Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CERITA BERKEYWORD (@NabilaMdhj)

List Keyword :

1. Merpati

2. Luka

3. Serpihan

4. Surat

5. Potret

6. Perih

7. Bunga

8. Bingkai

9. Air mata

10. Tangisan

11. Sedih

12. Bahagia

13. Bantal

14. Buah

15. Warna

------------------------------------------

Judul : - ( Tanpa judul )

Karya : NabilaMdhj


Kepak merpati menyambut pagi seorang gadis yang masih tidak ingin beranjak dari tempat tidurnya. Bukan tidak ingin, tapi terpaksa. Mata sembabnya-lah penyebab dia tidak ingin bangun. Dia takut ibunya akan tahu semuanya karena mata sembab itu.


'Kau adalah kesalahan dalam hidupku. Baru aku sadari sekarang bahwa aku tidak pernah mencintai–' Prang. Belum sampai setengah memori itu terputar, Fika sudah menghentikan potret masa lalunya dengan membanting jam tangan ke cermin di hadapannya.


Isak tangis itu mulai terdengar kembali. Memang tidak berguna, tapi dalam hatinya ia sedikit berharap. Berharap jika tangisan itu bisa mengobati sedikit luka yang bersarang di hatinya. Tapi harapan tetaplah harapan. Sakit hatinya tidak akan bisa hilang semudah itu.


Ia pun berdiri dari tidurnya dan melangkah mendekati cermin yang pecah di hadapannya. Diraihnya pecahan kaca itu dan digenggamnya kuat-kuat. Ia pun melangkah lebih dekat, membiarkan kakinya menginjak serpihan kaca di lantai. Orang yang melihat Fika saat ini pasti berpikir bahwa dia sudah tidak waras.


Tapi mau bagaimana lagi cara dia melupakan rasa sakit jika tidak menimpanya dengan rasa sakit juga? Fika menggigit bibir bawahnya saat warna kulit di telapak tangan juga kakinya kini sudah tertutupi warna merah pekat. Ya, Darah. Darah itu mengalir deras dari kulitnya yang terbuka akibat robek.


Crass. Fika pun melepaskan pecahan kaca itu hingga pecah mencium lantai, saat melihat bingkai foto di hadapannya. Fika meraih foto itu dengan darah yang masih menetes dari tangannya. Sedikit perih memang, tapi dia tetap melakukannya karena bingkai itu menyimpan foto pria yang dibencinya.


Oh, apakah dia masih bisa menyebutnya seorang pria? Pria mana yang senang menikmati saat-saat dia memutuskan kekasihnya? Menikmati setiap luka yang dia goreskan untuk Fika. Dan menikmati saat dia memutuskan hubungan dari Fika dengan alasan yang tidak jelas.


Tes. Air mata jatuh dari matanya dan menyambut kaca pada bingkai foto itu. Pria itu memutuskannya demi gadis lain. Hanya itu yang dia tahu. Dia tidak ingin mendengar alasan lain. Karena jika bukan itu alasannya, alasan apa lagi yang lebih memungkinkan?


Bukankah sedih rasanya melihat pria yang sudah istimewa dalam hatimu menghancurkan kepercayaanmu? Itulah yang saat ini Fika rasakan. Kepercayaannya sudah remuk. Tidak akan ada lagi kepercayaan untuk pria itu.


Fika pun kembali ke ranjangnya dan memeluk bantalnya erat sampai darah itu mengotori bantalnya. Ia tidak peduli pada darah itu, yang ia pedulikan sekarang adalah rasa sakitnya. Rasa sakit yang ditimbulkan oleh pria yang tidak bertanggung jawab itu.


Sekilas Fika melihat hadiah yang pria itu berikan sebelum memutuskannya. Hadiah itu hinggap di nakasnya dan belum tersentuh sama sekali. Sepucuk surat dan setangkai bunga mawar yang indah. Dulu dia suka bunga itu, tapi sekarang dia memutuskan untuk mulai membencinya.


Ia pun mengambil surat itu dengan perasaan yang tidak dapat diartikan. Dua hal dalam pikirannya, membakar surat itu atau membacanya dahulu. Ia pun memutuskan untuk membacanya walau mungkin nanti dia akan menyesalinya, karena bisa saja surat itu berisi tanggal pernikahan pria itu dengan gadis lain.


'Aku menyesal membuatmu merasakan ini. Membuatmu merasakan rasa perih ini. Perkataan tadi memang sangat kejam. Tapi sungguh, itu bukan diriku. Aku yang sebenarnya adalah surat ini. Aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya di hadapanmu. Maka, aku kirim surat ini sebagai perantaraku.' Fika berhenti sejenak saat membaca paragraf pertama. Apa ucapan kasar pria itu tadi sebenarnya palsu?


'Aku ingat saat buah-buah cinta hadir di hatiku untukmu. Merasakan kebahagian yang jarang kurasakan. Walau begitu, aku tidak bisa terus mempertahankannya, karena aku tidak bisa terus bersamamu. Terlalu egois bila aku memutuskan untuk terus bersamamu lalu tiba-tiba pergi jauh tanpa memikirkan keadaanmu setelah itu.' Diam. Hanya itu yang bisa Fika lakukan saat ini. Dia masih mencerna apa maksud kata 'pergi jauh'?


'Terima kasih atas kebahagian yang kau berikan selama ini. Aku akan menunggumu di dunia berikutnya, karena aku sudah tidak bisa menahan penyakitku. Terimalah bunga mawar dariku itu, sebagai tanda perpisahan kita. Tertanda, Angga.'


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro