28 a (REVISI)
Perhelatan Seoul Fashion Week resmi digelar hari ini. Dimana ini merupakan hari yang paling dinantikan Soojung semenjak dua bulan terakhir. Ajang ini adalah langkah awal bagi Soojung untuk dapat mengepakkan sayap lebih lebar lagi dalam dunia fashion. Sebagai seorang desainer baru, tentu saja tampil dalam acara besar ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri baginya. Soojung dan tim sudah mempersiapkan dengan matang gaun yang akan ditampilkan nanti. Ia ingin malam ini sempurna dengan seluruh mata tertuju pada indahnya gaun-gaun rancangannya.
Soojung nampak berlari kecil mengeceki beberapa gaun yang akan ditampilkan malam ini. Pandangannya pun menyusuri ruangan yang kini dipenuhi oleh timnya yang tengah sibuk mempersiapkan segala persiapan jelang acara. Soojung mendapati Seulgi yang tengah berbincang dengan salah satu model. Ia pun segera melangkahkan kakinya untuk menghampiri sahabatnya itu.
"Seul." Soojung menepuk bahu Seulgi pelan.
"Hei." Seulgi mendengus. "Kau membuatku kaget saja Jung."
Soojung hanya menyengir.
Model yang tadi berbincang dengan Seulgi berpamitan pergi terlebih dahulu. Kini tinggalah Seulgi dan Soojung saja. Seulgi mengernyitkan dahi saat melihat Soojung tengah sibuk memainkan tangan. Sangat kentara sekali jika Soojung tengah gugup sekarang.
"Kau gugup?" Tanya Seulgi.
Soojung mengangguk pelan. "Jantungku berdebar sekali rasanya."
Seulgi tersenyum kecil, lalu mengelus bahu Soojung pelan mencoba memberi sahabatnya itu kekuatan. "Tenanglah. Inhale-exhale."
Seperti kata Seulgi, Soojung pun menarik napasnya dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan. Perasaan Soojung begitu campur aduk sekarang. Semalam saja ia tidak bisa tidur dan hanya tidur dua jam lamanya. Sebenarnya bukan hanya semalam saja dia tidak bisa tidur, melainkan beberapa hari ke belakang Soojung sudah tidak bisa tidur nyenyak.
Seulgi menggenggam tangan Soojung yang terasa dingin. "Ini adalah harimu Jung, kau pasti bisa."
Soojung tersenyum tipis, lalu mengangguk pelan.
"Nona Jung."
Soojung dan Seulgi sama-sama mengalihkan atensinya pada Mina yang baru saja menghampiri mereka.
"Iya?"
"Panitia memberitahukan penampilan desain anda akan dimulai kurang dari tiga puluh menit lagi."
Soojung melebarkan matanya sejenak, lalu mengalihkan tatapannya pada Seulgi.
"Oke, kita sudah siap kok," jawab Seulgi yakin.
"Baiklah Mina-ya beritahukan kepada anggota tim lain untuk segera kemari karena aku ingin memberi briefing terlebih kepada mereka," ujar Soojung.
"Baik Nona."
Selepas kepergian Mina, Soojung langsung meremas tangan Seulgi. "Seul kuatkan aku."
"Semangat Soojung-ah!!!"
***
Suasana di luar gedung acara Seoul Fashion Week begitu ramai dan meriah, banyak sekali para desainer, pengamat fashion, serta beberapa deretan artis dan idol turut menghadiri acara perhelatan besar ini. Semua tamu nampak begitu elegan dan luar biasa saat berjalan di atas karpet merah, dan hampir seluruh paparazzi yang ada disana tak berhenti untuk membidikkan blitz kamera mereka ke arah para tamu.
Sebagai seorang model yang namanya sudah terkenal bukan hanya Korea, melainkan juga sebagian dataran Eropa, kehadiran Irene begitu dinantikan oleh setiap orang di dunia fashion khususnya. Seluruh mata langsung tertuju pada Irene sesaat baru saja keluar dari mobilnya. Selain karena penampilannya yang luar biasa rupanya ada hal lain yang membuat paparazzi tak bisa berhenti membidikkan blitz kameranya pada Irene. Siapa lagi jika bukan seseorang yang datang bersama Irene, Kim Joonmyeon, pemilik salah satu agensi permodelan besar di Korea. Tentu saja hal itu membuat para paparazzi tak mampu menghentikan diri untuk mengambil setiap momen keduanya.
Irene dan Joonmyeon berjalan beriringan di sepanjang karpet merah yang digelar. Mereka berdua tak henti-hentinya menebarkan senyuman manis sembari melambaikan tangan ke arah kamera. Setelah puas memberikan para paparazzi gambar mereka, keduanya pun kembali melanjutkan langkah menuju ke dalam gedung acara.
Sesampainya di dalam, Irene menghela napasnya besar. Sungguh menghadapi para paparazzi itu cukup melelahkan karena dituntut untuk selalu menunjukkan sisi terindah dari dalam diri baik itu dalam keadaan senang maupun terpaksa. Tanpa Irene sadari setiap gerak geriknya selalu dipantau oleh Joonmyeon. Pria itu melihat ekspresi wajah Irene yang terlihat sedikit cemas.
"Kau baik-baik saja?"
Irene menoleh ke arah Joonmyeon, lalu tersenyum tipis. "Aku tidak apa-apa Oppa. Hanya... sedikit kurang nyaman saja dengan blitz kamera yang membuatku sedikit... pusing."
"Bukankah kau sudah biasa tampil di depan blitz kamera?"
"Tapi tetap saja itu tidak sebanyak milik paparazzi di depan."
Joonmyeon hanya terkekeh pelan. Pria itu akhirnya mengajak Irene untuk membaur dengan yang lainnya.
Di tempat yang sama, namun di sudut yang berbeda berdiri dua orang pria dewasa yang terlihat tengah berdebat kecil.
"Sudahlah Hun kau disini saja masa iya aku sendirian."
"Jika kita terus berdua seperti ini itu akan terlihat semakin aneh Jong."
Ternyata kedua pria itu ialah Jongin dan Sehun yang sibuk memperdebatkan hal tak penting.
"Sudah untung kau kutemani kemari."
"Aku sama sekali tidak pernah menghadiri acara fashion seperti ini," gerutu Jongin.
"Itu salahmu sendiri, lagipula untuk apa kau datang jika tidak suka."
"Karena aku diundang."
Tak bisa dipungkiri jika pengusaha seperti Jongin diundang di acara fashion seperti ini. Hal itu dikarenakan kedudukan Jongin yang seorang pengusaha muda sukses tentu saja membuat ruang lingkup Jongin tidak hanya berkutat di bisnis saja. Karena pencapaiannya itu Jongin kerap kali melakukan wawancara dengan beberapa majalah terkenal bahkan tak sedikit pula dari beberapa majalah itu menjadikan Jongin sebagai model untuk cover majalahnya. Dan karena itulah nama Jongin pun tidak asing lagi di kalangan masyarakat.
"Tapi biasanya kau tidak pernah datang meskipun diundang."
Benar kata Sehun, Jongin memang lebih sering datang pada acara atau undangan yang ada kepentingan bisnis untuknya. Namun, hari ini berbeda dia datang ke acara Seoul Fashion Week bukan karena ada kepentingan bisnis, melainkan ya kalian tahu jika Soojung ada disini sebagai salah satu desainer yang turut menampilkan karyanya. Jadi Jongin rela datang ke acara yang tidak terlalu disukainya demi Soojung. Bahkan Jongin tak segan memaksa Sehun untuk menemaninya datang.
"Mari kita sambut desainer muda kita malam ini, please welcome Jung Soojung!"
Tatapan Jongin langsung tertuju ke area panggung tepat setelah pembawa acara meneriakkan nama Soojung. Tatapan Jongin langsung terpaku pada Soojung yang terlihat begitu berkilau malam ini. Wanitanya itu sangatlah cantik ia terlihat begitu bersinar di antara beberapa model yang tengah berpose di kanan kirinya.
Soojung tak bisa berhenti mengucapkan terima kasih kepada beberapa orang yang memberinya buket bunga sebagai tanda selamat. Ia pun juga tak lelah menyunggingkan senyuman yang merekah kepada seluruh khalayak penonton yang memberikan tepuk tangan meriah. Ini sungguh luar biasa, batin Soojung.
Kembali pada Jongin yang masih setia menatap pujaan hatinya dengan tatapan kagum serta haru. Jongin sangat tahu bagaimana usaha Soojung yang tak kenal lelah menyiapkan gaun-gaun indah itu dan kini seluruh kerja kerasnya dua bulan terakhir terbayarkan. Dan Jongin sangat bangga akan itu.
"Itu yang namanya Soojung?"
Jongin hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Sehun.
"Kenapa kau tak pernah memperkenalkan aku dengan wanita secantik itu hah?"
Jongin sontak menoleh ke arah Sehun dan langsung menghujami sahabatnya itu dengan tatapan tajam.
"Apa maksudmu?" Tanya Jongin tegas.
"Posesif sekali."
Jongin hanya mendengus, lalu kembali mengarahkan pandangannya pada Soojung.
"Hampiri dia. Bungamu akan layu jika tidak segera kau berikan pada Soojung."
Jongin mengangkat buket bunga di genggamannya, lalu menatapnya dalam diam.
"Jangan buang-buang waktu cepatlah supaya kita bisa pulang lebih awal."
Jongin berdecak. Sepertinya kesalahan mengajak Sehun tadi.
"Ya sudah sana pulanglah lagipula aku yang bawa mobil tadi."
Sekarang berganti Sehun yang berdecak. "Sudahlah sana cepat berikan supaya kita bisa segera pulang. Besok aku harus berangkat lebih pagi Bos!"
"Tunggu sini."
Jongin pun melangkahkan kakinya menuju ke area backstage, sebenarnya dia sedikit ragu untuk kesana karena dia tidak memiliki kepentingan apapun. Tapi Jongin juga ingin menemui Soojung untuk memberikan selamat pada wanita itu. Jongin pun mengarahkan pandangannya pada buket bunga di genggamannya, dia menatap sejenak buket itu, lalu kemudian ia melangkah yakin untuk segera menemui sang pujaan hati.
"Kau hebat Jung."
Seulgi langsung memeluk erat Soojung saat melihat sahabatnya itu baru saja turun dari panggung.
"Terima kasih."
Seulgi melepas pelukannya. "Good job!"
"Selamat Nona Jung."
"Iya selamat Nona atas pencapaianmu."
Soojung tak dapat menyembunyikan senyumannya saat mendengar pujian serta ucapan selamat dari beberapa pegawai sekaligus timnya.
"Ini semua tidak akan berjalan lancar tanpa ada kalian. Thank you so much my team!"
Soojung memeluk sebentar beberapa tim beserta model yang telah mendukungnya. Soojung tak dapat menyembunyikan rasa haru dan bangga terhadap timnya yang telah senantiasa bekerja siang malam untuk membuat gaun-gaun indah rancangannya. Memang benar semua ini juga berkat kerja keras dari timnya.
"My little sister.... "
Soojung lantas menoleh ke arah seseorang yang baru saja memanggilnya. Soojung membelalak dan tersenyum lebar saat melihat kakak perempuannya datang.
"Eonni.... "
Soojung langsung memeluk Sooyeon dengan erat. Dan Sooyeon lantas mengecup pipi adiknya itu.
"I'm so proud of you my little sister, you're so amazing tonight," ujar Sooyeon.
"Thank you my Sis."
Soojung pun melepaskan pelukannya, Sooyeon mengelus pipi adiknya itu dengan lembut. Ia memberikan buket bunga yang ia bawa pada Soojung.
"Congratulation my little sister."
"Thanku you so much, Eonni."
Pencapaian adiknya benar-benar membuatnya tak menyangka. Sooyeon sangat bangga pada Soojung yang berusaha maksimal untuk mengembangkan passion-nya di dunia fashion. Adiknya itu benar-benar sudah berusaha keras.
"Kau kesini sendiri Eonni?"
Tatapan Sooyeon berubah sendu saat mendengar pertanyaan Soojung.
"Mom and Dad say sorry, badai salju membuat penerbangan dibatalkan, jadi mereka tidak bisa kemari," kata Sooyeon sendu.
Soojung sedikit murung ketika mendengar jawaban Sooyeon. Dia sudah lama tak berjumpa dengan kedua orang tuanya itu dan Soojung begitu merindukan mereka berdua.
Sooyeon yang tau jika Soojung murung mencoba untuk menenangkannya.
"But, they're so proud of you Jung, you wanna call them?"
Soojung mengangguk antusias. Sooyeon pun langsung menghubungi ibu dan ayahnya via skype, tak berselang lama panggilan video itu pun diangkat.
"Mom....!!!" sapa Soojung begitu antusias.
"Hei uri little Crystal."
"I miss you...."
"I miss you too my baby."
"Dimana Daddy?"
Nyonya Jung nampak memanggil suaminya, lalu nampaklah seorang pria paruh baya yang menghampiri Nyonya Jung.
"Daddy....!!!"
"Oh my God, my little daughter, Crystal!!!"
Soojung terkekeh pelan melihat reaksi ayahnya yang membuat mood-nya langsung naik.
"I miss you so much, Dad. Kapan kalian akan ke Korea? Aku sangat ingin memeluk kalian."
"Maaf ya Sayang, penerbangan dibatalkan karena ada badai. Jadi kami tidak bisa pergi ke Korea dalam waktu dekat-dekat ini. We're so sorry little Crystal."
Soojung menurunkan bibirnya seakan terlihat sedih.
"She cries, Dad," goda Sooyeon.
"Oh no, we're so sorry little Crystal."
"Aku marah!" Soojung mengerucutkan bibirnya seakan memberitahu ayahnya jika dia marah.
"Oh my God, No!!!"
Soojung dan Sooyeon tertawa melihat reaksi ayah mereka yang berlebihan.
"Kau sangat berlebihan, Dad," ucap Sooyeon.
Di seberang sana nampak Tuan dan Nyonya Jung tertawa.
"We promise that we will go there as soon as possible. Okay daughters?"
Soojung mengangguk. "Daddy harus tepati itu."
"I do my baby, oh ya Daddy dan Mommy ingin mengucapkan selamat atas pencapaianmu malam ini Sayang. Our Crystal was so amazing!"
"Congratulation Dear!"
Soojung tak bisa menyembunyikan rasa haru saat kedua orang tuanya bergantian memberikan selamat padanya.
"Thank you Mom, Dad."
"We're so proud of you Crystal. And you have to know that we always love you, always and forever love you little Crystal."
Soojung mengangguk penuh haru, air matanya seakan ingin sekali keluar sekarang.
"I love you too, Mom, Dad."
Setelah itu panggilan video pun berakhir. Soojung menyeka air mata di sudut matanya. Sooyeon mengelus bahu Soojung dengan lembut. Saat sedang sibuk menenangkan Soojung tiba-tiba pandangan Sooyeon langsung teralihkan pada seorang pria dengan buket bunga di tangannya yang berdiri tak jauh di belakang Soojung.
"Sepertinya ada yang ingin bertemu denganmu," bisik Sooyeon.
Soojung pun lantas membalikkan badannya. Dirinya sedikit tersentak saat melihat Jongin yang bediri tak jauh darinya.
"Jongin?"
Jongin pun tersenyum, lalu melangkahkan kakinya mendekati Soojung.
"Hai," sapa Jongin.
"Oh hai..." Soojung sedikit kikuk saat berhadapan dengan Jongin. Pasalnya saat ini sedang ada kakaknya.
"Kau tidak mau mengenalkannya dengan aku Jung?"
Soojung sedikit tergagap saat mendengar pertanyaan Sooyeon.
"Oh... iya ini Jongin, Eonni. Dan Jongin ini adalah kakakku, Sooyeon."
"Saya Kim Jongin."
"Jung Sooyeon, kakak Soojung."
Jongin dan Sooyeon bersalaman sebentar.
"Oh jadi ini yang membuatmu galau sampai-sampai mengungsi di rumahku?" Bisik Sooyeon pada Soojung.
Mendengar hal itu membuat Soojung langsung mendelikkan matanya. Kakaknya ini benar-benar, untung saja dia tidak mengatakan itu di depan Jongin secara langsung.
"Eonni apa-apaan sih," lirih Soojung.
Sooyeon hanya terkikik pelan.
"Oh ya aku hampir lupa, tadi temanku memintaku untuk segera menemuinya. Jadi aku tidak bisa berlama-lama disini. Aku pergi dulu ya," ujar Sooyeon.
"Baiklah," jawab Soojung.
"Aku pergi dulu ya Jongin-ssi."
"Oh iya, silakan."
Sooyeon pun akhirnya meninggalkan adiknya itu dengan Jongin. Dia sudah sangat paham kalau posisinya tidak menguntungkan jika harus tetap disana. Lebih baik pergi daripada hanya menjadi pihak ketiga.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Part ini benar-benar berubah dari alur awal dan menurutku ini lebih baik.
Hope you like the new one.
With Love
missookaa😙
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro