Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[twenty one]

Sisi menatap Amel dengan kening yang mengkerut. Sedari tadi dia menemani Amel di kantin, yang di lihatnya hanya Amel yang tak berhenti senyum-senyum sendiri. Gadis itu bergidik ngeri lalu bergegas pergi dari kantin. Membiarkan Amel tersenyum sendiri di tempatnya.

"Wee mau kemana?"

"Apa sih? Ganggu mulu lo!"

"Gue cuma nanya," balas lelaki itu cemberut.

"Gausah nanya-nanya. Gue males jawabnya." Lantas Sisi pergi melewati lelaki itu tanpa menoleh lagi.

"Ckck, susah banget naklukin hati dia." Ahza geleng-geleng sambil terus menatap punggung Sisi yang kian menjauh.

"Mau lo sujud-sujud depan dia sekalipun, Sisi gak bakal nerima lo!"

Ahza mendelik pada cowok yang baru saja datang sambil ngerangkulnya.

"Kayak setan lo tiba-tiba nongol,"

"Lagian gue yakin banget tu cewek bakal mau gue jadiin pacar." Sambungnya.

Azmi mengendikkan bahu acuh, "come on, gue laper. Noh yang lain dah pada nungguin." Katanya lalu menarik Ahza ke salah satu meja yang sudah ada Ryan dan Dimas.

___________________

"Pesan sana,"

"Yeee nyuruh-nyuruh! Lo aja sana."

"Mager,"

"Yeee sama gue juga mager." Balas Ahza tidak mau kalah.

Brakk!

Keduanya sama-sama diam karena terkejut dengan gebrakan meja ulah Dimas. Beberapa detik kemudian tidak ada lagi yang bersuara. Mengalihkan pandangan dari tatapan tajam Dimas.

"Azmi pesen," kata itu yang keluar dari mulut Dimas.

"Kok gue si Mas? Suruh Ahza aja deh."

"Ongkir 100 ribu."

Dengan gercep Azmi bangkit, "siyappp, seperti biasa kan?"

Dimas mengangguk. Lalu setelah itu Azmi pergi ke salah satu ibu kantin.

"Curang lo, si Azmi di ongkirin. Kena gue yang biasanya pesen gak ada tuh ongkir-ongkir segala." Ahza berucap dengan nada cemberut.

"Lo lebih berisik dari Azmi."

"Wahhh ini namanya pilih kasi. Gak adil untuk gue!"

"Berisik lu Za. Duit lo kan numpuk. Gue bukan bokap nyokap lo, gak usah ngemis-ngemis ke gue."

"Yeee selagi ada yang gratis ngapain gue harus ngeluarin duit segala."

Dimas hanya tertawa kecil lalu kembali fokus pada hape pintarnya. Karena sedari tadi dering hapenya mengganggu. Sedangkan cowok di sebelahnya masih nyaman dengan buku yang dibaca tanpa terganggu oleh kebisingan tadi.

"Pantesan si Ryan diem mulu bacain buku buluknya. Tuh earphone udah nyangkut duluan di telinganya." Ucap Ahza. Sedangkan yang di omongkan tidak menyahuti dan masih stay di tempat.

"Eh eh Yan!"

Ryan melepaskan earphone nya dan menatap kesal Ahza yang tiba-tiba memukul meja di depannya.

"Yan coba lo liat tuh,"

"Liat apa sih Za? Lo ganggu banget!"

"Yee sorry, tapi coba lo liat meja sebelah sana," tunjuk Ahza menggunkan dagunya. Ryan menoleh pada meja yang di maksud Ahza.

Sesaat keningnya mengkerut..

"Lalu?"

"Curiga gak lo kalo itu cewek senyum-senyum sambil liatin elo? Setau gue kalian kan cukup deket." Ledek Ahza sambil naik turun alisnya.

"Ngaco lo! Gak mungkinlah dia senyum-senyum ke gue, ke lo kali."

"Cieeee Ryan salting nih??"

"Gak,"

"Eetss cieeeeee, gue panggilin dianya kesini mau gak? Mau dong masa engga!" Ledek Ahza dengan tampang tak berdosanya.

Ryan menatap tajam Ahza dan siap melempar buku yang di pegangnya ke wajah Ahza.

"Sekali lagi lo bacot, siap-siap melayang buku ini ke wajah lo!" Tegas Ryan.

"Yeee lempar aja kali gapapa, cuma buku gak bakal sakit. Wleee." Ucap Ahza yang malah menantang untuk di lempar.

"Lo-"

Bukk!!


"AWW ANJIRR!! SAKIT BEGO!"

Mareka semua terkejut, karena buku yang di lempar Ryan meleset. Tadinya Ahza langsung mengelak dari lemparan Ryan dan membuat buku tersebut malah kena kepala gadis yang baru saja lewat di belakang Ahza.

"Mampus!!" Ledek Ahza ke Ryan.

"Eh itu tuh yang lempar lo. Tadi Ryan ngira lo senyumin dia, karna risih di senyumin dia siap-siap mau nimpuk lo pake buku."

"Kaget sih gue, ternyata tepat sasaran. Hahaha, iye gak, Yan?" tawa Ahza puas.

Ryan memberi tatapan tajam dan kemarahan pada Ahza. Namun Ahza bukannya takut atau bersalaha malah terus tertawa.

"OH LO YA!! KURANG AJAR BANGET. JANGAN SAMAIN MUKA GUE SAMA MUKA TEMBOK LO DONG!" Pekik Amel tidak terima. Amel sudah berdiri di meja Ryan dkk bersama buku yang terlempar tadi.

"Bukan--"

"Halah! Mau ngeles lo? Jelas sekali tadi lo yang lempar. Lagian ya gue heran sama lo, kok bisa tingkat kegeeran nya di atas rata-rata gue. Lo kalo benci sama gue gak gini juga caranya. Jidat gue nih korbannya!"

"Gue--" lagi-lagi ucapan Ryan untuk menjelaskan terpotong oleh ocehan Amel.

"Tadi gue kagak senyum ke lo! Gausah kegeeran, malu sendiri kan lo? Gue aja ilfeel tiap ketemu lo. Jangan mentang-mentang lo populer dan banyak icaran ciwi-ciwi mata belekan, lo kate gue juga suka? NOO!"

"Hahaha iya mel marahin aja terus, gue dukung lo!" Celetuk Ahza.

"Diem lo! Lo sama temen lo ini gak ada bedanya!"

Bukk! "Makan tuh buku!!" Lanjut Amel sambil melempar buku tadi ke Ryan.

Ryan terdiam sambil menatap buku yang barusan di lempar Amel. Tangannya mengepal dan mendongak menatap tajam pada Ahza. Cowok itu, biang kerok kejadian tadi malah asik tertawa bersama yang lain. Bahkan Azmi yang baru dateng dengan pesanannya juga ikut menertawai Ryan yang di permalukan seperti tadi.

"Lo liat gak tadi, Mi? Gilaa sih gue sampe sakit perut ketawain nya. Itu cewek bar-bar abis! Berani dia kayak tadi di depan Ryan dan di tonton seisi kantin." Tawa Ahza masih belum berhenti.

"Hahaha, kok bisa si Amel ngamok ke Ryan, gimana ceritanya? Gue kaget plus ngakak deh hahaha apalagi ekspresi Ryan yang--"

BRAKK!

"Nah mampusin gak ni? Siap-siap lo berdua kena amukan Ryan. Terutama lo, Za!" Ucap Dimas tersenyum lebar.

Ahza dan Azmi sontak terdiam ketika Ryan menggebrak meja dan menatap mereka dengan tajam.

"Untuk kalian berdua, gak ada contekan atau traktiran lagi! Terutama Ahza, lo dapat plus gak perlu ikut ngumpul bareng kita."

"Gue cabut," setelah itu Ryan pergi dari kantin dengan ekspresi yang masih sama, datar.

"What??! Ryan buset dah, lo kok gitu amat sama gue? tadi gue cuma bercanda Yann!" Pekik Ahza namun tidak di pedulikan oleh Ryan.

"Ah elo sih, Za. Gue jadi ikut kena imbas kan." Kata Azmi sambil menepuk pundak Ahza.

"Eh lo jangan salahin gue dong, lo sendiri yang ngikut ketawa."

"Bodo ah gue bete sama lo. Pokoknya lo harus bayar semua makanan yang kita pesan ye." Kata Azmi.

"Weh weh enteng bener lo ngomong kayak gitu. Gak maulah! Suruh Dimas noh, kan tadi dia yang mau bayar plus kasi lo ongkiran."

Azmi yang sudah memakan baksonya kembali mendongak memandang Dimas yang baksonya udah habis. Gak tau cowok itu dari kapan makannya, tau-tau udah sisa kuah sama satu bakso di mangkok nya.

"Mana mas janji lo tadi? Seratus ribu, gak mau kurang gue."

Dimas bangkit dan mengeluarkan uang berwarna merah dalan sakunya. Kemudian dia meletakkan uang itu di atas meja.

"Nih ye. Gue cabut duluan." Ucap Dimas lalu berjalan dengan gaya cool nya.

"Mau kemana lo?" tahta Ahza.

"Nyari cewek!" pekik Dimas yang sudah jauh.

Ahza berdecak lalu kembali memakan baksonya.

"Nah Ahza yang baik hati tapi goblog. Semua tagihan ini gue serahkan ke elo. Gue udah kenyang nih, duluan ya babay ngab!" Azmi berlari meninggalkan Ahza sendirian di kantin.

Seketika mata Ahza melotot dan tiba-tiba bakso dalam mulutnya muncrat.

"BIADAB!"






Bersambung

Sori baru bisa up dan sori lagi part ini kurang panjang🤧

Aku kelupaan alurnya di part ini gimana. Jadi kayak gini dulu deh, entar selanjutnya ku pikirkan lagi

Btw terimakasih yg udah baca 💙💚

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro