Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[Nineteen]

Heyyy, sori telat update ;)
Kayaknya lama banget aku gak mampir ke cerita ini 😍 sekarang udh up, jangan lupa Voment say!
______________
_____________________

Suatu ketika di pagi yang cerah, seorang gadis sedang berlari memutari lapangan yang cukup luas. Beberapa menit yang lalu dirinya ketahuan memanjat pagar karena terlambat. Akibatnya dia kena hukum dan berlari sebanyak dua puluh kali putaran.

Kini gadis itu mulai terengah-engah sambil mengatur deru nafasnya sebentar dan lanjut berlari lagi. Setelah putaran ke lima dia berhenti lagi dan langsung selonjoran di bawah.

"Haaaaa, capeeeekkk! Gila tuh guru kasi hukuman gak ngotak!"

"Mana gue haus banget, gak ada gitu seseorang yang baik hati nolongin gue? Tegah amat sih sama cewek cantik."

"Emang dasar itu pak Zul ngeselin!! Gue telat lima menit doang padahal. Malah di kasi hukuman kayak gini. Awas aja entar gue–"

Gadis yang sedari tadi mengoceh sendiri menghentikan perkataan kala dia mendengar suara yang meneriakinya.

"AMELIA!! KENAPA KAMU SANTAI-SANTAI DI SITU? CEPAT LARI LAGI! JANGAN MALAS-MALASAN KAMU."

Amel menepuk jidatnya karena ketahuan lagi dengan pak Zul. Kini pak Zul sudah membawa ketapel yang siap di lontarkan kepadanya.

Dengan terburu-buru Amel segera bangkit dan kembali berlari mengelilingi lapangan yang luas. Kali ini dia tidak dapat menghindar lagi karena pak Zul pasti mengawasinya.

"KAMU YANG BENAR LARINYA. MASIH PAGI ANGGAP SAJA INI OLAHRAGA BUAT KAMU."

Amel berlari sambil menutup telinga ketika dia melewati tempat yang tidak jauh dari pak Zul berdiri.

"Capeeek pakk!"

"INI HUKUMAN BUAT KAMU JERA. JANGAN MENGELUH LAKUKAN SAJA YANG BENER. KALAU MASIH NGEBACOT SAYA KETAPEL MULUT MU."

Seketika Amel langsung kicep dan tidak lagi bergeming. Beginilah jika harus berhadapan dengan guru killer yang di takuti penghuni sekolah. Selain guru BK, pak Zul juga di amanah kan dengan bapak kepsek untuk menjadi waka kedisplinan siswa. Dan lihatlah, guru itu benar-benar memberi pengajaran kedisiplinan yang membuat murid-muridnya sangat disiplin. Lain halnya dengan murid yang suka membantah maka akan mendapat hukuman yang setimpal dan membuat mereka jera. Seperti Amel.

"Nyeseelll gue maraton wattpad semalam kalau tau yang piket hari ini pak Zul!" Pekik Amel.

"NGOCEH APA LAGI KAMU?!"

"ENGGAK PAKK!"

Di lain sisi seseorang yang baru keluar dari perpustakaan melihat ke lapangan dan menyaksikan Amel yang sedang di hukum. Orang itu geleng-geleng kepala dan pergi begitu saja setelah membuang satu gumpalan kertas ke tong sampah.
_________________________

"SISIIII!!!!!"

Gadis dengan cempolan kuda itu menutup kedua telinganya.

"KENAPA LO HABISIN MINUMAN GUE?!! LO GAK TAU APA BETAPA DERITANYA GUE LARI-LARI DI LAPANGAN!!"

Sisi diam dan masih menutup kedua telinganya. Melihat Amel yang sudah berhenti berteriak dengan tampang tak berdosa dia tersenyum lebar pada Amel yang sedang menahan amarah.

"Gue gak tau kalo itu punya lo," cicit Sisi sambil memainkan jarinya. Baru kali ini dia melihat muka merah Amel yang terlihat emosi.

"Abis ini gue langsung beliin yang baru."

"Tapi gue udah haus banget!! Kenapa gak di sisain sih?? Harusnya lo tau dong temennya ini lagi capek!"

"Iye iye gue salah. Tadi itu gue makan nasgor punya Anna yang gilakk! Pedessss banget. Dasar si Anna udah tau punya maag tapi makan yang pedes. Untung ada gue yang laper terus gue habisin deh!"

Sontak Amel langsung menyentil kening Sisi kuat hingga gadis itu mengaduh kesakitan.

"Bego lo makanan orang di habisin."

"Sakit anjir! Lo nyentil gak berperasaan, Mel. Lagian Anna sendiri yang nawarin. Yaa gue mana mungkin nolak rezeki."

"Sekarang Anna kemana?"

"Uks, perut dia sakit. Biasalah datang bulan. Eh–lo coba gak usah duduk atas meja gue. Tuh liat ronyok buku gue!" Kini giliran Sisi yang ngomel-ngomel ke Amel.

"Lihh kok jadi lo yang ngomel? Harusnya gue dong, lo kan udah abisin minuman gue."

Sisi nyengir-nyengir sambil mengatupkan kedua tangannya. "Ampun doro!"

"Ck ngeselin lo. Btw ngapain juga lo di kelas gue?"

"Kelas gue lagi jamkos jadi gue nyamperin ke kelas lo. Eh ternyata jamkos juga kata Anna yaudah ya gitu deh. Abis ini gue balik kelas lagian Anna juga lagi di uks." Ucap Sisi.

"Hobi banget lo keluyuran ke kelas orang. Yaudah lo ikut gue ke kantin."

"Ngapain? Lo mau traktir gue?"

"Ganti air gue lah ogeb!!"

"Eh gak bisa, abis ini mapel pak Zul. Jadi gue buru-buru balik kelas. Gini aja lo beli pake duet lo dulu nanti pulang sekolah gue traktir deh."

Amel memutar malas bola matanya.

"Yaudahlah fine."

Setelah itu Amel langsung pergi keluar kelas. Dia benar-benar kesal, lelah dan semuanya bikin capek. Masih pagi dirinya sudah di bikin bad mood.

Tiba-tiba langkah Amel berhenti ketika sosok yang tidak di harapkan muncul di hadapannya.

"Hari ini gue males debat sama lo, jadi minggir gih." Ucapnya malas.

"Gak ada yang mau debat. Gue cuma mau ngasih ini," cowok itu menyodorkan sebotol minuman.

Membuat kerutan di dahi Amel.

"Buat gue? tumben banget lo baik ke gue. Pasti ada apa-apanya kan?" Amel menatap curiga cowok itu.

"Lo jangan ge'er, gue cuma kasihan aja. Di kantin lagi ada pak Zul. Kalo lo gak mau di hukum lagi mending balik kelas dan ambil nih."

"Bentar deh... Kesambet apaan lo beliin gue air segala? Lo gak naksir gue kan?"

Ryan menoyor kening Amel menggunakan botol minuman yang dia bawa.

"Pede lo? ini kebetulan gue abis dari kantin dan ngeliat lo kena hukum di lapangan tadi. Gue lagi empati sama lo jadi gak usah banyak tanya."

Setelah berucap itu Ryan langsung melenggang pergi. Sedangkan Amel tercengang dengan sikap cowok itu.

"Gak salah nih? Cowok triplek kayak Ryan, tiba-tiba baik ke gue?"

Sedetik kemudian Amel tertawa.

"Emang kecantikan seorang Amelia ini tiada tandingnya. Gue pede dulu gak apa kali ye? Anggap aja Ryan tadi modus, hahaha."

_________________________

Tiga belas jam di pusingkan dengan pelajaran di sekolah akhirnya Amel bernafas lega setelah merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk kesayangan.

"Emamg paling enak itu rebahan ketimbang belajar." Gumam Amel sambil memejamkan matanya.

Tok tok tok

Ketukan pintu membuat Amel berdecak kesal. Tapi dia mengabaikan nya dan memilih mendiamkan saja.

Tok tok tok

Tok tok tok

TOK TOK TOK

"Anjir!"

Lama-lama di biarkan ketukan pintu malah semakin keras. Membuat Amel langsung bangkit dan berjalan sambil menahan kesal.

"Apa sih ngetok-ngetok mulu! Gak punya mulut apa?!"

"KAKA TUH YANG GAK PUNYA MULUT. CEPET BUKA PINTUNYA!"

Amel menggosok-gosok kupingnya terasa gatal setelah mendengar teriakkan adiknya

"Iye ye, udah lo diem. To the point!"

Isti mengembungkan pipinya kesal, "ada temen kakak."

Amel mendesah berat, "kalo Sisi sama Anna tinggal lo suruh masuk aja. Mereka kan udah biasa ke sini."

"Issh kalo mereka Isti juga tau! Tapi yang ini beda abang ganteng yang dateng."

Sesaat Amel tak bergeming, memikirkan siapa teman cowoknya yang datang ke rumah.

Kalo gue ingat-ingat lagi, emang sih ada beberapa temen cowok yang tau rumah gue. Tapi mereka kan jauh dari kata 'ganteng' terus yang di maksud Isti siapa dong? Batinnya.

Amel memicingkan matanya pada Isti. Menatap curiga adiknya takut-takut kalau Isti sedang berbohong padanya. Untuk memastikan Amel pergi ke ruang tamu dan melihat sendiri siapa orang itu.

"Lo siapa?"

Cowok di depannya berbalik dan tersenyum simpul pada Amel. Setelah melihat siapa cowok itu, seketika jantung Amel sedang berdije di dalam sana. Tiba-tiba Amel jadi bengong tidak bergeming lagi.

"Hai Amel, apa kabar?" sapanya sambil memiringkan kepalanya.

Oh shit!!

Bang Dylan?? Kok bisa di sini?

___________

Bersambung

Kalo ketemu typo kasi tau aja, aku nulis gak di baca ulang dulu. Mode mager 😭 hehehe

💚💚💚

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro