[ten]
Keesokan harinya Amel memasuki kelas dengan langkah gontai. Entah kenapa hari ini Amel merasa tidak bersemangat untuk belajar, apalagi dirinya abis kena hukum sama guru sejarah karena tidur di kelas. Akibatnya ia disuruh berdiri di luar kelas sampai jam pertama selesai.
Anna berpindah duduk di depan Amel, ia memutar kursinya dah menghadap ke Amel langsung.
"Lo kenapa? dari tadi gue liatin lemes amat."
Amel menggeleng, "it's okay, cuma lagi bete aja."
"Bete kenapa?"
Amel ingin menceritakan tentang kejadian kemarin tapi dirinya jadi malas mengingat di cafe saat itu ada cewek asing yang deket-deket sama Dylan dan satu lagi cowok yang ia benci.
"Gatau deh bete doang, udah ah gue ke toilet dulu."
"Baru juga masuk kelas. Btw mau gue temenin gak?"
Amel menggeleng, "sendiri aja, entar kalo udah ada guru bilangin gue ke toilet."
_________________________
Beralih tempat kini Amel berada di toilet cewek. Ia menatap beberapa cewek yang seangkatan dengannya tengah memoles wajah di depan cermin. Tatapan nya seolah jijik dengan mereka yang menor. Mereka mau sekolah apa caper sih? Mirip cabe-cabean tau! pikir Amel.
"Ngapain Lo natap gue kayak gitu? Merasa jelek lo?" tanya salah satu dari mereka yang Amel ketahui cewek itu bernama Narisa yang sekelas dengan Sisi—12 IPS 3.
Mendengar itu membuat Amel mengerutkan kening keheranan.
"Idih?? dandanan Lo aja menor gitu, bikin orang ilfeel liatnya." Sinis Amel.
"Hei! Berani Lo ngatain gue menor? Macam bagus aja tuh muka. Gini-gini gue paling cantik. Banyak cowok ngantri dapatin gue, bahkan mantan gue ada di mana-mana. Lo pasti ngiri kan." Balas Narisa tersenyum mengejek pada Amel.
Seketika Amel ingin muntah mendengarnya, ia memandang muak Narisa yang belagak paling cantik itu. Belagu amat!
"Hahaha sok banget Lo, Sa. Macam di sekolah ini Lo doang yang paling cantik." Celetuk seorang gadis yang berada di samping Narisa bernama Aurel.
Narisa menoyor kepala Aurel dengan telunjuknya.
"Ihh! Bedak gue bisa luntur bego!" Balas Aurel, ngegas.
"Bedak murah juga. Nanti gue beliin yang baru lebih mahal dan pastinya kualitas paling bagus."
"Songong banget. Lo pikir bedak gue ini kualitas jelek?
"Gimana ya secara gue paling ngerti soal make up. Lo kan cuma make up asal-asalan mana paham."
"Mending gue make up gak make up cantiknya natural walaupun asal-asalan. Dari pada Lo cantik karena dempolnya."
"Bacot! Sini gue hajar Lo."
Amel menatap jengah mereka yang tiba-tiba jadi berdebat. Kemudian ia berlalu masuk ke salah satu bilik yang kosong.
"Mereka itu temanan apa musuhan sih? Heran deh..." Gumam Amel saat udah di dalam WC.
|'|'|'|'|'|'|'|'|'|'|'|'|'|'|'|'|'|'|'|'|
Setelah keluar dari toilet Amel tidak langsung ke kelas. Ia berbelok dan menuju ke arah kantin. Padahal tadinya lagi gak mood ngapa-ngapain, tapi tiba-tiba bisikan setan datang seolah bilang kalo dia harus makan. Kasian cacing diperutnya kurang asupan. Sungguh setan yang perhatian.
"GUYS... LO PADA TAU GAK KALO SEMALAM GUE ABIS KETEMU COGAN, ANJIRR!"
Amel menggaruk telinganya setelah mendengar pekikkan dari Farah salah satu siswi bar-bar yang sekelas dengan nya. Selain Narisa juga ada satu makhluk lagi yang harus dia hindari yaitu Farah. Oh iya, Amel baru menyadari kalo Farah bolos dari kelasnya, pantesan saat di kelas suasana terasa tenang.
"Eh biasa aja kali kalo ngomong! Ngapain pake ngegas? sengaja ya mau pamer? Norak njirr!" Tiba-tiba suara Narisa mengejutkan Amel.
Memang, kedua manusia itu tidak pernah akur kalau ketemu. Ada saja yang di ributkan.
"Apaan Lo ngiri bilang aja? Kalo Lo liat dia gimana palingan langsung Lo terobos!" Sahut Farah.
"Lo pikir gue cewek gampangan?!"
Farah dan beberapa teman lainnya saling tertawa.
"Mirror plis! Sebelum ngomong kayak gitu Lo itu udah jadi cewek gampangan. Cowok abal-abal asal ganteng nembak Lo aja langsung di taken! Lo itu kayak cabe yang ada di pasar."
Narisa mengebrak meja yang ada di depannya lantaran tidak terima dengan perkataan Farah. Beberapa siswa yang ada di kantin hanya mengamati kedua orang itu tanpa berniat untuk melerainya. Salah satu ibu kantin hendak melerai mereka tapi di tahan oleh siswa berperawakan tinggi dengan seragam yang berantakan.
"Biarian bu inah, gak usah di cegah." Sahut siswa tersebut.
"Aduh nak gilang, kalo gak di cegah entar bakal ada guru yang datang."
Siswa bernama Gilang menggeleng, "tenang aja, mending ibu buatin mie instan pake telor buat Gilang."
Ibu inah menghela nafas dan berbalik ke dalam untuk membuatkan pesanan Gilang yang sudah langganan di kantinnya.
"Lumayan kan nonton sinetron secara live? Biar makin greget gitu ketimbang nonton di TV." Ucap Gilang tersenyum miring sambil melihat kedua temannya.
"Haha yoi!"
"Perlu di rekam gak, lang?" tanya salah satunya.
"Gak usah, tonton ajalah."
Kembali lagi dengan Narisa dan Farah yang belum selesai berdebat.
"Maksud Lo apa sial?! Lo sengaja mancing-mancing emosi gue?"
"Siapa yang mancing? Yang gue bilang tadi benar. Lo itu pasaran! Murah banget di dekat cowok-cowok."
Narisa malah tertawa ngakak.
"Lo iri kan karna banyak anak cowok yang dekat sama gue? Hei! Sadar dong Lo itu gak secantik gue!"
Aurel yang disebelah Narisa lngsung menggeplak kepala Narisa.
"Sial! Apa maksud Lo geplak kepala gue?!"
"Biar otak Lo bisa berfikir gak sumbat terus. Lo tuh kurang kaca dirumah apa emang gak pernah ngaca?"
Belum sempat Narisa hendak protes Aurel langsung menarik tangannya untuk menjauh dari kantin.
"Lo bikin rusuh di sini. Selain itu buat malu aja. Mending kekelas, Lo amuk anak cowok yang main bola dalam kelas aja," ujar Aurel.
"Rel, apa'an sih maen narik-narik."
"Bacot banget dari tadi. Suara Lo itu jelek jadi diam aja deh." Ucap Aurel.
Setelah Aurel berhasil membawa pergi Narisa para penonton menatap kecewa.
"Yahhh kirian bakal ada cakar-cakaran. Dasar cewek bisanya ngebacot aja." Sahut cowok yang duduk di samping Gilang.
Kemudian suasana kembali tenang setelah kepergian Narisa. Hanya saja kelompok Farah masih heboh mendengar cerita Farah yang katanya ketemu cogan yang gantengnya kayak oppa korea.
Amel yang berdiri tidak jauh itu sebenarnya tak tertarik untuk mendengar gosip dari Farah, tapi karena jarak mereka dekat alhasil suara Farah yang macam toak masuk ke indra pendengaran nya.
"Jadi Lo udah tau belum namanya siapa?" tanya salah satu temannya.
"Udah dong. Kemarin pas gue bawa kucing kesayangan ke dokter hewan. Si dokter sempat manggil dia dengan nama... Em... Apa ya.. kalo gak salah," jeda Farah.
"Siapa, Rah, siapa?"
"Kalo gak salah... Namanya.. ah itu namanya.. Dylan," lanjut Farah mengingat nama cowok yang saat ini di gosipnya. Lalu ia kembali berkata, "terus dokter itu juga manggil nama dia dengan Dylan Guanna. Gue rasa itu namanya."
Seketika Amel yang sedang menguping tersedak ludahnya sendiri. Hah!
"Namanya bagus juga. Jadi... Lo ngincar tuh cowok?" tanya temen Farah yang bernama Dhea.
Farah mengangguk sambil tersenyum.
"Gue tertarik sama cowok itu. Dia kadang datang ke dokter hewan sambil bawa monyet. Kesempatan gue bisa pdkt nih. Kalian doain gue moga dapet yes."
Teman-temannya bertepuk tangan sambil memberi dukungn pada Farah.
APAAN ANJIRR! DYLAN ITU PUNYA GUE! IHH DASAR MAK LAMPIR! SEMUA BERBAU COGAN DI EMBAT! (Teriak Amel dalam hati) 😒
(Ilustrasi)
║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║
Bersambung
Helo guys! Kembali lagi sama ceritanya Amel dkk. Jangan lupa votment nya hehe
Oh iya, Minal Aidzin wal Faidzin. Mohon maaf lahir dan batin 🙏💙
Walau tidak di bolehkan mudik, tapi kita jangan mengeluh. Tetap semangat dan terus bersyukur!
Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah banyak kesabaran (yang kau jalani) yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit.
-Ali bin Abi Thalib
12/05/2021
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro