7 (REVISI)
Sesuai dengan janjinya pada Asher, akhirnya Jongin bisa pulang pukul lima sore. Ia tadi benar-benar mengebut pekerjaannya hanya agar bisa bertemu dengan putra kesayangannya, Asher.
"Appa pulang...." Suara Jongin menggelegar ke seluruh penjuru rumah.
"Appa...." Asher berlari menghampiri Jongin, Jongin merentangkan kedua tangannya dan disambut hangat oleh Asher. Kemudian Jongin menggendong putranya itu.
"Appa menepati janji," ucap Asher senang.
"Appa memang pria yang selalu menepati janjinya. Nanti jika Asher sudah besar, Asher harus bisa menjadi pria yang selalu menepati janjinya, oke."
"Asher akan selalu mengingat ucapan Appa."
"Anak pintar." Jongin mengusak rambut sang anak gemas.
"Kau sudah pulang, Nak."
"Halmoniee...." Asher turun dari gendongan Jongin dan menuju neneknya.
"Iya Eomma," jawab Jongin.
"Kalau begitu mandilah dulu bar makan," ucap Nyonya Kim. Jongin hanya mengangguk. Kemudian Jongin segera memasuki kamarnya dan berniat membersihkan diri. Ia menghabiskan tiga puluh menit untuk mandi dan berganti pakaian. Setelah itu ia langsung menuju meja makan dimana disana sudah ada ibunya dan Asher.
"Bagaimana pekerjaanmu?" tanya Nyonya Kim pada Jongin yang baru saja duduk.
"Cukup baik," jawab Jongin.
"Baguslah kalau begitu, Ibu hanya ingin mengingatkan jangan lupa makan walaupun kau sibuk bekerja."
"Iya Eomma, aku akan selalu mengingatnya."
"Halmonie, Asher juga mau makan." ujar Asher.
"Bukannya tadi sudah makan?" tanya Nyonya Kim.
"Asher sudah lapar lagi."
"Jangan makan berlebihan nanti perutmu bisa sakit," ucap Jongin.
"Tadi Asher hanya makan sedikit dan sekarang Asher lapar lagi Appa."
"Baiklah Halmonie akan mengambilkan makan untuk Asher." ucap Nyonya Kim.
"Tidak mau."
"Kenapa tidak mau? tadi Asher bilang ingin makan lagi," tanya Nyonya Kim.
"Asher ingin makan dengan Appa dan disuapi oleh Appa juga."
Jongin menghela napas ada-ada saja kemauan putranya ini. "Baiklah biar Asher makan denganku saja Eomma," jawab Jongin kemudian. Kalau manjanya sudah keluar Asher tidak bisa dibantah.
"Eomma tambah nasinya ya," tawar Nyonya Kim. Jongin pun mengangguk.
"Kenapa anak Appa sangat manja begini sih?"
Jongin menggelitiki pinggang Asher.
"Aahh hentikan Appa, geli."
Jongin semakin gemas dan memeluk erat Asher. Jongin menyuapkan nasi kepada Asher, Asher melahapnya dengan semangat.
"Hyoyeon tadi bilang kalau Asher hampir saja hilang, apa benar?" tanya Nyonya Kim khawatir.
"Iya," jawab Jongin.
"Astaga bagaimana bisa hilang seperti itu?" tanya Nyonya Kim.
"Aku juga tidak tahu Eomma, tanyakan saja pada cucu nakalmu ini."
"Asher-ah tadi kenapa Asher bisa menghilang begitu saja hmm?" tanya nyonya Kim pada Asher yang masih sibuk mengunyah makanannya.
"As--her lap--ar Hal--mo--nie, tapi Imo Hyo sibwuuk me--milih baju." jawab Asher dengan mulut yang masih penuh makanannya.
"Ditelan dulu kalau makan," ujar Jongin mengingatkan. Lalu Asher pun menelan makanannya dengan kesusahan.
"Asher tadi melihat anak perempuan yang membawa es krim, Asher jadi kepingin terus Asher mengikutinya," lanjutnya.
Nyonya Kim hanya menggeleng tak percaya mendengar penjelasan Asher, terkadang memang sebagai orang tua harus benar-benar memperhatikan buah hatinya untung saja Asher tidak bertindak aneh-aneh lainnya.
"Asher jangan diulangi lagi ya, jika terjadi sesuatu yang buruk pada Asher bagaimana?" ucap nyonya Kim.
Asher hanya mengangguk. "Tapi untungnya tadi Asher bertemu dengan Imo cantik Halmonie," ucap Asher antusias.
"Imo cantik?" tanya Jongin.
"Iya Appa, Imo tadi yang menolong Asher, Imo cantik tadi baik sekaliii... tadi Asher dibelikan sushi dan es krim," ucap Asher menggebu-gebu.
"Benarkah? Baik sekali Imo cantik itu. Memangnya siapa nama Imo cantik itu?" tanya Jongin sambil menyuapi Asher.
Asher terdiam, lalu menggeleng pelan.
"Jadi Asher tidak tahu siapa nama Imo cantik tadi?" tanya Jongin.
"Tapi Imo tadi baik sekali Appa dan yang pasti Imo itu cantik sekali." ucap Asher.
"Asher sudah berterima Kasih pada Imo tadi?" tanya nyonya Kim. Asher hanya menggeleng.
"Ya ampun Asher, seharusnya Asher berterima kasih pada Imo tadi karena sudah menolong Asher apalagi sampai dibelikan makanan."
Asher hanya menunduk mendengar ucapan Jongin.
"Sudahlah Jongin, yang jelas Asher baik-baik saja. Mungkin Hyoyeon sudah berterima kasih padanya." ucap Nyonya Kim menengahi.
"Ya sudah lain kali Asher tidak boleh pergi tanpa izin begitu saja ya," ucap Jongin.
"Iya Appa."
Setelah makan tadi, Jongin mengajak Asher untuk bermain hingga tanpa sadar sekarang jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Jongin pun segera mengajak Asher untuk tidur karena besok Asher harus sekolah. Asher ini terholong anak yang susah sekali dibangunkan sama seperti dirinya. Jadi, supaya bisa bangun pagi, Asher harus tidur lebih awal.
Setelah menidurkan Asher, Jongin pun menuju ke dapur sebentar untuk mengambil air putih. Ia sangat haus.
"Jongin."
Jongin menoleh. Rupanya Nyonya Kim yang memanggilnya.
"Iya Eomma."
"Bisakah kau membelikan Eomma obat sakit kepala, entah kenapa kepala Eomma begitu pusing dari tadi."
"Eomma sakit?" tanya Jongin khawatir.
Nyonya Kim hanya menggeleng. "Bukan sakit yang serius, hanya sakit kepala biasa," ujar nyonya Kim.
"Apa perlu kita ke dokter sekarang?"
Nyonya Kim tersenyum lalu menggeleng. "Tidak usah, cukup belikan Eomma obat di apotek."
"Baiklah aku akan membelikannya."
"Terima kasih ya."
Jongin hanya mengangguk, lalu ia sejenak bersiap diri untuk segera membelikan obat ibunya.
***
'Knock... Knock...'
"Masuk."
"Emm Nona Jung?"
"Oh kau Mina, ada apa?"
"Begini Nona, ini sudah pukul sembilan malam dan itu waktunya untuk pulang Nona," ucap Mina takut-takut.
Soojung langsung melihat jam tangan di tangan kirinya. "Astaga maafkan aku Mina-ya, aku terlalu fokus sampai tidak sadar waktu."
"Ah anda tidak perlu meminta maaf Nona."
"Baiklah kau dan para pegawai yang lain boleh pulang sekarang," ucap Soojung.
"Anda tidak pulang Nona?" tanya Mina.
Soojung menggeleng. "Nanti saja, aku harus menyelesaikan ini terlebih dahulu." sambil menunjuk buku sketsanya.
"Saya tidak keberatan pulang terlambat, jika anda butuh seorang teman disini."
Lagi-lagi Soojung menggeleng. "Tidak usah, kau pasti sudah lelah kan. Sekarang kau boleh pulang."
"Tapi Nona-"
"Tidak apa, pulanglah dan bilang kepada seluruh pegawai untuk pulang juga," ujar Soojung.
"Baiklah Nona, kalau begitu saya pamit dulu."
Mina membungkuk sejenak lalu meninggalkan ruangan Soojung.
Soojung menghela napas, dia melanjutkan menggambar desain bajunya. Ponsel Soojung berdering menandakan ada panggilan masuk. Soojung melihat id caller 'SeulgiKang', ia mendengus.
"Apa?"
"Hei kau dimana sekarang? Kenapa belum pulang juga?"
"Aku masih di butik."
"Butik? Sendirian?"
"Hhum."
"Aku akan ke butik sekarang."
"Untuk apa, tidak perlu aku sudah selesai dan sebentar lagi akan pulang."
"Kalau begitu cepat pulang aku sendirian di apartemen."
"Iyaa."
"Oh ya kau kan tidak bawa mobil tadi, kau nanti pulang naik apa. Kujemput ya."
"Kau benar juga, baiklah jemput saja aku."
"Oke tunggu aku yaaa."
Soojung memutuskan panggilannya dengan Seulgi, ia kembali melanjutkan sedikit gambar sketsanya, setelah dirasa sudah selesai Soojung segera merapihkan semua barang-barangnya. Setelah semua sudah rapi, ia mengambil tas jinjingnya lalu bergegas keluar ruangan. Sesampainya di luar dia melihat ada sebuah mobil audi hitam terparkir di depan butiknya.
"Seulgi sudah datang? Tapi kan mobil Seulgi bukan itu," tanya Soojung pada dirinya sendiri. Untuk memastikan siapa itu ia pun bergegas keluar butik dan kemudian menguncinya.
Pada saat ia berbalik, ia sangat terkejut mendapati Jongin sudah berdiri di depannya.
"Jongin," pekik Soojung
"Hai," sapa Jongin.
"Bagaimana kau bisa ada disini?" tanya Soojung.
"Tadi aku habis membeli sesuatu dan aku lewat depan butikmu, rupanya masih buka. Jadi ya tadi aku berniat mampir sebentar."
Soojung mengangguk mengerti. "Ah begitu rupanya. Kukira tadi mobilmu itu mobil temanku tidak tahunya itu mobilmu." ucap Soojung.
"Itu mobil Kakakku, aku meminjamnya."
Soojung hanya mengangguk beberapa kali.
"Kau mau pulang?" tanya Jongin.
"Emm iya."
"Biar kuantar kau pulang." tawar Jongin.
"Tidak perlu aku sudah meminta temanku untuk menjemputku," jawab Soojung.
"Oh ya sudah kalau begitu."
'Tiinn... Tiinn'
Soojung menoleh dan melihat Seulgi yang ternyata sudah datang.
"Kurasa temanku sudah tiba, aku pulang dulu ya," ucap Soojung.
"Ah iya, hati-hati."
Sebelum memasuki mobil Seulgi, Soojung melambaikan tangannya ke arah Jongin, Jongin pun membalasnya dengan melambaikan tangan juga. Lalu Soojung masuk mobil dan mobil Seulgi pun pergi meninggalkan area butik.
"Itu tadi siapa?" tanya Seulgi kemudian.
"Teman."
"Teman? Sejak kapan kau dekat dengan pria tadi, kenapa tidak pernah cerita?"
"Lagipula aku baru saja kenal dengannya," ucap Soojung.
"Baru saja putus dari berondong sekarang sudah dekat dengan pria lagi."
"Apa sih Seul, lagipula aku juga belum ada apa-apa dengannya."
"Oh jadi kau ingin ada apa-apa antara kalian?" tanya Seulgi.
"Sudahlah aku lelah, aku ingin segera pulang dan tidur."
Bukan niat Soojung tak ingin menjawab, ia hanya merasa lelah dengan rutinitas hari ini, jadi ia belum bisa menjawab pertanyaan Seulgi. Seulgi memilih diam dan tak melanjutkan pertanyaannya.
"Pokoknya kau harus cerita siapa laki-laki tadi."
Soojung hanya mendengus dan tidak peduli dengan ucapan Seulgi, ia memilih untuk menutup matanya dan tidur.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be continued.....
Aku lagi semangat buat nulis cerita ini, maaf kalo masih banyak kekurangan harap dimaklumi😊
membahagiakan orang kan dapat pahala ya, jadi bisa lah ya buat klik bintang itung-itung bahagiain aku 😄 gak maksa juga kok, tapi kalo dilike aku doain semua doanya dikabulin Tuhan😅 Aamiin
With Love
missookaa😙
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro