Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#2. Bastard : I want her at the 1st Sight

Song : Girls boys by Good Charlotte
Lagunya lucu... well, agak nggak nyambung sih sama cerita karena Maddy kan nggak matere tapi tetep aja gue suka. Pake banget.

***

Banyak orang yang bilang aku ini bajingan, terutama para gadis yang aku campakkan ketika aku sudah bosan. Well, mereka itu termasuk golongan anak yang sangat bodoh. Seharusnya mereka cukup tahu perangaiku seperti apa, aku ini bukan pria baik-baik, aku sudah punya cap buruk di antara para gadis yang lainnya, tapi ketika mereka diajak tidur, mereka malah dengan suka rela melepas pakaian mereka dan memuaskanku. Lalu dengan tidak logisnya, mereka malah bertingkah seolah aku ini pacar mereka, dan ketika aku bermain dengan gadis lain, mereka akan mengamuk dan menyebut pada dunia betapa brengsek nya aku jadi seorang pria. Lucu sekali, bukan?

Bukan salahku mereka tersakiti. Mereka yang telah memilih jalan mereka. Mereka yang memilih diriku. Aku hanya pria normal yang tidak bisa menolak tubuh wanita gemulai. Mereka menawarkan diri gratis dan aku akan menggunakan mereka semau yang aku suka.

Hari ini ada gadis baru yang menjadi pemuasku. Namanya Summer McKenzie, freshmen. Dia sangat liar. Dia bilang dia butuh pria untuk membuat dia lupa dengan kekasihnya yang kepergok sedang bermesraan dengan wanita lain. Anak itu bermain sangat liar, dia tahu caranya memuaskan pria, dia bahkan berkali-kali mendominasi permainan nafsu mereka. Kita terus bermain sampai pagi tiba.

Sebagai rasa terima kasih, aku pun mengantar Summer kembali ke asramanya. Hal yang jarang aku lakukan pada wanita lain, biasanya masa aku peduli mereka hanya pada satu malam tidak untuk di pagi hari, tapi karena Summer lumayan menarik, yah, anggap saja sebagai ucapan terima kasih.

Siapa sangka disana aku malah bertemu dengan seorang gadis yang luar biasa cantik. Roomate Summer membuat aku tertarik. Dia sangat cantik tapi juga antik. Cara dia berbicara dengan nada tinggi, sikap dia yang seperti babydoll yang selalu ingin sempurna di segala aspek, dan mata dia yang risih---cenderung jijik melihatku. Untuk pertama kalinya aku tertarik pada wanita, bukan dari penampilan seksinya tapi karena sikap yang dibuat wanita itu.

Aku pun membuntuti dia selama satu hari. Aku menunggu hingga kelasnya berakhir dan mulai mencari cara agar aksiku dapat menarik minatnya, oh, ayolah... dia seorang wanita. Setiap wanita pasti tertarik denganku, tanpa kecuali. Bahkan aku pernah membuat seorang lesbian kembali menyukai laki-laki setelah menghabiskan satu malam denganku.

Oh, well, jangan salah sangka. Aku memang terdengar begitu murahan karena selalu suka bermain malam dengan para wanita. Bercinta bagiku itu seperti olahraga dan penenangku, aku bersih dari narkoba---hal ini dianggap culun oleh teman lainku, untuk mendapatkan relaksasi dengan cara alami, seks adalah jawaban terbaik. Aku senang saja melihat para gadis tunduk kuasaku. Aku juga suka bagaimana mereka mencari kepuasan sendiri di atasku. Toh, peneliti bilang seks secara teratur baik untuk tubuh, bukan?

Oke, lupakan masalah itu. Setelah aku menjadi stalker anak ini, aku tahu fakta bahwa kalau dia sudah mempunyai kekasih. Dari wajahnya tampak dia sangat mencintai prianya, aku jadi ingin menguji dia. Seberapa kuat dia untuk menolak pesonaku, atau seberapa setianya dengan pasangannya. Aku tebak mungkin bisa saja dalam beberapa minggu, hmmm... mungkin juga beberapa bulan, sepertinya anak itu agak sulit ditaklukkan. Aku jadi semakin penasaran.

***

Rencana yang paling sempurna untuk mendekati gadis yang namanya saja belum aku tahu adalah dengan meminta bantuan pada orang terdekat gadis itu. Jadi, aku kembali datang ke kamar Summer, berpura-pura mengajak Summer pergi padahal sebenarnya aku hanya ingin melihat apa yang sedang gadis itu lakukan di kamarnya.
Lucunya gadis itu sudah tertidur di jam sembilan malam. Di tempat tidurnya, ada beberapa buku yang berserakan. Well, penampakan yang sangat jarang terjadi dimana seorang geek berwajah seperti angel.

"Jadi, apa yang kau mau? Aku sedang tidak mood untuk melakukan seks."

"Aku memang tidak mau seks. Aku hanya mau mengajakmu ke salah satu klub dan bertanya beberapa hal denganmu."

Summer melirik gadis yang sedang tidur itu dan tertawa melihatku. Kecurigaan anak itu agak tepat. "Kau tertarik pada Maddy?"

"Maddy?"

"Nama dia Madeline dan dia bilang dia lebih suka dipanggil Maddy." Summer memutar matanya jengkel, terlihat jelas sekali kalau dia tidak menyukai gadis itu. "Gosh... apa dosaku harus mendapat roomate semengerikan dia." tambah Summer yang mendesah cukup kesal di tempat tidurnya.

"Ada apa memangnya dengan dia?"

"Dia sangat menyebalkan. Dia bahkan bilang padaku terang-terangan kalau dia tidak menyukaiku dan memintaku untuk tidak berbicara dengannya selama di tempat ini. Kau dengar itu, Haz? Dia dengan gaya sok nya bilang dia tidak mau aku merusak moodnya! Hah... aku sangat marah sekarang."

Aku mengacak rambut Summer berusaha menaikkan mood Summer yang sedang tidak bagus. Mulut Summer yang mengerucut kembali seperti semula bahkan membentuk sebuah senyuman. Dia lalu berdiri dan mulai beringas mencium mulut dan leherku, nafsuku pun tak bisa dikontrol. Aku mulai merapatkan badanku pada tubuhnya dan menjamah bokongnya, suara desahan kita terdengar lumayan kencang. Aku bahkan sudah lupa ada dimana kita saat ini. Aku terus menikmati tubuh Summer sesuai keinginan dia untuk dipuaskan.

Aku membawa Summer tertidur ke kasurnya, membuka pakaian atasnya hingga tanggal dan memberikan kepuasan sendiri bagi Summer disana. Desahan dia semakin kencang dan...

"What the hell!!!" Suara teriakan itu membuat kegiatan yang Summer dan aku lakukan terhenti.

"Aku tidak percaya ini semua! Kalian sudah melampaui batas. Bisa-bisanya kalian akan melakukan seks di kamar yang berisi orang lain! Kalian sungguh memalukan."

Summer mengambil bajunya yang berserakan di lantai, "Well, honey, asal kau tahu saja... kita bahkan belum masuk ke babak utama. Kita masih foreplay dan itu bukan seks."

"Tetap saja itu sama menjijikannya! Kalau kau seperti itu lagi, sebaiknya kau pergi dari tempat ini. Aku tidak suka roomate ku memberi pengaruh buruk."

"Pergi kau bilang? Kau saja yang pergi. Aku bahkan datang lebih dulu di tempat ini daripada kau!"

"Oh my gosh... I can't believe it! Kau sangat memalukan. Kau yang membuat rusuh dan kau yang malah mengusirku?"

"Ya... pergilah cari tempat yang kau anggap sepi dan sunyi agar kau bisa puas bercinta dengan buku sialanmu itu."

"Oh my gosh... I can't believe it! Omonganmu Benar-benar tidak terpelajar. Kau memalukan almamatermu sendiri! Kau tidak layak masuk Harvard!"

Mulut Summer terbuka makin lebar, dia mengacak rambutnya frustasi. "Lihat kan, Harry! Dia benar-benar membuatku muak!"

"Excuse me... sebenarnya kau yang lebih membuatku muak karna tingkah jalang kalian berdua yang menganggu tidur tenangku. Aku bahkan buang-buang waktu selama lima belas menit karena bertengkar dengan kalian. Apa kalian mau aku laporkan kalian karena sudah menganggu quite hoursku pada Community Advocate*?"

Summer berganti arah, dia sekarang mengusap wajahnya dan menahan diri untuk tidak teriak. Aku sebagai penonton yang baik memilih untuk duduk dan membiarkan dua orang ini beradu debat. Entah kenapa melihat Madeline marah membuat dia jauh terlihat lebih seksi.

"Silakan!!! Silakan kau lapor aku sesuka hatimu!"

Madeline tampak sibuk dengan ponselnya mencari sesuatu disana. Summer sudah ikut denganku duduk di atas tempat tidur. Kepalanya jatuh pada pundakku, "Harry, apa kau masih tertarik dengan wanita gila ini?"

"Malah semakin tertarik, tidakkah dia terlihat seksi?"

Helaan napas panjang terdengar, "Well... selera wanitamu buruk sekali."

Aku melihat Madeline yang menerima telpon dari seseorang dan dalam sekejap raut kemarahannya berubah menjadi cengiran lebar. Dia mendelik sebal ke arah aku dan Summer sebelum kembali menidurkan diri di kasur dan berbicara sangat kencang di ponselnya. Dia tampak ingin balas dendam, aku tidak menyukainya sama sekali... karena yang dia ajak telpon adalah kekasihnya.

Karena drama sudah selesai. Aku memutuskan untuk keluar dari kamar mereka. Kupingku lama-lama panas mendengar Madeline memanggil kekasihnya dengan sebutan sayang. Lucu sekali, aku belum genap satu hari bertemu dengannya, di situasi yang kurang mengenakkan dan berkesan tapi aku malah sudah memendam rasa cemburu pada kekasih Madeline.

Tanganku semakin gatal untuk menjalankan aksi. Aku benar-benar ingin merebut Madeline dan membuat dia memanggilku dengan kata sayang.

***
A/ N :
Sorry for the long update...
And so sorry for the short chapter.

*CA atau Community Advocate itu penjaga di sekitaran area apartemen/asrama di kampus. Jadi di setiap areal ada dua atau tiga CA yang jaga. Tugas CA itu kayak satpam kali ya...
Jadi buat mahasiswa yang merasa terganggu atau bising dengan tetangga atau bahkan teman kamarnya asramanya bisa langsung ngadu ke CA.
Nanti CA yang akan negur orang-orang itu.

Kalau udah tiga kali kena lapor. Orang-orang itu bisa ditendang dari asrama/apartemen.

Oke... keep voment ya kalau penasaran sama cerita ini. Makasih gaes 😘😘😘

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro