14 (REVISI)
Sesuai dengan janjinya tadi pagi, kini Jongin sudah dalam perjalanan menuju sekolah Asher. Ia menjemput Asher dari sekolah, dan kemudian mengajak Asher jalan-jalan ke Lotte World.
Jongin sudah menanggalkan jas dan dasinya sedari tadi, sekarang ia hanya mengenakan kemeja putih dan melipat kedua lengannya supaya terlihat lebih santai.
Untungnya jadwal Jongin siang ini tidak terlalu padat dan pekerjaannya pun sudah selesai. Jadi, ia bisa pergi jalan-jalan dengan tenang. Lagipula masih ada Sehun yang bisa diandalkan untuk mengurus pekerjaan yang lain.
Jongin memakirkan mobilnya di tempat parkir sekolah Asher, suasana masih cukup sepi karena memang jam belajar masih berjalan kemungkinan sebentar lagi waktu pulang akan tiba. Sembari menanti kepulangan Asher, Jongin pun menggunakan waktunya untuk menghubungi Soojung.
To : Soojungie💕
'Sedang apa?'
Send
Semenjak pergantian status keduanya. Secara otomatis Jongin langsung mengubah nama kontak milik Soojung. Bagaimana imut kan?
Jongin mengetuk-ngetukkan jarinya di kemudi, ia bersenandung kecil. Sekitar lima menit ia tak mendapat balasan dari Soojung.
"Apa dia sedang sibuk ya," gumam Jongin. Padahal masih juga lima menit tidak dibalas, tapi itu berhasil membuat Jongin overthinking.
To : Soojungie💕
'Jung...'
'Kau masih sibuk ya??'
'Siang ini kita tidak bisa makan siang bersama, maaf ya"
Jongin masih setia menunggu balasan dari Soojung. Tapi sepertinya tidak ada tanda-tanda Soojung segera membalas. Sepertinya wanita itu memang sedang sibuk.
'Teett... Teett... '
Jongin mendengar bel pulang sekolah Asher telah berbunyi. Ia pun segera menyimpan ponselnya dalam saku, lalu ia keluar dari mobil agar Asher bisa menemukan dirinya.
Jongin tersenyum saat melihat putranya yang berlari sambil memegangi ranselnya.
"Appa....!!! "
Jongin merentangkan tangannya lalu membawa Asher ke dalam gendongannya.
"Sudah siap jagoan?"
Asher mengangguk semangat.
"Baiklah kita berangkat sekarang, Let's go..."
"Let's go..." tiru Asher.
***
"Rapat kali ini cukup sampai disini, terima kasih. Kalian boleh istirahat sekarang," ucap Soojung.
Lalu seluruh pegawai membereskan barang-barang mereka dan setelahnya satu per satu meninggalkan ruang rapat.
Seulgi menghampiri meja Soojung. "Kau makan siang dengan Jongin?" tanyanya.
"Entah, aku belum mengecek ponselku sedari tadi," jawab Soojung.
Soojung pun segera mengambil ponsel dari dalam saku jasnya. Ia melihat ada beberapa pesan dari Jongin.
From : Mr. Kim
'Sedang apa?' -11.55 a.m
'Jung...' -12.00 p.m
'Kau masih sibuk ya??' -12.05 p.m
'Siang ini kita tidak bisa makan siang bersama, maaf ya' -12.06 p.m
"Aku tidak makan siang dengan Jongin," ujar Soojung pada Seulgi.
Seulgi tersenyum, "Kita makan siang diluar ya..." ajak Seulgi.
Soojung berpikir sejenak, lalu ia mengiyakan ajakan Seulgi.
"Kalau begitu ayo kita pergi sekarang." Seulgi menggandeng tangan Soojung dan mengajaknya keluar.
"Aku ingin makan kimbab," ujar Seulgi.
"Terserah kau saja." Soojung hanya menurut pada Seulgi.
Akhirnya keduanya memilih salah satu restoran yang tak jauh dari butik yang menjual kimbab.
Mereka memilih tempat duduk di dekat jendela kaca restoran tersebut. Seulgi pergi memesan makanan dan Soojung sibuk memainkan ponselnya.
To : Mr.Kim
Maaf aku baru selesai rapat
Iya tidak apa-apa
Kau sedang apa?
Jangan lupa makan siang
Send
Soojung meletakkan ponselnya di meja, tak berselang lama Seulgi kembali menghampiri Soojung.
"Sudah pesan?" tanya Soojung.
Seulgi mengangguk.
"Tumben sekali kau tidak makan siang dengan Jongin?" tanya Seulgi.
"Mungkin dia sibuk."
Lalu keduanya hening dan memainkan ponselnya masing-masing hingga pesanan mereka tiba.
"Oh ya tadi kau belum menjawab pertanyaanku 'kan?" ucap Seulgi membuka pembicaraan.
Soojung mengerutkan dahinya samar, "Pertanyaan yang mana?" tanya Soojung.
Seulgi mengerucutkan bibirnya, "Sudah kuduga jika kau pasti melupakannya."
"Maaf aku benar-benar lupa Seul."
"Ya... Ya aku paham."
"Baiklah aku akan menjawab seluruh pertanyaanmu, jangan marah lagi," bujuk Soojung.
Seulgi hanya diam dan memakan kimbabnya. Soojung merasa bersalah, bukannya ia berniat melupakan tapi memang ia benar-benar lupa dengan pertanyaan Seulgi.
"Aku minta maaf Seul, aku sama sekali tidak ingat pertanyaanmu."
'Drrtt... Drrtt... '
Soojung menoleh kearah ponselnya, rupanya Jongin menelpon. "Aku angkat telpon dulu," pamitnya pada Seulgi.
"Halo"
"Halo"
"Ada apa?"
"Sudah makan siang?"
"Sudah"
"Dengan siapa?"
"Dengan Seulgi"
"Maaf ya tidak bisa menemanimu makan siang"
"Tidak apa, kau sedang apa sekarang?"
"Sedang bertelpon denganmu"
Soojung memutar bola matanya. "Bukan itu maksudku, kau sudah makan siang?"
"Belum"
"Kenapa belum, kau harus segera makan siang"
"Iya nanti aku akan makan siang"
"Jangan sampai lupa"
"Kau khawatir eh?"
"Tidak juga, aku hanya mengingatkanmu. Jangan sampai lupa makan itu saja"
"Itu tandanya kau khawatir"
"Terserah"
"Appa... Aku mau naik itu"
Soojung mengerutkan dahinya, Jongin sedang bersama siapa suaranya seperti anak kecil.
"Kau dengan siapa Jong?"
"Maaf Jung aku akhiri dulu ya telponnya, sampai jumpa"
"I... Iya"
Soojung menatap ponselnya, ia terlihat sedang berpikir, "Ada apa dengan Jongin?" gumamnya.
Lalu ia pun segera kembali ke mejanya tadi menemui Seulgi. Soojung melihat Seulgi yang tengah asyik memainkan ponselnya.
"Kau masih marah?" tanya Soojung.
Seulgi hanya diam dan kembali memakan kimbabnya.
"Kau menyebalkan." Soojung hendak meninggalkan Seulgi tapi keburu tangannya dicekal oleh Seulgi.
"Aku tidak marah kok, hanya saja aku merasa kesal karena kau selalu melupakan janjimu padaku," ujar Seulgi.
"Aku kan sudah minta maaf, tapi kau tidak memaafkanku."
"Iya aku memaafkanmu, lain kali jangan sampai melupakannya lagi," ucap Seulgi.
Soojung mengangguk. "Memangnya apa yang kau tanyakan tadi?"
"Bagaimana hubunganmu dengan Jongin, dan bagaimana kau bisa mendapatkan kalung itu?"
"Oh rupanya itu, begitu saja kau sampai kesal padaku."
"Kau memang selalu membuatku kesal," ucap Seulgi seraya menyantap kimbabnya.
Soojung tersenyum tipis. "Aku bingung mulai darimana ceritanya."
Seulgi meletakkan sumpitnya dan melipat tangannya di atas meja. "Aku akan mendengar semua dari awal."
Soojung menghembuskan napas pelan. "Baiklah, kita berdua sudah memulai hubungan yang lebih serius."
"Wow, kau serius Jung?" tanya Seulgi.
"Aku hanya mencoba untuk yakin," jawab Soojung lalu menyesap matcha tea nya.
"Kapan-kapan kita harus melakukan double date, kau dengan Jongin dan aku dengan Chanyeol," ujar Seulgi antusias.
Soojung hanya tersenyum kemudian mengangguk.
"Apa kalung itu, Jongin yang memberikannya?" tunjuk Seulgi ke arah leher Soojung.
"Iya."
Seulgi bertepuk tangan kagum. "Boleh aku memegangnya?"
Soojung mendekat ke arah Seulgi mempersilahkannya memegang kalungnya.
"Wah daebak, ini berlian sungguhan. Astaga Jung aku iri padamu."
"Kau selalu saja berlebihan," ucap Soojung.
Seulgi cemberut sebal. "Aku benar-benar iri padamu, Chanyeol saja tak pernah memberiku barang mahal. Bahkan hanya sekedar mentraktirku makan."
Soojung menaikkan sebelah alisnya. "Kau pasti bercanda, bukannya kau selalu dibelikan tas keluaran terbaru oleh Chanyeol? Bahkan lemari di kamar kita sudah penuh dengan koleksi tas dan sepatumu," ujar Soojung.
Seulgi semakin menekuk wajahnya. "Keluaran baru apanya? Semua itu imitasi."
Soojung terkekeh. "Setidaknya Chanyeol masih mau membelikanmu, daripada tidak sama sekali. Kau harus banyak bersyukur."
"Ya... Ya terserahmu sajalah."
***
Jongin dan Asher masih berkeliling Lotte World menjajali semua wahana yang ada di sana. Asher begitu antusias mencobai semua wajan sedari tadi ia menarik lengan Jongin untuk pergi ke tempat yang diinginkannya.
Setelah menghabiskan waktu hampir satu jam lamanya. Akhirnya Jongin mengajak Asher makan siang terlebih dahulu. Jika tidak begitu Asher akan terus meminta naik wahana dan melupakan makan siangnya.
"Asher sangat senang sekali, kapan-kapan kita kesini lagi ya Appa."
"Tentu saja Sayang." Jongin mengusak rambut Asher sayang.
"Cepat habiskan makan siangmu setelah itu kita pulang," ucap Jongin.
Asher merengut, sebenarnya ia masih ingin berlama-lama disini tapi apalah daya ia juga mengerti jika ayahnya masih harus bekerja.
"Baiklah," jawab Asher lirih.
"Appa janji akan membawamu ke tempat yang lebih asyik lagi selain disini."
"Benarkah?" tanya Asher dengan mata berbinar.
Jongin mengangguk. "Tentu."
"Yeay, asyik... " ucap Asher kegirangan.
Jongin pun ikut senang jika putranya senang. Sesaat kemudian ia teringat saat ia telponan dengan Soojung tadi. Ia takut jika Soojung berpikiran aneh-aneh, pasalnya Soojung pasti mendengar suara Asher yang berteriak padanya tadi.
"Semoga dia tidak curiga" Jongin membatin.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Masih ada yang inget cerita ini? /nggak/😅
Ngeri juga ya kalo gak ada yg inget, kalo lupa ya coba baca dari awal lagi nanti juga inget.
Kalo ada yang nungguin cerita ini, maafin aku ya soalnya updatenya lamaaaaaa baaanggeeeett😆
Maklumlah udah kelas akhir jadi jadwalnya padet ama tugas belum lagi sekarang sekolahnya fullweek, ngeri banget gak sih. Baru pulang, tidur terus bangun-bangun udah mau sekolah lagi...
Udah dibaca aja, kalo bagus dilanjutin kalo nggak ya dibaca aja terus nanti juga suka sendiri😁
With Love
missookaa😙
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro