[twenty eight]
Amel menyeruput secangkir kopi yang sudah ia pesan di sebuah kafetaria yang tidak jauh dari sekolahnya. Sedari tadi gadis itu tak henti-hentinya menampakkan senyum manis yang terwujud di wajahnya.
"Mana ya," Amel menoleh ke sana kemari mencari sosok yang ia tunggu.
"Amel?"
Panggilan seseorang yang mengagetkan Amel, ia kembali tersenyum lalu berdiri sambil menyalimi punggung tangan wanita yang berdiri di hadapannya.
"Hai tante, seneng deh bisa ketemu tante lagi."
"Tante juga sama," balas wanita itu yang tak lain adalah Deana–Mommy Dylan, orang yang Amel tunggu-tunggu.
"Udah pesen?"
Amel mengangguk, "baru kopi tan, oh iya tante mau apa? biar Amel pesankan."
Deana tersenyum, "lemon tea aja, sekalian makanannya samain dengan kamu."
Amel mengangguk lalu menyerahkan menu yang sudah ia tulis ke pelayan yang lewat. Setelah itu ia kembali memandang Deana sambil tersenyum manis.
"Gimana kabar kamu?" tanya Deana.
"Baik tan, cuman akhir-akhir ini agak pusing sama tugas," balas Amel.
"Iya ya kamu kan sekarang udah di kelas akhir, semangat terus yaa jangan putus asa." Ucap Deana memberikan semangatnya sambil menggenggam kedua tangannya.
Amel senyum-senyum dan mengangguk, "makasih banyak tan, seneng deh, soalnya orang tua aku aja jarang banget kasi semangat ke aku."
Deana mengelus punggung tangan Amel dengan tatapan sendu, "tante yakin mereka sebenarnya sayang banget sama kamu, diam-diam mereka pasti doain yang terbaik buat kamu." Ucap Deana, lembut.
"Yaampun tante baik deh, makasih bangett penyerahan nya. Ngomong-ngomong tante sendiri gimana kabarnya?" kini giliran Amel yang tanya balik.
"Alhamdulillah tante baik juga, Dylan sangat telaten ngurusi Mommy nya, sampai-sampai tiap jam dia selalu nanyain kondisi tante. Padahal loh kita masih satu atap." Jelas Deana sambil geleng-geleng membayangkan betapa lucunya raut putra semata wayangnya ketika ia mengeluh sedang capek.
Amel tertawa kecil, "perhatian banget sih anak tante, ciri-ciri calon idaman banget, pasti cocok kalo di pasangkan sama Am...EHHH—!" sontak Amel menutup mulutnya dengan kedua bola mata membulat.
"Kenapa gak di lanjutin?" tanya Deana dan di geleng-geleng oleh Amel.
"Tante Amel minta maaf asal nyeplos tadi hehe, maaf banget ya, kesannya Amel gak sopan depan camer ehh maksudnya Tante!!"
Deana tertawa tak kuasa menahan betapa lucunya tingkah gadis di hadapannya itu.
"Kamu ini ada-ada aja, yaudah lanjut ya ke topik yang mau kita bicarakan."
Amel mengangguk sambil tersenyum malu-malu.
"Keliatan banget alay gue, astagah!" Batin Amel.
__________________________
20 menit kemudian
"Aduhh," gumam Amel pelan.
"Gimana? Kamu mau kan?" tanya Deana dengan sorot mata penuh harap.
Amel mengulum bibirnya sambil memainkan kedua jarinya, tanda ia sedang gugup. Beberapa menit yang lalu Deana meminta Amel untuk menjadi pengganti model yang cedera karena kecelakaan. Amel sendiri tampak berfikir dan masih bingung jawaban apa yang tepat untuk menjawab pertanyaan Deana.
"Gimana Amel?" ulang Deana.
"Emmm kalo menurut Amel sih kurang cocok kalo Amel di jadikan Model. Apalagi itu bakal di posting, aduh Amel agak malu sebenarnya hehe. Terus Amel juga ngerasa gak pantes aja," ujar Amel sedikit memelan suaranya di akhir.
"Yaa pokoknya gak cocok aja, Tan." Lanjut Amel.
Deana menghela nafasnya lalu tersenyum, "siapa bilang? Belum di coba kan belum tau. Menurut Tante kamu itu sangat cocok loh, di coba dulu ya? kamu juga akan di bayar, nanti harganya bisa lebih tinggi kalau hasilnya bagus." Jelas Deana.
Beberapa saat Amel berfikir keras dan akhirnya ia mengangguk setuju.
"Okedeh, akan Amel coba. Tapi tante juga ikut nemenin Amel kan?"
Deana melebarkan senyumnya, "pasti kok. Besok kita ke butik teman tante."
Amel mengangguk sembari tersenyum lebar.
_________________________
Keesokan harinya, Amel sudah siap dengan sweater hoodie dan jeans yang melekat di tubuhnya. Ia tampak melebarkan senyum manisnya di depan cermin.
"Hmmm," Amel memperhatikan pantulan dirinya sendiri dari atas sampe bawah. "Emangnya gue cocok jadi model? iya sih gue emang cantik, tapi gaya gue kan agak lasak, jadi ragu deh."
Beberapa saat Amel merenung, dan kembali sadar saat dering hp mengagetkannya. Amel buru-buru mengangkat panggilan tersebut.
"Ya, halo tante?"
"Tante nunggu di depan cafe kemarin ya."
Sontak Amel melebarkan bola matanya, "a-apa? Jadi tante udah datang?"
"Iya, kenapa kedengarannya kaget gitu?"
"Ehh iya Amel kaget, harusnya Amel yang nunggu Tante. Kalo gitu Amel langsung otw tan."
"Yaampun, kirain kenapa, hati-hati di jalan. Tante tutup telponnya."
Setelah panggilan berakhir Amel segera menyambar sling bag lalu pergi keluar.
[Style Amel]
_________________
"Jadi gadis ini yang kamu ceritakan itu, Deana?" ujar seorang wanita paruh baya yang Amel perkirakan berusia 30an, tapi tetap cantik dan menawan.
"Iya, Ayu. Gimana dengan dia? Pasti cocokan untuk jadi model kamu?"
Wanita bernama Ayu itu memperhatikan Amel begitu intens, membuat Amel sangat gugup.
Tiba-tiba Ayu tersenyum lebar, "cocok!"
Amel mendongak dan sedikit kaget mendengar itu. Ia pikir akan langsung di tolak melihat penampilan nya yang tidak ada anggunnya, tapi di luar dugaan, dirinya malah di bilang cocok. Dalam hati Amel menjerit kegirangan, merasa bersyukur memiliki body dan wajah yang cantik.
Berkat emak gue yang tersayang ini mah! -Batin Amel.
Amel hanya senyum-senyum sambil mengangguk, kemudian ia disuruh berdiri dan masuk ke ruang ganti untuk mencoba salah satu pakaian yang ada di butik Ayu.
"Kalo pas berarti kita langsung pemotretan aja oke?"
Mata Amel melotot saking tidak percayanya.
"Langsung??"
Ayu mengangguk, "ayo cepat masuk, ada staf saya di dalem, nanti kamu di bantu sama dia."
Beberapa menit kemudian, Amel keluar dengan penampilan yang berbeda dari sebelumnya. Membuat kedua wanita yang sedari tadi menunggu sambil berbincang tercengang melihat Amel yang begitu berubah dratis.
"Extraordinary!" Puji Ayu.
"Amel ini beneran kamu? Cantik bangett, tante sampe gak ngenalin kamu."
Amel tersenyum malu-malu, "aaa serius tante-tante ini cocok sama Amel?"
Kedua wanita itu mengancungkan jempolnya.
•
•
•
Nih Amel setelah ganti baju (^^)
_________Bersambung 02/03/2022
Maaf lama update 🙂
Jangan lupa vote and komen sayangku!!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro