Hidayah Allah
Sore itu aku duduk diterminal pasar. Melihat ibu dan ayah menawarkan barang dagangan mereka senyum dan kata kata sopan mereka keluar kan demi menarik perhatian pembeli.
Saat itu jam dua sore aku baru saja bangun dari tidur akibat semalaman tidak bisa tidur karena pengaruh sabu sabu. Jam lima subuh aku baru bisa tidur semalaman aku menonton film porno dari salah satu situs dewasa.
Onani sampai lima kali itu juga pengaruh buruk narkoba sampai badan ku lemas dan akhirnya tertidur. Kepala ku terasa pusing sore itu rambut acak acakan mandi pun terasa malas sekali. Bagaimana mau berpikir positif dan mencari uang jika mandi saja terasa malas sekali.
Saat aku sedang merenung seorang teman menghampiri aku. "Baru bangun Din?" Tanya dia sambil menggaruk kepala.
"Iya"Jawab ku
Namaku Udin seorang lelaki berusia 27tahun dan aku masih bujangan.
Bagaimana mau menikah pacar saja tidak punya,, mungkin karena sudah banyak orang tau kalau aku seorang pecandu narkoba jadi perempuan merasa tidak tertarik kepadaku.
Temanku Gali duduk di sebelah ku,, dia adalah temanku sesama pecandu narkoba. Usia nya sudah 30tahun dua bulan yang lalu dia cerai dengan istri nya karena masalah ekonomi istrinya mengutuk semoga dia mati sedang menghisap sabu.
Bila ingat itu rasanya aku ingin tertawa.
"Kusut amat loe Li,, gimana enaknya jadi duda"Kata ku meledek dia
"Perempuan memang gitu, tidak bisa menerima kita apa adanya.. Memang lebih enak sendiri "Jawab nya merasa dia benar.
Aku perhatikan dirinya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Rambut acak acakan seperti orang yang sudah satu minggu tidak mandi, bajunya lusuh, dan bau badan nya sangat tidak sedap.
Aku berpikir semua teman ku sesama pecandu tidak ada yang terlihat menarik semuanya tampak seperti gembel dan sampah masyarakat termasuk aku.
Hatiku pedih mengapa aku begini teriak batin ku.. Aku harus bisa berubah tiba-tiba tekat yang begitu besar timbul begitu saja.
Tiba-tiba saja aku berdiri dan pergi begitu saja meninggal kan Gali.
"Mau kemana Din? "Panggil Gali," Mau beli lagi ya? ".
Aku tidak menjawab mungkin dia berpikir aku sedang marah atau apa lah. Yang jelas aku tidak perduli aku harus menjauh dari teman-teman seperti dia.
Jam empat sore, saat itu ayah dan ibuku pulang kerumah. Mereka sangat kaget melihat aku sedang melaksanakan sholat Ashar.
"Pak,, apa ibu tidak salah lihat? "Tanya ibu ku
Ayah ku tersenyum dia merasa sangat bahagia saat itu." Tidak buk,, ayah juga melihat apa yang kamu lihat"Jawab ayah
"Alhamdulillah pak,, akhirnya Udin Sholat mungkin dia bertobat pak" Kata ibu berlinang airmata bahagia di pipi nya.
"Kita berdoa saja buk,, semoga Udin berubah "Jawab Ayah juga sambil menangis bahagia.
Ketika malam hari saat itu kami sedang makan bersama ibu dan ayah tidak henti tersenyum, lalu ayah memulai percakapan dengan melontarkan pertanyaan kepada ku.
" Udin tadi ayah dan ibu melihat kamu sholat,, ada apa gerangan nak? " Tanya Ayah
" tidak ada apa-apa yahh,, Rasanya wajar kalau seorang muslim sholat "Jawab ku
" Kamu benar nak"Nampak raut wajah bahagia ibu ku.
Selama ini aku selalu membuat mereka marah dan sedih,, sering kali ibu menangis karena ulah ku.. Sampai sampai ayah berkata dia sudah tidak sanggup memarahi aku dan akhirnya aku dibiarkan saja.
"Ayah... "Ujar ku sambil menangis rasanya air mata itu sudah tidak terbendung.
" Maafkan aku yahh.. "Kataku disela isak tangis" Selama ini Udin selalu membuat Ayah dan ibu kecewa,, Udin berdosa "
Ibuku tidak tahan lagi dia berdiri dan memeluk tubuh ku.
" Kami sudah memaafkan kamu nak,, dan kami selalu berharap kamu bisa bertobat "
" Udin tau Buk,, sekarang Udin sudah menyadari semuanya.. Udin tobat Buk.. Sungguh Udin tobat! "
" Alhamdulillah "Ucap ibu dan ayah bersama sama
TBC..
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro