Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

27 (REVISI)

Hyoyeon dan Nyonya Kim sedang menunggu Asher tengah bersiap di belakang panggung untuk penampilan dramanya. Anak itu terlihat tampan dengan setelan pangerannya.

"Halmonie... Imo bagaimana penampilanku?"

Hyoyeon mengacungkan dua jempolnya. "Keponakan Imo sangat keren!"

Asher tersenyum kecil mendengar pujian Hyoyeon, tapi senyuman itu tak bertahan lama. Kini raut wajah Asher berubah penuh kekhawatiran.

"Ada apa Sayang?" Tanya Nyonya Kim yang mengetahui perubahan ekspresi Asher.

"Halmonie... jantungku begitu berdebar, bagaimana ini?" ujar Asher seraya menekan dada kirinya.

Nyonya Kim hanya tersenyum, lalu memegang tangan cucunya itu dengan erat.

"Asher pasti bisa, Asher 'kan sudah latihan begitu keras, jadi Asher harus percaya diri ya," kata Nyonya Kim menyemangati.

"Benar Asher harus terus berpikir positif supaya penampilannya nanti bisa maksimal," sahut Hyoyeon.

Asher mengembuskan napasnya panjang, lalu mengangguk pelan. "Baik Halmonie, Imo. Asher akan berusaha sebaik mungkin untuk penampilan ini."

Nyonya Kim mengelus rambut Asher dengan lembut. "Anak pintar."

"Imo, Halmonie. Appa kapan kesini?"

"Nanti pasti kesini, Asher tenang saja ya," jawab Hyoyeon.

"Asher tenang saja yang penting sekarang Asher bersiap dulu dan jangan lupa untuk fokus pada penampilan nanti, oke?" Nyonya Kim mencoba memberi keyakinan pada Asher.

"Oke!"

Kemudian ketiganya pun berbincang sebentar, lalu tak berselang lama Guru Asher tiba-tiba menghampiri mereka bertiga.

"Permisi."

"Iya," jawab Nyonya Kim.

"Saya ingin memanggil Asher untuk persiapan terlebih dahulu dengan yang lain."

"Oh iya silakan."

"Ayo Asher."

"Halmonie, Imo, Asher persiapan dulu ya."

"Semangat Asher-ah!" Ujar Hyoyeon menyemangati.

'Drrt... Drrtt...'

Hyoyeon merasakan getaran ponselnya dari dalam saku celana. Ia pun segera mengambil ponselnya dan mendapati nama Jongin tertera di layar ponsel.

"Halo."

"Noona dimana?"

"Kau sudah sampai?"

"Iya aku ada di parkiran sekarang. Noona ada dimana?"

"Tunggu disitu sebentar, aku yang akan kesana."

"Baiklah."

Setelah itu Hyoyeon memutuskan panggilan Jongin.

"Ada apa Hyo?" Tanya Nyonya Kim.

"Jongin sudah sampai, Eomma. Dia sekarang ada di parkiran."

"Baiklah ayo kita susul dia sekarang saja karena sebentar lagi penampilan Asher akan dimulai."

Hyoyeon mengangguk sekilas, lalu keduanya pun berjalan beriringan menuju parkiran. Hyoyeon celingukan beberapa kali mencari keberadaan adiknya. Wanita itu menggerutu pelan, kenapa tadi ia tidak bertanya dimana Jongin memakirkan mobilnya pasalnya di parkiran banyak sekali wali murid yang berdatangan. Dan sudah beberapa kali Hyoyeon menelepon Jongin, namun hasilnya nihil, pria itu tidak mengangkat panggilannya.

"Ish kemana anak itu."

"Telepon lagi saja Hyo."

"Sudah Eomma, tapi dia tidak--"

"Eomma, Noona!"

Hyoyeon menggeram pelan saat melihat Jongin sudah berdiri tak jauh dari dirinya dan Nyonya Kim. Namun, ada satu hal berbeda dari Jongin yang membuat kening Hyoyeon mengerut dan mulutnya sedikit terbuka.

"Hyo siapa wanita itu?" Hyoyeon hanya diam saat Nyonya Kim bertanya padanya. Wanita itu masih kaget saat melihat adiknya yang tidak datang sendirian. Jongin datang dengan Soojung! Daebak! Benar-benar mengejutkan sekali adiknya itu.

"Eomma, Noona," sapa Jongin saat sudah berada tepat di depan Eomma dan Noona-nya.

Selama beberapa detik mereka saling berdiam diri. Jongin tahu, pasti Eomma dan kakaknya terkejut karena ia tidak datang sendiri, melainkan dengan Soojung. Noona-nya mungkin sudah tidak asing dengan Soojung, tapi Eomma-nya?

"Oh ya Eomma perkenalkan ini Soojung."

Soojung tersenyum, lalu membungkuk sebentar memberi hormat pada Nyonya Kim dan Hyoyeon. "Anyeonghaseyo."

"Oh iya Anyeong," jawab Nyonya Kim.

Hyoyeon hanya menatap Jongin dan Soojung bergantian. Kini wanita itu menumpukan pandangannya pada sang adik, Hyoyeon seakan memberi kode pada Jongin bahwa; dia harus segera menjelaskan semua yang belum diketahui Hyoyeon. Sedangkan Jongin yang kini tengah ditatap tajam oleh sang kakak hanya mengangkat bahunya acuh. Dan itu membuat Hyoyeon semakin kesal.

"Oh iya Eomma, Soojung ini yang menolong Asher saat Asher tersesat waktu itu," ucap Jongin.

"Wah benarkah?"

Jongin mengangguk.

Nyonya Kim pun segera menggenggam tangan Soojung. "Terima kasih ya Nak Soojung karena sudah menolong Asher waktu dia tersesat kala itu."

Soojung tersenyum tipis. "Iya sama-sama Nyonya," ujarnya. "Dan karena itulah Asher mengundang saya untuk datang melihat penampilannya hari ini."

Nyonya Kim menggeleng pelan seraya terkekeh pelan. "Cucuku itu benar-benar," jawabnya. "Nah, karena sekarang semua sudah datang mari kita langsung saja ke dalam karena penampilan Asher akan segera dimulai."

Nyonya Kim menggandeng Soojung untuk berjalan terlebih dahulu dan meninggalkan Jongin serta Hyoyeon di belakangnya. Hyoyeon pun lantas mengamit lengan Jongin dengan erat.

"Kau harus menjelaskan padaku sejelas-jelasnya tentang hubunganmu dan Soojung."

Jongin mengembuskan napasnya pelan. "Apa yang harus dijelaskan, Noona?"

"Semua."

"Semua sudah jelas 'kan."

Hyoyeon sontak menghentikan langkahnya dan membuat Jongin mau tak mau juga turut berhenti.

"Sudah resmi?"

"Hmm begitulah."

'Buk'

"Yak Noona sakit tahu!" Jongin meringis pelan sembari mengusap bahu yang baru saja dipukul kakaknya itu.

Hyoyeon menyengir kecil. "Nah, begitu sat set sat set beres semua."

Jongin hanya memutar bola matanya malas.

"Kau benar-benar beruntung Jong karena Eomma sepertinya menyukai Soojung."

Jongin mengalihkan pandangannya ke depan, disana ada Eomma dan Soojung yang tengah berjalan beriringan dengan tangan Nyonya Kim yang mengamit lengan Soojung. Mereka berdua terlihat sesekali bersenda gurau. Tanpa sadar Jongin menyunggingkan senyumannya saat melihat itu.

"Bagaimana Tuan Muda Kim, sudahlah jangan lama-lama untuk meresmikan ke jenjang berikutnya sebelum kau jadi duda lapuk."

"Yak!"

Hyoyeon lantas berlari meninggalkan Jongin. Jongin hanya dapat menghela napasnya panjang, kakaknya itu memang senang sekali mengejeknya. Jongin terdiam sejenak, dia kembali menatap ke depan melihat Eomma-nya dan Soojung. Perkataan Hyoyeon benar-benar berhasil membuatnya kepikiran.

Sesampainya di dalam aula mereka berempat segera mencari tempat duduk yang sekiranya strategis. Akhirnya mereka memilih duduk di bangku barisan tengah, tempat ini sangat cocok karena tepat tegak lurus dengan panggung, sehingga dapat menyaksikan penampilan dengan maksimal.

Baru saja Jongin akan duduk di samping Soojung, tiba-tiba Hyoyeon langsung duduk begitu saja di bangku yang ingin diduduki Jongin.

"Yak Noona!"

"Kau duduk disini saja." Tunjuk Hyoyeon pada bangku di sampingnya.

"Tidak mau, aku tadi sudah memilih duduk di sebelah sini Noona."

Kakak beradik itu masih saja adu mulut berebut bangku yang diinginkan. Nyonya Kim hanya dapat mengembuskan napas panjang melihat perdebatan kedua anaknya itu. Ia sempat melirik Soojung sebentar berharap wanita itu memaklumi tingkah Hyoyeon dan Jongin yang kekanak-kanakan.

"Hyoyeon-ah lebih baik kau duduk disini saja di samping Eomma, biarkan bangku itu diduduki oleh Jongin."

"Tapi Eomma--"

Nyonya Kim hanya memberi kode lewat tatapannya agar Hyoyeon berpindah. Hyoyeon berdecak pelan, lalu ia segera beralih ke bangku di samping Nyonya Kim dengan sedikit kesal. Melihat hal itu, Jongin sangat senang, akhirnya dia bisa duduk di samping Soojung. Sepertinya ia harus berterima kasih pada Eomma-nya itu. Eomma saranghae! -batin Jongin.

Mereka berempat menikmati pertunjukan yang ditampilkan oleh Asher dan teman-temannya. Terkadang mereka tertawa melihat tingkah polos anak-anak. Ada yang lupa dialog, ada yang terlalu tegang sampai-sampai menangis tiada henti.

Jongin sesekali melirik Soojung yang terlihat antusias menyaksikan penampilan anak-anak itu. Tak jarang pula Soojung membidikkan kamera ponselnya untuk mengabadikan momen penampilan dari anak-anak itu apalagi saat Asher berlakon. Jongin tak dapat menyembunyikan senyumannya saat melihat setiap gerak-gerik Soojung.

Jongin melirik sekilas ke arah tangan kanan Soojung yang terdiam di lengan kursi. Dengan perlahan Jongin mengarahkan tangan kirinya untuk menggenggam tangan Soojung. Namun, baru saja akan menyentuh, tiba-tiba saja Soojung menarik tangannya untuk bertepuk tangan. Jongin mengembuskan napasnya gusar karena itu. Ia pun kembali meletakkan tangannya di lengan kursi tanpa berniat menggenggam tangan Soojung lagi, mungkin ini memang bukan waktu yang tepat.

Tapi diluar dugaan, tiba-tiba Soojung yang memulai semuanya terlebih dahulu. Setelah selesai bertepuk tangan, wanita itu langsung meletakkan tangannya di atas tangan Jongin, lalu menggenggamnya lembut.

Jongin langsung melirik Soojung penuh tanya. Namun, wanita itu tetap bersikap tenang dengan pandangan fokus ke depan seraya tersenyum kecil. Jongin mengalihkan pandangannya ke tangan mereka yang saling tertaut. Ia pun menyunggingkan senyuman kecilnya, lalu mengelusi punggung tangan Soojung yang lembut dengan pelan.

Satu jam telah berlalu akhirnya pertunjukan pun selesai. Seluruh penonton memberikan standing ovation untuk penampilan luar biasa dari anak-anak mereka. Tak terkecuali juga Jongin, dia bertepuk tangan begitu kerasnya saat melihat Asher beserta teman-temannya membungkuk sebagai salam perpisahan. Setelah semua rangkaian acara telah usai, Jongin segera saja turun dari bangku penonton untuk menghampiri Asher.

"Appa.... " teriak Asher ketika melihat Jongin berlari ke arahnya. Asher pun langsung memeluk erat Jongin.

"Penampilan Asher benar-benar sangat keren," ucap Jongin.

"Ya iyalah 'kan Asher sudah berlatih keras jadi Asher harus tampil sekeren mungkin." Jongin mengusak surai putranya gemas.

"Appa sangat bangga pada Asher." Jongin mengangkat jempolnya.

"Terima kasih, Appa."

Pandangan Asher kini beralih pada Nyonya Kim, Hyoyeon, serta Soojung yang berdiri tak jauh darinya dan Jongin. Anak itu segera saja melepaskan pelukan Jongin dan langsung berlari ke arah Soojung.

"Imo cantik....!!!"

Soojung pun sempat dibuat kaget dengan Asher yang tiba-tiba berlari ke arahnya. Namun, wanita itu dengan tanggap langsung berjongkok untuk menyamakan tinggi Asher. Asher pun dengan sigap langsung memeluk Soojung.

"Ternyata Imo cantik jadi datang."

Soojung mengelusi punggung Asher dengan lembut. "Kan Asher sudah mengundang Imo otomatis Imo akan datang," ujarnya. "Oh ya ini Imo ada bunga untuk Asher. Penampilan Asher benar-benar luar biasa."

Asher menerima buket bunga pemberian Soojung dengan riang. "Wah... Terima kasih Imo cantik." Asher lantas mencium pipi Soojung dengan cepat.

Sejujurnya saja Nyonya Kim sedikit terkejut melihat interaksi cucunya dengan Soojung. Karena ini pertama kalinya Nyonya Kim mengetahui kedekatan antara Soojung dan Asher yang ternyata diluar perkiraannya. Sedangkan Jongin dan Hyoyeon tidak terlalu terkejut melihat kedekatan Soojung dan Asher. Dan karena kedekatan mereka itulah membuat hati Jongin semakin menghangat.

"Baiklah karena penampilan Asher sangat memuaskan khusus hari ini Imo Hyo akan menraktir Asher es krim."

"Yeaayy!!!"

Mereka berlima pun kini telah sampai di salah satu restoran untuk makan sekaligus menyenangkan Asher karena telah sukses akan penampilannya. Awalnya Soojung hendak pulang terlebih dahulu karena merasa tidak enak jika harus ikut makan bersama keluarga Kim. Namun, karena paksaan Asher serta Nyonya Kim akhirnya mau tidak mau Soojung ikut makan.

Kini hanya ada Soojung dengan Nyonya Kim saja di meja. Jongin sedang mengantarkan Asher memesan es krim yang diinginkan anak itu, sedangkan Hyoyeon pamit ke kamar mandi.

"Aku tidak menyangka jika Asher begitu akrab denganmu Nak Soojung." ujar Nyonya Kim memulai pembicaraan.

Soojung tersenyum kecil. "Saya sendiri pun juga tidak tahu kenapa Asher bisa langsung akrab dengan saya, tapi saya sangat senang bisa akrab dengan anak itu."

"Padahal sebenarnya anak itu tidak mudah akrab dengan orang baru makanya saya juga sedikit kaget saat melihat interaksi Nak Soojung dengam Asher."

"Berarti saya ini tergolong orang yang beruntung," jawab Soojung diiringi dengan kekehan pelan.

Nyonya Kim turut terkekeh pelan. "Benar."

Keduanya terdiam sejenak, lalu dengan tiba-tiba Nyonya Kim memegang kedua tangan Soojung. Mendapat perlakuan seperti itu membuat Soojung sedikit terkejut.

"Saya senang ketika Jongin memperkenalkanmu pada saya, Nak Soojung."

Soojung hanya bisa menanggapinya dengan senyuman. Kenapa kini rasanya tubuhnya begitu kaku setelah mendengar ucapan Ibu Jongin barusan.

"Kalian berdua serius Nak?"

"Iya?" Nyonya Kim benar-benar membut Soojung terkejut berkali-kali.

"Hubungan kalian, serius 'kan?"

Soojung menarik napas dalam-dalam. Kini dirinya berada di posisi yang sama sekali tidak menguntungkan. Pertanyaan Nyonya Kim membuat Soojung gugup setengah mati dan mengakibatkan jantungnya berdetak lebih kencang.

"Saya selalu berdoa yang terbaik untuk seluruh anak-anak dan cucu saya. Saya hanya bisa berharap kebahagiaan selalu menyertai mereka." Nyonya Kim tersenyum sekilas. "Dan saat melihat Jongin dan Asher berada di dekatmu, saya merasa Jongin kembali menjadi dirinya yang dulu, penuh dengan senyum dan kehangatan. Apalagi Asher, saya baru melihat cucu saya itu begitu antusias saat menyambutmu tadi."

Soojung masih mencerna setiap perkataan Nyonya Kim. Ia tak menyangka jika respon Nyonya Kim terhadapnya akan mengharukan seperti ini.

"Asher belum pernah merasakan hangatnya pelukan seorang ibu, ia sudah ditinggal oleh ibunya saat ia masih bayi. Namun, saat saya melihatmu memeluk Asher tadi, anak itu bisa tersenyum begitu manisnya. Itu sangat membahagiakan serta... melegakan."

Soojung tidak tahu harus berkata apa, kini dirinya hanya bergeming tanpa berucap sepatah kata apapun.

"Boleh saya minta tolong padamu Nak Soojung."

Soojung serasa kesulitan menelan ludahnya sendiri. Wanita itu masih berusaha mencerna segala ungkapan Nyonya Kim dan mengenai permintaan Nyonya Kim itu berhasil membuat jantungnya berdebar.

"Iya Nyonya?"

"Saya mohon tetaplah bersama anak dan cucu saya. Tolong jangan tinggalkan mereka."

***

Saat ini Jongin dalam perjalanan mengantarkan Soojung pulang. Sepanjang perjalanan mereka tidak banyak bicara karena memang ada Asher yang tertidur sehingga mereka tidak banyak bersuara takut mengganggu tidur Asher. Soojung senantiasa menumpukan pandangannya keluar jendela mobil, memandangi suasana jalanan Kota Seoul ketika malam hari. Semenjak dari restoran tadi, pikiran Soojung penuh dengan perkataan Nyonya Kim. Soojung selalu teringat bagaimana permintaan Nyonya Kim padanya. Beberapa kali Soojung mengembuskan napas.

"Jung...."

Soojung lantas tersadar dari lamunannya saat mendengar Jongin memanggilnya.

"Iya?"

"Sudah sampai."

"Oh sudah sampai ya."

"Ada yang kau pikirkan?" Jongin tak dapat lagi menyembunyikan pertanyaan yang sedari tadi mengganggu dirinya. Pasalnya sepanjang perjalanan Soojung hanya diam dan melamun. Itu membuat Jongin sedikit khawatir.

"Tidak apa-apa."

Jongin menangkup tangan Soojung, lalu mengelusnya lembut. Kemudian Jongin mengelus puncak rambut Soojung pelan. Soojung pun memejamkan matanya sejenak, merasakan kelembutan sentuhan Jongin di surainya.

"Jangan banyak pikiran, Jung-ah."

Soojung tersenyum tipis, lalu mengangguk pelan.

"Iya... aku hanya sedikit lelah saja kok."

"Maaf jika hari ini membuatmu lelah."

Soojung lantas menggeleng cepat. "Tidak Jong, hari ini sangat menyenangkan kok."

"Habis ini langsung istirahat saja ya."

Soojung mengangguk kecil.

"Terima kasih untuk waktunya hari ini Jung."

"Iya sama-sama."

"Ya sudah masuklah."

Soojung mengangguk sekilas, lalu mengalihkan pandangannya pada Asher yang tengah tertidur pulas di jok belakang. Soojung mengulurkan tangannya dan mengelus pipi Asher pelan. Anak itu sedikit terusik, namun tak sampai bangun.

"Baiklah aku masuk dulu ya, hati-hati."

Jongin mengangguk seraya tersenyum kecil.

"Sampai jumpa."

"Jangan lupa mimpikan aku."

Soojung tersenyum kecil mendengar ucapan Jongin.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

To be continued....

Panjang sekali revisiannya ngubah semua pada akhirnya😌


With Love

missookaa😙

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro