SUNBURN
Met baca kawand kawand reader :*
...
"Waduh, panas panas begini kena hukum.."
Suara riuh bisik bisik terdengar dari dalam kelas. Bukan hanya dari lantai 1. Lantai 2 dan 3 juga begitu. Pasalnya Mereka tengah melihat dari jendela kelas sosok sosok murid yang kini berdiri ditengah lapangan sembari mengangkat tangannya membentuk sikap hormat kepada bendera. Mereka terlihat kepanasan. Karena memang ini siang hari dan matahari tepat diatas.
Ennoshita yang berusaha fokus dengan apa yang ada dibuku pelajaran kini mengerenyit sebal. Nampaknya terganggu akibat riuh kelas. Guru pun sedang tidak mengajar sekarang karena ada rapat mendadak tadi.
"Enn."
Seseorang menghampirinya. Itu Jean. Teman sekelasnya, yang kini menatapnya heran. Dia duduk disampingnya. Sembari pura pura penasaran dengan apa yang dibaca Ennoshita. Ennoshita mendengus. Dia menutup buku. "Apa? Lu kesini bukan cuma buat ngeliatin doang kan?"
Mendengar tebakan Ennoshita Lelaki itu pun terkejut. Dia terkekeh canggung. Lalu kini berbicara jujur padanya. "Jadi gini. Lu gak tau siapa yang dihukum ditengah lapangan kek ikan asin dijemur?"
Ennoshita menaikan alis. "Siapa?"
"Ya Tanaka Ama temennya lah."
Semakin mendengarnya Ennoshita semakin kesal. Dia membuang muka, yah sebenernya juga dia sudah tau. Hanya saja untuk masalah ini Ennoshita berharap dirinya tak ambil pusing. "Ya yaudah lah, dia juga ngeyel ikutan Tawuran segala. Itu konsekuensinya."
Mendengar itu Jean terkejut bukan main. Baru kali ini Ennoshita bodo amat apda sahabat sendiri. Tapi Jean pun tak berbicara lebih banyak karena ia sendiri tak tahu apa yang lelaki suatu hitam itu pikirkan.
"Jadi salah dia ya?" Tanya Jean. Ennoshita mengangguk tenang. "Iya lah."
"Terus gimana? Lu peduli?"
"Kan udah gua bilang itu konsekuensinya. Gua gak bakal bantuin. Titik."
.
.
.
Bohong.
E
nnoshita sudah ada di UKS begitu bel pulang sekolah terdengar. Tentunya karena siapa lagi kalau bukan Tanaka. Saat tau dari yang lain Tanaka terlihat terluka akibat hukuman nya ia buru buru menemui lelaki nakal itu.
"Ini gua kasih es. Tapi minum air biasa dulu biar gak sakit. Badanlu kepanasan kan gara gara kena matahari terik begitu?"
Ennoshita menempelkan kain dingin di Kulit Tanaka yang memerah akibat sinar matahari yang membakar kulitnya. Hanya Sunburn. Tapi rasanya ini sangat serius begitu Tanaka mengeluh kepanasan dan gatal dipunggungnya. Apalagi begitu membuka seragam dan menemukan banyak ruam disana.
Tanaka menghela nafas. Dia tidak tahu kalau dijemur bisa membuatnya seperti ini. Mungkin tadi itu sial. Apalagi Matahari memang sedang terik teriknya. Dia mengambil air itu dan meminumnya. Rasa lega terasa. "Haah.. Tadi kok rasanya kayak kebakar begitu ya?"
Ennoshita meliriknya. "Namanya juga Kebakar Matahari. Sunburn ya begitu lah."
Saat ini mereka ada di ruang UKS. Ennoshita baru mendengar Tanaka ada diruang kesehatan begitu pulang sekolah. Sampai di UKS ternyata Tanaka hanya meringis sendirian disana. Yah, hukuman itu memang terus berjalan hingga sore. Jadi sepertinya luka itu tidak diobati sedari tadi.
Tanaka tiba tiba terkekeh. Membuat Ennoshita berhenti melakukan kegiatannya. Dia kembali melirik Tanaka disana. "Apaan? Stress ya abis kena hukuman bukannya sadar malah ketawa gak jelas begitu?"
Mendengar itu Tanaka mengedikan bahu. Dia kembali terkekeh. "Untung ada lu Enn, gua sih kaga tau kalau ini Sunburn Haha. Baru tau matahari bisa bikin luka."
Ucapan itu membuat Ennoshita kesal. Jadi kesannya malah meremehkan ya? Ennoshita melempar kain dingin di punggung Tanaka dan membuat Tanaka terkejut. Lelaki itu mengelap tangannya.
"Besok besok minta penjaga UKS aja. Lakuin lagi kalau belum kapok." Ujarnya sinis. Sontak mendengar itu Tanaka membelak. Dia berdiri dari duduknya dan mendekati temannya yang marah itu
"Eh, canda canda En.. kemarin tuh kepepet." Ujar Tanaka dengan mengejar Ennoshita. Semakin mendengar kata katanya lelaki itu malah semakin marah. Tentu saja Tanaka hanya membual.
"Mana ada kepepet tawuran. Ryu lu tuh-argh!" Dia mendekat kearah Tanaka yang sulit diceramahi. Lalu dengan segenap tenaga menjewer telinga Tanaka kencang. Yah, itu juga dengan perjuangan dengan berjinjit karena perbedaan tinggi badan mereka.
"Ack! Enn!!" Tanaka meringis dan berusaha melepasnya.
"Rasain!"
Tanaka menatapnya kesal dan memegang pinggang Ennoshita. Merasakan tangan kekar itu ada disana Ennoshita terkejut dan membeku. Dia terdiam sesaat.
Greep!
Tanaka mengangkat Ennoshita dengan mudahnya. Membuat Ennoshita membelak dan ketakutan. Dia memberontak. "H-huwa!! L-lepas Ryu!! Lepas!! Ngajak ribut??!!"
"Hehehe lepas dulu tangannya Chikara." Tanaka berucap jahil. Ennoshita memerah mendidih. Dia melepas tangannya dari telinga milik Tanaka. Lalu mendengus kasar. "Lepas Ryu. Lu gak tau gua marah beneran ya?"
"Hehehehe."
"Ryu!!"
Brak!!
Ennoshita dan Tanaka terkejut begitu pintu terbuka. Mereka menengok kearah pintu yang dibuka paksa. Mereka melihat dokter kesehatan disana.
Dia menghela nafas lelah. Lalu menatap kesal keduanya. "kalian!! Kenapa pintu dikunci segala!?!"
Keduanya membeku. Ennoshita jadi diturunkan oleh Tanaka dan Ia langsung bergerak mundur kebelakang Tanaka begitu melihat keramaian dilorong depan ruang UKS. Suasana canggung terasa.
Tanaka cengengesan merespon. Mungkin keramaian itu terjadi karena mereka berdua berisik dan disangka melakukan hal yang tidak tidak.
"Maaf pak hehe. Saya gak tau itu dikunci."
"Jadi kalian ngapain disini?"
"..."
"N-nganu.. pak.."
"Ryu!"
"Y-ya itu maksudnya ngobatin saya!"
Dan terjadilah pertengkaran (lagi) akibat kelakuan idiotos temanos nya itu.
...
HEHEHE maapin slow update :*
ada pembaca ini buku jalur rekomen tiktok nihhh wkwk.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro