Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Beautiful Destiny - chapter 8

Jenna bangun dengan perasaan damai. Dia bergegas mandi dan berencana akan membuatkan sarapan untuk Andrew, sebagai ucapan terima kasihnya karena telah menyadarkan Jenna. Mama dan om Pram sudah berangkat tadi pagi, ada reuni dengan teman-teman SMA mereka. Lusa, Jenna akan kembali ke Jakarta dan melanjutkan hidupnya disana. Perasaannya kini lebih tenang, selain sudah bisa memaafkan ayahnya, Jenna juga senang, mama tidak lagi kesepian dan sendirian sekarang. Sudah ada om Pram yang akan menemani mama sampai akhir hidupnya. Pernikahan mereka mungkin akan dilaksanakan sekitar satu bulan lagi.

"Kejutan apa pagi ini bisa melihatmu sibuk di dapur.." Andrew turun dari tangga sambil menyunggingkan senyum lebarnya.

"Duduklah..aku membuatkanmu sarapan. Nasi goreng special ala Jenna." Jenna balas tersenyum sambil menghidangkan sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi diatasnya. Percayalah, dari baunya saja Andrew hampir meneteskan air liurnya. Jenna mengambil orange juice dari lemari es dan menuangkan untuk Andrew dan untuk dirinya. Sekarang mereka sudah duduk berhadapan di meja makan. Andrew mulai menyuap dan membelalakkan matanya.

"Astaga Jenna..ini benar-benar enak."

Jenna tersipu, "Biasa saja Drew, itu hanya nasi goreng biasa.."

Andrew mengangguk-anggukan kepalanya sambil menatap Jenna, "Jika saja kau bukan calon adikku, aku akan langsung melamarmu menjadi istriku.."

Hening sesaat. Jenna langsung menunduk, wajahnya memerah mendengar perkataan Andrew tadi. Sementara Andrew langsung berpura-pura sibuk dengan makanannya.

Apa yang barusan di ucapkannya? Bahkan Andrew merutuk dirinya sendiri.

Andrew berdehem mencairkan suasana.

"Kau sudah mandi? Aku akan mengajakmu pergi ke suatu tempat.."

Jenna mengerutkan keningnya, sepertinya semua tempat wisata sudah mereka kunjungi. "Kita akan kemana lagi?"

"Ikut sajalah..nanti kau akan tahu.."

Andrew membawa piringnya dan piring Jenna ke dapur dan mencucinya. Jenna bergegas ke kamar dan bersiap-siap untuk perjalanan mereka hari ini.

***

Jenna menatap Andrew bingung ketika mereka menuju ke tempat yang tidak pernah sekalipun Jenna pikirkan. Andrew membawanya ke sebuah taman pemakaman umum. Dan Jenna ingat ia pernah kesana saat dirinya kecil, saat ayahnya di makamkan. Ya. Ini adalah tempat ayahnya bersemayam. Mau apa Andrew membawa dirinya kesini?

Setelah Andrew memarkir mobilnya, mereka tetap di dalam mobil.

"Apa maksudmu membawaku kemari?"

Jenna bertanya dingin.

"Mengunjungi makam ayahmu.."

Andrew menjawab santai.

Jenna bernafas dengan keras, dia membalikkan badannya agar bisa berhadapan dengan Andrew.

"Kau kira kau siapa bisa mengatur apa yang harus aku lakukan! Demi Tuhan Andrew kita baru kenal hitungan hari dan kau sudah melakukan hal-hal yang kau pikir kau sudah mengenalku seumur hidup.."

Andrew balas menatapnya tajam, "Turunlah dulu, temui ayahmu, dan bicara kepadanya apa yang tidak pernah sempat ia dengarkan. Ungkapkan kebencianmu dan traumamu padanya. Aku mungkin baru mengenalmu kemarin Jenna, tapi aku peduli padamu. Aku akan menyeretmu jika memang itu baik untukmu. Kau tidak akan jadi apa-apa selama masih menyimpan dendam itu.. tolonglah dirimu sendiri Jenna.."

Jenna terdiam. Tidak pernah ada orang bicara sebaik Andrew bicara padanya, pria ini selalu tahu bagaimana caranya agar pintu hati Jenna terbuka sedikit demi sedikit. Andrew keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Jenna. Sementara Jenna masih menatap nanar pada jari jemarinya yang saling bertaut di pangkuannya.

Andrew mengulurkan tangannya, "Aku yakin, kau masih ingat tempatnya. Aku akan menunggu disini dan memberi waktu untukmu."

Jenna menerima uluran tangan itu dan turun dari mobil. Dia berjalan dan berjalan, sementara Andrew mengamatinya dari kejauhan.

Jenna tidak perlu mencari, dia masih hafal bahkan sangat hafal dengan jalan yang ada di depannya. Sampai pada akhirnya dia sampai di suatu makam yang sangat indah, mama membuat makam ini begitu bagus untuk ayah. Rumputnya sudah dipangkas dan ada taburan bunga di atasnya. Di batu nisannya tertulis nama ayahnya dan tanggal kelahiran juga tanggal saat dia pergi. Belum apa-apa, tetapi Jenna sudah menitikkan air mata. Dia duduk di undakan makam ayahnya dan mulai bicara.

"Ayah..apa kabarmu disana? Aku berharap ayah sama baiknya dengan kami disini."

Jenna mulai mengusap air matanya. Kata-katanya bergetar.

"Aku takut ayah, setiap malam aku bermimpi mendengar teriakan ayah dan suara pukulan ayah pada mama. Aku takut setiap harinya jika berhadapan dengan seorang pria, aku takut dia sama seperti ayah. Mengapa ayah tega melakukan ini pada mama? Padaku? Aku membencimu ayah, sangat membencimu. Aku berharap aku tidak punya seorang ayah sepertimu. Namun yang lebih buruk dari itu adalah aku merindukanmu juga. Aku merindukan saat-saat dimana ayah masih baik padaku dan mama."

Jenna menghentikan kata-katanya untuk meredakan emosinya.

"Sebulan lagi mama akan menikah. Aku harap ayah ikut berbahagia untuknya, dia adalah mama yang paling hebat karena masih mencintai ayah seburuk apapun ayah memperlakukannya. Aku sudah memaafkanmu ayah. Aku akan melupakan apa yang pernah kau lakukan pada kami. Dan satu hal lagi yang tidak pernah kau tahu sampai kau pergi, bahwa aku menyayangimu ayah. Sangat amat menyayangimu.."

Jenna jatuh menunduk, mencium tanah makam ayahnya. Menangis terisak-isak, pertahanan emosinya hancur sudah. Andrew yang berdiri di belakangnya menatap Jenna yang menangis dengan hati yang sama hancurnya. Dia menyayangi wanita ini. Dia menyayangi Jenna dan tidak tahan melihatnya seperti ini. Andrew berjalan mendekat kepada Jenna dan berjongkok di sampingnya, memegang bahu Jenna dan memeluknya erat. Jenna melampiaskan tangisannya di dada bidang Andrew. Mereka hanya saling memeluk tanpa berkata-kata. Langit berubah mendung seakan tahu kesedihan yang Jenna rasakan.

------------------------------------------

haai,

sebetulnya saya agak bingung kelanjutannya Andrew-Jenna gimana. jadi maaf ya kalo nanti postingnya agak lama, aku cari inspirasi dulu..

tapi eh tapi kalo banyak yang vote+comment pasti inspirasinya lebih cepet dateng..hihi...

trimikisi ya readers :*

Love,

Vy

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro

Tags: