Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

PENGALAMANKU (@ToujoursHurt)

Hari ini seperti hari-hari biasanya. Aku berjalan meninggalkan motorku di parkiran sekolah. Aku berjalan seraya bersenandung ria. Jarak ku dan kelasku sudah dekat.

Aku melihat Tifa, Renald, dan Adlan di depan kelas sedang tertawa terbahak-bahak. Tapi tidak dengan Renald, Renald malah menatap kesal ke arah Tifa dan Adlan.

Aku mendekat ke arah mereka, mereka pun yang sadar akan kehadiranku langsung menyapa diriku.

"Hi Ran... for your information ya, hari ini sekolah free, wohoo...," ucap Tifa senang.

"Serius lo? Ah gila! Ini yang gue tunggu-tunggu dari pertama masuk sekolah, haha."

Renald menatapku malas. "Ya, itu sih emang mau lo banget!" ucap Renald sarkastik.

Aku menatap aneh kepada Renald. Salahku apa tiba-tiba dia menjadi sarkastik kepadaku?

"Lo kenapa sewot sama gue? Salah gue apa, sialan!"

Adlan dan Tifa tertawa lagi, dan adlan berujar. "Biasalah Ran, dia lagi kesel gara-gara di ledekin si Tifa terus."

Aku mengangkat kedua alisku bingung. "Di ledekin karena apa?"

Tifa memandang Adlan dengan tatapan seolah-olah 'udah ceritain aja, nggak usah peduliin si Renald'. Sedangkan aku bisa lihat bahwa wajah Renald memerah, entah itu karena marah atau malu, aku tidak tahu.

Adlan mengangguk dan berujar. "Jadi tuh ya, kemaren..."

One day ago..

"Dlan cepetan! Gue udah nggak tahan pengen ke toilet, sialan!"

Adlan memandang kesal ke arah Renald. "Lagian lo ngapain nahan-nahan panggilan alam dari sekolah? Jadinya kita harus numpang ke toilet Mall gini 'kan! Mana minta temenin lagi, kayak anak kecil lo!"

Renald hanya memutar bola matanya malas dan tetap berlari mencari toilet di sebuah Mall besar ini. "Cepet! Gue bener-bener nggak tahan!"

Adlan mendengus mendengar ucapan Renald. Papan tanda toilet sudah terlihat di kejauhan, membuat Renald berlari semakin kencang.

"Eh, eh... tunggu woi! Itu kan toil--" ucapan Adlan terhenti karena Renald sudah terlanjur memasuki toilet... wanita.

Renald memasuki salah satu bilik di toilet tersebut, dan langsung memenuhi panggilan alamnya. Renald tidak sadar bahwa ia seperti wanita yang untuk buang air kecil saja harus masuk ke dalan bilik toilet. Padahal biasanya sudah ada tempat buang air kecil untuk para lelaki yang lebih praktis.

"Ahh... lega." ucap Renald senang.

Renald keluar dari bilik tersebut, dan betapa kagetnya ia mendengar dua wanita berteriak kencang.

"Aaaa ada cowo mesum!!" kedua wanita itu langsung memukul-mukuli Renald dengan tas yang mereka bawa.

"Eh, eh... apa-apaan ini! Kenapa gue di pukulin!"

"This is for ladies only, bastard! Why are you here!" ucap wanita berambut coklat ke emasan tersebut dengan marah.

Sontak Renald keluar dari toilet tersebut dan membaca papan nama di depan toilet.

"Wanita / Ladies"

"Shit!" umpat Renald kesal.

"Hahaha... lagian lo bukannya liat-liat dulu! Bodoh sih!"

Renald menatap Adlan kesal. "Namanya juga lagi kebelet, wajar lah!"

"Terserah lo deh!"

Mendengar penjelasan Adlan, sontak Rani langsung tertawa terbahak-bahak seraya memegang perutnya. Tifa Dan Adlan pun kembali tertawa, berbeda dengan Renald yang saat ini wajahnya tambah memerah.

"Gokil lo Ren! Hahaha... bodoh banget sih! Kebelet boleh aja, asal jangan salah toilet juga."

Mereka bertiga kembali menertawai Renald yang saat ini mulai siap meledak.

"BERHENTI NGELEDEKIN GUE!"

"Cabut woi!" ujar Adlan. Dan kami pun berlari menghindar dari Renald yang saat ini sedang murka.

--TAMAT--

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro