[Eighteen]
Maaf baru bisa update nih ^_^
_________________________
"Lo ngapain nyet matung di sini?"
Suara tersebut mengagetkan Amel yang sedang berdiri sambil nyender di tiang. Gadis itu menampol kepala Sisi yang datang tiba-tiba dan membuatnya terkejut.
"Kaget asu!"
Sisi menatap Amel dengan sorot mata tajam, "santai aja nyet gausah nampol segala!"
"Salah lo bikin gue kaget!"
Sisi menye-menye sambil membenarkan rambutnya.
"Btw lo ngapain sih bengong gak jelas di sini? Bentar lagi bel istirahat mending kantin bareng gue sekalian ajak Anna gih."
Amel mengangguk-angguk. "Iya sih lo bener. Yaudah ayo kita ngantin." Ucap Amel sambil menggandeng tangan Sisi.
Sisi memicingkan matanya, ia menatap Amel dengan mimik curiga. Lantas Sisi menengok ke arah lapangan basket dimana beberapa anak cowok sedang beristirahat di tepi lapangan. Sedetik kemudian Sisi tersenyum miring ketika ia menyadari apa yang sedari tadi sahabatnya liatin.
"Astaga jadi Lo liatin Ryan dari tadi?"
Sontak Amel melotot. "HAH?"
Sisi tersenyum lebar, "hayoo mau ngeles lo? Keliatan banget gelagat lo abis ngeliatin si Ryan. Right?"
"Apasih lo tiba-tiba! Sotoy amat, gue tadi gak ngeliatin si triplek."
Sisi menaikkan sebelah alisnya, "wait.. triplek?" ulang Sisi.
"Iya triplek. Dia itu kayak triplek anjir, datar mulu mukanya! Ngeselin di liat." Dengus Amel.
Seketika Sisi tersenyum jahil, "ha masa sih? Kalo ngeselin ngapain Lo liatin nyet? Ketauan ya cieee."
"Apasihhh Sisi! Ih tadi kan lo nanya ya gue jawab. Napa jadi cie cie anjir!" Kesal Amel. Setelah itu Amel pergi begitu saja meninggalkan Sisi.
"Dih? Napa dah tuh anak, kok malah ngamok."
"Woi Amel tungguinn!"
Sisi segera berlari mengejar langkah Amel. Namun seseorang datang dari belakang sambil berlari dan menyenggol lengan Sisi. Alhasil satu gelas teh es yang di bawa orang itu tumpah setengah mengenai rok Sisi.
"Aaa... ini apa lagi! Anjir rok gue basah!" Sisi mendesis sambil membersihkan rok nya.
"Adoh mamae! Sorry banget ya cantik gue bener-bener gak sengaja. Sini deh gue bantu bersihin."
Sisi menepis kasar tangan laki-laki yang tadi menyenggolnya.
"Gak usah megang-megang! Dasar modus." Ketus Sisi.
"Sorry gue gak sengaja. Sini gue bantuiin.... eh—LO TERNYATA!" Ucap laki-laki itu yang bername tag Muhammad Ahza.
Sisi mengernyit.
"Lo kenal gue?"
"Kaga kenal gue tapi gue ingat lo cewek yang waktu hujan deres nyinggah di pondok. Gue juga ingat lo sama gue jongkok bareng terus lo mandangin gue kan?"
Sisi melebarkan matanya. Beberapa saat ia mengingat dan kemudian mengalihkan pandangannya.
shit, gue lupa satu sekolah dengan dia. Aduh malu banget. Batin Sisi.
"Bener kan itu Lo? Eh harusnya sih bener kan gue gak pernah salah dalam mengingat wajah orang, apalagi orang cantik kayak lo."
"Dih keliatan banget buayanya!"
"Apaan sih sksd. Sana jauh-jauh dan pake mata lo buat ngeliat jalan, biar gak ada korban kayak gue tadi."
Ketika Sisi hendak pergi tiba-tiba sebuah tangan mencengkal nya.
"Buru-buru amat neng, sabar dulu napa. Lo nih pura-pura lupa sama gue kan? Makanya tadi langsung ngalihin topik." Ucap Ahza.
"Lo gak jelas banget. Lepasin."
"Ternyata lo galak juga. Woles dong, gue gak bakal nahan lo disini terus kok."
Sisi berdecak dan menarik paksa tangannya.
"Terus mau lo apa?"
Ahza memanyunkan bibirnya sambil meletakkan jari telunjuknya di dagu.
"Buruan! Gue males ngeladenin lo."
"Setelah di ingat-ingat gue belum ada ngajak kenalan sama cewek jurusan IPS. Eh dulu sih ada tapi cewek-ceweknya gak ada yang menarik, rata-rata udah punya ayang."
Sisi memutar malas bola matanya. Dia merasa jengah dengan cowok di depannya.
"Ngomong apasih! Gue pergi nih soalnya lo gajelas."
"Eh iya-iya. Pertama-pertama kita kenalan dulu terus gue minta nomor lo dong."
Sisi menaikan sebelah alisnya.
"Sisi. Tapi nomor hp buat apaan?"
Ahza senyum-senyum gak jelas membuat Sisi jadi ilfeel.
"Gue Ahza. Nah gue butuh nomor lo buat calling-calling, kali aja kita bisa lebih deket." Katanya sambil menaik turun kedua alisnya.
"Oh, sini deh gue kasih tau."
Ahza tersenyum kemenangan merasa berhasil mengambil hati cewek di hadapannya. Lantas dia mendekatkan telinganya ke Sisi.
"Bilang aja, gue orangnya gak gampang lupa."
Sisi mendekat dan berbisik ke telinga Ahza.
"Oo-te-the-GaH ... OGAH!"
Setelah itu Sisi langsung pergi menjauh dari Ahza. Membuat Ahza mematung dengan mulut tenganga.
"Bangke. Gue di kibulin! susah juga ya naklukin cewek galak kayak dia."
"Perasaan selama gue deketin cewek-cewek gak pernah gagal deh. Baru kali ini ada yang nolak gue."
______________________
Malam- 19.20
Di sebuah jembatan terlihat dua orang laki-laki tangah berdiri sambil memandang air luas di bawah sana.
"Ada apa lo ngajak gue ketemuan disini?"
Cowok di sampingnya melirik dengan ekor matanya sambil menyesap sebatang rokok yang baru dia keluarkan.
"Gue mau tanya sesuatu, Bang."
Laki-laki yang bernama Dylan itu menaikkan dua alisnya lantaran bingung.
"Bakalan gue jawab kalo rokok itu lo buang. Kasian paru-paru lo, Yan."
Ryan tersenyum kecut.
"Lo tau kebiasaan gue, bang. Udah sebulan gue tahan buat gak ngerokok. Tapi gak bisa."
Dylan menghela nafas panjang.
"Terserah lo deh. Tapi gue paling gak suka ngeliat lo ngerokok. Gak cocok, lebih baik matiin atau gue balik aja."
Ryan menatap sebatang rokok yang masih menyala dan kemudian langsung dia lempar ke sungai di bawah sana. Melihat itu Dylan yang tadinya hendak pergi kembali berhenti di tempatnya.
"Nah gitu dong," katanya sambil menepuk pundak Ryan.
"Jadi apa yang tadi mau lo tanya ke gue?"
Ryan berdiam beberapa saat kemudian melanjutkan perkataannya.
"Lo lagi suka sama seseorang?"
"Tumben pertanyaan lo kayak gitu?"
"Jawab aja bang, akhir-akhir ini lo ngirim request ke gue seolah-olah kata-kata yang lo rangkai menggambarkan kalo lo lagi suka sama cewek. Ya kan?"
Sontak Dylan tertawa pelan.
"Penasaran banget Yan? tumben kepo?"
Ryan jadi bingung sendiri sambil menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba gatal.
"Ya-ya gue penasaran aja sih. Kan kita udah lama gak ngobrol-ngobrol kayak gini, apa lagi gue udah tau yang biasa ngirim request le O.M itu Lo kan?"
Dylan menaikkan sebelah alisnya. "Tebakan lo bener."
"Berarti bener lo sekarang lagi suka seseorang?"
"Kepo." Balas Dylan.
"Ah! Lo gak asik bang. Masa gak mau jujur sama gue. Dari dulu gue tau lo gimana waktu kita masih tetangga. Lo kalo suka sama cewek, kasi tau gue juga dong siapa orangnya. Biar gak salah pilih kayak dulu-dulu."
Dylan terkekeh geli, "gilirian sama gue ngomongnya panjang lebar, pas sama cewek malah cuek."
"Apaan sih bang gak nyambung."
Dylan tertawa kecil melihat reaksi Ryan yang terlihat kesal.
"Kayaknya lo bener. Gue mungkin suka sama seseorang. Tapi gue masih bingung dengan perasaan suka ini."
Ryan masih diam dan menyimak dengan seksama.
"Gue masih belum ngerti. Suka ini hanya karna pertemanan atau suka lebih dari teman?" lanjut Dylan sambil melihat ke langit.
"Lo...udah buka hati lagi bang?"
Dylan menggeleng-geleng.
"Gak tau deh. Mungkin gue suka biasa aja ke dia." Kata Dylan sambil tersenyum simpul.
"Cielah kayak baru pertama kali aja ngerasain cinta. Dulu kan lo-" Ucapan Ryan terpotong dengan perkataan Dylan.
"Ry, stop, okey ? Gak usah bahas yang udah berlalu."
Ryan terkekeh lalu menutup mulutnya.
"Sorry- sorry, btw siapa?"
"Apanya?" tanya Dylan bingung.
"Cewek yang lo suka."
Dylan memandang Ryan sesaat lalu mandang lagi ke langit.
"Nanti juga tau. Kan lo kenal dengan dia."
"Hah??"
___________
Bersambung
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro