mengisyaratkan sisa anggotanya untuk mencari siapa yang telah melumpuhkan anggotanya yang lain. Alex mengeluarkan pistol yang telah di beri peredam dan menembaki ketiga perampok yang mencarinya.

Jennifer mulai geram. Dia mengeluarkan senjata shotgun SPAS-12. "Keluarlah kau, pengecut! aku tahu kau ada di sana!" ujarnya.

Alex pun menembak tubuh Jennifer, namun pelurunya memantul. Jennifer melirik ke arah tembakan. "Kau ketahuan!!" kata Jennifer yang langsung menarik pelatuk senjata.

DOR...!!!

Alex terkejut mendengar tembakan senjata tersebut. Alex pun memindai tubuh Jennifer dan menemukan bahwa baju besi yang dia pakai adalah barang yang dibeli dari Jacob Anderson. Alex pun akhirnya menemukan barang apa yang dimaksud, namun itu tidak menyelesaikan masalahnya saat ini. Alex juga menemukan bahwa sumber tenaga baju itu ada di bagian belakang, di sebuah kotak kecil yang berada di punggung Jennifer.

Alex perlahan bergerak menuju bagian belakang Jennifer. Namun, Jennifer selalu bisa menemukannya. Alex mencoba dengan cara lain. Dia berdiri dan menampakkan dirinya di hadapan Jennifer.

"Hahaha, rupanya hanya seorang polisi. Aku salut atas keberanianmu, tapi itu tidak akan menyelamatkanmu," ucap Jennifer sembari menarik pelatuk senjatanya.

Alex menghindari tembakan tersebut dan berlari menuju Jennifer. Melihat Alex semakin dekat, Jennifer kembali menembakkan senjata-nya. Alex melesatkan tubuhnya di lantai, lalu mencoba melepas kotak kecil yang menjadi sumber tenaga baju itu. Dengan seluruh tenaganya, akhirnya Alex berhasil melepas kotak kecil itu. Baju besi itu pun mati dan Jennifer mendadak tidak bisa menggerakkan tubuhnya.

"Aarrgghhh.., lepaskan baju ini dariku!!" Jennifer menjerit dan menggeliat ingin lepas.

Alex mengeluarkan borgol. "Atas nama Departemen Kepolisian Detroit, kau di tahan!" kata Alex.

¤

Setelah tragedi perampokan, keadaan di bank sudah mulai tenang. Semua sandera telah dibebaskan dan ditolong. Alex pun juga mendapatkan pertolongan karena lengan kanannya tergores akibat tembakan senjata-nya Jennifer. Alex memperhatikan polisi yang memasukkan Jennifer ke mobil van polisi. Melihat Alex yang sedang duduk, kapt. Johnson datang menghampirinya.

"Aku benar-benar bangga padamu, Alex. Kau telah berhasil menggagalkan perampokan bersenjata lagi. Kerja bagus, tentara!" puji Kapt. Johnson.

Alex beranjak dari tempat ia duduk. "Itu sudah menjadi tugasku, pak!" ucap Alex tegas.

Kapt. Johnson tersenyum dan berbalik badan, lalu berjalan menuju beberapa polisi yang sedang berkumpul di dekat garis polisi.

Alex pun berjalan menuju mobilnya dan kembali bersandar di dalamnya. Saat hendak bersandar, Alex melihat Elisa di antara kerumunan orang-orang. Alex keluar dan menghampiri Elisa.

"Hai, Nona Woodrow!" sapa Alex.

"Hai, Alex!" Elisa membalas sapaan Alex.

"Apa yang anda lakukan di sini?" tanya Alex.

"Saya hanya datang untuk memastikan semua baik-baik saja," ucap Elisa.

"Tenang saja, Nona Woodrow. Polisi sudah mengamankan lokasi. Semua sandera telah di bebaskan," jelas Alex.

"Oh, syukurlah!" Elisa menghela napas lega. "Baiklah kalau begitu. Saya akan pulang sekarang," lanjutnya.

"Mau saya antar lagi?" tawar Alex.

"Terima kasih, tapi saya datang kemari bersama adik saya," jawab Elisa yang menolak tawaran Alex.

Elisa berbalik badan dan mulai melangkah meninggalkan Alex.

"Nona Woodrow?" panggil Alex.

Elisa menoleh. "Iya??" balasnya.

"Mulai saat ini, bisakah kita bicara dengan bahasa yang tidak formal? seperti menggunakan kata "aku" dan "kamu", bukan "saya" dan "anda"?" tanya Alex.

"Memang mengapa?" Elisa merasa heran.

"Aku merasa lebih nyaman berbicara seperti itu kepadamu," jawab Alex.

Elisa tersenyum. "Boleh, tidak masalah." Elisa menjawab pertanyaan Alex.

...

Setelah Elisa berlalu, Alex kembali masuk dan bersandar. Dia memperhatikan orang-orang di depan bank mulai berkurang karena sebagian besar sudah bubar, termasuk beberapa polisi dan tim Huma-Police. Saat hendak memejamkan mata, radio jalan mobilnya berbunyi lagi.

"Konfirmasi keberadaanmu!" ucap polisi yang sama.

"Jalan utama, depan bank pusat," jawab Alex.

"Kembalilah ke markas pusat! Komisaris Monsoon ingin memberitahu sesuatu kepadamu," ucap polisi itu.

Alex pun menyalakan mobilnya dan mengemudikannya ke markas pusat.

¤

Sesampainya, Alex segera masuk dan menuju meja resepsionis.

"Alex, dengan kode kepolisian HPC-17904B siap bertugas!" kata Alex.

Petugas polisi yang berada di meja resepsionis menoleh. "Oh, Alex! Silakan menunggu di sana! Komisaris Monsoon akan segera memanggilmu," balas polisi itu.

Alex pun duduk di kursi tunggu. Tak lama, polisi tadi memanggil Alex. "Alex, segera menuju ke ruang pertemuan no.5!" perintah polisi itu.

Alex beranjak dan berjalan menuju ruang pertemuan no.5 yang berada di lantai 2. Alex pun masuk dan melihat komisaris Monsoon dan kapt. Johnson.

Kapt. Johnson memanggilnya. "Alex, duduklah di sana!" perintah kapt. Johnson.

Alex duduk di tempat yang di sediakan. Alex memperhatikan layar proyektor yang telah terbentang di hadapannya.

"Komisaris Monsoon akan memberikan arahan tentang misi baru yang akan kami berikan padamu," Kapt. Johnson mempersilakan Komisaris Monsoon. "Silakan, Komisaris!" ucapnya.

"Oke, terima kasih, Kapten Johnson!" Komisaris Monsoon menoleh ke arah Alex, "Alex, aku memanggilmu karena aku punya misi yang penting untukmu," sang Komisaris mengambil sebuah dokumen di atas meja, "Berdasarkan riwayat karir-mu sebagai polisi selama 6 tahun, kau telah menyumbangkan banyak prestasi di institusi kepolisian ini. berdasarkan hal tersebut, kami sepakat bahwa misi yang penting ini akan kami berikan padamu," jelas Komisaris Monsoon.

Kapt. Johnson mengaktifkan layar proyektor dan memunculkan wajah seorang pria dengan topeng.

"Ini adalah Mr.X," kata komandan Monsoon.

Alex memiringkan kepalanya tanda bingung.

"Dinamakan demikian karena sampai saat ini, kami belum sanggup mengidentifikasi sosok asli darinya." Komisaris Monsoon meneruskan penjelasannya. "Mr.X adalah seorang penjahat internasional yang telah di incar oleh banyak negara di dunia. Dia telah menyelundupkan dan memperdagangkan senjata dan teknologi ilegal. Tercatat sudah lebih dari 40 negara telah dia datangi. Mr.X memiliki sembilan kaki tangan yang merupakan penjahat-penjahat yang berbahaya. Untungnya, dua di antaranya telah berhasil kau tangkap, yaitu Jacob Anderson dan Jennifer Warren. Berdasarkan informasi dari tim mata-mata kami, Mr.X akan membuat sebuah teknologi yang sangat berbahaya bagi manusia. Untuk itu, tugasmu adalah mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kaki tangan Mr.X dan hentikan Mr.X dalam melancarkan aksinya!" Komisaris Monsoon mengakhiri penjelasannya.

Alex pun akhirnya mengerti. "Siap, pak!" ucap Alex tegas.

"Bagus. Tapi ingat, informasi sangatlah penting di misi ini. Jadi, usahakan bekuk mereka dalam keadaan hidup-hidup!" kata komisaris Monsoon mempertegas.

"Siap, Pak!" Jawab Alex tegas.

Komisaris Monsoon dan Kapt. Johnson saling bertatap wajah dan mengangguk tanda Alex sudah mengerti.

"Dalam misi ini, kau tidak akan bekerja sendirian. Kami sudah menemukan rekan kerja yang cocok," Kapt. Johnson mempersilakan seseorang masuk, "Inspektur, harap masuk ke ruangan!" perintahnya.

Alex menoleh ke arah pintu dan melihat seorang polisi berbadan setara dengannya, berkulit coklat terang, dan berambut panjang sampai melebihi telinga dan sedikit putih. Alex memindai wajah polisi itu, namun tidak menemukan apa-apa. Pria itu berdiri di depan layar proyektor.

"Polisi ini bernama Inspektur Markus Harris, berasal dari kepolisian Lansing. Berdasarkan catatan riwayat karirnya, dia telah banyak menyumbang prestasi yang luar biasa sebagai polisi. Kami sepakat memilihnya untuk ikut bersamamu menjalani misi ini," jelas kapt. Johnson.

Alex pun memberi hormat kepada Markus. Markus membalasnya dengan hormat.

"Oke, kami berdua akan pergi. berusahalah untuk saling akrab! Misi ini membutuhkan kerja sama yang baik," kata Kapt. Johnson sembari pergi bersama Komisaris Monsoon.

Alex berjalan mendekati Markus. "Alex, dengan kode HPC-17904B, salam kenal!" sapa Alex.

Markus mendekatkan wajahnya ke wajah Alex. "Ooh, Andro-Human, ya??" Markus menghirup wajah Alex. "Aku bisa mencium bau serat karbon pada dirimu," ucapnya.

"Iya, aku adalah Andro-Human khusus kepolisian. Dibuat tahun 2038 dan mulai beroperasi sebagai polisi lalu lintas pada tahun 2039. aku di rekrut menjadi anggota Huma-Police pada tahun yang sama," jelas Alex.

"Dengar, kawan, aku tidak membutuhkan penjelasanmu. Aku hanya ikut bersamamu dan setelahnya, aku akan kembali ke Lansing," kata Markus dengan nada mengejek.

Markus berjalan meninggalkan ruangan. Sebelum keluar, dia menoleh ke arah Alex. "Kau tahu, aku sangat menyukai kopi. Saat kita beristirahat, seringlah mengajakku ke kedai kopi!" Markus berjalan meninggalkan Alex.

Alex sedikit menunduk dan memikirkan bagaimana cara menyelesaikan misi ini. Alex memutuskan berjalan keluar ruangan dan menuju keluar kantor untuk meneruskan pekerjaannya.

Bersambung ...
(Next chapter : Penyelidikan (bagian 1))

Note:

Bagi yang penasaran bagaimana penampakan mobilnya Alex, ane kasih gambarnya (Source : Google)

Ford Mustang Shelby GT350 tahun 2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro