[three]
Di tepi jalan tepatnya disebuah warung penjual bakso tengah duduk tiga gadis yang nongkrong disitu hampir satu jam yang lalu. Ketiganya sama-sama masih memakai baju seragam. Awalnya mereka hanya ingin mengisi perut sebentar tapi lama-lama mereka malah betah berdiam dulu di tempat itu. Sambil bercerita tentang apapun itu ketiganya memesan satu porsi lagi bakso dan minuman. Dasar cantik-cantik perut badak! Hehe bercanda ;)
"Guys.. gue kok jadi inget Dylan yeee..." Lirih Amel.
Sisi memutar bola matanya malas. Sedangkan Anna lebih memilih memakan baksonya. Entah kenapa rasanya telinga Sisi berdengung atau emang dianya saja yang bosan mendengar nama yang sejak tadi di sebut-sebut sama Amel.
"Dylan Dylan dan Dylan itu mulu perasaan dari tadi lo sebut. Kangenlah keingatlah... Ganti topik lain kek bosen gue dengarnya." Sewot Sisi sambil lanjut mengunyah bakso.
Amel menatap Sisi sebal.. kemudian ia mengalihkan pandangan ke jalanan.
"Lo mah gak tau aja... Hati gue kayaknya udah diisi penuh sama dia. Padahal baru pertama kali ketemu. Kayaknya gue jatuh cinta pandangan pertama deh."
Amel mendengus sambil mengaduk-aduk es teh nya.
"Kayak apa ya, lo nih... Mikirin dia yang padahal dia aja gak mikirin elo.. atau ingat Lo aja engga, maybe." Celetuk Anna.
Amel mendongak dan menatap kesal ke Anna yang duduk didepannya. "Ihh Anna kok Lo gitu sih... Yah gapapa kali buat gue seneng dulu...ihhh." Sebal Amel.
"Haluuuu ohh haluuu." -Sisi.
"Bacot Sii-- MONYET!!"
Bakso yang ada dimulut Sisi langsung meloncat keluar dari mulutnya saat Amel berteriak di depannya.
"Uhug.. Uhug...Uhug.."
Sisi menepuk-nepuk dadanya lalu meminum eh teg hingga habis.
"Huaaa Sisi jorok amat sih!! Egh.. baju gue Si... Baju gue kotor nih kena cipratan bakso Lo!" Omel Anna sambil mengambil banyak tisu.
"Aduhh Na sorry banget, gue beneran gak sengaja, refleks tadi." Kemudian Sisi memadang ke arah Amel dengan tatapan tajam.
"Tuh salahin Amel, dia penyebabnya, lo kalo mau marah langsung ke Amel aja, Na." Pungkas Sisi.
"Guys monyet!!"
Amel langsung berdiri dari tempatnya ketika matanya tak sengaja melihat sesuatu di seberang jalan.
"MAKSUD NYA APA? LO NGATAIN GUE MONYET?!" pekik Sisi berdiri deengan sorotan tajam ke Amel.
"Ihh Amel apaan sih berisik amat, mending lo bantu gue bersihin baju nih, gara-gara lo juga." Ucap Anna namun tidak di gubris oleh Amel.
Amel menepuk jidatnya.
"So-sorry guyss.. tadi gue mau bilang itu ada monyet disitu Na, Si..." Tunjuk Amel ke seberang jalan yang membelakangi Sisi.
Sisi dan Anna ikut menoleh ke arah yang di tunjuk Amel.
Sedetik kemudian sebuah botol kosong melayang ke kepala Amel yang di lempar oleh Sisi.
"Ohhh... Lo mau bilang tuh monyet mirip gue? Makanya tadi lo ngatain monyetnya ngegas depan gue?" tanya Sisi dengan tatapan tajam
"Gitu maksudnya, Mel?" tanya Anna polos.
Amel menepuk-nepuk jidatnya. Teman-temannya sangat menyebalkan pikirnya. Belum juga dia selesai ngomong udah salah paham duluan.
"YaAllah kenapa temen gue gini amat sih, gobloknya keliatan banget," gumam Amel.
"Apa lo bilang?!"
"Bukan gitu guys... Itu Lo liat cowok yang gendong monyet itu... Nah gue itu nunjuk sih cowok bukan ke monyetnya! Apalagi ngemiripin lo sama monyet, ya enggalah!" Jelas Amel meluruskan agar kedua temannya paham.
Dua gadis yang salah paham itu menyipitkan mata sambil melihat-lihat ke sebrang jalan.. Terlihat beberapa orang dan salah satu cowok yang sedang menggendong monyet.
"Terus? Hubungan nya apa?" tanya Anna yang masih lola.
"Lo gaje banget anjir, jelasin yang bener coba, mana gue ngerti maksud lo apaan." Sahut Sisi.
Amel mendengus kesal, "cowok yang gendong monyet itu adalah Dylan woii... Dylan, D.Y.L.AN. Gue ingat itu Dylan!" jelas Amel.
"HAHH?!"-Sisi
"WHAT?!"-Anna
______________________
Di sebuah toko hewan seorang cowok berbadan tegap, berkulit putih, dan memiliki wajah yang tampan nan imut. Cowok itu menggunakan kaos putih polos di balut dengan kemeja hitam tanpa di kancing, tak lupa dengan tas hitam di punggungnya. Dylan guanna, tengah tertawa lepas bersama hewan berekor panjang berwarna coklat. Dia mengelus kepala hewan tersebut dengan gemasnya.
"Heii... ahahah.. lucu banget sih kamu nyett.."
Dylan tertawa ketika sih monyet naik ke pundaknya sambil mengacak-acak rambut hitam miliknya.
"Pak, nama monyet nya siapa? Lucu banget sih.. ahaha..." Tanya Dylan di sertai tawanya yang membuat siapa saja yang mendengarnya ikut tersenyum.
"Oh namanya lala, nak. Iya emang lucu dianya... Genit pula tuh..." Jawab si pemilik hewan.
"Ouh betina. Pantesan aku liat monyet ini cantik.. ahahah.. aduh lala sakit ahh kuku kamu," rintih Dylan di sela tawanya.
"Ihh gak mau lepas dari aku lalanya."
Sih pemilik tertawa sambil geleng-geleng melihat tingkah lucu monyetnya dan pengunjung yang datang hari ini. Pasalnya monyet bernama lala terus bergelantungan di pundak Dylan walau sudah berapa kali di lepaskan. Seakan monyet lebih tau mana cowok ganteng :>
"Duhh lala emang manja nak Dylan. Butuh langsat baru mau lepas dianya," ujar pemilik monyet sambil berusaha ngerayu monyet itu dengan langsat yang di pegangnya. Sayangnya si monyet pintar juga, monyet itu mengambil buah langsat tapi tidak juga beranjak dari bahu Dylan.
Dylan tertawa.
"Lucu, gemesin juga ya lala.. boleh aku bawa pulang gak pak? Aku bayar deh.. abisnya lucu hehe..." Ucap Dylan.
"Oh nak Dylan suka lala? Boleh dong nak.. tapi lalanya agak rewel kalau berada di tempat baru... Bandel monyetnya." Jelas pemilik hewan.
"Yaa gapapa lah, Pak.. aku suka dengan lala nih. Kebetulan tetangga aku juga ada melihara monyet.. tapi jenis kelaminnya laki-laki." Dylan tersenyum sambil bermain dengan lala.
"Kayaknya monyet tentanggaku gak akan kesepian lagi di tinggal kerja sama pemiliknya, kan udah ada lala." Dylan menyentuh kepala lala dengan gemas.
Ke dua orang itu saling tertawa sembari Dylan mengelus kepala lala. Sedangkan Monyet bernama lala itu cuman ber-huhuhuhahaha huhuhuhahah ke senangan. -_-
║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║
Bersambung
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro