Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[thirteen]

[Rumah Dylan]

"Mau kemana sayang?" tanya seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.

Dylan yang baru saja turun dari tangga berbalik dan menatap Mommy nya yang sedang menonton televisi di ruang tengah. Lalu ia menghampiri wanita tersebut.

"Ngeprint tugas, Mom. Mesin print kita rusak jadi aku harus keluar." Jawab Dylan.

"Oh hati-hati ya ini udah malam."

Dylan tersenyum lalu mengangguk.

"Oh iya Mom, kalo Daddy pulang tolong telpon aku ya. Mommy jangan bukain Daddy pintu dulu tunggu aku sampe kerumah," ujar Dylan sambil mengecup kening Mommy.

"Iya sayang. Kamu jangan khawatir, Mommy bisa jaga diri kok." Jawab Deana–Mommy Dylan.

"Kalo gitu aku keluar dulu."

_________________________
[Di jalan pukul 20.30]

Terlihat seorang gadis yang membawa kantong plastik yang berisi es krim. Setelah keluar minimarket gadis itu terus mengomel seseorang yang sekarang sedang menelponnya.

"Bener-bener ngerepotin tau gak! Seenak jidatnya lo nyuruh gue malam-malam keluar cuma beliin Lo eskrim yang harganya 5K doang!"

Nolong Adek sendiri gak boleh perhitungan kak, aku kan masih kecil nanti emak marah loh ke Kaka kalo nolongin nya gak ikhlas. (Balas Isti lewat telpon)

"Kecil PALE LO!! sengaja kan lo?! Nyebelin banget sih jadi adek, nyusahin kakaknya teruuss! Tau ah gue matiin telpon nya!"

Tuty tuttt tuttt

Amel mematikan sambungan telepon tersebut lalu kembali melanjutkan perjalanan pulangnya.

"Buset jarak minimarket ke rumah jauh amat sih! Nyesel gue keluar cuma jalan kaki. Tau gitu pake motor aja. Eh tapi kan motor gue abes bensin." Celoteh Amel yang terus saja mengeluh.

Amel berjalan kaki, sesekali menendang batu kecil yang ada di depan kakinya. Ia menatap sekitar yang tidak ada siapapun. Jalanan yang di lewatinya cukup sepi membuat Amel bergidik ngeri dengan mempercepat langkahnya.

Srekss!

sreekk

Sesaat Amel tertegun mendengar suara aneh yang di dengarnya.

"Anjim apaan tuh. ahh sial mana di sini sepi."

"Kayaknya dari semak-semak deh. Kek ada yang lagi ninjak dedaunan kering." Menyadari sesuatu mata Amel melotot, "ihhh siapaa malam-malam di semak-semak anjeng!"

Amel lantas bergegas melarikan dirinya hingga tiba-tiba dia melihat dari samping bayangan besar seperti seorang yang berbadan besar tengah mengikutinya.

"Ahk setan yak!! Aaaaaaaa kaborrr kaborrr!!" Panik Amel.

Amel memejamkan matanya sambil terus menggerakkan kakinya untuk berlari. Namun anehnya saat membuka mata ia masih berada di tempat yang sama dan masih melihat banyangan tersebut. Amel juga merasa hoddie yang ia kenakan seperti ada yang menahannya. Dan saat ia beranikan diri menoleh ke belakang. Tiba-tiba–

"AAAAAAAAAAAAA."

"AAAAAAAAAAAAA."

Amel melotot!

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!"

"Woi! DIAMM!" Pekik seorang cowok yang tiba-tiba muncul.

Dua orang yang tadi berteriak langsung terdiam dan saling pandang.

"Eh setan! Lo ternyata gue pikir orang jahat atau begal! Hey, ngapain Lo nahan-nahan hoddie gue?!"

"Lo gue panggilin gak nyahut sih! Yah gue tarik aja hoddie lo. Ehh Lo malah teriak-teriak gak jelas." Ucap cewek tersebut yang ternyata Ruby.

"Gimana gue gak teriak, tadi itu ada suara aneh di semak-semak. Lah gue pikir orang mesum atau begal lagi bunuh orang." Ucap Amel yang masih merinding.

Tiba-tiba saja Ruby menyentil kening Amel membuat gadis itu semakin kesal.

"Curiga gue, jangan-jangan isi otak lo kriminal semua." Cibir Ruby, lalu berkata, "yang lo denger itu Ryan lagi ngambilin barang gue yang gelindingan masuk semak-semak dan kebetulan gue ngeliat elo jadi gue panggil tapi malah kabur. Gak jelas lo!" Jelas Ruby sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

Amel menoleh ke Ryan yang tengah membersihkan sebuah botol Tupperware yang sudah ia pastikan itu barang yang di maksud Ruby.

"Tapi tadi gue gak denger ada yang manggil kok! Lo Ngibul ye! Sengaja Lo kan nakut-nakutin gue!" Elak Amel yang masih dengan feeling nya tadi.

"Apaan sih! Telinga Lo aja yang congean. Makanya tiap minggu itu di korek dong!"

"Sorry-sorry aja! Telinga gue itu bersih banget gak ada sedikit pun kotoran yang nempel. Lo mungkin yang conge."

"Lo yang congean!"

"Lo conge!"

"Lo—"

"Kalian bisa diam gak! Ini udah malam!" Bentak Ryan.

Amel bersila tangan dan membuang muka dari dua orang  itu. "Ya ini gue lagi diem. Adek lo aja yang nyerocos terus!"

Ruby melotot tak terima dan hendak membalas perkataan Amel. Namun langsung di tahan oleh Ryan.

"Udahlah Ruby, gak usah bikin pusing gue lagi. Nih barang lo." Ucap Ryan sambil memberikan barang milik Ruby.

Amel melirik keduanya. Ia sendiri masih penasaran kenapa dua orang itu bisa ada di sekitaran sini.

"Eh gue mau tanya. Kalian ngapain ada di sekitaran sini? Emangnya rumah Lo berdua di dekat sini apa?"

"Gue gak tinggal disini." Sahut Ryan.

"Rumah gue yang gak jauh dari sini. Baru pindah tadi pagi. kenapa Lo? Sewot Mulu dari tadi." Jawab Ruby.

"Eh dari tadi Lo yang sewot ye! Minta gue gaplok lo ya!"

Ruby bukannya takut malah berani melawan Amel dengan berkacak pinggang sambil menampakkan tatap tajamnya.

"Hentikan drama kalian." Lerai Ryan lalu menatap Ruby lagi, "Lo balik sendiri aja engga jauh juga," ujarnya.

"Emangnya Lo mau kemana?"

"Pulanglah ngapain gue ikut-ikutan."

Seketika Ruby menatap sekelilingnya lalu mendekat ke Ryan. "Tapi bang Ryan ini kan udah malam. Lo gak mau antarin gue? Kalo sampe gue kenapa-kenapa Lo entar disalahin lho." Bujuk Ruby dengan puppy eyes.

"Terus kalo tiba-tiba ada hantu yang ganggu gue gimana?" lanjutnya lagi.

Ryan menghela nafas panjang dan memegang kedua bahu Ruby.

"Cewek di samping lo kan manusia bukan setan atau makhluk halus lainnya. Berarti Lo aman."

"Tapi–"

"Dah bye! Jangan telpon gue terus!" Setelah itu Ryan berjalan pergi meninggalkan Ruby bersama Amel.

Ruby menatap Amel yang ternyata Amel sudah lebih dulu melotot padanya.

"Apasih melotot kayak gitu? Mau gue colok matanya?!" Kata Ruby, ngegas.

"Sialan banget gue harus ketemu sama Lo. Cewek genit!" Sinis Amel.

"Gue juga gak mau tuh ketemu Lo! Nyesel gue pindah ke daerah sini kalo tau bakal ketemu Lo. Dan lagi gue bukan cewek genit!"

"Ck! yang kemarin nempel-nempel ke Dylan itu apaan?! Lo genit dengan dia padahal Lo itu lebih mudah dari dia dan jangan lupa lo di bawah gue. Ihh amit-amit ye Lo masih kecil aja udah mau jadi murahan."

"Bacot, jangan sembarangan kalo ngomong!! Gue jahit juga mulut lo yang lemes itu!"

"Ngapa lo? Merasa ya?"

Ruby yang sudah tak tahan langsung menjabak rambut Amel begitupun Amel yang mendapat serangan tiba-tiba juga membalasnya. Akan tetapi hal itu terjadi hanya beberapa detik setelah itu Amel duluan yang menghentikan jambaknnya.

"Woii bocil udah woii! Lo mau balik apa enggak?? Keburu es krim adek gua cair goblok!" Bentak Amel.

"Dasar cewek mulut cabe!"

"Heh! Lo juga cewek kalo lo lupa."

"Bodo ah!" Ruby menghentakkan kakinya lalu berjalan lebih dulu dari Amel.

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║

Bersambung

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro