Beauty is a Trap!
Welcome to Deoksiribosa's birthday project!
I want to share my happiness with you all guys 😁 because sharing is caring aseek aww
Anggep aja ini sebagai PU dari aku, tadinya mau aku jadiin bentuk ebook gitu tp agaknya meribet ya, baik di aku maupun kalian yang bakal baca wkwk tp kalau mau versi yg ebook"annya pc aku aja nanti aku kasih 😌🙏
.
.
.
.
Beauty is a trap!
Inspired by song:
Mrs potato head-melanie martinez
Unconditionally-Katy Perry
Genre: Romance, psikopat 🗿
.
.
.
Copyright ©deoksiribosa2021
.
.
.
Play mulmed: Mrs. Potato head by Melanie Martinez
HAPPY READING!
Dahyun hanya bisa menatap orang-orang yang sibuk berkencan sore ini di taman atau orang-orang yang berjalan-jalan dan berkumpul bersama teman-temannya dengan tatapan iri. Entah kenapa, tapi sejak kecil Dahyun tidak pernah memiliki teman. Semua teman-temannya selalu menjauhinya. Dahyun sempat berpikir ia dijauhi karena dirinya jelek dan terlalu putih—karena sebelumnya ada temannya yang mengoloknya begitu. Semenjak itu Dahyun selalu berjemur agar bisa memperoleh kulit yang lebih kecoklatan. Tapi tetap saja kulitnya memang tidak bisa hitam. Dirinya sampai bingung bagaimana caranya agar dirinya bisa memiliki teman dan memiliki kekasih yang mencintai dirinya, sejauh ini semua khayalannya terhadap kehidupan yang manis itu hanya mampu ia tuangkan kedalam komik atau cerita, untuk perhaluannya yang ini, Dahyun biasa menuangkannya di buku binder khusus yang merangkap sebagai buku diarynya juga.
Dahyun tinggal sendiri di sebuh rumah yang sederhana, meskipun ini adalah rumahnya bersama orangtuanya, namun orangtua nya sibuk bekerja di luar kota sehingga Dahyun pun rasanya memang seperti tinggal sendiri. Dahyun tidak melanjutkan sekolah atau bekerja. Semenjak lulus dari SMA 5 tahun yang lalu,pekerjaanya sehari-hari hanyalah membuat komik, menulis cerita atau melukis. Tapi lumayan banyak yang menyukai karyanya sehingga beberapa karyanya ada yang sudah sempat di terbitkan dengan nama pena softdubu_ tak ada yang tau siapa sosok dibalik nama itu. Dahyun memang sangat tertutup.
Suatu hari, Ayah Dahyun dirawat di rumah sakit, akhirnya mau tak mau gadis itu pun harus bergantian dengan mamanya untuk menjaga Ayahnya itu. Dahyun yang bosan pun memutuskan untuk pergi ke taman di rumah sakit, sambil membawa binder kesayangannya itu tentunya. Saat sedang asyik menggambar, tiba-tiba Dahyun merasa lapar, kemudian ia langsung saja pergi ke luar gerbang rumah sakit dan membeli beberapa kudapan disana.
"Ini buku mu nona? wah keren sekali gambar-gambarnya! kisah nya juga menarik, apa ini adalah kisah hidupmu?" tanya seorang lelaki berjas putih sekembalinya Dahyun dari tukang jualan, agaknya lelaki ini adalah dokter. Dahyun yang tidak terbiasa berkomunikasi dengan orang awalnya gelagapan dan langsung merebut begitu saja binder miliknya dari tangan lelaki itu.
"Heyy mengapa diambil? aku belum selesai membacanya lhoo!" seru sang lelaki.
"A-Aku malu..dan itu juga bukan kisah hidupku, haha sangat mustahil rasanya jika itu semua terjadi sungguhan karena hidupku sangat menyedihkan," curhat Dahyun tanpa sadar. Jungkook pun menatapya dengan tatapan iba dan khawatir.
"Yaampun maafkan aku tidak tau, tapi kalau kau mau mewujudkannya bersamaku, dengan senang hati aku akan membantumu untuk merasakan semua yang kau ceritakan dalam buku itu!" tawar Jungkook dengan sangat ceria.
"Kau mau menjadi temanku?" tanya Dahyun hati-hati dan penuh selidik.
"Tidak..." balas Jungkook dengan cepat.
"Lalu?"
"Aku mau jadi kekasihmu, bagaimana? Mau mencobanya?" tawar Jungkook sambil menaikan kedua alisnya menggoda.
"Ck jangan membual tuan, aku hanya seorang perempuan yang tak berguna dan jelek—"
"Eitss siapa yang bilang begitu? Justru aku langsung tertarik saat pertama kali melihatmu, kau benar-benar manis!" ungkap Jungkook dengan jujur dan pipinya yang memerah. Begitupun Dahyun, dirinya baru kali ini merasakan rasanya di goda oleh laki-laki.
"Oo-okey, mari kita coba!" balas Dahyun dengan senang.
"Baiklah terimakasih nona cantik, Hahahaha sampai lupa kita belum berkenalan, kenalkan namaku Jungkook, aku adalah dokter disini, spesialis bedah wajah," ucap Jungkook sebagai awalan perkenalan.
"Ah sungguh?" tanya Dahyun yang merasa kagum, ya sudah sejak lama ia sangat ingin bisa melakukan operasi plastik agar jadi cantik dan keberadaanya bisa di terima di lingkungannya.
"Iyaa benar sekali,kenapa kau terlihat sangat antusias begitu?" tanya Jungkook yang merasa heran.
"Hahaha sejak dulu aku selalu memimpikan bisa melakukan operasi plastik, aku ingin jadi cantik agar banyak orang yang mau berteman denganku..."ucap Dahyun menjelaskan.
"Ck hampir semua yang datang kepadaku pasti bercerita begini, memang ya standar kecantikan di masyarakat saat ini memang tinggi, tapi satu hal yang perlu kau ingat Dahyun—eh benar kan namamu itu? tadi aku baca di halaman depan bukumu." Dahyun mengangguk mengiyakan.
"Yaa satu hal yang perlu kau ingat, wajah cantik tidak menjamin kehidupanmu akan lebih baik jika dirimu tidak memiliki sifat yang menarik dan menyenangkan." Dahyun spontan menggeleng.
"Huh sungguh? Aku rasa itu tidak berlaku era ini, hanya orang-orang cantik dan tampan lah yang berhak bahagia!" serunya.
"Tapi kau cantik!" balas Jungkook telak, entah kenapa kini jantung Dahyun berdetak lebih cepat dari biasanya. Apalagi melihat Jungkook yang mengatakan itu dengan sangat sungguh-sungguh.
Dahyun terkekeh,"Kau tau? setiap ada orang yang mengatakan hal itu, aku selalu merasa itu hanya bualan semata, tapi..entah kenapa saat kau yang mengucapkannya semua terasa berbeda," ungkap Dahyun malu-malu, pipinya sampai memerah lucu.
"Hahaha yaampun lucu sekali, tak salah aku menjadikanmu kekasih," balas Jungkook sembari terkekeh.
Dahyun membulatkan matanya,"Hey kau sungguhan untuk itu?! kukira hanya main-main saja!" Jungkook menatap Dahyun dengan bingung.
"Loh kan tadi dirimu yang menyetujuinya juga, sudah terima saja, toh kuyakin kau juga sulit kan untuk menolak pesonaku," ucap Jungkook narsis sambil menaikan kedua alisnya.
"Duh narsisnyaa pacarku..hahaha!" Dahyun yang biasanya akan bersikap tertutup atau langsung menghindar jika dihadapkan oleh sebuah tindakan sosial, entah kenapa semuanya terasa mudah bersama Jungkook.
Mulai hari itu mereka resmi menjadi sepasang kekasih. Mereka melakukan pendekatan yang cukup cepat selama ayah Dahyun dirawat. Seperti malam ini saja setelah Jungkook senggang, Dahyun menemani Jungkook di ruangan kerjanya sembari berbincang ditemani beberapa kudapan.
"Bagaimana harimu?" tanya Jungkook.
"Biasa saja, tapi tentu saja jadi lebih baik setelah aku mengenalmu," balas Dahyun jujur.
"Apa kau sudah merasa lebih hidup sekarang?"
"Humm aku tidak tau, sejauh ini aku hanya berani berbicara banyak denganmu saja." Jungkook menghela nafasnya sejenak, kemudian dirinya menggenggam tangan Dahyun dengan lembut.
"Tidak apa-apa kalau masih belum bisa melakukan itu sekarang, kau bisa berlatih untuk bersosialisasi denganku saja dulu, tak usah khawatir." Jungkook menarik tangan Dahyun dan mengecupnya dengan sayang, tanpa sadar netra Dahyun kini malah jadi berkaca-kaca.
"Hey kenapa malah menangis hem?" tanya Jungkook sembari mengusap air mata yang mulai mengaliri pipi Dahyun itu dengan kedua ibu jarinya. Dahyun menggeleng sembari terus sesenggukan.
"Aku tidak tau harus menyampaikan ucapan terimakasih seperti apa lagi, kadang aku sering bertanya-tanya, kau ini sebenarnya siapa? kenapa tiba-tiba sekali ingin masuk ke kehidupanku—tapi di sisi lain, aku juga merasa nyaman saat bersamamu, jadi terimakasih telah menjadi malaikat penyelamat hidupku yang tadinya sudah tidak ada harapan lagi," tutur Dahyun sembari terus menangis.
Jungkook tersenyum, kemudian menarik Dahyun kedalam pelukannya.
"Yaampun tidak usah berlebihan begitu, aku juga bahagia bisa membantu dirimu dan kau tidak usah khawatir, aku tidak mempunyai maksud atau tujuan lain karena sejujurnya aku benar-benar mencintaimu.."Jungkook mengurai pelukan erat mereka, kemudian mulai menarik tengkuk Dahyun mendekat dan menyatukan kedua bilah bibir mereka, saling melumat dengan sangat lembut.
Dahyun sebelumnya sangat tidak menyukai segala bentuk skinship, tangannya dipegang orang tuanya saja ia tidak suka, tapi entahlah Jungkook selalu punya cara untuk membuat Dahyun nyaman. Sepertinya Jungkook ini lebih mirip psikiater daripada dokter bedah wajah.
"Mari kuantar pulang!" ajak Jungkook setelah Jungkook selesai mengurusi urusannya dan kebetulan malam ini keadaan ayah Dahyun sudah sangat membaik—bahkan dirinya sudah mulai bekerja diatas ranjang pesakitannya—jadi tidak terlalu khawatir jika ditinggal sendiri.
Dahyun mengangguk-angguk antusias, dirinya langsung menyambut tangan Jungkook yang sejak tadi terulur untuk menggandengnya.
"Malam ini mau kutemani lagi, hem?" tawar Jungkook.
"Boleh kalau tidak merepotkanmu," balas Dahyun sekenanya.
"Hahaha oke baiklah, aku juga sudah rindu tidur sambil memelukmu," balas Jungkook yang membuat Dahyun menggeleng-geleng.
Baru berpacaran sekitar seminggu, tapi Dahyun sudah berani membawa Jungkook ke rumahnya. Kebetulan orangtuanya juga sedang tidak ada di rumah, jadi ya begitu. Tapi tenang tidak terjadi apa-apa diantara mereka, Jungkook cukup pengertian dan tidak ingin merusak gadis nya itu sebelum waktunya.
Ya pasti ada waktu nya untuk Jungkook melakukan itu.
Tak terasa ini sudah hampir 3 bulan Dahyun berpacaran dengan Jungkook dan progress hubungan mereka semakin maju. Seperti saat ini saja Dahyun sudah mau mencoba untuk bermain social media. Sebelumnya Dahyun hanya aktif di aplikasi kepenulisan saja, tidak pernah sebelumnya terlintas di pikirannya untuk aktif di medsos yang lain.
Sore ini Dahyun sedang menunggu Jungkook datang ke kafe tempat mereka janjian untuk bertemu. Sambil menunggu, Dahyun iseng membuka aplikasi untuk membuat cuitan. Saat sedang skrolling, dirinya menemukan sebuah thread yang menarik.
"Anak usia 15 tahun berpacaran dengan om om"
Apakah pernah ada seorang lelaki dewasa yang tiba-tiba hadir dalam hidupmu dan bertindak seolah-olah dirinya selalu ada dan menguatkanmu di segala kondisi? Oh apa kini dia telah menjadi kekasihmu?
Dahyun mengerenyit saat membaca bait pertama dari thread itu. "Hey kenapa rasanya seperti menyindirku."
Aku adalah salah satu korban dari om om yang sangat baik itu, dulu aku benar-benar terpuruk, merasa dunia ini tidak adil dan hampir saja aku ingin melakukan bunuh diri, namun akhirnya ada seorang lelaki dewasa yang datang dan berusaha untuk menguatkanku.
Aku merasa lebih baik setelah itu, tapi ternyata aku salah, bukannya aku menjadi lebih baik, diriku malah dibuat semakin menyedihkan. Lelaki itu senang bila diriku selalu menggantungkan diri kepadanya atau bahasa kasarnya, lelaki itu senang melihat aku hancur dan terpuruk.
Dirinya sengaja membuatku selalu bergantung pada nya, hingga pada akhirnya saat aku sudah tidak memiliki tempat bergantung lagi selain dirinya, lelaki itu meminta banyak hal padaku, meminta balas budi atas apa yang sudah ia berikan padaku.
Dahyun spontan langsung mematikan ponselnya dan tidak ingin membaca thread itu lagi. "Huh beginilah cara social media bekerja, hanya membuat pikiranku bertambah saja, dasar tak berguna!" keluh Dahyun setelah membaca postingan itu.
"Owww akhirnya kita bertemu lagi orang pucat sialan hahaha!" seru tiga orang yang baru saja memasuki kafe tersebut. Mereka adalah Jessy, Anne dan Thomas yang dulu selalu membully Dahyun semasa sekolah, yang selalu menyebarkan isu buruk dan mengata-ngatai Dahyun jelek dan tak berguna.
Dahyun mendesis tak suka saat melihat kehadiran mereka. Dulu kalau Dahyun bertemu mereka, tubuhnya akan langsung bergetar ketakutan, tapi kali ini Dahyun seakan memiliki kekuatan tambahan—yaa meski sedikit.
"Masih bisa hidup tenang ya kau haha ternyata kau masih sama seperti dulu, jelek dan menyedihkan! HAHAHA!" Seorang pelayan baru saja datang dan mengantarkan pesanan Dahyun berupa segelas minuman dan sepiring spageti. Tanpa rasa kasihan, Jessy langsung saja menumpahkannya pada Dahyun.
Dan kalian tahu? tubuh Dahyun kembali bergetar ketakutan, jujur dirinya belum sekuat itu saat ini.
"Hahaha menangislah! dasar jelek!" Ejek Thomas diiringi suara tawa dari Jessy dan Anne. Tangan Dahyun mengepal kesal, ingin marah tapi dia juga bingung, hingga akhirnya seseorang datang dan memeluk Dahyun dengan erat.
"Enyahlah kalian! Jangan ganggu kekasihku!"usir Jungkook dengan nada marah yang sangat menyeramkan.
"Oh sudah jadi simpanan om-om sekarang? cih menjijikan, Anne cepat foto ini!" tukas Jessy yang geram melihat ada seseorang yang mau membela Dahyun. Jungkook menggeram marah, dirinya langsung menarik Dahyun untuk pergi dari tempat itu, membuat Anne, Jessy dan Thomas tertawa meremehkan.
"Hahaha anak itu memang yaa tidak berubah sejak dulu, masih saja cupu!"
Tubuh Dahyun masih sangat bergetar, Jungkook dengan cekatan langsung membawa gadis itu pergi ke rumah Dahyun yang kebetulan jaraknya memang tidak terlalu jauh.
Saat menaiki mobil Jungkook, Dahyun benar-benar menumpahkan segala emosinya, ia menangis tersedu-sedu karena kejadian tadi, ia merasa kesal dengan dirinya sendiri karena terlalu lemah.
Jungkook yang sedang menyetir saja sampai tidak tenang mendengar tangisan pilu dari gadisnya itu.
Tak lama hanya 5 menit, kini mereka sudah sampai di rumah Dahyun. Setelah Dahyun keluar dari kamar sehabis membersihkan dirinya, Dahyun langsung berhambur ke pelukan Jungkook yang sudah menunggunya di sofa ruang keluarga.
"Maafkan aku datang terlambat tadi..." ucap Jungkook lirih, Dahyun menggeleng.
"Tidak Jung, ini bukan salahmu...aku yang memang tidak berguna hanya bisa merepotkanmu saja!" ucap Dahyun sambil menangis tersedu-sedu.
"Tidak sayang...kau spesial, semua orang memiliki kelebihannya masing-masing, termasuk dirimu." Dahyun terus menggeleng dan menyangkal itu semua.
"Jungkook tolong operasi wajahku sekarang!!!"Jungkook membelalak saat mendengar permintaan Dahyun itu.
"Tidak! aku tidak akan pernah mau melakukan itu! sudah kubilang berkali-kali kau itu cantik!" sentak balik Jungkook.
"Tidak aku yakin itu juga masuk ke dalam salah satu bualanmu! Cepat operasi aku cepaatt aku tak ingin memiliki wajah ini lagi! aku ingin orang-orang itu tidak mengenaliku lagi!" pinta Dahyun dengan suara melengking.
"Oke baiklah! Oke aku akan mengoperasimu! Sekarang tenangkanlah dirimu dulu!" balas Jungkook guna menangkan Dahyun. Dahyun kembali menangis, namun akhirnya Jungkook kembali mendekap tubuh gadis itu dengan penuh kelembutan, hingga akhirnya Dahyun pun tertidur di pelukan lelaki itu.
Jungkook tersenyum tersirat saat menyaksikan gadisnya itu sudah tertidur.
Kini Dahyun telah masuk ke dalam ruangan untuk melakukan operasi plastik. Jujur ia agak gugup tapi di sisi lain dirinya juga sangat antusias.
Tapi Dahyun merasa sedikit aneh dengan ruangannya yang cukup mencekam dan menyeramkan.
"Tenang saja ya sayang, aku akan memberimu bius total," ucap Jungkook yang kini mulai mencoret-coret muka Dahyun, membentuk sketsa yang diinginkannya. Dahyun hanya mengangguk saja,tapi entah perasaannya jadi tidak enak.
Di luar hujan, bersamaan dengan petir yang menggelegar, Jungkook sudah menyuntikan bius total sehingga Dahyun tertidur.
Lelaki itu tersenyum smirk,"Ck mudah sekali membawamu kedalam perangkapku."
Jungkook mulai melakukan berbagai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan prosedur. Ia merobek asal kulit wajah Dahyun. Dirinya menyuntik bibir Dahyun dengan suntikan besar dan membuat bibirnya bengkak.
Jungkook tertawa lepas bisa menyiksa perempuan ini sesuka hatinya—psikopat memang.
Kini ia merobek bagian bawah dada Dahyun dan memasukan kapas kedalamnya agar jadi berisi. Tapi tenang, lelaki ini tidak membuat Dahyun benar-benar meninggal. Setelah melakukan kekacauan, semua nya ia kembalikan lagi, yang tadi ia robek, kini sudah dijahit kembali.
Setelah melakukan operasi, Dahyun dibawa ke ruangan lain. Dahyun baru sadar beberapa hari kemudian. Setelah sadar, samar-samar Dahyun melihat Jungkook sedang menunggui nya dan tersenyum aneh kepadanya.
"Sudah sadar sayang? bagaimana rasanya?" tanya Jungkook.
Dahyun merasakan seluruh tubuhnya nyeri, apalagi bagian wajah dan dadanya. Bahkan mau berbicara juga agak sulit.
"Sepertinya masih sakit yaa, aku akan membawamu dan merawatmu di rumah." setelah itu Dahyun benar-benar di rawat di rumah nya. Jungkook terlihat sangat perhatian hingga beberapa hari kemudian, Jungkook mulai melepaskan perban yang melilit wajah Dahyun itu.
Dahyun yang melihat wajahnya di depan kaca sebegitu kacaunya langsung berteriak marah. Mukanya jadi tidak karuan, penuh bekas luka dan jahitan asal, bibirnya juga bengkak tak karuan.
"Apa-apaan ini hah?!" Jungkook dengan cekatan langsung memeluk gadis itu guna menenangkannya.
"Ini yang kau inginkan kan? ingin orang-orang tidak mengenalimu lagi? Orang yang tak pandai bersyukur sepertimu pantas mendapatkan ini hahaha!" Seru Jungkook puas.
"Tugasku telah selesai, aku telah melakukan apa yang aku mau, selamat tinggal Dahyun! Aku akan berkeliling lagi mencari perempuan lain hahaha!" Suara tawa itu, terdengar sangat menyebalkan di telinga Dahyun, rasanya terus terngiang-ngiang hingga akhirnya.
Dahyun terbangun dengan nafas tersenggal-senggal. Jungkook yang memang sensitif dengan suara langsung saja bangun.
"Dahyun ada apa? apa kau bermimpi buruk?" Dahyun spontan mundur ketakutan dan menjauh dari lelaki yang tadinya tidur mendekapnya itu.
"Pergi kau lelaki jahat! kau pasti memiliki rencana terselubung dibalik ini semua kan?!" Jungkook yang baru saja bangun itu hanya bisa mengerenyit bingung.
"Hah apa maksudmu? rencana terselubung apa?"
"Kau mendekatiku secara tiba-tiba pasti ada rencana busuk yang telah kau siapkan kan?! Huh harusnya aku waspada pada orang asing sepertimu! Sudahlah memang di dunia ini tak ada yang bisa aku percaya selain diriku sendiri!" Bentak Dahyun dengan penuh emosi.
Jungkook menarik nafasnya, 'Sabar-sabar..'
"Baiklah akan kujelaskan motifku yang sesungguhnya!"
"Sebelumnya aku memang sudah sejak lama memperhatikanmu diam-diam, ini semua karena ayahmu dan ayahku sepakat untuk menjodohkan kita." Dahyun membelalakan matanya kaget.
"Oh jadi selama ini kau terpaksa melakukan ini karena perjodohan?!"
"Ck bisa tidak jangan potong dulu ucapanku?!" balas Jungkook frustasi.
"Baiklah-baiklah, silahkan lanjutkan!"
"Kira-kira sekitar 6 tahun yang lalu orangtua kita membuat rencana perjodohan ini, saat ayahmu berkata kalau kau memiliki keterbatasan dalam bersosialisasi, diam-diam aku selalu memperhatikanmu, sudah sejak lama aku memikirkan cara yang tepat untuk masuk dengan natural ke dalam hidupmu, hingga akhirnya di hari itu kau meninggalkan buku ceritamu di bangku taman Rumah Sakit," tutur Jungkook panjang lebar.
Dahyun masih terdiam mencerna segala ucapan yang di lontarkan Jungkook, hingga akhirnya lelaki itu membuka suara kembali.
"Maafkan aku dan orang tua kita yang tidak memberitahumu perihal rencana ini, tapi satu hal yang pasti, aku hanya ingin menikah satu kali seumur hidupku Dahyun, maka dari itu aku akan selalu berusaha untuk membuatmu nyaman dengan kehadiranku." netra Dahyun berkaca-kaca, membuat Jungkook terkekeh dan meledeknya.
"Hahaha cengeng!" Dahyun merungut kesal kemudian dia pun tertawa sambil meneteskan air mata.
"Aaaa Jungkook!" ucapnya manja sambil berhambur kembali ke pelukan Jungkook yang langsung disambut oleh tangan besar lelaki itu yang kini sudah mendekap tubuh mungil itu dengan gemas.
"Mari menikah! Ayo hilangkan segala ketakutan dan keraguanmu, biarlah dan jadilah dirimu sepenuhnya, karena aku akan mencintaimu tanpa syarat." Jungkook menangkup pipi Dahyun, menatapnya dengan tatapan meyakinkan. Dahyun langsung saja mengangguk dengan kuat-kuat.
"Baiklah ayo menikah! Aku juga sangat-sangat mencintaimu!"
Huwahuwa gimana nih ceritanya? Baper gak? Atau ngeri?
Sebelumnya aku mau ngucapin makasih banyak sama yang udah mau baca ini 😭 aku tuh gak bakat sebenernya nulis yg kek gini haha tapi di coba lah ya.
Wkw maaf kalau emang kayak agak imposibble atau agak not make sense gitu ini ceritanya, namanya juga ngarang 😌🙏
Btw masih ada satu cerita lagi yang bakal aku up, yang versi lokalnya wkwk stay tune terus yaa besok jam 8 malem! Sankyu all
Semoga bahagia dan sukses selalu aaamiiiiin 😘
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro