[seven]
Satu jam di Mall~ [Rooftop.]
_______________
"Jadi Lo kuliah di UNSAN?"
Fyi, UNSAN itu artinya universitas Sanjaya. Sengaja aku buat-buat hehe😭😂
Cowok bernama Dylan itu mengangguk seraya tersenyum.
"Wahh gue kira Lo kuliah diluar negeri ternyata emang di sini. Soalnya gue ngeliat Lo itu kayak bukan asli sini." Ucap Amel.
Dylan tertawa kecil menanggapi pernyataan dari Amel.
"Aku lahir di Tiongkok, jadi banyak orang yang ngira aku dari luar padahal besarnya di Indonesia." Ucap Dylan, menjelaskan.
"Hah?!"
"What!"
"Anjay. Pantesan gantengnya udah kayak aktor dracin." Ceplos Amel.
"Serius?" tanya Anna memastikan lagi dan langsung di anggukin Dylan sembari tersenyum manis.
Seketika dua gadis itu tertegun sesaat mengagumkan senyuman yang kelewat manis di hadapan mereka.
"Gue kok berdebar ya, Mel." Bisik Anna.
Amel melirik temannya itu, "gue juga, tapi kalo bisa lo gak boleh baper sama senyumnya. Awas kalo sampe lo suka dia ya, udah gue klaim." Balas Amel dengan bisikan pelan agar tidak di dengar oleh Dylan.
"Idih! Kayak dia mau aja sama lo," cibir Anna, refleks.
"Kalian kenapa?" tanya Dylan keheranan.
Amel dan Anna sama-sama menggeleng sambil cengengesan. Dasar...
"Oh iya bang, kita belum kenalan secara langsung kan?" tanya Anna memulai pembicaraan.
"Ah, iya juga, aku cuma taunya Amel."
Tanpa Dylan sadari Amel sedang tersipu malu. Anna melirik temannya itu dan menyenggol lengan Amel.
"Apaan sih," bisik Amel dengan nada kesal.
"Ipiin sih," ejek Anna meniru kata-kata Amel dengan berbeda. "Salting lo?"
"Diem lo."
Anna terkekeh kecil, lalu mengalihkan pandangannya ke Dylan lagi.
"Salam kenal bang, aku Yeanna Lidya, panggil aja Anna." Ucap Anna sambil mengulurkan tangannya.
Dylan membalas uluran tersebut sembari tersenyum manis, "Dylan Guanna. Salam kenal juga."
Aduhhh
Saat ini kedua gadis itu sama-sama berbedar. Pipi Anna juga tiba-tiba memanas, entah karena dia menahan senyum atau paparan sinar matahari. Sedangkan Amel tak henti-hentinya tersenyum dengan kakinya yang tak bisa diam. Kebiasaan dia kalau sedang gugup begitu.
"Eh udah kan kenalannya," ujar Amel sambil melepaskan jabatan tangan mereka yang belum terlepas.
"Nah gue mau tanya yang lupa gue tanyakan ke lo, bang."
Dylan menatap Amel dengan alis terangkat sebelah, "tanya apa?"
"Lo ambil jurusan apa?" tanya Amel sedikit memiringkan kepalanya.
"Ilmu komunikasi, dari fakultas Fisip, aku kebih ke jurnalistik nya sih." Jawab Dylan.
"Woah, berarti pinter nulis dong," decak Amel kagum, membuat Dylan hanya tertawa kecil mendengar itu.
"Ya pinterlah, emangnya lo bisanya corat-coret doang," cibir Anna.
"Apaan sih, Na." Sinis Amel lalu memalingkan wajahnya ke Dylan lagi.
"Ngomong-ngomong kalian berdua kelas berapa?" tanya balik Dylan.
"Kelas—"
"12 bang," serobot Anna yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Amel.
"Lama-lama lo ngeselin juga, Na," bisik Amel menginjak kaki Anna yang terbalut sepatu.
Anna hanya membalasnya dengan senyuman manis, tidak peduli dengan perkataan Amel yang merasa kesal padanya.
"Wah udah di kelas akhir aja nih, bentar lagi bakal masuk PTN." Ucap Dylan.
Kedua gadis itu sama-sama mengangguk. Amel tak henti-hentinya tersenyum melihat cowok yang begitu ia rindukan padahal baru kenal.
"Gue–" ucapan Amel terpotong lagi dengan suara Anna.
"Btw kayaknya kita harus balik deh, Mel. Nyokap gue chat mulu nih." Sela Anna sambil menatap HP-nya terus.
"Yahh kok cepet sih...."
"Kalo gitu keluar bareng aja. Aku juga mau balik," ujar Dylan yang memandang jam tangannya.
"Ohh... boleh dong hehe." Amel langsung setuju.
Kemudian mereka keluar dari mall secara barengan dan telah tiba di dekat area parkiran.
"Nah itu motor gue yang merek beat warna hitam." Tunjuk Amel memberitahu pada Dylan bermaksud agar cowok itu tahu. Padahal Dylan aja gak nanya. ^~^
Sedangkan Dylan hanya menanggapi nya dengan anggukan, entah dia tahu atau tidak yang mana motor Amel. Karena terlalu banyak motor yang mirip.
"Lo ke sini naik apa Dy eh Lan eh bang. Aduh bingung enaknya manggil lo dengan sebutan apa ya." Kata Amel sambil menggaruk kepalanya.
"Dari tadi juga lo manggilnya pake 'lo-gue' Mel, kaga ada sopan-sopannya." Celetuk Anna.
"Yeuhh itu karna udah kebiasaan."
"Panggil aku dengan Dylan aja gapapa kok. Jangan terlalu kaku gitu, santai aja." Balas Dylan yang menampilkan senyum manisnya.
Amel yang terpesona dengan senyuman Dylan ikut senyum-senyum malu dan mengangguk.
"Ashiapp Dylan ku. Eh- ups." Spontan Amel menutup mulutnya. Bahkan Anna yang masih berdiri di sampingnya ikut menutup wajahnya lantaran malu dengan tingkah sahabatnya.
Amel mengulum bibir bawahnya dan berkata, "hehe maaf gue agak blak-blakan barusan. Maaf Dylan tadi cuman refleks doang kok."
"Gak apa-apa Amel, kamu gak perlu minta maaf. Aku malah suka karena tingkah kamu lucu."
Anjirr gue dibilang lucu >< - Isi hati Amel.
Amel seperti menahan diri entah dari hal apa, karena itu seperti ada sesuatu yang meletup-letup dalam perutnya.
Aduh muless, dasar perut kenapa tiba-tiba mules sih padahal gue lagi di puji Dylan akhh senengnya!
"Amel buruan, nyokap gue udah miscall berapa kali nih. Entar kita gak di bolehin pergi keluar lagi." Ucap Anna.
Aaelah si Anna. ( ͡° ʖ̯ ͡°)-Batin Amel.
"Iya iya sabaran napa. Em... Dy eh bang eh.. Dylan ... Ahh ribet juga ya nyebut nama lo. Kalau gitu kita pulang duluan. Gapapa kan?" pamit Amel.
Dylan tersenyum sambil ngangguk-ngangguk. "Masa iya harus aku tahan? Kan ga mungkin." Tawa kecil keluar dari mulut Dylan yang beuhh seksi itu. Membuat Amel jadi tak berkedip.
"Oh okedeh hehe," jawab Amel.
"Kalian hati-hati di jalan," ujar Dylan.
"Bang Dylan juga hati-hati ya." Kata Anna.
Amel milirik Anna dengan tatapan curiga, lalu ia berbisik, "lo jangan sampe suka dengan incaran gue ye?"
"Tenang, masih ada Kim Taehyung yang menempati posisi pertama di hati gue." Jawab Anna.
"Motor kalian di sebelah mana? Biar aku bantu keluarkan." Ucap Dylan tiba-tiba sambil memandang beberapa motor.
YaAllah tolong jodohkan hamba dengan lelaki ini. Batin Amel lagi.
║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║
Bersambung
Salam dari Kalbar 💙
Panjang kayaknya 😂 next kapan-kapan yah hehehe.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro