2 (REVISI)
Jongin baru saja pulang dari kantornya, kini jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Jongin berjalan menuju rumah keluarga Kim, dari luar rumah tersebut nampak sepi. Jelas saja sekarang sudah malam dan kemungkinan seluruh penghuni rumah telah beristirahat.
Jongin memasuki rumah besar itu dengan langkah gontai, hari ini ia lelah sekali. Meeting yang membutuhkan waktu berjam-jam benar-benar menguras pikiran dan tenaganya.
"Kau sudah tiba?"
Jongin disambut oleh Hyoyeon, kakaknya yang baru saja turun dari tangga.
"Ini bajumu." Jongin menyerahkan bungkusan yang berisi baju pada kakaknya. Hyoyeon mengeceknya sebentar apakah benar yang dibawakan Jongin itu baju yang ia pesan.
"Kau sudah makan malam?" tanya sang kakak, dan dibalas gelengan oleh Jongin.
"Aku akan menghangatkan makanannya, kau mandilah terlebih dahulu."
"Asher mana?" tanya Jongin.
"Dia sudah tidur, kau tau anak itu sangat aktif. Aku benar-benar kewalahan menjaganya."
Jongin tersenyum kecil medengar keluhan dari sang kakak. "Kalau begitu aku akan ke kamar Asher dulu." Hyoyeon hanya mengangguk dan membiarkan Jongin menemui Asher.
Sesampainya di kamar Asher, Jongin melihat putra kecilnya tengah tertidur pulas dengan memeluk guling bergambar iron man-nya itu. Jongin mendekat dan duduk di sisi kasur. Jongin mengelus lembut rambut Asher dengan hati-hati, ia tersenyum melihat putra semata wayangnya itu tidur dengan damai.
Merasa rambutnya dielus, membuat Asher terusik dan akhirnya terbangun.
"Appa."
Jongin tersenyum dan ikut membaringkan tubuhnya memeluk Asher.
"Kenapa bangun, tidurlah lagi."
"Appa kapan pulang?" tanya Asher.
"Baru saja, ayo tidur lagi. Appa akan memelukmu." Jongin memeluk Asher dan mengelus-elus punggung kecilnya.
Hal itu membuat Asher nyaman dan akhirnya tertidur lagi di pelukan Jongin. Jongin tersenyum saat melihat Asher yang sudah kembali tertidur. Lalu Jongin menutupi tubuh Asher dengan selimut hingga ke leher, kemudian diciumnya kening sang putra.
"Selamat tidur jagoan," gumam Jongin.
Banyak orang mengira bahwa Jongin itu single, iya memang ia single, tapi single parent. Tanpa banyak orang yang tahu, Jongin pernah menikah tujuh tahun yang lalu. Ia menikah disaat usianya masih terbilang muda.
Ia menikah di usia muda bukan karena dipaksa oleh keluarga karena ikatan perjodohan, melainkan ia menikah karena sebuah kecelakaan. Mungkin karena pergaulan yang terlalu bebas membuat dirinya lepas kendali dan akhirnya tanpa sengaja melakukan sebuah kecelakaan yang menyebabkan Asher hadir di hidupnya.
Awalnya keluarga Jongin marah besar mengetahui hal tersebut, apalagi ayahnya. Bahkan ayah Jongin berniat menghapus nama Jongin dari daftar keluarga. Namun, hal itu ditentang keras oleh ibu Jongin. Meskipun perbuatan putranya itu sangat mengecewakan, Nyonya Kim tetap berusaha sekuat tenaga agar Jongin tidak diusir dan dihapus dari daftar keluarga.
Dengan usaha keras Nyonya Kim. Akhirnya Tuan Kim pun luluh dan mulai menerima. Kemudian ia pun menyuruh Jongin untuk segera menikahi kekasihnya itu.
Awal pernikahan, Jongin dan istrinya sangat bahagia layaknya pasangan muda di mabuk cinta. Sampai pada akhirnya Asher lahir ke dunia. Seluruh keluarga menyambutnya dengan sukacita, membuat Jongin benapas lega setidaknya keluarganya menerima dengan baik anaknya.
Jongin begitu mencintai istrinya, ia menyanyanginya sepenuh hati apalagi dengan kehadiran Asher menambah kebahagiaan dalam hidupnya. Namun, sayang istrinya yang begitu ia sayangi itu tak lagi merasakan cinta padanya. Ketika Asher berusia satu tahun, istrinya menggugat cerai Jongin.
Hal itu tentu saja membuat Jongin terkejut bukan main pasalnya hubungan mereka baik-baik saja. Tapi kenapa istrinya menggugat cerai dirinya?
Alasan kenapa istrinya menggugat cerai Jongin adalah wanita itu ingin sekolah lagi dan menggapai cita-citanya yang sempat tertunda. Jongin pun sadar, jika semua ini adalah kesalahannya. Jika saja ia dapat mengendalikan perilakunya mungkin saja istrinya itu sudah dapat menempuh pendidikan modelling-nya. Ia sangat tahu bahwa istri tercintanya itu ingin sekali menjadi seorang model. Namun, karena kesalahan yang diperbuat antara ia dengan Jongin membuat istri Jongin harus mengubur impian terbesarnya itu.
Jongin pun tak bisa berbuat banyak saat istrinya menggugat cerai. Ia sudah mencoba memperbaiki pernikahan mereka agar tidak sampai berpisah. Namun, Jongin juga tidak bisa egois mendahulukan kepentingannya tanpa mau memberikan kesempatan istrinya untuk menggapai impian. Dengan segenap hati, ia pun memutuskan untuk mengalah dan pada akhirnya Jongin resmi bercerai dengan sang istri setelah membina rumah tangga selama satu tahun.
Setelah resmi bercerai, istrinya memberikan hak asuh penuh Asher pada Jongin. Pada awalnya Jongin sangat membuka akses istrinya untuk dapat bertemu dengan Asher. Namun, istrinya itu nampaknya tak berniat untuk mengunjungi Asher sekalipun bahkan hingga saat ini. Istrinya itu pun bahkan tak pernah sekalipun menanyakan kabar Asher. Hal itu tentu saja membuat Jongin kecewa, ia tak menyangka jika wanita yang ia cintai itu rela meninggalkan bayi mereka begitu saja tanpa berniat mengunjungi atau sekadar menanyakan kabarnya.
Pada akhirnya Jongin pun menyerah dan tak lagi berusaha menghubungi istrinya itu untuk menemui Asher. Itu sudah keputusan wanita itu, jika memang ia tak mau bertemu baiklah sampai nanti pun Asher tidak perlu bertemu dengan ibu yang sama sekali tidak memedulikannya itu.
"Kau sudah selesai?"
Hyoyeon tengah menyiapkan makan malam untuk Jongin ketika melihat adiknya itu turun dari tangga. Jongin pun menarik salah satu kursi di meja makan dan kemudian mendudukinya.
"Makanlah," ucap Hyoyeon. Jongin hanya mengangguk dan segera memakan hidangan di depannya.
"Noona," seru Jongin tiba-tiba.
"Hemm," jawab Hyoyeon tanpa menatap Jongin, ia terlalu asik dengan ponselnya.
"Terima kasih."
Hyoyeon mengerutkan dahinya samar, lalu menatap sang adik. "Aku tidak salah dengar kan, kau bilang terima kasih untuk apa?"
"Kau sudah menjaga Asher."
Hyoyeon menatap Jongin, dan tersenyum kecil. "Dia kan keponakanku, tentu saja aku harus ikut menjaganya."
"Maaf telah merepotkanmu," ujar Jongin tulus.
"Tidak masalah, asalkan tidak selamanya kau menitipkannya padaku."
Mendengar ucapan Hyoyeon membuat Jongin menaikkan sebelah alisnya.
"Kau harus segera mencari ibu untuk Asher, apa kau masih menunggu wanita tak tau diri itu."
"Noona."
"Kau sudah dewasa Jong, jangan hanya karena dia cinta pertamamu kau tidak bisa melupakannya. Tidak selamanya cinta pertama tidak bisa dilupakan, itu salahmu sendiri yang tidak mau melupakannya."
"Bisakah kau tidak merusak momen makanku, aku paling tidak suka ada yang mendebatku saat aku makan," ujar Jongin kesal. Hyoyeon benar-benar membuat selera makannya sedikit menghilang.
"Aku hanya ingin kau segera cari istri," ucap Hyoyeon dan pergi berlalu meninggalkan Jongin sendirian.
Jongin mengusap wajahnya kasar, karena ucapan Hyoyeon ia jadi tak berselera makan, tapi apalah daya perutnya belum terisi apapun dari tadi siang dengan terpaksa ia memasukkan beraneka karbohidrat itu dalam mulutnya. Di tengaj kegiatan makannya ia teringat sesuatu dan tanpa sadar menyunggingkan senyuman.
"Jung Soojung," gumam Jongin.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be continued....
Mungkin ini pendek ceritanya, ya emang karena sengaja aja biar nanti chapternya jadi banyak wkwk😃
Oh ya sebelumnya mau ngucapin selamat hari Raya idul Fitri bagi seluruh umat islam di seluruh dunia, mungkin ini udah telat ngucapinnya😅. Taqabbalallahu minna wa minkum, mohon maaf lahir dan batin😚
Enjoy👋
With Love
missookaa😙
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro