Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

15 (REVISI)

Ini adalah kesekian kalinya Seulgi mematut dirinya di depan cermin dengan beberapa kali menggonta-ganti pakaian. Hingga membuat seluruh bajunya kini sudah berserakan di lantai. Ternyata tidak Soojung tidak Seulgi sama-sama merepotkan perihal mencari pakaian.

"Astaga Seul apa yang kau lakukan pada kamarku?" pekik Soojung yang baru saja masuk kamar.

"Ini juga kamarku," jawab Seulgi santai.

"Sebenarnya kau ini mau kemana sih? Kurasa sudah hampir setengah jam kau belum menemukan baju yang kau inginkan."

"Aku mau bertemu dengan Chanyeol."

Soojung menghela napas. "Kukira kau mau bertemu dengan siapa, hanya Chanyeol saja."

"Kau juga sama denganku jika mau bertemu Jongin, bahkan kau lebih parah dariku," ucap Seulgi tidak mau kalah.

Soojung terdiam, merasa ucapan Seulgi tidak salah juga.

"Jung bagaimana menurutmu jika aku mengenakan ini?"

Seulgi menempelkan sebuah baju di badannya meminta Soojung menilainya.

"Emm bagus," jawab Soojung tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

Seulgi berdecak sebal. "Kau kan belum lihat."

Soojung mendongak. "Iya Seulgi itu sudah bagus, kau itu sudah cantik dari lahir jadi mau diapakan saja kau tetap cantik."

Seulgi memutar bola matanya malas. "Terserah." 

Setelah hampir menghabiskan waktu setengah jam lamanya akhirnya Seulgi pun sudah bersiap untuk pergi.

"Jung aku berangkat ya," ujar Seulgi.

"He'em, jangan pulang malam-malam."

"Aku tidak janji," ucap Seulgi. Lalu ia kembali mematut dirinya di depan cermin sambil membenahi sedikit make up nya.

"Bye bye Jung."

"Bye hati-hati."

Soojung masih terlalu fokus pada laptopnya melihat beberapa desain gaun yang akan ditampilakn pada acara Seoul Fashion Week nanti, tak berselang lama ponselnya berbunyi menandakan ada panggilan masuk.

"Jongin," gumam Soojung, ia tersenyum tipis saat tahu Jongin yang menelpon.

"Halo"

"Halo, sedang apa?"

"Sedang mengeceki desain-desain gaunku"

"Ini kan weekend, masih saja mengurus pekerjaan"

"Memangnya kenapa kalau weekend?"

"Itu adalah waktu yang tepat untuk berkumpul dengan orang terkasih"

Ucapan Jongin benar juga, Soojung terlalu terpaku pada pekerjaan makanya ia jarang sekali berlibur atau hanya sekadar menghabiskan waktu untuk hangout. Makanya Seulgi pergi berkencan dengan Chanyeol rupanya sekarang malam minggu.

"Jung kau masih disana?"

"Huh, i...iya aku masih disini. Memangnya kau sendiri, apa yang sedang kau lakukan?"

"Maka dari itu aku menelponmu. Bagaimana jika kita pergi keluar?"

Soojung menimbang ajakan Jongin, sebenarnya ia juga sudah jenuh dengan rutinitasnya seminggu ini. Mungkin refreshing sejenak tidak masalah.

"Kemana memangnya?"

"Emm, terserah kau saja yang penting jalan-jalan dan itu denganmu"

"Apa maksudnya?"

"Intinya aku sedang mengajakmu berkencan nona Jung, sekarang  bersiaplah aku akan menjemputmu setengah jam lagi"

Pipi Soojung bersemu merah saat Jongin mengatakan mengajaknya berkencan, astaga ia seperti anak SMA yang baru jatuh cinta.

"Baiklah aku menunggumu"

***

Jongin sudah bersiap, ia mengambil kunci mobil lalu melangkah keluar kamar.

"Ah syukurlah, baru saja aku mau mengajakmu pergi kau sudah bersiap duluan."

Jongin mengerutkan dahinya mendapati kakak perempuannya sudah ada di depan kamarnya. "Noona mau mengajakku kemana?"

"Jaehyuk sebentar lagi ulang tahun, antarkan aku untuk membeli hadiah," ucap Hyoyeon.

"Aku tidak bisa malam ini, besok saja."

"Ulang tahun Jaehyuk itu besok, jika tidak membelinya sekarang lalu kapan lagi."

"Tapi Noona aku benar-benar tidak bisa, aku sudah ada janji, biasanya kau juga pergi sendiri 'kan?"

"Tidak bisa, aku butuh contoh. Postur tubuhmu dan Jaehyuk hampir sama," ujar Hyoyeon.

"Tapi Noona-"

"Appa."

Jongin menoleh disitu ada Asher di gendongan ibunya.

"Ada apa ini?" tanya nyonya Kim.

"Eomma, Jongin begitu jahat padaku. Aku memintanya menemaniku membeli hadiah untuk Jaehyuk, tapi dia tidak mau."

"Tapi aku sudah ada janji Eomma," bela Jongin pada dirinya sendiri.

"Appa mau kemana?" tanya Asher.

Jongin diam, masa iya ia menjawab jika mau berkencan di depan putranya sendiri.

"Appa ada janji dengan tema dan harus pergi sekarang."

"Asher mau ikut Appa."

"Tapi Asher, Appa tidak bisa. Appa nanti akan pulang malam."

Sedetik kemudian Asher menangis kencang, membuat Jongin sedikit kalang kabut.

"Sudahlah Jong, lebih baik batalkan janjimu itu jika tidak terlalu penting. Dan temani aku membeli hadiah dan kita mengajak Asher."

Jongin benar-benar bingung harus bagaimana. Jika ia meninggalkan Asher, Asher pasti akan menangis lagi. Tapi disisi lain ia punya janji dengan Soojung.

"Tapi--"

"Sudahlah Jongin, lebih baik antarkan kakakmu membeli hadiah dan tenangkan Asher," ujar sang ibu.

Jongin bingung harus memilih yang mana.

***

Soojung sudah selesai bersiap, dia tengah menunggu Jongin. Sesekali ia menatap layar ponselnya. Jongin bilang suruh tunggu setengah jam, tapi ini sudah lebih dari setengah jam dan Jongin belum juga datang.

Drrtt... Drrtt...

Soojung tersenyum, melihat ada satu pesan masuk dari Jongin.

From : Mr. Kim

'Maaf Jung, malam ini aku tidak bisa mengajakmu keluar. Tiba-tiba aku ada urusan. Maafkan aku ya'

Soojung melemas, ia kecewa dengan Jongin.

"Dasar Kim Jongin bodoh. Ih kalau tahu seperti ini aku tidak mau repot bersiap-siap," pekik Soojung kesal.

Rasanya Soojung mau menangis saja, ia benar-benar merasa kecewa dengan Jongin yang tiba-tiba membatalkan janjinya secara sepihak.

"Dasar Kim Jongin."

Soojung melempar ponselnya sembarangan, dia langsung membenamkan wajahnya dalam bantal.

"Dia benar-benar menyebalkan, aku benci padamu Jongin."

Soojung memukul-mukul kasurnya, ia butuh pelampiasan untuk kekecewaannya.

Drrtt... Drrtt...

Soojung sudah tak peduli dengan keadaan ponselnya sekarang, ia sudah terlanjur kecewa.

"Masa bodoh dengan Kim Jongin."

***

Jongin memutuskan untuk menemani kakaknya membeli kado sekaligus menenangkan Asher supaya tidak lagi merengek. Sedari tadi Jongin hanya menatap ponselnya, ia sudah mengirim pesan untuk Soojung bahwa ia tidak bisa menepati janjinya. Tapi Soojung tak kunjung membalasnya.

Jongin mengusak rambutnya gusar, jelas saja Soojung tidak membalas pesannya pasti dia sangat kecewa pada Jongin. Jongin mengerang tertahan.

"Kau kenapa sih?" tanya Hyoyeon.

"Tidak apa-apa, tidak penting." jawab Jongin datar.

"Kau marah aku memintamu menemaniku membeli hadiah?"

Jongin hanya diam, dan tidak berniat menjawab. Hyoyeon tau jika adiknya sudah seperti ini, itu tandanya Jongin sedang menahan amarah.

"Appa, jangan marah," Asher memegang tangan Jongin.

Jongin menghela napas sejenak, mencoba menetralisir kemarahannya. Lalu tersenyum pada Asher.

"Appa tidak marah, sini biar Appa gendong." Jongin mengangkat Asher dan menggendongnya.

"Kalau kau memang tidak marah, ya sudah ayo lanjutkan perjalanan," ujar Hyoyeon.

"He'em." Jongin hanya membalasnya dengan deheman.

***

Seulgi dan Chanyeol tengah berjalan-jalan di pusat perbelanjaan, mereka berdua baru saja selesai menonton bioskop.

"Rasanya sudah lama ya kita tidak quality time seperti sekarang," ucap Chanyeol.

"Iya."

"Bagaimana pekerjaanmu?" tanya Chanyeol pada Seulgi.

"Aku begitu sibuk sekarang, aku dan Soojung tengah mempersiapkan diri untuk event Seoul Fashion Week."

"Pasti sangat melelahkan ya?"

"Begitulah."

"Jangan terlalu lelah, kau harus makan dan istirahat yang teratur."

"Iya Sayang," jawab Seulgi sambil memegang lengan Chanyeol manja.

"Kau sendiri bagaimana pekerjaanmu?" tanya Seulgi.

"Baik dan lancar."

"Kau tidak tertarik dengan para pramugari 'kan?" Tanya Seulgi menyelidik.

Chanyeol terkekeh. "Tentu saja tidak Sayang, kaulah satu-satunya pramugari dihidupku," ujarnya.

Pipi Seulgi bersemu merah mendengar ucapan Chanyeol. Entah kenapa Seulgi begitu mudah terpedaya dengan rayuan atau gombalan Chanyeol. Kalau sudah cinta semua terasa indah memang.

"Dasar," ujar Seulgi sambil menepuk pipi Chanyeol. Chanyeol hanya tersenyum.

"Oh ya, aku mau membeli beberapa celana. Aku kekurangan stok, kau mau menemaniku?" pinta Chanyeol.

"Bagaimana bisa kau kekurangan celana, kau memakannya?" tanya Seulgi.

"Tentu tidak Sayang, masa iya aku memakan celanaku sendiri."

"Ya sudah kalau begitu, habis membeli celana kita makan ya," ucap Seulgi.

"Tentu."

Lalu mereka berdua berjalan menuju salah satu toko baju pria di pusat perbelanjaan tersebut. Kemudian mereka berpencar Seulgi memilih-milih beberapa celana untuk Chanyeol, sedangkan Chanyeol pun sama.

Seulgi sudah menemukan satu model celana untuk Chanyeol, ia menoleh kesana kemari mencari keberadaan Chanyeol.

"Kemana dia," gumamnya.

Ketika sedang mencari keberadaan Chanyeol, tanpa sengaja ia melihat seorang pria yang tak asing baginya. Seulgi memicingkan penglihatannya, mencoba memastikan siapa pria itu.

"Bukankah itu-"

Pria tadi menoleh sedikit dan membuat Seulgi melihat wajahnya sekilas. Seulgi terkejut bukan main, ia tahu dengan jelas siapa pria itu.

"Itukan Jongin."

Meskipun baru hanya bertemu sekali, tapi ingatan Seulgi begitu tajam. Seulgi sangat meyakini bahwa pria itu adalah Jongin. Tapi yang membuat Seulgi kaget ialah Jongin pergi dengan seorang wanita dan anak kecil dalam gendongannya.

Seulgi memang tidak terlalu tahu sejauh mana hubungan Soojung dengan Jongin, tapi saat melihat Jongin sekarang kenapa ia jadi takut Jongin akan menyakiti perasaan sahabatnya itu dan Seulgi takut Jongin hanya mempermainkan Soojung. Walaupun belum tahu juga apa hubungan wanita itu dengan Jongin dan tentu saja anak kecil yang ada di gendongan Jongin itu.

Seulgi mengendap-endap mencoba mendekat ke arah Jongin, supaya ia bisa tau lebih jelas untuk memastikan hubungan ketiganya.

"Appa aku lapar."

Seulgi samar-samar mendengar suara anak kecil yang digendong Jongin tadi.

"Anak itu memanggil Jongin, Appa?" tanya Seulgi pada dirinya sendiri.

Seulgi kembali mengintip interaksi Jongin dengan wanita tadi. Kini wanita itu tengah memperlihatkan sebuah jas pada Jongin.

"Jongin menurutmu ini bagus atau tidak?" ujar si wanita itu.

Seulgi menajamkan pendengarannya. Seulgi bersembunyi di gantungan beberapa baju, supaya tidak ketahuan.

"Iya bagus, bisakah cepat sedikit Asher sudah lapar dari tadi," ucap Jongin buru-buru.

"Iya... Iya kalau begitu aku ke kasir dulu," ucap si wanita.

Sebelum wanita itu pergi Seulgi mengeluarkan ponselnya.

Ckrik... Ckrik... Ckrik...

Seulgi memotret Jongin yang tengah menggendong anak laki-laki tadi dan tentu saja wanita yang ada di sampingnya itu.

Setelahnya Seulgi pun menjauh meninggalkan mereka dan ia segera membuka hasil potretannya tadi.

"Aku tidak menyangka, bagaimana reaksi Soojung saat tau jika Jongin.... "

"Aku tidak akan membiarkan sahabatku bersama dengan orang yang salah," gumam Seulgi yakin.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

To be continued....

Jongin tercyduqq😅, jangan lupa vomment ya guys, satu bintang kalian sangat berarti bagi saya...
Itu salah satu semangat buat saya, semangatin saya reader tanpa kalian cerita ini gak mungkin jalan...

With Love

missookaa😙

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro