Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

9 (REVISI)

Saat ini Soojung tengah duduk santai di ruang tengah apartemennya. Dia tengah asyik menggambar desain dengan ditemani secangkir coklat panas dan keripik kentang kesukaannya. Soojung terlalu sibuk dengan kegiatannya hingga tak sadar bahwa kini di sampingnya sudah ada Seulgi laptop di pangkuannya.

"Serius sekali," ucap Seulgi sambil mencomot keripik kentang.

"Memang seperti ini seharusnya," jawab Soojung asal.

"Memang bulan ini banyak sekali pesanan."

"Nah itu kau juga tahu."

"Oh ya kau belum menceritakan laki-laki yang kau temui tempo hari di depan butik," ujar Seulgi.

"Apanya yang perlu diceritakan?" tanya Soojung tanpa mengalihkan pandangan dari gambar desainnya.

"Ya pokoknya kau harus cerita dari awal pertemuanmu hingga sekarang."

Soojung berdecak. "Dasar."

"Ayolah Jung ceritalah, biasanya kau juga cerita tapi kenapa kali ini tidak."

"Iya...iya baiklah."

Soojung meletakkan buku sketsanya dan bersender ke punggung sofa sambil menggengam cangkir coklat panasnya. Seulgi pun meletakkan laptopnya dan mulai memfokuskan perhatiannya untuk mendengarkan cerita Soojung.

"Jadi begini, pertama kali aku bertemu dengannya saat dia berniat mengambil pesanan gaun milik kakaknya.

Setelah itu, dia meminta kartu namaku, ya dia bilang kalau dia mau memesan jas dia bisa menghubungiku," ujar Soojung.

"Ck, itu pasti hanya modus belaka," sela Seulgi.

Soojung hanya terkekeh. "Mungkin memang kau benar, setelah hal itu dia menghubungiku ya awalnya hanya chat biasa ya kadang-kadang diselingi rayuan tak bermutu."

"Namanya juga pria hidupnya penuh dengan rayuan gombal," ucapan Seulgi membuat Soojung tertawa.

"Apa Chanyeol sering merayumu juga?"

"Kalau sekarang sudah jarang, tapi pas kami masih PDKT dulu tiada hari tanpa gombalan dia."

Soojung terkekeh.

"Setelah itu apa yang pria itu lakukan?" tanya Seulgi lagi.

"Setelah berkomunikasi lewat ponsel akhirnya dia mengajakku untuk makan siang bersama."

"Lalu?"

"Ya kita bicara banyak hal, mulai dari pekerjaan dan lain-lain," jawab Soojung sambil menyesap coklat panasnya.

"Kalian tidak mencoba mengenal satu sama lain secara dalam?"

"Untuk saat ini baik dia maupun aku sama-sama belum mengarah kesana. Lagipula aku juga tidak terlalu berharap. Kita hanya dua orang asing yang tiba-tiba dipertemukan," ujar Soojung.

"Siapa nama pria itu?"

"Kim Jongin," jawab Soojung.

"Oh begitu, kulihat dia kemarin sekilas cukup jantan menurutku."

Soojung mengerutkan dahinya. "Jantan, maksudnya?"

"Ya menurutku, dia terlihat seperti seorang pria gentle dan mapan tentunya," ungkap Seulgi. Soojung hanya tertawa ringan. 

"Kalau aku sih setuju-setuju saja jika kau dengan Kim Jongin itu."

"Maksudmu apa sih Seul, sudah kubilang kan jika aku tidak terlalu berharap, karena aku tahu jika berharap itu hanya akan menyakiti hatiku sendiri," ucap Soojung.

"Ya tidak apa kan berharap sekali saja siapa tahu dia jodohmu."

Soojung hanya mengendikkan bahunya acuh. "Sudah selesai kan ceritanya, sekarang mari kita lanjutkan pekerjaan ini."

Soojung kembali mengambil buku sketsanya dan kembali berkutat dengan gambar desainnya.

Seulgi pun juga kembali memamgku laptopnya, Seulgi mengecek e-mail butik milik Soojung. Ia dan Soojung memang membuat e-mail khusus untuk contact person butik mereka. Jadi, semua yang memesan gaun secara online atau yang berkenaan dengan butik dapat mengirimkannya lewat e-mail yang ada. Saat mengecek e-mail tersebut rupanya ada satu pesan baru.

Kening Seulgi sedikit mengerut karena ada nama pengirim e-mail tersebut seperti nama salah satu agensi fashion yang sedang highlight dibahas oleh media Korea. Dengan perlahan dibukalah e-mail tersebut oleh Seulgi.

"Seoul Fashion Week?" gumam Seulgi pelan. Seulgi membaca kata demi kata dari pesan e-mail tersebut. Perlahan Seulgi membelalakkan matanya.

"Jung," panggil Seulgi.

"Hmm?"

"Coba lihat ini Jung."

"Apa sih Seul, nanti saja."

"Ini mengenai masa depanmu."

Dengan berat hati Soojung meninggalkan sketsanya. "Apa?" Soojung mendekat ke arah Seulgi.

Seulgi menyerahkan laptopnya pada Soojung. "Kau baca sendiri."

Soojung mulai membaca pesan e-mail di laptop Seulgi, dia membacanya hati-hati. Matanya meneliti setiap kata-kata yang ada di layar. Mulutnya melongo tiba-tiba.

"I..i..ini sungguhan?" ucap Soojung tak percaya.

"Kau sudah baca sendiri kan, itu asli Jung itu dari pihak penyelenggara Seoul Fashion Week sendiri, dan kau diundang sebagai salah satu desainer yang menampilkan karyanya di acara tersebut."

Soojung menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. "Ini pasti mimpi kan, bangunkan aku Seul."

Seulgi memutar bola matanya, lalu mencubit lengan Soojung, "Aww!" pekik Soojung.

"Kenapa kau mencubitku?" tanya Soojung tak terima.

"Sudah jelaskan jika ini bukan mimpi, ini nyata Jung. Kau memang diundang di acara Seoul Fashion Week," ujar Seulgi.

Soojung meneteskan air matanya. "Seul."

"Hmm?"

Soojung langsung memeluk Seulgi dengan eratnya.

"Aku benar-benar tak menyangka jika aku diundang di acara itu, itu adalah acara dimana para desainer terkenal menunjukkan karyanya, sedangkan aku? Aku hanya desainer amatir yang baru saja masuk dunia fashion," jelas Soojung.

"Sstt, kau ini bicara apa sih kau tidak boleh minder seperti itu. Jika mereka mengundangmu itu tandanya mereka sudah menganggapmu salah satu desainer yang cukup diperhitungkan. Kau tahu bahkan hasil desainmu pun tidak ada yang mengecewekan pelanggan selama ini. Maka dari itu kau jangan merendah diri seperti itu," ucap Seulgi menenangkan Soojung.

Soojung melepaskan pelukannya pada Seulgi dan menyeka air matanya. "Kau benar Seul, ini merupakan kesempatanku untuk mengepakkan sayapku lebih lebar."

"Nah, itu baru Soojung yang kukenal selalu percaya diri dan penuh semangat," ucap Seulgi.

"Mulai sekarang kita harus lebih bekerja keras," ujar Soojung dan dibalas anggukan oleh Seulgi.

Ini sudah tengah malam tapi Soojung masih terjaga, ia masih tak percaya dengan dirinya yang diundang di acara Seoul Fashion Week, Soojung berpangku tangan matanya masih menatap laptop, berkali-kali ia membaca e-mail itu. 

"Ini bukan mimpi kan," gumam Soojung. 

'Drrtt... Drrtt...'

Soojung menoleh ke arah ponselnya, ia mendapatkan satu pesan dari seseorang. 

From : Mr.Kim

'Aku tak tahu kau sudah tidur atau belum, tapi entahlah sepertinya aku merindukanmu.'

Soojung menyunggingkan senyuman kecil, lalu ia mengetikkan jari-jarinya pada keyboard ponselnya untuk memberikan balasan. 

To : Mr.Kim

'Aku tidak bisa tidur.'

From : Mr.Kim

'Rupanya kau belum tidur, kenapa tidak bisa tidur. Apa ada hal yang mengganggumu?'

To : Mr.Kim

'Tidak ada, tapi aku sedang bahagia.'

From : Mr.Kim

'Aku tahu jika kau bahagia karena mendapatkan pesan dariku kan?'

Soojung terkekeh pelan melihat balasan Jongin, Seulgi yang tidur disampingnya pun merasa terusik, Soojung menatap Seulgi sekilas, tapi kemudian Seulgi tertidur lagi. 

To : Mr.Kim

'Kurasa level kepedeanmu semakin hari semakin bertambah Tuan Kim.'

From : Mr.Kim

'Kuanggap itu sebagai pujian Nona Jung.'

To : Mr.Kim

'Terserah kau sajalah Tuan Kim."

From : Mr. Kim

'Oh ya kau belum menjawab pertanyaanku, apa yang membuatmu begitu bahagia?'

Soojung menimbang-nimbang apa ia harus memberitahu kepada Jongin tentang dirinya yang diundang dalam Seoul Fashion Week.

To : Mr. Kim

'Rahasia.'

From : Mr. Kim

'Oh jadi begitu, kau mulai main rahasia-rahasia denganku ya..'

Soojung sedikit menyunggingkan senyumannya.

To : Mr. Kim

'Yang jelas aku sedang bahagia.'

From : Mr. Kim

'😐😐 kau jahat tidak mau memberitahuku.'

Soojung terkikik geli membaca balasan Jongin, ia membayangkan jika Jongin berekspresi seperti itu pasti sangat menggemaskan.

To : Mr. Kim

'😛😛😛'

From : Mr. Kim

'Apa yang kau lakukan padaku jahat😶'

To : Mr. Kim

'Biar saja😘'

Soojung melototkan matanya, ia salah memencet emoji.

"Bodoh kenapa kau memencet emoji cium, dasar Soojung bodoh." Soojung menepuk dahinya. Lalu Soojung kembali mengetik balasan.

To : Mr. Kim

'Jangan salah paham itu tadi aku salah memencet emoji, seharusnya aku memencet ini😛'

Seulgi pun terbangun karena merasa terusik dengan Soojung. "Kau belum tidur Jung?" tanyanya.

"Hngg, aku belum mengantuk."

Soojung menggaruk tengkuknya.

"Jangan bergerak terus, kau mengganggu tidurku," protes Seulgi.

"Iya iya maaf, tidurlah lagi aku tak akan mengganggumu."

Kemudian Seulgi membalikkan badannya membelakangi Soojung dan kembali tidur.

Soojung kembali melihat ponselnya, tapi tidak ada balasan. Ia menghela napas sejenak lalu meletakkan ponselnya di atas nakas dan memutuskan untuk tidur.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

To be continued....

With Love

missookaa😙

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro