Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[twenty seven]

"Tolong belikan gue yogurt,"

"Mel, nasi goreng gak pake daun."

"Beliin gue satu aqua botol."

"Amel, tolong ambilkan tisu,"

"Mel,"

"Amel,"

"Amel Amel!"

"Woi babu!"

Brak! Amel mengebrak meja, membuat seisi kantin menatapnya dengan bingung. Selain itu banyak bisik-bisik dari siswa lain melihat Amel berada di satu meja dengan Ryan. Beberapa dari mereka sedari tadi memperhatikan Amel dan Ryan yang begitu dekat, tapi aneh nya Amel kelihatan kesal pada Ryan.

Ryan menaikkan kedua alisnya, seolah bertanya kenapa pada Amel. Amel yang paham maksud kode dari Ryan, mengatur deru nafasnya lalu mengatakan yang ingin ia katakan.

"Cukup! Gue capek lo suruh ini itu yang gak kelar-kelar! Lo sengaja kan ngerjain gue?!" tegas Amel.

"Maksud?"

"Gak usah pura-pura bego. Lo sengaja kan nyuruh gue bolak-balik nurutin perintah lo. Sengaja bikin gue capek?! Iya kan!" Bentak Amel lalu mengatur nafasnya lagi yang terngos-ngosan.

"Kenapa marah? gue cuma–"

"Gak ada cuma-cuma! Gue balik kelas,  bye!" Serobot Amel lalu pergi meninggalkan kantin dengan langkah lebarnya.

Sedangkan Ryan hanya menatap biasa saja punggung Amel yang kini mulai menjauh dari pandangannya. Ia mengedikan bahunya, kemudian memakan makanan yang sudah di pesan Amel.

"Asin,"

___________________

Sepanjang koridor Amel tak henti-hentinya mengoceh hingga mengumpat cowok bernama Ryan. Ia memasuki kelas dengan langkah gontai lalu menenggelamkan wajahnya di sela lipatan tangannya.

Sisi yang sedang memakai liptint harus menghentikan kegiatannya. Ia menatap Amel yang duduk di depannya dengan bingung. Begitu juga Anna yang sedang bersanda gurau dengan teman cewek di kelasnya langsung menghampiri meja Amel dan duduk di samping gadis itu.

"Lesu banget keliatannya, ada masalah, Mel?" tanya Anna.

"Galau kali dia abis di suruh-suruh Ryan," ujar Sisi sambil memasukkan liptint nya ke dalam kotak pensil yang ia bawa.

Anna yang tadi memandang Sisi kini beralih ke Amel lagi.

"Bener, Mel?"

Amel mengangkat wajahnya. Lalu...

"IYA ANJIRR KESEL BANGET GUE! BANGSAT TUH COWOK. TUNGGU AJA GUE BAKAL BALES PERBUATAN DIA!"

Seisi kelas menutup kedua telinga mereka. Begitu juga Anna dan Sisi yang berada dekat dengan Amel.

"Anjir!" Sisi menempeleng kepala Amel.

"ISHH SAKIT SIII!" aduh Amel memegang kepalanya.

"Bacot anjir! Dah bagus lo di luar sana." Ketus Sisi.

"Biasa aja Mel gak usah ngegas. Kita semua punya kuping kali." Ucap Anna.

"Berisik woi!"

"Tau tuh, di kira ini kelas cuman ada di doang apa."

Dan beberapa sahutan lagi dari teman sekelasnya yang merasa terganggu. Anna mengatupkan kedua tangannya sambil mengatakan maaf, mewakili Amel yang tidak menggubris perkataan mereka.

"Kalian lanjut aja, sorry kalo keganggu, Amel lagi galau soalnya." Ucap Anna.

"Apaan sih, mereka nya aja yang lebay," ujar Amel sambil bersedekap dada.

"Lo yang lebay!" celetuk Sisi.

"Nyenye," ejek Amel sambil mulutnya sedikit monyong.

Sontak Sisi menempeleng kepala Amel, geram.

"Ihhh hobi banget lo mainin kepala gue!" teriaknya.

"Bodo amat!" balas Sisi, setelah itu ia memainkan Hp-nya.

"Kayak bocah lo berdua," ujar Anna sambil geleng-geleng kepala.

Amel hendak membalas perkataan Anna, namun urung kala HP nya tiba-tiba berbunyi.

Tiba-tiba cinta datang kepadaku

Saat kumulai mencari cinta–

Amel mengerutkan keningnya sebentar, merasa asing dengan nomor tanpa nama di layar hp nya.

"Siapa ya?" gumamnya.

"Angkat buruan, malu gue, dering hp lo alay amat." Cibir Sisi.

"Bacot." Balas Amel kemudian mengangkat panggilan tersebut.

"Halo?"

"Assalamualaikum, bener Amel kan?"

"Eh- Waalaikumussalam, iya ini Amel. Siapa ya?"

"Masih inget tante gak? Kita ketemu di mall waktu itu sama adik kamu."

Amel mengetuk-ngetuk keningnya dengan jari telunjuk, mencoba mengingat kejadian waktu di mall.

Ketika mengingatnya Amel menjentikkan jarinya sambil tersenyum lebar.

"Ouhhh camer!" Pekiknya, refleks.

"Hah?" Membuat Anna dan Sisi sama-sama bingung.

"Ca-- apa Amel?"

Sontak Amel menepuk jidatnya sambil menjauhi sebentar Hp-nya.

"Anjrr keceplosan," gumamnya pelan.

"Dasar ogeb," cibir Sisi.

"Diem lu," cetus Amel. Kemudian ia menempelkan kembali layar HP pada telinganya.

"Eghh- ma.. maksudnya.. ini tante waktu itu? Mama nya bang Dylan!"

"Haha... Kamu gugup ya?"

"Enggak! A-aku cuman kaget aja tan, kok tante bisa tau nomorku?"

"Tante minta ke Dylan. Maaf ya tante ganggu kamu, pasti sekarang kamu masih jam sekolah ya."

"Ohh engga sama sekali, Nte. Kebetulan sekarang lagi istirahat." Balas Amel sambil terkekeh.

"Syukurlah jadi tante gak ganggu kamu ya, jadi gini Amel, ada yang mau tante bicara sama kamu, bisa tidak kita ketemuan?"

Sontak Amel tersedak air ludahnya sendiri. Anna yang berada di samping Amel dengan sigap memberikan minuman miliknya pada Amel.

"Pelan-pelan Mel."

"Amel? Kamu gapapa kan? Kok tante dengar kamu batuk-batuk?"

Setelah itu Amel menjawab pertanyaan Tante dengan sedikit gugup, "i-iya Tante Amel ... gapapa kok, ta-tadi kesedak bentar."

"Oh yaampun, pelan-pelan ya Amel, Tante jadi khawatir kirain kamu kenapa tadi."

"Hehe iya maaf tante, oh iya tadi maksud tante apa gimana ya? Mau ketemuan sama Amel?" tanya Amel dengan kening mengkerut.

"Iya, kamu bisanya kapan?"

Dalam hati Amel memekik kegirangan sekaligus sedikit gugup karena ajakan camer nya yang tiba-tiba, Ehhh..

"Amel ngikut aja deh, terserah Tante,"

"Kalau gitu besok sore gimana? Besok kan hari Jumat, biasanya sekolah pulang awal kan?"

"Iya tan bisa kok bisa, hehe, nanti kabari Amel lagi tempatnya dimana."

"Okedeh, Amel, kalau gitu tante tutup ya, assalamualaikum."

"Waalaikumussalam, camer..." ujar Amel dengan suara pelan di akhir kata.

"YESSS!" setelah panggilan berakhir Amel bersorak gembira dengan kedua tangan di kepalnya ke atas.

"Pfft—apaan tadi? 'Amel'? Haha agak ngakak gue denger lo manggil dengan nama sendiri." Cibir Sisi sambil tertawa ngakak.

Anna ikut tertawa dan mengangguk setuju perkataan Sisi. "Geli geli gimana gitu, ditambah pake manggil camer segala," ujarnya.

"Camer? Haluu kali, haha!" tawa Sisi yang belum reda.

"Gue takutnya dia terlalu ngarep eh taunya bang Dylan gak bisa jadi miliknya." Sahut Anna lagi.

Amel menatap sinis kedua sahabatnya yang mengejeknya habis-habisan. Ia menahan amarahnya lalu menghembuskan nafas panjang.

"Udah ketawanya? Puas lo berdua ngejek gue? Temen apa bukan sih, rese lo pada!" Amel berdiri dari duduknya lalu pergi keluar kelas.

Anna dan Sisi saling pandang lalu tertawa, "hahaha capek gue liatinnya. Udah ah gue balik kelas dulu, Na. Jangan lupa lo bujuk-bujuk si Amel, ngambek dianya."

"Gampanglah." Balas Anna.

Gadis itu mengemas barang-barangnya lalu berlalu keluar kelas dengan earphone yang sudah ia pasang di kedua telinganya. Sisi memang bukan dari kelas Amel dan Anna, karena gadis itu berada di kelas 12 ips 3 tepatnya di sebelah kelas 12 ips 4—kelasnya Amel dan Anna.

________Bersambung 06/02/2022

Hehe makasih ya udah mampir!

stay healthy guys 😁🙏

Komen sebanyak-banyaknya biar aku semangat updatenya 💚

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro